SIKAP PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK KANDANG PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) Oleh :Mukhlis Yahya *) dan Eka Afriani **) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai ( Glycine max L. Merril) merupakan komoditi pertanian. kacang-kacangan lainnya. Biji kedelai mengandung 30-50% protein

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar mata

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjadi peningkatan produksi tanaman (Syekfani,2000). Pupuk

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nur Solikin Dosen Fakultas Peternakan UNP Kediri

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

PENGARUH KOMPOS PAITAN (Tithonia diversifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (Brassica oleraceae)

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

PEMANFAATAN KOTORAN KAMBING PADA BUDIDAYA TANAMAN BUAH DALAM POT UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan pupuk anorganik dipasaran akhir-akhir ini menjadi langka.

BAB I PENDAHULUAN. sumber protein di Indonesia (Sumarno, 1983). Peningkatan produksi kedelai di Indonesia dari

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PERAN SERTA TERNAK SEBAGAI KOMPONEN USAHATANI PADI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

BAB I PENDAHULUAN. ternak, dan untuk keperluan industri (Harmida, 2010). produksi kedelai pada lahan masam di luar Jawa (Sumarno, 2005).

Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PENDAHULUAN. kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

PENDAHULUAN. Kacang Tanah merupakan tanaman polong polongan kedua terpenting

PENDAHULUAN. manusia tidak bisa mempertahankan eksistensinya atau hidupnya. Masalah

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.

BAB I PENDAHULUAN. padi sawah merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun.

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

Abstrak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai

PENDAHULUAN. mediteran. Kemudian menyebar luas ke beberapa negara di daerah tropis seperti. kubis krop, kubis daun dan kubis bunga (Arief, 1990).

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK MENDUKUNG PERTANIAN ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta. memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang cukup penting di Indonesia, yaitu sebagai sumber protein nabati.

TINJAUAN PUSTAKA. juta ha atau 95% diantaranya terdapat di luar Jawa (Hardjoewigeno, 1993).

LIMBAHPUN BERMANFAAT INOKULAN RB UNTUK PRODUKSI KOMPOS BERMUTU

Mutiara Dewi P. Pertemuan 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP BEBERAPA SIFAT FISIKA TANAH DAN HASIL JAGUNG MANIS ( Zea Mays Saccharata Sturt ) PADA ENTISOL

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

DAYA DUKUNG LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI SUMBER PUPUK ORGANIK DI KAB. SUKOHARJO 1

Imam Purwanto, Eti Suhaeti, dan Edi Sumantri Teknisi Litkaysa Penyelia Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah

RESPON PENAMBAHAN ABU SEKAM DAN DOLOMIT TERHADAP PERTUMBUHAN KEDELAI DI TANAH ALFISOL Aditya Perdanatika 1, Suntoro 2, Pardjanto 2

Transkripsi:

SIKAP PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK KANDANG PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) Oleh :Mukhlis Yahya *) dan Eka Afriani **) ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui sikap petani terhadap penggunaan Pupuk Kandang pada tanaman kedelai yang dilihat dari segi luas lahan, biaya, penyediaan bahan, tenaga kerja dan manfaat penggunaan pupuk kandang. Metode yang digunakan adalah Metode Acak Sederhana (Simple Random Sampling) dengan responden sebanyak 40 orang petani kedelai. Metode analisis data menggunakan skala likert dengan kriteria menolak, ragu-ragu dan menerima. Hasil penelitian menunjukkan Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat adalah menerima (93,64 %) karena petani sangat menyadari manfaat pupuk pupuk kandang dan tidak mempermasalahkan biaya, luas lahan, penyediaan bahan, tenaga kerja.. Kata kunci : sikap, pupuk kandang, kedelai PENDAHULUAN Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki prospek yang cerah dari segi ekonomi. Karena kedelai sebagai sumber protein nabati, bahan baku industri pakan ternak dan bahan baku industri pangan. Permintaan total kedelai 15 tahun terakhir sangat tinggi namun tidak diimbangi oleh produksi dalam negeri. (Baliadi dkk, 2008). Berdasarkan data BPS tahun 2010 produktivitas kedelai baru mencapai kisaran 0,6-2,5 ton/ha, sedangkan di tingkat penelitian sudah mencapai 1,7-3,2 ton/ha bergantung pada kondisi lahan dan *) Dosen STPP Medan **) Penyuluh Kabupaten Pasaman 1

