CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

DAFTAR PUSTAKA. 5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Denpasar, 27 Desember Penulis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

ABSTRAK. Wulan Yuwita, 2007, Pembimbing I : Onkie Kusnadi, dr., Sp.PD. Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes.

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK

BAB 4 HASIL PENELITIAN

PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

Hubungan Derajat Obesitas dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat di Kelurahan Batung Taba dan Kelurahan Korong Gadang, Kota Padang

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

KORELASI HBA1C DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN Oleh: PAHYOKI WARDANA

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H

1 Fitriyani 2 Murniati Tiho 2 Youla Assa. Bagian Biokimia Universitas Sam Ratulangi Manado

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

AZIMA AMINA BINTI AYOB

HUBUNGAN OBESITAS TERHADAP PENINGKATAN INDEKS RASIO KARDIOTORAKS LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pola Komplikasi Kronis Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RS. Dr. M. Djamil Padang Januari Desember 2012

PREVALENSI RETINOPATI DIABETIKA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP SANGLAH DENPASAR

Profil Pengendalian Diabetes Melitus Tipe 2 Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG.

Hubungan Usia Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Disfungsi Ereksi

Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 Rawat Jalan Di RS Tugurejo Semarang

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

CIRI CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA NODUL TIROID DI POLIKLINIK ENDOKRIN DAN POLIKLINIK BEDAH RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam.

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

HUBUNGAN ANTARA HBA1C DENGAN KADAR HDL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakaan lebih dari 360 juta orang dan diperkirakan akan naik lebih dari dua kali

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara mengingat beban biaya serta morbiditas dan mortalitas yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

PROPORSI INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI RSUP HAJI ADAM MALIK, MEDAN

KADAR HBA1C PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

Transkripsi:

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG Characteristics of Diabetes Melitus Patients with Obesity in Poliklinik Endokrin RSUP dr. Kariadi Semarang JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum RONNY MAHENDRA ADITYA 22010110120002 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2014

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG Disusun oleh: RONNY MAHENDRA ADITYA 22010110120002 Telah disetujui Semarang, 24 Juli 2014 Dosen Pembimbing 1 Dr. dr. Tjokorda Gde Dalem Pemayun, Sp.PD KEMD 195811191989031002 Ketua Penguji Dosen Penguji dr. Muchlis A U Sofro, dr. Banteng Hanang Wibisono, Sp. PD KPTI Sp.PD KP 196303191989011004 195512081983031001

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG Ronny Mahendra Aditya 1, Tjokorda Gde Dalem Pemayun 2 ABSTRAK Latar Belakang Prevalensi diabetes melitus (DM) di dunia semakin meningkat, DM yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) 30 kg/m 2 berisiko terjadinya komplikasi makro dan mikroangiopati diabetika. Tujuan Mengetahui ciri-ciri karakteristik penderita DM dengan obesitas. Metode Penelitian deskriptif menggunakan data sekunder dari catatan medik pasien DM dengan obesitas di Poliklinik Endokrin RSUP dr. Kariadi Semarang selama 2 bulan (Oktober November 2013). Hasil Ciri-ciri karakteristik penderita DM dengan obesitas: perempuan (55,6%), usia 56-60 tahun (22,2% laki -laki dan 16,7% perempuan), berdomisili kota Semarang (88,9%), rata-rata lama menderita DM 5,1 ± 4,3 tahun, rata-rata lama menderita obesitas 4,3 ± 3,1 tahun, kadar gula darah puasa > 126 mg/dl (66,7%), kadar gula darah 2 jam post prandial > 200 mg/dl (66,7%), rata -rata kadar kolesterol HDL 44,0 ± 9,2 mg/dl, rata-rata kadar kolesterol LDL 126,1 ± 25,3 mg/dl, rata-rata kadar trigliserida 139,6 ± 58,5 mg/dl, rata-rata kadar kolesterol total 200,8 ± 28,0 mg/dl. Kesimpulan DM dengan obesitas terbanyak pada perempuan, usia 56-60 tahun, rata-rata lama menderita DM 5,1 ± 4,3 tahun, dan rata-rata lama menderita obesitas 4,3 ± 3,1 tahun Kata Kunci : karakteristik, diabetes melitus, obesitas 1 Mahasiswa program pendidikan S-1 Kedokteran Umum FK Undip 2 Staf pengajar Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Undip, Jl. Dr.Sutomo No 18 Semarang

