BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Daerah yang ketinggiannya antara m dpl dan suhu C.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. terdapat di Indonesia, baik sebagai tanaman liar maupun sebagai tanaman di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan pembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. banyak varietas dan beberapa cara pengolahanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Magelang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menghasilkan kopi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uji perbandingan. Komparasi juga merupakan salah satu metode penelitian yang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. π = f (Py; Pxi; ;Pzj)

II. TINJAUAN PUSTAKA. input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keadaan lingkungan (agroklimat) yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi

II. TINJAUAN PUSTAKA. 5 Khasiat Buah Khasiat Cabai Merah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja, menghasilkan devisa negara, dan berfungsi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Penentuan Sampel

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menuju kemandirian sebagai daerah otonom tersebut, pemerintah daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN. Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjadi daerah asal padi adalah India Utara bagian timur, Bangladesh Utara dan daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dalam family Rubiaceae dan genus Coffea. Kopi merupakan bahan minuman tidak

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

NILAI TAMBAH PROSES PENGOLAHAN KOPI ARABIKA SECARA BASAH (WEST INDISCHEE BEREDING)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. KERANGKA TEORITIS

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman Kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu komoditi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Tanaman jeruk mempunyai taksonomi sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

beberapa desa salah satunya adalah Desa Yosowilangun Kidul

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan minuman internasional dan digemari oleh bangsa-bangsa di

menghasilkan limbah yang berupa jerami sebanyak 3,0 3,7 ton/ha.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan tumbuh dapat mencapai 12 m. daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang dan ranting-rantingnya. Tanaman kopi umumnya berasal dari benua Afrika dan bukan produk homogeny ada banyak varietas dan beberapa cara pengolahanya. Diseluruh dunia kini terdapat sekitar 4.500 jenis kopi dan dibagi dalam empat kelompok besar, yakni: a. Coffea Canephora, yang salah satu jenis varietasnya menghasilkan kopi dagang Robusta; b. Coffea Arabica menghasilkan kopi dagang Arabika c. Coffea Excelsia menghasilkan kopi dagang Exselsia d. Coffea Liberica menghasilkan kopi dagang Liberika (Bahri, 1996). Tanaman kopi umumnya tumbuh optimum di daerah dengan curah hujan 2.000-3000 mm/tahun. Namun, kopi masih tumbuh baik di daerah bercurah hujan 1.300-2.000 mm/tahun. Bahkan, di daerah bercurah hujan 1.000-1.300 mm/tahun pun kopi mampu tumbuh baik, asalkan diberi mulsa dan irigasi intensif. Tanaman kopi menghendaki sinar matahari yang teratur. Suhu di atas permukaan air laut adalah ± 26 o C dan akan turun 0,6 o C tiap kenaikan 100 m. Kopi arabika tumbuh baik 7

8 pada suhu 10-20 o C. Kopi robusta menghendaki suhu 21-24 o C. Kopi liberika tidak menghendaki suhu tertentu. (Najiyati dan Danarti, 2004 ; Tim Karya Tani Mandiri, 2010) Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun. Mulamula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau cabang reproduksi. Tetapi bunga yang keluar dari kedua tempat tersebut biasanya tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya terbatas, dan hanya dihasilkan oleh tanaman-tanaman yang masih sangat muda. Buah tanaman kopi terdiri atas daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3 (tiga) bagian lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endokarp) yang tipis tetapi keras. (Tim Karya Tani Mandiri, 2010) Tanaman kopi yang dirawat dengan baik sudah berproduksi pada umur 2,5-3 tahun, tergantung iklim dan jenisnya. Tanaman kopi robusta biasnya sudah berproduksi pada umur 2,5 tahun, sedangkan kopi arabika pada umur 2,5-3 tahun. Di dataran rendah biasanya tanaman kopi lebih cepat berbuah dibandingkan di dataran tinggi. Untuk memperoleh hasil bermutu tinggi, buah kopi dipetik setelah matang, yaitu saat kulit buah bewarna merah. Untuk mencapai tahap matang, waktu yang dibutuhkan dari kuncup bunga hingga siap dipetik adalah 8-11 bulan untuk robusta dan 6-8 bulan untuk arabika. Beberapa jenis kopi, seperti kopi liberika dan kopi yang ditanam di daerah basah, pemanenan bisa sepanjang tahun. (Najiyati dan Danarti, 2004)

