MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Rusdel Syam, Rini Dian Anggraini, Jalinus No. HP.

ABSTRACT. Candra Rian Irawan 1 & Slamet Priyanto 2 1 & 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Lilia Mutiara *) Susda Heleni dan Kartini **) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

Meina Noriyana Guru SMPN 3 Paringin, Kabupaten Tabalong

Budiarti 1 Zuhri.D 2 Sehatta Saragih 3 Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru Telp. (0761)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Dita Tria Putri, Made Sukaryawan, Bety Lesmini Universitas Sriwijaya

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Keywords: Mathematics Learning Outcomes, Cooperative Learning, Numbered Heads, Classroom Action Research.

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 1.1, hlm

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Eka Mayani 1 H. Zuhri D 2 Sehatta Saragih 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES BTN IKIP II MAKASSAR

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

Jurnal PTK dan Pendidikan. Chairunnisa Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.B PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.

Darmawati, Arnentis dan Sri Iryani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

PELAKSANAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN PERAGA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

Syafrida Ali Kepala Sekolah dan Guru IPS SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN MICROSOFT POWER POINT

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Rosdiani SMA Negeri I Sigli Jl. Banda Aceh-Medan, Tijue Kabupaten Pidie Abstrak

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

PENERAPAN PEMBELAJARAN TSTS DENGAN AKTIFITAS WINDOW SHOPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG SISI DATAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 013 GANTING KECAMATAN SALO

PENERAPAN MOTODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

Transkripsi:

50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com Abstract This study aims to determine the improvement of student learning outcomes in the system of linear equations of two variables using Student Team Achievement Division (STAD) type cooperative learning model in class VIII E SMPN 21 Pontianak academic year 2016/2017. Data collection was obtained by direct observation and test. Subjects are students of class VIII SMPN 21 Pontianak with 38 students of students consisting of 16 male students and 22 female students. This classroom action research consists of two cycles. Each cycle stage consists of planning, implementation, observation and reflection. The results of data analysis that replicate the first half of the academic year 2015/2016 shows that students who learn completeness of students has just reached 10.58%. His performance is low. The instruments used in this classroom action research are: (1) Student Activity Observation Sheet; (2) Observation Sheet of teacher teachers in learning activities; (3) Written test (Test Cycle I and Cycle II). Results of learning data from the first cycle to cycle II obtained more than 75% of students who graduated. This study revealed that the use of cooperative learning model STAD can improve student learning outcomes on linear equations system in two variables E class VIII SMP Negeri 21 Pontianak. Keywords: learning outcomes, Student Team Achievement Division (STAD), Systems of Linear Equations in Two Variables (SPLDV) Matematika sebagai ilmu dasar perlu mendapatkan perhatian yang cukup besar karena aktivitas keseharian manusia tidak terlepas dari kegiatan menghitung. Matematika merupakan cabang Ilmu Pengetahuan yang mempunyai peranan sangat penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Matematika juga dapat menjadikan siswa menjadi manusia yang dapat berpikir secara logis, kritis, rasional dan percaya diri. Tetapi matematika sering dikatakan sebagai pelajaran yang sulit dipahami dan sangat menakutkan, baik teori maupun konsep-konsep sehingga menyebabkan prestasi belajar