CHARACTERISTICS OF DIABETES MELITUS PATIENTS WITH OBESITY IN POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR. KARIADI SEMARANG Ronny Mahendra Aditya 1, Tjokorda Gde Dalem Pemayun 2 ABSTRACT Background The prevalence of diabetes mellitus (DM) in the world is increasing, DM with body mass index (BMI) 30 kg/m2 have higher risks for diabetic macro and microangiopathy. Aim To determine the characteristics of patients with DM with obesity. Methods Descriptive study using secondary data from the medical records of DM patients with obesity in Poliklinik Endokrin RSUP dr. Kariadi Semarang in 2 month (October-November 2013). Results Characteristics of DM patients with obesity: women was 55,6%, aged 56-60 years were 16,7% for men and 22,2% women, respectively, mostly residence of Semarang, mean duration of DM was 5,1 ± 4,3 years, mean duration of obesity was 4,3 ± 3,1 years, fasting plasma glucose was > 126 mg / dl, 2 hour plasma glucose was > 200 mg / dl, mean plasma HDL cholesterol was 44,1 ± 9,3 mg / dl, mean plasma LDL cholesterol was 126,1 ± 25,3 mg / dl, mean plasma triglycerides was 139,6 ± 58,6 mg / dl, and mean plasma total cholesterol was 200,8 ± 28,0 mg / dl. Conclusion DM with obesity mostly women, aged 56-60 years, mean duration of DM was 5,1 ± 4,3 years, and mean duration of obesity was 4,3 ± 3,1 years. Keywords characteristics, diabetes mellitus, obesity 1 Undergraduate student of Faculty of Medicine Diponegoro University 2 Lecturer of Internal Medicine s Department Faculty of Medicine Diponegoro University

PENDAHULUAN Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin, maupun keduanya. Jumlah penderita diabetes melitus di dunia semakin meningkat, bahkan diprediksi pada tahun 2030 prevalensi diabetes melitus di dunia meningkat menjadi 4,4%. 2 Prevalensi diabetes melitus di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 1,1%. 3 Sebanyak 47% penderita diabetes melitus di Asia memiliki obesitas. 4 Obesitas merupakan keadaan akumulasi lemak berlebih di jaringan adiposa yang didiagnosis bila ditemukan indeks massa tubuh 30 mg/dl. 1 Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat peningkatan risiko terjadinya komplikasi pada penderita diabetes melitus dengan obesitas bila dibandingkan dengan penderita diabetes melitus, antara lain penyakit kardiovaskular, retinopati diabetik, dan nefropati diabetik. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa penderita diabetes melitus dengan obesitas memiliki risiko 1,49 kali menderita penyakit jantung koroner dibandingkan yang tidak obesitas. 5 Sebuah penelitian di Australia menunjukkan bahwa penderita diabetes melitus dengan diabetes melitus memiliki risiko menderita retinopati diabetik mencapai lebih dari 3 kali risiko pada penderita diabetes melitus tanpa obesitas. 6 Penelitian lain menyebutkan bahwa obesitas sentral juga memiliki pengaruh terhadap albuminuria pada penderita diabetes melitus tipe 2. 7 Belum terdapatnya data mengenai karakteristik penderita diabetes melitus dengan obesitas di RSUP dr. Kariadi Semarang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hal tersebut. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Rekam Medis RSUP dr. Kariadi Semarang pada bulan Mei sampai Juni 2014. Populasi

