BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ritel Global (GRDI) 2015 yang dirilis AT Kearney. Ini adalah tingkat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri retail yang berkembang saat ini adalah restaurant dan cafe. Pemilik bisnis

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere terhadap Impulse Buying. pada Konsumen Toko Naughty Plaza Andalas Padang.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa contoh bentuk pusat perbelanjaan modern seperti minimarket,

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail Indonesia saat ini berada di peringkat 12 dunia dalam Indeks

BAB I PENDAHULUAN. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia

BAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Atribut Produk dan Motif Hedonic terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan strategi masing-masing dalam mendapatkan konsumen yang diharapkan akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. macam kegiatan pemasaran yang tidak lepas dari perilaku konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pemasaran tidak bisa terlepas dari aktifitas bisnis yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. inovasi desainer muda yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang

BAB V PENUTUP. 1. Fashion Involvement secara signifikan mempengaruhi Impulse Buying. keterlibatan konsumen terhadap produk fashion maka akan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memenuhi permintaan konsumen yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter unplanned.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya pusat-pusat perbelanjaan seperti department store, factory

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab sebelumnya, tentang pengaruh sales promotion, hedonic shopping value

BAB I PENDAHULUAN. (JBE), hlm Dani Mohamad Dahwilani, Pertumbuhan Ritel Indonesia Peringkat 12 Dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis ritel modern, khususnya di bidang fashion agar dapat memenangkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bertahan dan memenangkan persaingan di dalam bisnis ritel. bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Konsumen di masa sekarang semakin menuntut banyak hal terhadap produk

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini perekonomian Indonesia mengalami masa yang cukup sulit. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa untuk menarik simpatik masyarakat. Banyaknya usaha-usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena ini dapat dibuktikan dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para peritel untuk mendapatkan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. sekunder dan tersier. Semua kebutuhan tersebut dipenuhi melalui aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin berbelanja dengan mudah dan nyaman. Meningkatnya retail modern

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada. bab IV, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleksitas dan berbagai tekanan yang dihadapi perusahaan meningkat. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya era globalisasi dan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. memilih untuk berkerja di perkantoran. Bekerja sebagai pegawai kantor bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen diduga muncul dikarenakan harga dan store atmosphere

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kota Bandung di akhir pekan dan hari libur. Hal ini dapat dilihat dari pusat perbelanjaan

BAB I PENDAHULUAN. menengah ini berbanding lurus pula pada tingkat konsumsi masyarakat Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. berimprovisasi dan berinovasi dalam mempertahankan para pelanggannya.

BAB I PENDAHULUAN. retail, terutama yang berbasis toko (store based retailing), harus mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan Retailing (eceran) adalah kegiatan menyalurkan barang dan jasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

membeli dapat diartikan bahwa konsumen menjalani sutu proses pencarian toko

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dewasa ini telah membawa pengaruh yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. besar yang terus berkembang, laju pertumbuhan perekonomian serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Melihat kondisi tersebut pebisnis semakin dituntut untuk menggunakan

BAB V PENUTUP. tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere dan Store

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Konsumen Elzatta di Ruko Sentra Tropodo Sidoarjo. impulsif di Galeri Elzatta Ruko Sentra Tropodo Sidoarjo.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Saat ini, fenomena pemasaran telah mengalami banyak perubahan mulai

BAB I PENDAHULUAN. Bab I menjelaskan mengenai fenomena penelitian beserta variabel -variabel yang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. besar dan memenangkan persaingan bisnis. Banyak bisnis didirikan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era modern sekarang perkembangan perusahaan yang sangat pesat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut survei perusahaan global AT Kearney, Indonesia menduduki peringkat ke-12 dunia dalam Indeks

BAB I PENDAHULUAN. eceran di tengah-tengah masyarakat menjadi semakin penting. Peranan industri

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan masyarakat yang sering mengunjungi mall atau plaza serta melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibidang fashion semakin meningkat. Gaya hidup berbelanja. hanya bagi perempuan saja, laki-laki bahkan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dalam keadaan pembuatan keputusan secara cepat tanpa memikirkan akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. promosi secara berkesinambungan dan terarah akan mampu mencapai hasil. tawarkan demi mencapai tujuan finansial dan nonfinansial.