9 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pendapatan Menurut Soekartawi (1999), biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam proses produksi, dihitung dalam rupiah per satuan luas tanam (Ha). Sedangkan pendapatan dapat dihitung dengan mengurangi nilai output total (penerimaan) dengan nilai input (biaya). Singkatnya adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Persamaan ini dapat ditulis sebagai berikut : Pd = TR-TC Dimana : Pd = Pendapatan TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya Menurut Hermanto (1993), ada beberapa ukuran pendapatan petani yaitu : a. Pendapatan kerja petani (operator labor income); diperoleh dengan menghitung semua penerimaan yang berasal dari penjualan yang dikonsumsi keluarga dan kenaikan nilai inventaris. Setelah itu dikurangi dengan semua pengeluaran baik yang tunai maupun yang tidak diperhitungkan. b. Penghasilan kerja petani (operator farm labor earning); diperoleh dari menambah pendapatan kerja petani ditambah dengan penerimaan tidak tunai. c. Pendapatan kerja keluarga (family farm labor earning); merupakan hasil balas jasa dari petani dan anggota keluarga. d. Pendapatan keluarga (family income); yaitu dengan menjumlahkan semua pendapatan petani dan keluarganya dari berbagai sumber.

10 Dengan kata lain pendapatan dapat juga diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang diterima pekerja, buruh atau rumah tangga, baik berupa fisik maupun non fisik selama ia melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan instansi atau pendapatan selama ia bekerja atau berusaha. Setiap orang yang bekerja akan berusaha untuk memperoleh pendapatan dengan jumlah yang maksimum agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Maksud utama para pekerja yang bersedia melakukan berbagai pekerjaan adalah untuk mendapatkan pendapatan yang cukup baginya, sehingga kebutuhan hidupnya ataupun rumah tangganya akan tercapai. 2.2.2 Teori Pendapatan Dalam ekonomi terdapat dua cabang utama teori, yaitu teori harga dan teori pendapatan. Teori pendapatan termasuk dalam ekonomi makro, yaitu teori yang mempelajari hal-hal besar seperti : - Perilaku jutaan rupiah pengeluaran konsumen - Investasi dunia usaha - Pembelian yang dilakukan pemerintah Menurut pelopor ilmu ekonomi klasik, Adam Smith dan David Ricardo, distribusi pendapatan digolongkan dalam tiga kelas sosial yang utama : pekerja, pemilik modal dan tuan tanah. Ketiganya menentukan 3 faktor produksi, yaitu tenaga kerja, modal dan tanah. Penghasilan yang diterima setiap faktor dianggap sebagai pendapatan masing-masing keluarga terlatih terhadap pendapatan nasional. Teori mereka meramalkan bahwa begitu masnyarakat makin maju, para tuan tanah akan relatif lebih baik keadaannya dan para kapitalis (pemilik modal) menjadi relatif lebih buruk keadannya (Sumitro,1991)

11 Menurut pareto pendapatan berdasarkan besarnya (size distribution of income), yaitu distribusi pendapatan diantara rumah tangga yang berbeda, tanpa mengacu pada sumber-sumber pendapatan atau kelas sosialnya dan ketidakmerataan distribusi pendapatan cukup besar di semua negara. Pendapatan atau income masnyarakat adalah hasil penjualan dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi dan sektor ini membeli faktorfaktor produksi tersebut unutk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku dipasar faktor produksi. Harga faktor produksi di pasar ditentukan oleh tarik-menarik antara penawaran dan permintaan. 2.2.3 Faktor Pendapatan Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan terdiri dari faktor produksi (input) dan jumlah produksi (output). Faktor produksi terbagi dalam dua hal, yaitu ketersediaan dan harga. Harga yang tinggi akan menentukan besar atau kecilnya biaya dan pendapatan dari usahatani. Jumlah produksi terdiri dari permintaan dan harga. Jika petani berhasil meningkatkan produksinya, tetapi harga turun maka pendapatan petani akan rendah. Faktor produksi dan jumlah produksi berpengaruh terhadap biaya dan pendapatan usahatani (Suratiyah K, 2009). Soekartawi (2002), mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting. Hubungan antara factor