Meningkatkan Hasil Belajar 51 matematika belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Guru sering kali menghadapi masalah tentang rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian siswa, nilai tugas, dan nilai Ulangan Tengah Semester yang belum sesuai dengan harapan guru dan siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan sekolah yaitu 74. Berdasarkan analisis hasil belajar sebelum penelitian, dari 38 siswa, hanya 4 siswa (10,53%) yang mencapai KKM (KKM yang ditetapkan adalah 74) sedangkan yang tidak mencapai KKM 34 siswa (89,47%) tergolong sangat rendah dengan rata-rata 40,84 jauh dari nilai KKM yang diharapkan. Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 84 dan nilai yang terendah adalah 24, ini menunjukkan jangkauan yang sangat jauh. Pengalaman dan pengamatan penulis sebagai guru matematika di SMP Negeri 21 Pontianak yang telah lama mengajar khususnya pada kompetensi dasar menyelesaikan persamaan linear dua variabel dengan materi pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di kelas VIII, dalam proses pembelajaran seringkali ditemui masalah-masalah sebagai berikut: Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal persamaan linear dua variabel apalagi kalau sudah dikaitkan dengan soal cerita, soal semacam ini memuat kalimat sehari-hari yang perlu diolah terlebih dahulu kedalam model matematika. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung sebagian besar siswa pasif. Selain itu sebagian besar siswa kurang memahami konsep dan sulit mengaitkan materi pelajaran dengan materi yang terkait sehingga nilai yang dicapai tidak memuaskan. Peneliti menyadari banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa, salah satu penyebabnya penyampaian materi pembelajaran masih cenderung bersifat simbolik, kecenderungan ini menyebabkan pemahaman konsep matematika menjadi kurang bermakna. Faktor lain adalah cara guru mengajar yang masih berpusat pada guru. Dari pihak siswa, siswa tidak mau bertanya, tidak mau mengemukakan pendapat dan ragu serta kurang percaya diri terhadap penyelesaian soal yang dikerjakan. Sesekali dalam pembelajaran siswa berdiskusi, tetapi diskusi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hanya siswa yang pandai yang aktif dalam mengerjakan dan menyelesaikan lembar kerja siswa, sementara yang lain hanya mencatat hasil akhir, bahkan ada siswa yang tidak melakukan apapun dalam kegiatan diskusi. Dari paparan diatas, peneliti menganggap perlu untuk menerapkan model pembelajaran dimana guru dapat memperbaiki cara penyajian dalam proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dimana siswa berdiskusi dan bekerja sama bersama-sama temannya untuk menguasai materi pelajaran, siswa yang pandai membantu siswa yang kurang pandai, sehingga diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran, peneliti menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Division

52 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 8 No. 2 Juli 2017: 50-59 (STAD) sebagai sarana penunjang proses belajar mengajar. Penelitian Idayani (2010) menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok meningkat ini terlihat dari siswa yang semula kurang aktif pada siklus I namun lebih aktif pada siklus II. Siswa-siswa yang pandai mulai bisa berbagi pengetahuan dengan siswa yang kurang pandai sehingga siswa secara bersama-sama mencapai ketuntasan dalam belajar. Antusias siswa dalam pembelajaran lebih baik dari pembelajaran yang dilakukan guru sebelumnya. Rochmatin & Gunansyah (2014) menegaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Aspek pengungkapan stimulus, presentasi hasil kerja kelompok, mengungkapkan pendapat merupakan kegiatan yang sangat memacu keaktifan siswa dalam pembelajaran. Peningkatan tersebut menjadikan peran guru sebagai sutradara dalam pembelajaran yang merupakan ranah penting dalam keberhasilan suatu pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD didasrakan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam fase. Fase-fase tersebut disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD Fase Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Kegiatan Guru Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai siswa pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar Fase 2 Menyajikan/ menyampaikan informasi Fase 3 Mengorganisaikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar Fase 4 Membimbing kelompok belajar dan belajar Fase 5 Evaluasi Menyajikan informasi kepada siswa dengan mendemontrasikan atau lewat bahan bacaan Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6 Memberikan penghargaan Sumber : Ibrahim, dkk (dalam Trianto, 2010:71) Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