BAB I PENDAHULUAN. berjenis mall, boutique, factory outlet, clothing, distro, telah menjadikan bisnis ini

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan ekonomi di Indonesia meningkat sangat

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis pengaruh fashion involvement,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usaha ritel yang sangat sulit untuk melakukan diferensiasi dan entry barrier

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kunci utama dalam memenangkan persaingan. harus mengkaji sikap konsumen terhadap produk yang dihasilkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1. aktivitas pejualan barang atau jasa yg dilakukan secara langsung untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang semakin maju menyebabkan timbulnya berbagai macam peluang bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan keberadaan industri dagang khususnya pada sektor ritel

BAB 1 PENDAHUALUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan harga jual produk. Munculnya produk-produk baru yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perusahaan memiliki strategi tersendiri dalam menarik konsumen yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan industri ritel saat ini sangat diminati oleh masyarakat karena sifatnya yang dinamis. Bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembanganan yang cukup baik. Bisnis Ritel Indonesia saat ini berada di peringkat 12 dunia dalam Indeks Pembangunan Ritel Global (GRDI) 2015 yang dirilis AT Kearney. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam indeks sejak 2001 (Sindonews.com). Pemilik bisnis retail terutama toko harus mampu mengantisipasi perubahan-perubahan yang terus menerus terjadi pada era global. Pemilik retail harus dengan cepat dan tanggap dalam beradaptasi pada perubahan tersebut. Cara mengantisipasi perubahan tersebut adalah dengan melakukan inovasi baru pada bisnis yang sedang dikelola ataupun inovasi pada bisnis baru. Inovasi-inovasi tersebut hendaknya disesuaikan dengan perkembangan gaya hidup (lifestyle) masyarakat saat ini. Gaya hidup masyarakat yang mulai mengadopsi perilaku hedonisme membuat mereka berlomba mencari segala sesuatu yang dapat memenuhi kepuasan mereka. Karakteristik dari hedonic shoppng value adalah kesenangan, nilai emosional dan hiburan potensial belanja. Pada motif pembelian seperti ini pembelanjaan impulsif dihasilkan lebih banyak dari kebutuhan untuk membeli. Jadi disini motif pembelian konsumen hanya mementingkan nilai kesenangan ketika berbelanja bukan untuk

memenuhi kebutuhan konsumen itu sendiri, sehingga dominansi pembelian impulsif lebih sering terjadi pada motif pembelian ini (Ratnasari, 2015). Hedonik adalah perilaku berbelanja yang lebih mementingkan kesenangan yang saat berbelanja dibandingkan manfaat yang didapat dari berbelanja tersebut. Berdasarkan perilaku hedonsime tersebut, saat ini mulai banyak bermunculan berbagai macam jenis toko, salah satunya adalah specialty store. Specialty Store adalah toko dengan lini yang sempit dengan beragam pilihan produk yang banyak dan mendalam (Kottler, 2009). Salah satu jenis specialty store yang sedang diminati masyarakat saat ini adalah toko aksesoris. Saat ini masyarakat banyak yang mengunjungi ritel modern bukan hanya untuk sekedar membeli kebutuhan primer berupa kebutuhan sehari-hari saja, namun mereka membeli kebutuhan sekunder berupa kado dan produk aksesoris lainnyayang bisa mereka temukan di toko aksesoris yang berada didalam ritel modern tersebut. Bisnis yang dijalankan pada masa ini tidak lagi berorientasi pada keuntungan dan laba. Menurut Kurniawan dan kunto (2013), pemasaran aktif yang lebih berorientasi pada pelanggan lebih banyak digunakan oleh pelaku bisnis, meskipun hal ini mengharuskan pelaku bisnis tersebut untuk mendifiniskan want and need dari sudut pandang konsumen. Harapan yang dimiliki oleh seorang konsumen belum tentu akan membuat konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. Harapan tersebut harus mampu diciptakan oleh toko tersebut sehingga timbulnya dorongan untuk segera mewujudkannya dalam bentuk tindakan pembelian.

Pemilik toko dalam hal ini manajer harus bisa memenuhi harapan dan ekspektasi tersebut dengan memberikan stimulus yang mendorong konsumen untuk masuk, mengevaluasi, dan merasakan pengalaman ketika berada didalam toko aksesoris. Dengan kata lain, konsumen melakukan pembelian dengan mengobservasi suasana yang dirasakan mempertimbangkan respon emosi yang ditimbulkan, dan pengalaman yang dimiliki konsumen ketika melakukan proses pembelian sehingga konsumen dapat mengevaluasi ketertarikannya pada tempat tersebut. Terdapat bermacam faktor yang menjadi stimulus, salah satu strategi pemasaran pada toko/gerai ritel dalam hal ini toko aksesoris adalah pendesainan store atmosphere atau atmosfir toko. Desain store atmosphere sebagai atmosphere stimuli merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan kunjungan kembali. Store atmosphere yang ditawarkan produsen, jika ditanggapi dengan positif oleh konsumen akan memperoleh peluang besar bagi tempat tersebut untuk dikunjungi (Kurniawan dan Kunto, 2013). Ada tiga faktor yang mendorong majunya toko ritel yaitu lokasi toko, harga yang tepat dan suasana toko/atmosfir toko (Kurniawan dan Kunto, 2013). Pihak manajemen toko diharapkan mendesain atmosfir toko sedemikian rupa sehingga mampu membuat situasi yang nyaman bagi konsumen untuk mengunjungi tempat tersebut. Dengan kata lain, store atmosphere bisa mempengaruhi perasaan atau keputusan dari para konsumen yang berkunjung ke toko aksesoris sehingga tertarik untuk melakukan keputusan pembelian yang pada akhirnya menarik konsumen untuk berkunjung kembali ke toko aksesoris tersebut.