teknologi yang diterapkan. Sedangkan dari data Programa Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat terdapat areal kedelai 518 ha dengan produktivitas 1,25 ton/ha. Angka-angka ini menunjukkan produksi dan produktivitas kedelai masih bisa ditingkatkan melalui inovasi teknologi penggunaan pupuk organik. Dalam Programa Penyuluhan Kecamatan Binjai tahun 2009, luas lahan kedelai di kecamatan tersebut adalah 518 ha. Pelaksanaan Pengelolaan Tanaman terpadu ( PTT) kedelai di 3 desa pada tahun 2009-2010 seluas 110 ha melibatkan 10 kelompoktani. Salah satu komponen PTT kedelai yang sangat penting adalah penggunaan pupuk organic. Pupuk organic yang digunakan petani di daerah tersebut adalah pupuk kandang. Penggunaan pupuk kandang terhadap tanaman kedelai sangat dipengaruhi oleh sikap petani. Sikap tersebut dapat dilihat dari segi biaya, luas lahan, penyediaan bahan, tenaga kerja dan manfaat. Menurut Azwar S, 2005, sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain atau objek Sikap merupakan suatu reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Soekidjo N, 1997). Sikap adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai obyek (Purwanto H, 1998). Sikap berhubungan dengan perasaan senang atau tidak senangseseorang terhadap suatu obyek Jika tidak senang artinya menolak dan jika senang artinya menerima. Sikap petani terhadap penggunaan pupuk organik dilihat dari berbagai segi yaitu luas lahan, biaya, tenaga kerja, penyediaan bahan organik dan manfaatnya. METODE PELAKSANAAN Penelitian Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang pada Tanaman Kedelai dilaksanakan April sampai Juni 2011 di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Sikap petani dalam penggunaan pupuk organik meliputi : Sikap petani 2

terhadap luas lahan, biaya, tenaga kerja, penyediaan bahan organic, dan manfaat pupuk kandang. Sumber data diperoleh dari data primer dan sekunder. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif. Pengambilan sampel menggunakan metode acak sederhana (Simple Random Sampling) dengan jumlah responden 40 orang petani kedelai. Analisis data menggunakan skala likert dengan kriteria menolak, ragu-ragu dan menerima. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Sebelum kuesioner digunakan untuk memperoleh data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas agar diperoleh instrumen yang valid dan reliabel. Analisis data menggunakan program SPSS 18. Menurut Riduwan (2009) jumlah skor dari setiap jawaban responden diklasifikasikan berdasarkan item. Untuk mengetahui interprestasi dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut : Total nilai yang peroleh Sikap petani = X 100 % Nilai maksimum yang dicapai Kategori Sikap Petani terhadap penggunaan pupuk kandang pada tanaman kedelai adalah menolak apabila nilai interpretasi 1-33 %, ragu-ragu bila 34-66 % dan menerima apabila 67-100 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian sikap petani terhadap penggunan pupuk kandang pada tanaman kedelai dapat dijelaskan sebagai berikut. A. Luas Lahan Sikap petani terhadap penggunaan pupuk kandang dari segi luas lahan disajikan pada tabel 1. 3

Tabel 1. Persentase Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang Berdasarkan Luas Lahan No. Uraian Skor Jumlah Persentase Petani (%) 1 Menolak 1-4 - - 2 Ragu-ragu 5-8 4 10 3 Menerima 9-12 36 90 Jumlah 40 100 Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa umumnya petani responden menerima penggunaan Pupuk Kandang dari segi luas lahan. Dimana terdapat 36 orang (90 %) menerima dan 4 orang ( 10 %) ragu-ragu. Sebagian besar petani responden menerima penggunaan Pupuk Kandang di lahan yang luas karena Pupuk Kandang mengandung unsur hara yang lengkap yang dibutuhkan tanaman. Seperti yang dikatakan Musnamar (2003) dimana Pupuk Kandang mengandung unsur makro seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K), Pupuk Kandang mengandung unsur mikro seperti Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). B. Biaya Sikap petani terhadap penggunaan Pupuk Kandang dari segi biaya disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang Berdasarkan Biaya No. Uraian Skor Jumlah Persentase Petani (%) 1 Menolak 1-4 - - 2 Ragu-ragu 5-8 1 2,5 3 Menerima 9-12 39 97,5 Jumlah 40 100 Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat bahwa petani responden menerima penggunaan Pupuk Kandang dari segi biaya. Dimana 4

terdapat 39 orang (97,5 %) menerima dan 1 orang ( 2,5 %) raguragu. Dari hasil wawancara petani tidak memperhitungkan biaya penggunaan Pupuk Kandang. Karena bahan Pupuk Kandang mudah didapatkan di lapangan dari berbagai macam ternak yang ada di lokasi usaha tani. Selain itu berdasarkan hasil penelitian Arafah dan Sirappa (2003) penggunaan bahan organik seperti sisa tanaman yang melapuk, Pupuk Kompos, Pupuk Kandang dan Pupuk Organik Cair dapat meningkatkan produktivitas tanah dan efisiensi pemupukan serta mengurangi kebutuhan pupuk terutama pupuk K dan dapat mengurangi pengeluaran petani. C. Penyediaan Bahan Sikap petani terhadap penggunaan Pupuk Kandang dari segi penyediaan bahan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Persentase Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang Berdasarkan Penyediaan Bahan No. Uraian Skor Jumlah Persentase Petani (%) 1 Menolak 1-4 - - 2 Ragu-ragu 5-8 1 2.5 3 Menerima 9-12 39 97.5 Jumlah 40 100 Berdasarkan Tabel 24. dapat dilihat petani responden menerima penggunaan Pupuk Kandang dari segi penyediaan bahan. Dimana terdapat 39 orang (97,5 %) menerima dan 1 orang ( 2,5 %) ragu-ragu. Bahan-bahan Pupuk Kandang mudah didapatkan di lapangan. Sehingga tidak menjadi kendala bagi petani dalam penggunaannya karena Pupuk Kandang bisa didapatkan dari kotoran ayam, kambing, kerbau dan sapi yang ada di sekitar mereka. Seperti halnya yang dikatakan Hartatik dan Widowati (1984) pupuk kandang/kotoran hewan berasal dari usaha tani pertanian antara lain adalah kotoran ayam, sapi, kerbau dan kambing. Dimana 5

komposisi hara masing-masing kotoran hewan berbeda tergantung pada jumlah dan jenis makanannya. D. Tenaga Kerja Sikap petani terhadap penggunaan Pupuk Kandang dari segi tenaga kerja disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Persentase Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang Berdasarkan Tenaga Kerja No. Uraian Skor Jumlah Petani Persentase (%) 1 Menolak 1-4 - - 2 Ragu-ragu 5-8 4 10 3 Menerima 9-12 36 90 Jumlah 40 100 Berdasarkan Tabel 4. terlihat bahwa petani responden menerima penggunaan Pupuk Kandang dari segi tenaga kerja. Dimana terdapat 36 orang (90 %) menerima dan 4 orang ( 10 %) ragu-ragu. Petani pada umumnya tidak terbebani dengan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam penggunaan Pupuk Kandang karena bahan Pupuk Kandang mudah didapatkan di sekitar lokasi usaha tani sehingga tidak memerlukan tenaga kerja yang terlalu banyak. E. Manfaat Pupuk Kandang Sikap petani terhadap penggunaan Pupuk Kandang dari segi manfaat disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Persentase Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang Berdasarkan Manfaat Persentase Uraian Skor Jumlah Petani No. (%) 1 Menolak 1-14 - - 2 Ragu-ragu 15-28 - - 3 Menerima 29-42 40 100 Jumlah 40 100 6

Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat bahwa umumnya petani responden yaitu sebanyak 40 orang (100 %) menerima penggunaan Pupuk Kandang ditinjau dari segi manfaat. Antusias petani menggunakan Pupuk Kandang didorong oleh kesadaran petani akan manfaat Pupuk Kandang yang memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah agar tanah tetap produktif. Karena pengembalian bahan organik ke dalam tanah adalah hal yang mutlak dilakukan untuk mempertahankan lahan pertanian agar tetap produktif. Dua alasan yang selama ini yang sering dikemukakan para ahli adalah pengolahan tanah yang dangkal selama bertahun-tahun mengakibatkan menurunnya kandungan C dan N-organik. Dan penggunaan pupuk kimia seperti urea, KCL, dan TSP telah melampaui batas efisiensi teknis dan ekonomis sehingga efisiensi dan pendapatan bersih yang diterima petani dari setiap unit pupuk yang digunakan semakin menurun (Musnamar, 2003). F. Sikap Petani terhadap Pupuk Kandang Sikap petani terhadap penggunaan Pupuk Kandang secara keseluruhan baik dari segi luas lahan, biaya, penyediaan bahan, tenaga kerja dan manfaat disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Persentase Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang No Item Skor Skor Persent Perolehan Ideal ase (%) Kriteria 1 Luas lahan 460 480 95,8 Menerima 2 Biaya 469 480 97,7 Menerima 3 Penyediaan Bahan 464 480 96,7 Menerima 4 Tenaga Kerja 463 480 96,5 Menerima 5 Manfaat 1515 1680 90,2 Menerima Jumlah 3371 3600 93,64 Menerima 7

Berdasarkan Tabel 6. dapat dilihat bahwa total skor perolehan 3371 dan skor ideal 3600. Persentase sikap petani terhadap Pupuk Kandang 93,64 % dapat diplot melalui garis kontinum seperti pada Gambar. 1 1% 33% 66% 93,64% 100% Menolak Ragu-ragu Menerima Gambar 1. Garis Kontinum Sikap Petani terhadap Pupuk Kandang pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Sikap petani terhadap pupuk kandang adalah menerima sebanyak 93,64 %. Hal itu dapat dilihat dari sikap petani terhadap penggunaan pupuk kandang dari segi luas lahan, biaya, penyediaan bahan, tenaga kerja dan manfaatnya. Dimana sikap petani dari segi luas lahan 95,8 % menerima, dari segi biaya 97,7 % menerima, dari segi penyediaan bahan 96,7% menerima, dari segi tenaga kerja 96,5 % menerima, dan dari segi manfaat 90,2 % menerima. Petani tidak mempermasalahkan biaya karena penggunaan pupuk kandang tidak membutuhkan biaya yang banyak. Pupuk Kandang mudah didapatkan di sekitar lokasi. Biaya tranportasi dan tenaga kerja berkurang Selanjutnya dilihat dari luas lahan dan tenaga kerja yang digunakan. Petani beranggapan dari pengalaman penggunaan pupuk kandang tidak membutuhkan tenaga kerja yang terlalu banyak walaupun di lahan yang luas. Menurut Azwar S, (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap salah satunya adalah pengalaman pribadi. Pengalaman pribadi meninggalkan kesan yang kuat sehingga sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Petani juga sangat mengetahui manfaat pupuk kandang bagi tanaman kedelai. Tanaman yang diberi pupuk kandang akan tumbuh lebih subur dibanding dengan tanaman kedelai yang tidak diberi pupuk kandang. Tanah disekitar tanaman kedelai lebih gember dan memudahkan perakaran kedelai untuk berkembang. Untuk musim tanam berikutnya produksi dan produktivitas lahan 8

makin tinggi. Menurut Sutanto R, (2002) dimana pupuk organik sangat bermanfaat baik dari sifat fisik tanah, kimia tanah, biologi tanah dan kondisi sosial. Semua hal tersebut mendukung sikap petani, sehingga petani menerima penggunaan Pupuk Kandang di lahan kedelai mereka. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat adalah menerima (93,64 %) karena petani sangat menyadari manfaat pupuk pupuk kandang dan tidak mempermasalahkan biaya, penyediaan bahan, tenaga kerja dan luas lahan B. Saran Kegiatan penyuluhan pertanian yang intensif perlu dilakukan agar petani bisa mempertahankan sikapnya terhadap penggunaan pupuk kandang pada tanaman kedelai untuk meningkatkan produksi kedelai. DAFTAR PUSTAKA Arafah dan Sirappa. 2003. Kajian Penggunaan Jerami dan Pupuk N, P dan K pada Lahan Sawah irigasi. BPTP. Sulawesi Selatan. Azwar, S. 2005. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Baliadi, dkk. 2008. Jurnal Penelitian dan Pengembangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Hartatik dan Widowati. 1984. Pupuk Kandang. Baliitanah litbang. Deptan. 9

Musnamar dan Effi Ismawati.2003. Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. Purwanto, H. 1998. Pengantar Prilaku Manusia Untuk Keperawatan. EGC. Jakarta. Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung. Soekidjo N. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta. Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta. 10