terjangkau penelitiann ini adalah penderita diabetes melitus dengan obesitas yang dirawat di Poliklinikk Endokrin RSUP dr. Kariadi Semarang. Kriteria inklusi penelitian ini adalah penderita diabetes melitus dengan obesitas yang dirawat di Poliklinik Endokrin RSUP dr. Kariadi periode Oktober November 2013. Cara pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan sampling jenuh yang mendapatkan jumlah subyek penelitian sebanyak 18 pasien. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, domisili pasien, lama menderita DM, lama menderita obesitas, dan hasil laboratorium subyek penelitian yang terdiri dari kadar gula darah puasa, kadar gula darah 2 jam post prandial, kadar kolesterol HDL, kadar kolesterol LDL, kadar trigliserida, dan kadar kolesterol total. Analisis data secara statistik yang dilakukan berupa analisis univariat yang dilakukan menggunakan program komputer. Hasil analisis data ditampilkan dalam bentuk grafik dan tabel. HASIL Persentase (%) 60 50 40 30 20 10 0 Laki-Laki 44.4 Perempuan 55.6 Jenis Kelamin Gambar 1. Distribusi frekuensi penderita diabetes melitus dengan obesitas berdasarkan jenis kelamin Gambar 1 menunjukkan bahwa mayoritas penderita diabetes melitus dengan obesitas merupakan perempuan (55,6%).

25 22.2 Persentase (%) 20 15 10 5 11.11 11.1 5.6 16.7 11.1 5.6 5.6 Laki-Laki Perempuan 0 41-45 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 Usia (Tahun) Gambar 2. Distribusi frekuensi penderita diabetes melitus dengan obesitas berdasarkan usia Gambar 2 menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada rentang usia 56-60 tahun, baik pada penderita laki-laki (16,7%) maupun perempuan (22,2%). Terlihat pula perbedaan rentang usia penderita diabetes melitus dengan obesitas antara laki-laki (51-75 tahun) dengan perempuan (41-65 tahun). Persentase (%) 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 88.9 Semarang 11.1 Luar Kota Domisili Gambar 3. Distribusi frekuensi penderita diabetes melitus dengan obesitas berdasarkan domisili

Gambar 3 menunjukkan mayoritas penderita diabetes obesitas berasal dari kota Semarang sebanyak 88,9%. melitus dengan Tabel 1. Analisis deskriptif lama menderita diabetes melitus dan lama menderita obesitas penderita diabetes melitus dengan obesitass Lama penyakit Minimum Maximum Mean SD Diabetes melitus Lama menderita obesitas 0 0 16 8 5.11 4.33 4..364 3..106 Rata-rata lama penyakit diabetes melitus dan lama penyakit obesitas masing-masing selama 5,1 ± 4,4 dan 4,3 ± 3,1 tahun seperti yang tercantum dalam Tabel 1. 70.0 66.7 Persentase (%) 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 16.7 16.7 <101 101-126 >126 Gula Darah Puasa (mg/dl) Gambar 4. Distribusi frekuensi penderita diabetes melitus dengan obesitas berdasarkan kadar gula darah puasa Gambar 4 menunjukkan bahwa sebagian besar penderita diabetes melitus dengan obesitas memiliki kadar gula darah puasa > 126 mg/dl (66,7%).

70.0 66.7 Persentase (%) 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 22.2 11.1 <145 145-200 >200 Gula Darah 2 Jam Post Pandrial (mg/dl) Gambar 5. Distribusi frekuensi penderita diabetes melitus dengan obesitas berdasarkan kadar gula darah 2 jam post prandial. Gambar 5 menggambarkan bahwa penderita diabetes melitus dengan obesitas mayoritas (66,7%) memiliki kadar gula darah 2 jam post prandial lebih dari 200 mg/dl. Tabel 6. Analisis deskriptif kadar kolesterol HDL, LDL, trigliserida dan kolesterol total penderita diabetes melitus dengan obesitas Minimum Maximum Mean SD Kolesterol HDL Kolesterol LDL Trigliserida Kolesterol Total 25 84 66 160 65 170 300 272 44.06 126.11 139.61 200.83 9.283 25.330 58.575 28.005 Analisis deskriptif pada kadar kolesterol HDL, kolesterol LDL, trigliserida dan kolesterol total penderita diabetes melitus dengan obesitas menunjukkan rata- LDL 126,1 rata kadar kolesterol HDL 44,1 ± 9,3 mg/dl, rata-rata kadar kolesterol ± 25,3 mg/dl, rata-ratkolesterol total 200,8 ± 28,0 kadar trigliserida 139,6 ± 58,6 mg/dl, dan rata-rata mg/dl.

PEMBAHASAN Penderita diabetes melitus dengan obesitas lebih banyak berjenis kelamin perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa jumlah penderita diabetes melitus dengan obesitas lebih banyak pada perempuan. 8,9 Heraclides AM menyebutkan penyebab penderita diabetes melitus dengan obesitas didominasi perempuan karena faktor hormon stres kortisol, dimana hormon kortisol perempuan lebih mudah meningkat pada kondisi stres bila dibandingkan dengan laki-laki. Penderita obesitas cenderung memiliki stress psikososial akibat diskriminasi karena status berat badannya, sehingga ikut menyebabkan peningkatan kortisol. Peningkatan hormon kortisol dapat mengubah sensitivitas tubuh terhadap insulin, sehingga menyebabkan peningkatan risiko diabetes melitus. 10 Mayoritas penderita diabetes melitus dengan obesitas memiliki usia antara 56-60 tahun, baik penderita laki-laki maupun perempuan. Distribusi frekuensi penderita diabetes melitus dengan obesitas menunjukkan bahwa rentang usia penderita perempuan lebih muda bila dibandingkan rentang usia penderita lakilaki. Hal ini dapat disebabkan akibat adanya fase menopause pada perempuan. Carr MC menyebutkan dalam artikelnya bahwa perempuan telah menopause memiliki massa tubuh yang meningkat sehingga meningkatkan kecenderungan memiliki indeks massa tubuh yang obesitas. Selain itu, menopause menyebabkan perubahan distribusi lemak tubuh dari daerah gluteo-femoral menjadi daerah intraabdominal. Penumpukan lemak tubuh di daerah intraabdominal ini dapat menyebabkan penurunan sensitivitas insulin yang dapat berlanjut menjadi diabetes melitus. 11 Rata-rata lama penyakit diabetes melitus penderita diabetes melitus dengan obesitas pada penelitian ini ditemukan selama 5,1 ± 4,3 tahun. Angka ini sedikit berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Eeg-Olofsson K yang menemukan rata-rata lama penyakit diabetes melitus selama 7,7 ± 6,0 tahun. 5 Bila dibandingkan dengan rata-rata lama penyakit obesitas penderita diabetes melitus dengan obesitas pada penelitian selama 4,3 ± 3,1 tahun menunjukkan bahwa rata-

rata penderita diabetes melitus dengan obesitas menderita diabetes melitus terlebih dahulu sebelum menderita obesitas. Distribusi frekuensi penderita diabetes melitus dengan obesitas berdasarkan kadar gula darah puasa dan kadar gula darah 2 jam post prandial menunjukkan bahwa sebagian besar penderita diabetes melitus dengan obesitas masih memiliki kadar gula darah yang tinggi. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa obesitas memperburuk kondisi diabetes melitus karena semakin meningkatkan resistensi insulin. Selain itu tingginya kadar gula darah ini dapat dipengaruhi oleh ketidakpatuhan dalam konsumsi obat anti hiperglikemia oral. 11 Analisis deskriptif kadar kolesterol HDL, kolesterol LDL, trigliserida dan kolesterol total menunjukkan rata-rata masing-masing sebesar 44,1 ± 9,3 mg/dl, 126,1 ± 25,3 mg/dl, 139,6 ± 58,6 mg/dl, dan 200,8 ± 28,0 mg/dl. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kadar HDL dan kadar trigliserida penderita diabetes melitus dengan obesitas berada dalam batas normal, sementara rata-rata kadar LDL dan kadar kolesterol total menunjukkan peningkatan. Penelitian lain oleh Wolf AM menemukan hasil yang sedikit berbeda dimana rata-rata kadar kolesterol HDL dan kolesterol total dalam batas normal, sementara rata-rata kadar kolesterol LDL dan kadar trigliserida menunjukkan peningkatan. 8 Hasil penelitian ini juga berbeda dengan artikel yang disusun oleh Bamba V dan Daniel JR yang menyebutkan bahwa kondisi resistensi insulin dengan obesitas menyebabkan kadar kolesterol HDL menurun dan kadar trigliserida meningkat. 12 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sebagian besar penderita diabetes melitus dengan obesitas adalah perempuan berusia 56-60 tahun dengan rata-rata lama menderita DM 5,1 ± 4,3 tahun dan rata-rata lama menderita obesitas 4,3 ± 3,1 tahun

Saran 1. Diharapkan pengisian catatan medis kedepannya dapat dilaksanakan secara lengkap dan benar, sehingga dapat memberikan data-data yang akurat bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang menggunakan catatan medis sebagai sumber data. 2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik penderita diabetes melitus dengan obesitas dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan variabel-variabel penelitian yang belum diteliti di penelitian ini UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Dr. dr. Tjokorda Gde Dalem Pemayun, Sp.PD-KEMD sebagai dosen pembimbing yang telah banyak banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Muchlis Achsan Udji Sofro, Sp.PD KPTI selaku ketua penguji dan dr. Banteng Hanang Wibisono, Sp.PD-KP selaku dosen penguji, serta pihak-pihak lain yang telah membantu hingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, KM Simadibrata, Setiati Siti (editors). Buku Ajak Ilmu Penyakit Dalam. Interna Publishing, Jakarta: Interna Publishing; 2009. 1865-982. 2. Wild S, Roglic G, Green A, Sicree R, and King H. Global Prevalence of Diabetes : Estimates for the year 2000 and projections for 2030. Diabetes Care, 2004; 27: 1047-53

3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013 4. Pan CY, So WY, Khalid BA, Mohan V, Thai AC, Zimmet P, et al. Metabolic, immunological and clinical characteristics in newly diagnosed Asian diabetes patients aged 12 40 years. Diabetic Medicine, 2004; 21: 1007-13. 5. Eeg-Olofsson K1, Cederholm J, Nilsson PM, Zethelius B, Nunez L, Gudbjörnsdóttir S, et al. Risk of cardiovascular disease and mortality in overweight and obese patients with type 2 diabetes: an observational study in 13,087 patients. Diabetologia, 2009; 52: 65 73 6. Cheung N, Tien YW. Obesity and Eye Diseases. Surv Ophthalmol. 2007 ; 52(2): 180 95. 7. Retnakaran R, Cull CA, Thorne KI, Adler AI, Holman RR. Risk Factors for Renal Dysfunction in Type 2 Diabetes. Diabetes 2006;55;1832-39 8. Wolf AM, Conaway MR, Crowther JQ, Hazen KY, L Nadler J, Oneida B, et al. Translating Lifestyle Intervention to Practice in Obese Patients with Type 2 Diabetes. Diabetes Care, 2004; 27 (7); 1570-6 9. Hollander P, Maggs DG, Ruggles JA, Fineman M, Shen L, Kolterman OG, et al. Effect of Pramlintide on Weight in Overweight and Obese Insulin-Treated Type 2 Diabetes Patients. Obesity Research, 2004; 12; 661-8 10. Heraclides AM, Chandola T, Witte DR, Brunner EJ. Work Stress, Obesity and the Risk of Type 2 Diabetes: Gender-Specific Bidirectional Effect in the Whitehall II Study. Obesity, 2012; 20; 428-33 11. Carr MC. The Emergence of the Metabolic Syndrome with Menopause. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 2003; 88; 2404-11 12. Bamba V, Daniel JR. Obesity and Atherogenic Dyslipidemia. Gastroenterology, 2007; 132; 2181-90