Meningkatkan Hasil Belajar 53 Menurut Slavin (dalam Idayani, 2010:19) ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu : a. Presentasi atau Penyajian Kelas; merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Penyajian difokuskan pada konsep-konsep materi yang akan dibahas. Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis, atau diskusi. b. Menetapkan siswa dalam kelompok; kelompok merupakan komponen yang paling penting dalam STAD. Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa kelompok atas, dua siswa kelompok tengah dan satu siswa dari kelompok bawah. Kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili dari seluruh bagian dari kelas baik dalam hal akademik maupun jenis kelamin. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling menyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu dan mencetak poin yang tinggi untuk kelompoknya. Ketika mendiskusikan masalah, kerja pada kelompok yang paling penting adalah memperbaiki setiap kekeliruan apabila teman sesama dalam kelompok membuat kesalahan. c. Tes dan Kuis; Tes atau kuis diberikan setelah pemberian materi ajar oleh guru, presentasi kelompok dan latihan dalam kelompok. Para siswa mengerjakan kuis individual. Siswa tidak diperbolehkan saling membantu selama kuis berlangsung. Hal ini menjamin agar secara individual bertanggung jawab untuk memahami materi yang diajarkan guru. Siswa harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan berharga bagi kesuksesan kelompok d. Skor Kemajuan Individu; Setiap siswa diberikan sebuah skor dasar yang dihitung dari rata-rata nilai siswa pada kuis sebelumnya. Skor kemajuan individu bertujuan untuk memberikan tujuan kinerja yang dapat dicapai oleh siswa apabila mereka bekerja lebih giat dan mampu menunjukkan perkembangan yang lebih baik dari kuis sebelumnya. Poin yang disumbangkan siswa pada kelompoknya didasarkan pada beberapa skor kuis mereka melampui skor sadar mereka. Setiap siswa dapat menyumbangkan poin maksimum kepada kelompoknya dalam sistem penskoran ini. Untuk menghitung perkembangan skor individu dapat dilihat pada Tabel 2.

54 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 8 No. 2 Juli 2017: 50-59 Tabel 2. Perhitungan perkembangan skor individu No Nilai Tes Poin Perkembangan 1 Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 5 poin 2 10 sampai 1 poin dibawah skor dasar 10 poin 3 Skor 0 samapi 10 poin diatas skor dasar 20 poin 4 Lebih dari 10 poin diatas skor dasar 30 poin 5 Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar) 30 poin Sumber : Trianto,2010:72 e. Rekognisi kelompok / Penghargaan Kelompok; Penghargaan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan seperti yang terlihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Tingkat penghargaan kelompok Rata-rata Tim Predikat - Tim Baik Tim Hebat Tim Super Sumber : Trianto,2010:72 Dimyati dan Mujiono (2006) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku siswa yang menyangkut domain kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan) yang timbul akibat dari kegiatan belajar yang dilakukan siswa. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa dari test yang diberikan sesudah pembelajaran pada materi SPLDV dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk melihat hasil belajar perlu dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran, peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena dalam pelaksanaannya model pembelajaran koopreatif tipe STAD lebih memudahkan siswa dalam memahami materi yang disajikan guru, siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran karena secara berkelompok siswa dilatih untuk bekerjasama, menghargai pendapat teman dan mengajarkan makna keberagaman kepada siswa. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD).

Meningkatkan Hasil Belajar 55 METODE Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana peneliti mengalami secara langsung objek di lapangan yang meliputi dua siklus pembelajaran, satu tahapan siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi (pengamatan) dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII E dengan jumlah siswa 38 orang yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Pelaksanaan dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Instrumen yang digunakan untuk memberi perlakuan dalam penelitian ini adalah: (1) lembar observasi aktivitas belajar siswa; (2) lembar observasi guru tentang kegiatan guru dalam pembelajaran; (3) tes tertulis ( tes siklus 1 dan siklus 2). Teknik pengumpul data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung yang dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa dan teknik tes hasil belajar. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh pada kegiatan observasi dari setiap siklus, dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam proses pembelajaran kooperatif tipe STAD. Indikator kinerja ini berfungsi untuk mengukur keberhasilan siswa pada proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini berhasil apabila minimal 75% dari jumlah siswa dalam satu kelas dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 74. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran berlangsung terkumpul pada lembar observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, diketahui tingkat keberhasilan yang dicapai baik pada siklus 1 maupun siklus 2. Berikut disajikan hasil analisis yang diperoleh dari lembar observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Tabel 4. Analisis kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru Siklus 1 Siklus 2 Deskripsi Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Terlaksana (%) 81,82% 90,91% 100% 100% Tidak terlaksana (%) 18.18% 9,09% - - Dari tabel diketahui, pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus 1 sudah baik, yaitu pertemuan 2, namun masih ada kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki yaitu pada kegiatan mengarahkan siswa dalam membuat kesimpulan dan memberikan penghargaan kepada siswa. Belum tercapainya hasil yang memuaskan disebabkan guru tidak melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan. Waktu lebih