Store atmosphere bisa menjadi alasan lebih bagi konsumen untuk tertarik dan memilih dimana ia akan berkunjung dan membeli. Dampak dari perancangan store atmosphere bisa menciptakan kesan negatif dan positif yang akan meningkatkan tingkat kunjungan konsumen atau kemungkinan tidak berniat kembali lagi untuk berkunjung ke tempat tersebut. Di Kota Padang, bisnis toko aksesoris mulai berkembang. Sudah banyak bermunculan toko aksesoris yang memiliki produk dan harga yang hampir sama. Pemilik bisnis toko aksesoris harus bisa mensiasati persamaan yang terjadi dengan merencanakan strategi-strategi lainnya seperti menciptakan suasana yang berbeda dengan bisnis sejenis untuk memenangkan persaingan.salah satu toko aksesoris yang banyak diminati oleh masyarakat saat ini adalah Toko Naughty Plaza Andalas. Toko Naughty Plaza Andalas memiliki desain atmosphere yang unik dan berbeda dengan toko aksesoris lainnya. Apabila kita melihat dari luar, kita sudah disuguhkan dengan kemilau cahaya lampu yang tertata bagus dan menarik.selain itu juga tampak disain warna dinding toko yang selaras dengan produk yang ditawarkan. Hal ini bisa menjadi faktor terjadinya pembelian terencana dan tidak terencana yang dilakukan konsumen. Pembelian terencana adalah perilaku pembelian dimana keputusan pembelian sudah dipertimbangkan sebelum masuk kedalam gerai, sedangkan pembelian tak terencana adalah perilaku pembelian tanpa ada pertimbangan sebelumnya. Salah satu jenis pembelian tidak terencana yang sering mendapatkan perhatian adalah pembelian impulsif (impulse buying). Hal ini disebabkan pembelian impulsif

merupakan sebuah fenomena dan kecenderungan perilaku berbelanja meluas yang terjadi di dalam pasar dan menjadi poin penting yang mendasari aktivitas pemasaran (Utami,2015). Menurut Utami (2015) menyebutkan bahwa pembelian impulsif (impulse buying) adalah perilaku berbelanja yang terjadi secara tidak terencana, tertarik secara emosional, dimana proses pembuatan keputusan dilakukan dengan cepat tanpa berpikir secara bijak dan pertimbangan terhadap keseluruhan informasi dan alternatif yang ada. Hasil survei pendahuluan yang dilakukan terhadap 30 konsumen Toko Naughty Plaza Andalas Padang, memberikan informasi bahwa konsumen yang berbelanja di toko ini sebagian besar perempuan berumur 15 sampai 25 tahun yang pendapatan/uang saku Rp 1.000.000 sampai Rp 2.500.000 perbulannya. Selain itu konsumen perempuan yang berbelanja di toko ini sebagian besar dipengaruhi oleh salah satu indikator dari store atmosphere atau suasana toko yaitu aroma atau wangi yang dihadirkan toko dan dipengaruhi oleh salah satu indikator dari impulse buying atau pembelian tidak terencana yaitu pembelian tidak terencana yang terjadi karena adanya diskon suatu produk. Berdasarkan hasil hasil fenomena yang ada, maka penelitian dilakukan dengan topik pengaruh Store Atmosphere terhadap Impulse Buying Konsumen di Toko Naughty Plaza Andalas dalam bentuk skripsi dengan judul Pengaruh Store Atmosphere terhadap Impulse Buying Konsumen di Toko Naughty Plaza Andalas.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah Store Atmosphere berpengaruh terhadap Impulse Buying Konsumen Toko Naughty Plaza Andalas Padang? 1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengkaji pengaruh Store Atmosphere terhadap Impulse Buying Konsumen Toko Naughty di Plaza Andalas Padang. 1.4. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Tujuan utama penelitian ini adalah berusaha memperdalam penelitian tentang perilaku berbelanja dengan mengeksplorasi aspek Store Atmosphere terhadap Impule Buying konsumen pada Toko Naughty di Plaza Andalas Padang. b. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat digunakan oleh para pemilik Toko Naughty di Plaza Andalas Padang agar dapat menyikapi pengaruh Store Atmosphere terhadap Impulse Buying konsumen.

1.5. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Literatur Bab ini berisi teori yang berkaitan dengan Store Atmosphere dan Impulse Buying sebagai variabel yang akan diteliti serta penelitian terdahulu, pengembangan hipotesis dan model penelitian BAB III Metodologi Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai desain penelitian,objek penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, sumber data, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel, tabel operasionalisasi variabel, dan pengujian data. BAB IV Analisis dan Pembahasan Bab ini berisi karakteristik responden, deskripsi variabel penelitian, pengujian data, serta pembahasan dan hasil penelitian. BAB V Penutup

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian dimasa yang akan datang.