12 produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi atau faktor relationship. Pada Usahatani Kopi ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani yang dimana adalah : 1. Produktivitas Lahan Lahan sebagai salah satu faktor yang merupakan pabriknya hasil pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani. Besar kecillnya produksi dari usahatani antara lain dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang digunakan (Mubiyarto, 1995). 2. Harga Jual Harga merupakan salah satu faktor yang sulit dikendalikan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah mengenai yang satu ini, tetapi sampai saat ini tetap saja harga masih merupakan masalah. Harga produk pertanian umumya adalah berfluktuasi. Oleh karena itu diperlukan stok yang cukup agar tidak terjadi pembelian bahan baku yang berulang-ulang pada harga yang tidak pasti (Soekartawi, 1994). 3. Biaya Pupuk Cara bertani yang sangat tergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia sudah sangat terasa dampaknya. Namun, di sisi lain harga pupuk yang fluktuatif menjadikan kendala pada upaya produksi pangan hingga menjadi sangat mahal. Untuk mencapai produksi pangan dengan biaya murah, pasti terjadi subsidi harga pupuk yang terus meningkat (Suwahyono, 2011)

13 4. Biaya Bibit Bibit kopi yang dibutuhkan untuk lahan satu hektare dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 meter adalah 1.600 batang. Selain itu, perlu ditambahkan 25% dari bibit yang dibutuhkan untuk persediaan bibit sulaman. Jadi diperlukan 2.000 batang bibit untuk lahan seluas satu hektare. (Panggabean,2011) 5. Pengalaman Bertani Pengalaman petani merupakan suatu pengetahuan petani yang diperoleh melalui rutinitas kegiatannya sehari- hari atau peristiwa yang pernah dialaminya. Pengalaman yang dimiliki merupakan salah satu faktor yang dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi dalam usahataninya, pengalaman merupakan faktor personal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang. (Liliweri, 1997) 6. Tingkat Pendidikan Faktor pendidikan pada umumnya akan mempengaruhi cara berpikir petani dalam mengelola usahataninya. Pendidikan membuat seseorang berpikir ilmiah sehingga mampu untuk membuat keputusan dari berbagai alternatif dalam mengelola usahataninya dan mengetahui kapan ia harus menjual hasil usahataninya sebanyak mungkin untuk memperoleh pendapatan. Petani yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memahami dan menerapkan teknologi produktif sehingga produktivitasnya menjadi tinggi. Selain itu juga dengan pendidikan maka akan memberikan atau menambah kemampuan dari petani untuk dapat mengambil keputusan, mengatasi masalah- masalah yang terjadi. Dalam hal ini adalah masalah-masalah yang terjadi dalam bidang pertanian seperti pengendalian

14 hama penyakit, pengambilan keputusan dalam faktor produksi dan pemeliharaan (Mamboai, 2003). 2.2.4 Nilai Tambah (Value Added) Proses nilai tambah merujuk kepada aktivitas mengubah bahan mentah dan produk setengah jadi yang memiliki nilai lebih tinggi. Proses menghasilkan nilai tambah merupakan proses kompleks yang berjalan terus menerus dan hanya dapat dikatakan berhasil jika berlakunya pemanfaatan mesin, kemahiran manusia, dan bahan mentah sepenuhnya dapat dipadukan oleh teknologi sehingga menghasilkan produk yang bernilai tinggi daripada nilai bahan mentah yang asli (Rasli dan Sukri, 2005). Perhitungan nilai tambah yang diperoleh dari proses pengolahan suatu produk dapat menggunakan metode Hayami. Kelebihan dari analisis nilai tambah dengan metode Hayami adalah : 1. Dapat diketahui besarnya nilai tambah, nilai output dan produktifitas. 2. Dapat diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik-pemilik faktor produksi. 3. Prinsip nilai tambah menurut Hayami dapat diterapkan untuk subsistem lain diluar pengolahan, misalnya kegiatan pemasaran (Suprapto, 2006). 2.3 Penelitian Terdahulu Jufrianto Simanulang (2015) dalam penelitian berjudul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dan viabilitas petani Salak Padangsidimpuan di Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara menyimpulkan bahwa status pendapatan keluarga petani salak Padangsidimpuan di daerah penelitian relatif rendah dibandingkan Upah Minimum Kabupaten Tapanuli Selatan. Sedangkan

15 secara parsial variabel produktivitas lahan, harga jual, harga herbisida, biaya pengangkutan dan jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan petani Salak Padangsidimpuan, dan Usahatani petani Salak Padangsidimpuan tidak viable. Nababan (2009) dalam penelitian berjudul Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung di Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo menyimpulkan 1) Biaya pupuk berpengaruh negative terhadap pendapatan petani jagung. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi biaya pupuk yaitu sebesar -0,058327. Artinya setiap kenaikan biaya pupuk 1 persen, maka pendapatan petani jagung berkurang sebesar 0,06 persen, 2) Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan petani jagung. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi tenaga kerja yaitu sebesar 0,314649. Artinya setiap kenaikan tenaga kerja 1 persen maka pendapatan petani jagung bertambah sebesar 0,31 persen. 3) Luas lahan berpengaruh positif terhadap pendapatan petani jagung. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi luas lahan yaitu sebesar 0,598634. Artinya setiap kenaikan luas lahan 1 persen maka pendapatan petani jagung bertambah sebesar 0,60 persen. Kristi (2014) dalam Penelitian berjudul Analisis Usahatani Pendapatan Kopi Arabika (Coffea arabica ) di Desa Dolokmargu, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan menyimpulkan 1) Produktifitas kopi di daerah penelitian lebih tinggi 0.65 Ton/Ha dibandingkan dengan produktifitas kopi di tingkat kecamatan Lintongnihuta dan lebih tinggi 0,7 Ton/Ha dari produktifitas kabupaten Humbang Hasundutan. 2) Faktor produksi bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan lahan, secara serempak berpengaruh nyata terhadap produksi

16 kopi, namun secara parsial hanya variabel bibit dan lahan saja yang berpengaruh nyata terhadap produksi kopi. 3) Usahatani kopi di daerah penelitian tergolong menguntungkan, karena penerimaan petani lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk usahataninya. 2.4 Kerangka Pemikiran Usahatani ialah mengorganisasikan (mengelola) asset dan cara dalam pertanian atau lebih tepatnya adalah kegiatan mengorganisasikan sarana produksi pertanian untuk memperoleh hasil atau keuntungan. Dalam usahatani Kopi diperoleh produksi dimana jika dikalikan dengan harga jual akan menghasilkan penerimaan usahatani kopi. Selisih antara penerimaan usahatani dengan total biaya disebut dengan pendapatan bersih petani. Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan keluarga petani adalah Produktivitas Lahan, Harga jual kopi, Biaya Pupuk, Biaya Bibit, Pengalaman Bertani, Tingkat pendidikan. Kopi biji diolah menjadi kopi bubuk sehingga mendapatkan nilai tambah (Value Added)

17 Petani Usaha Tani Kopi Produksi Biaya Produksi Produktivitas Lahan Harga Jual Kopi Penerimaan Biaya Pupuk Pendapatan Biaya Bibit Pengalaman Bertani Tingkat Pendidikan Kopi Biji Kopi Bubuk Keterangan : : Menyatakan Hubungan Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

18 2.5 Hipotesis Penelitian 1. Usahatani kopi sipirok di daerah penelitian adalah usahatani yang menguntungkan 2. Ada pengaruh produktivitas lahan, harga jual kopi, biaya pupuk, biaya bibit, pengalaman bertani, tingkat pendidikan secara parsial terhadap pendapatan petani kopi. 3. Ada nilai tambah (value added) yang diperoleh dari pengolahan kopi biji sampai dalam bentuk kopi bubuk.