56 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 8 No. 2 Juli 2017: 50-59 banyak digunakan pada kegiatan mengamati objek dan siswa baru beradaptasi dengan model pembelajaran yang disampaikan guru. Sedangkan pada silkus 2 baik dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 guru sudah melaksanakan semua tahapan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada model kooperatif tipe STAD. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD peningkatan skor individu menentukan skor kelompok. Skor kelompok dihitung dengan mencatat tiap poin kemajuan setiap tim yang diperoleh dari skor dasar dan skor individu yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Setiap siswa mengalami peningkatan skor perkembangan kelompok. Kelompok terbaik pada siklus 1 adalah kelompok tiga dengan jumlah skor perkembangan 90 dengan rata-rata skor kelompok 22,5, tergolong kelompok hebat, sedangkan pada siklus 2 semua kelompok sudah mengalami peningkatan dalam skor individu yang tentunya akan berdampak pada peningkatan skor perkembangan kelompok dengan rata-rata skor kelompok 30, tergolong kelompok super. Sedangkan untuk hasil analisis yang diperoleh dari hasil tes siswa setelah tindakan siklus 1 dan setelah tindakan siklus 2 ternyata proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tabel 5. Nilai rata-rata siswa No Deskripsi Jumlah Jumlah Nilai Rata-Rata Siswa Nilai 1 Siklus 1 38 2500 65,79 2 Siklus 2 38 2988,89 78,65 Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa untuk materi Sistem Persaamaan Linear Dua Variabel mengalami peningkatan sebesar 12,86 yaitu nilai rata-rata dari 65,79 pada siklus 1 menjadi 78,65 pada siklus 2. Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil belajar siswa setiap siklus Deskripsi Jumlah Hasil Belajar Siswa Tidak Tuntas (%) (%) Tuntas Siklus 1 38 18 47,37% 20 52.63% Siklus 2 38 29 76,32% 9 23,68% Adapun ketuntasan siswa dalam kegiatan tes hasil belajar untuk siklus 1 sebesar 47,37% sedangkan pada siklus 2 mencapai 76,32%. Dari tabel diketahui persentase siswa yang tuntas mengalami peningkatan. Peningkatan persentase ketuntasan ini terjadi pada siswa-siswa yang tidak

Meningkatkan Hasil Belajar 57 tuntas pada siklus 1 namun mencapai ketuntasan di siklus 2, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru sudah lebih baik dalam membimbing kelompok belajar siswa, siswa-siswa lebih aktif dalam diskusi kelompoknya. Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri 21 Pontianak selama dua siklus penelitian tindakan kelas, dapat lebih jelas terlihat pada Gambar 1. 80 60 40 47.37 52.63 76.32 TUNTAS TIDAK TUNTAS 20 0 23.68 SIKLUS 1 SIKLUS 2 Gambar 1. Persentase hasil belajar siswa setiap siklus Dari Gambar 1 terlihat terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang mencapai KKM 75 sebesar 28,95%. Secara keseluruhan pada siklus 2 telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan siklus 1. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri 21 Pontianak, menunjukkan bahwa tujuan dari penelitian yang diharapkan sudah tercapai. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilaksanakan dalam lima tahapan yaitu : a. Presentasi atau penyajian kelas Sebelum masuk dalam pembelajaran kelompok, pembelajaran kooperatif tipe STAD diawali dengan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Penyajian difokuskan pada konsep-konsep materi yang akan dibahas. b. Kerja kelompok atau tim Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dibentuk dalam 9 kelompok. Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa kelompok atas, dua siswa kelompok tengah dan satu siswa dari kelompok bawah. Kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili dari seluruh bagian dari kelas baik dalam hal akademik maupun jenis kelamin. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling menyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Masingmasing kelompok diberikan lembar

