I. PENDAHULUAN. kakao unggul dalam pembudidayaan tanaman kakao (Mertade et al., 2011).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kakao ( Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.

PENGARUH BERBAGAI MEDIA SIMPAN ALAMI TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH KAKAO (Theobroma cacao L.) SELAMA PERIODE SIMPAN ARTIKEL ILMIAH IRMAWATI

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan salah satu penyumbang devisa negara terbesar dibidang perkebunan

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Tanaman Kakao 2.2. Morfologi Tanaman Kakao

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal

PENGARUH JENIS DAN KADAR AIR MEDIA SIMPAN TERHADAP VIABILITAS BENIH LENGKENG (Dimocarpus longan Lour.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pbaik agar menghasilkan benih bermutu.

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta dalam suhu ruang. Parameter penelitian di. normal di akhir pengamatan (Fridayanti, 2015).

PANEN DAN PENANGANAN BENIH CENGKEH DALAM PRODUKSI BENIH BERMUTU

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

Viabilitas benih dan pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L) pada beberapa jenis media simpan dan tingkat kelembaban

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa (Cocos nucifera L) disebut pohon kehidupan, karena hampir semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Karo) sejak sebelum perang dunia kedua yang disebut eigenheimer, kentang ini

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas. berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa

IDENTIFIKASI SIFAT BENIH KAWISTA (Feronia limonia (L.) Swingle) UNTUK TUJUAN PENYIMPANAN

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

PENGARUH TINGKAT KEMASAKAN BUAH DAN CARA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH KAKAO (Theobroma cacao L.)

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk untuk

PENDAHULUAN. dari tahun 2013 sebesar ,0 ton (BPPKP Kementrian Perdagangan, 2015).

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

merangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan.

TINJAUAN PUSTAKA. rekalsitran yang masak, kandungan airnya sangat tinggi, dapat mencapai 30-40%

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STAF LAB. ILMU TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010)

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kulit batangnya. Kenaf sebagai tanaman penghasil serat banyak

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

TINJAUAN PUSTAKA. secara umum dapat dikeringkan hingga kadar air 5% tanpa kerusakan. Karena sifat ini,

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produksi biji kopi di Indonesia (Ibrahim et al., 2012). Pada tahun 2013, produksi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

Seed Coating untuk Meningkatkan Daya Simpan Benih Kakao. Sulistyani Pancaningtyas 1)

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ada. Sehubungan dengan peranan air bagi kehidupan Allah SWT berfirman dalam

TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah

Sri Wira Karina 1), Elis Kartika 2), dan Sosiawan Nusifera 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangbiakan Tanaman

I. PENDAHULUAN. ruang-ruang terbuka yang tidak produktif. Hidroponik merupakan salah satu

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

VIABILITAS BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) PADA BEBERAPA TINGKAT KELEMBABAN DAN MEDIA SIMPAN SKRIPSI. Oleh

VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PADI (Oryza sativa, L) VARIETAS IR 64 BERDASARKAN VARIASI TEMPAT DAN LAMA PENYIMPANAN

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH UJI DAYA KECAMBAH

I. PENDAHULUAN. bawang goreng bahkan sebagai bahan obat untuk menurunkan kadar kolesterol, gula

ABSTRAK II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Sterculiceae dari genus Theobroma, berasal dari Amazone dan daerah-daerah

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

MATERI DAN METODE. = 0 minggu = 1 minggu = 2 minggu = 3 minggu = 4 minggu = 5 minggu = 6 minggu = 7 minggu = 8 minggu P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah satu tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGAIRAN KEDELAI PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT )

PERLAKUAN MATRICONDITIONING BENIH SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN VIGOR DAN VIABILITAS BENIH

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia yang terus mendapat perhatian untuk dikembangkan.upaya pengembangan tanaman kakao disamping masih diarahkan pada peningkatan populasi (luas lahan) juga telah banyak diarahkan pada peningkatan jumlah produksi dan mutu hasil. Adapun aspek yang paling diperhatikan dalam usaha peningkatan jumlah produksi dan mutu hasil adalah penggunaan jenisjenis kakao unggul dalam pembudidayaan tanaman kakao (Mertade et al., 2011). Pada perkebunan rakyat penurunan produktivitas diindikasikan terjadi karena mutu benih yang digunakan masih rendah, banyak petani yang menggunakan benih tidak bersertifikat dan teknik budidaya tidak sesuai standar. Walaupun telah dilakukan upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut namun hasilnya belum optimal karena masih dilakukan secara parsial dan dalam skala kecil. Oleh karena itu pemerintah melalui Kementerian Pertanian melakukan upaya percepatan peningkatan produktivitas tanaman dan mutu hasil kakao nasional dengan memberdayakan secara optimal seluruh potensi pemangku kepentingan serta sumber daya yang ada melalui kegiatan Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional (GERNAS) 2009 2011 (Amran, 2010). Dalam melakukan budidaya kakao, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah penggunaan benih yang tepat. Benih kakao termasuk benih rekalsitran, yaitu 1

benih yang tidak tahan dikeringkan, peka terhadap suhu dan kelembaban rendah, berdaya simpan rendah dan peka terhadap perubahan lingkungan simpan. Viabilitas benih merupakan gambaran kemampuan benih untuk tumbuh dengan normal sampai waktu yang ditentukan. Dengan viabilitas yang tinggi, keserempakan selama pertumbuhan juga akan diperoleh sehingga mempermudah dalam perawatan bibit dan tanaman. Oleh karena itu, dengan viabilitas benih yang tinggi diharapkan akan diperoleh bibit yang baik dan selanjutnya akan diperoleh tanaman dengan produksi yang tinggi atau sesuai dengan tanaman induknya. Penyimpanan benih tanpa media menunjukan hambatan dalam perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit karena diperlukan perlakuan khusus sebelum benih ditanam. Benih memerlukan waktu yang lebih lama untuk berimbibisi dan mengaktifkan enzim pertumbuhan sehingga benih dengan penyimpanan tanpa media memerlukan waktu yang lebih lama untuk tumbuh serta pertumbuhan bibit yang terhambat (kerdil) bahkan mati (Mardiyah et al., 2006) Hasil penelitian Maemunah et al. (2009) menunjukkan bahwa benih kakao yang telah disimpan selama dua minggu tanpa perlakuan menunjukkan penurunan kadar air dan viabilitas benih yang sangat nyata. Oleh sebab itu, dibutuhkan penanganan yang tepat setelah benih sampai pada tujuan pengiriman. Benih rekalsitran dalam penyimpanannya mempunyai kandungan air lebih dari 20%, tidak tahan dikeringkan dan tidak tahan disimpan pada suhu rendah. Benih kakao perlu dipertahankan viabilitasnya selama penyimpanan atau pengiriman sampai ke tujuan penanaman (Sumampow, 2011). 2

Benih rekalsitran tidak mengalami pengeringan pada saat masak, terlepas dan tersebar dengan kondisi kadar air yang relatif tinggi yaitu berkisar antara 30%-70%. Pada kondisi tersebut, metabolisme tetap aktif dan proses menuju perkecambahan tetap berlangsung meskipun dalam keadaan istirahat (quiscent). Bila benih tersebut dikeringkan, perubahan sub seluler mulai terjadi pada saat terjadi desikasi dan menurunnya kadar air, akibatnya viabilitas benih juga menurun (Esrita, 2009). Salah satu usaha untuk mempertahankan kadar air benih agar tetap optimal adalah dengan menyimpan benih pada ruang atau wadah yang berkelembaban tinggi dengan menggunakan media simpan yang lembab. Kelembaban udara ruang atau wadah simpan benih dapat diatur dengan menggunakan media padat lembab, seperti serbuk gergaji dan serbuk sabut kelapa (cocopeat). Penggunaan media simpan lembab bertujuan untuk mempertahankan kelembaban agar tetap stabil dan yang paling penting adalah untuk mencegah penurunan kadar air benih kakao melewati batas kadar air kritis (Syaiful et al., 2007). Menurut penelitian Sumampow (2011) menunjukkan bahwa semakin besar dosis serbuk gergaji viabilitas benih kakao semakin baik. Sumarna (2008) menjelaskan bahwa pemberian komposisi sabut kelapa ( cocopeat) sebagai bahan campuran media untuk pertumbuhan benih gaharu memberikan keuntungan ganda terhadap kondisi media dalam pertukaran udara (aerasi) dan pertukaran kation dalam penyerapan hara serta tersedianya hormon kinetin (cytokinin) pada sabut kelapa yang berperan dalam meningkatkan kecepatan pembelahan sel-sel embrio benih tanaman. Penyimpanan benih kakao tanpa daging buah dalam kantong plastik yang ditutup 3

rapat dan dibungkus dalam wadah dengan serbuk gergaji tanpa menggunakan Dithane M-45 memberikan hasil yang mempunyai prospek baik yaitu sampai (2 minggu). Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul Uji Viabilitas Benih Kakao ( Theobroma cacao L.) pada Berbagai Media Simpan dan Lama Penyimpanan. 1.1. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap viabilitas dan pertumbuhan bibit kakao. 2. Mengetahui pengaruh media simpan terhadap viabilitas dan pertumbuhan bibit kakao. 3. Mengetahui interaksi lama penyimpanan dan media simpan terhadap viabilitas dan pertumbuhan bibit kakao. 1.2. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi alternatif untuk mempertahankan viabilitas benih kakao selama penyimpanan pada media simpan benih dan dapat mempertahankan viabilitas benih kakao dalam waktu yang lama. 1.3. Hipotesis 1. Penyimpanan benih kakao pada berbagai lama penyimpan yang berbeda akan mempengaruhi viabilitas dan pertumbuhan bibit kakao. 4

2. Perbedaan pemberian media simpan akan mempengaruhi viabilitas dan pertumbuhan bibit kakao. 3. Interaksi lama penyimpanan dan media simpan benih akan mempengaruhi viabilitas dan pertumbuhan bibit kakao. 5