58 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 8 No. 2 Juli 2017: 50-59 diskusi yang berisi beberapa permasalahan mengenai materi yang dibahas untuk dipecahkan secara bersama. Ketika mendiskusikan masalah, kerja pada kelompok yang paling penting adalah memperbaiki setiap kekeliruan apabila teman sesama dalam kelompok membuat kesalahan. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu dan mencetak poin yang tinggi untuk kelompoknya. c. Tes atau kuis Kuis atau tes dilaksanakan setelah presentasi diskusi kelompok oleh masing-masing kelompok selesai. Tes atau kuis bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. d. Skor kemajuan individu Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD peningkatan skor individu menentukan skor kelompok. Skor kelompok dihitung dengan mencatat tiap poin kemajuan setiap tim yang diperoleh dari skor dasar dan skor individu yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Setiap siswa mengalami peningkatan skor perkembangan kelompok. Kelompok terbaik pada siklus 1 adalah kelompok tiga dengan jumlah skor perkembangan 90 dengan rata-rata skor kelompok 22,5, tergolong kelompok hebat, sedangkan pada siklus 2 semua kelompok sudah mengalami peningkatan dalam skor individu yang tentunya akan berdampak pada peningkatan skor perkembangan kelompok dengan ratarata skor kelompok 30, tergolong kelompok super. e. Penghargaan Kelompok Penghargaan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi masingmasing siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dalam hal ini kelompok terbaik adalah kelompok dua dengan predikat kelompok super dengan perolehan skor kelompok 100 dan rata-rata kelompok 25 dan dalam pengerjaan lembar kerja siswa adalah kelompok tercepat dengan nilai 100. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis terhadap data penelitian tindakan kelas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di kelas VIII E SMP Negeri 21 Pontianak. Secara khusus, hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Peningkatan hasil belajar terlihat dari hasil tes setiap siklus, dimana pada siklus pertama persentase siswa yang tuntas 47,37% meningkat sebanyak 28,95% menjadi 76,32% pada siklus kedua. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus 1 sebanyak 18 orang, terjadi peningkatan pada siklus 2 sebanyak 11 orang sehingga menjadi 29 orang siswa. 2) Aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan.

Meningkatkan Hasil Belajar 59 Pada siklus 1 persentase aktivitas guru sebesar 86,37% meningkat menjadi 100% pada siklus 2. 3) Aktivitas siswa dalam diskusi kelompok juga meningkat terlihat dari siswa yang semula kurang aktif pada siklus 1 menjadi lebih aktif pada siklus 2. Siswa-siswa yang pandai mulai bisa berbagi pengetahuannya dengan siswa yang kurang pandai dalam satu kelompok sehingga siswa bersama-sama mencapai ketuntasan dalam belajar. Hal ini terlihat dari perkembangan skor kelompok. Antusias siswa dalam pembelajaran lebih baik dari pembelajaran yang dilakukan guru sebelumnya. Berdasarkan uraian mengenai penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka peneliti memberikan saran-saran kepada peneliti selanjutnya, guru dan sekolah sebagai berikut : 1. Dalam pembelajaran matematika hendaknya bervariasi dan tidak monoton sehingga hasil pembelajaran dapat lebih maksimal. 2. Agar pembelajaran dapat berhasil dengan baik maka seorang guru hendaknya selalu aktif dalam melibatkan siswa selama pembelajaran berlangsung, menarik serta konstuktif agar kegiatan dalam proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan menyenangkan bagi siswa. 3. Guru hendaknya benar-benar menguasai pengelolaan kelas, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, menyampaikan pendapat dan mengembangkan pengetahuan yang seluas-luasnya. DAFTAR PUSTAKA Dimyati & Mujiono. (2006). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Idayani, S. (2010). Meningkatkan hasil belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada Siswa Kelas VIII D SMP N 21 Pontianak. Pontianak: FKIP PONTIANAK (tidak dipublikasikan). Rochmatin & Gunansyah, G. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS kelas IV. Jurnal PGSD, Vol. 2, No. 3, 1-8. Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif, Konsep, Landasan Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana..