ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT NARIBI PERKASA (PERIODE )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

LAPORAN AKHIR DANA PNBP FAKULTAS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE ( ) MUHAMAD IHSAN

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGANMENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK YUDHA BHAKTI. Fanny Nawang Wulan Radi Sahara, SE.

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN

Penilaian Tingkat Kesehatan PT. Bank QNB Indonesia Tbk Periode Menggunakan Metode RGEC

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode CAMEL di PT. Bank Central Asia, Tbk ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB III METODE PENELITIAN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bank merupakan lembaga keuangan yang keberadaannya sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG JOMBANG BERDASARKAN METODE CAMEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kerja serta kemampuan lainnya pada suatu perusahaan. Sama seperti

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PERIODE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL PADA KELOMPOK BANK PERSERO BUDY UTAMA JURUSAN MANAJEMEN 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS CAMEL SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR TINGKAT KINERJA BANK (Studi pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Bumi Gora Jaya Periode )

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DITINJAU BERDASARKAN CAPITAL, ASSET, EARNING DAN LIQUIDITY PADA BANK DKI

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BPR BKK WONOGIRI KOTA

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. bank. Uang sebagai salah satu produk bank setiap hari di gunakan oleh

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE )

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. perusahaan BPR Pura Artha Kencana Jatipuro di Karanganyar, maka dapat ditarik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank

Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Terhadap Modal Bank. 2. Kualitas Aset (Asset) Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Terhadap Aktiva Produktif

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Syariah, 2015, h. i. 1 Achmad Buchori, Seri Edukasi Perbankan Syariah, Jakarta : Departemen Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara. Untuk itu

ABSTRAK. Oleh: Moh. Sochih

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. BPR ARTHA HUDA ABADI KABUPATEN PATI

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

Transkripsi:

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT NARIBI PERKASA (PERIODE 2011-2012) SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan guna melengkapi syarat- syarat untuk mencapai gelar setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi Jenjang Strata Satu Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Nama : Dendy Raharjo NPM : 21210785 Fakultas/ Jurusan Pembimbing : Ekonomi/ Akuntansi : Riyanti, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN

Dari data statistik yang diperoleh di www.bo.go.id per Desember 2012 jumlah BPR menjadi 1.653 unit atau berkurang 16 unit dari tahun sebelumnya. Terus berkurangnya jumlah BPR menunjukkan industri ini dihuni BPR yang tidak sehat. Namun disisi lain, kinerja BPR secara industri terus mengalami pertumbuhan seperti jumlah asset, jumlah sumber dana yang didapatkan, dan jumlah penyaluran dana yang setiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini menandakan jangkauan BPR yang semakin luas dan keberadaan BPR sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Di tahun 2010 sekitar 8,6% dari 1.706 Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia berada dalam kondisi tidak sehat (metrotvnews.com: Juni 2011). Sedangkan 91,4% BPR sisanya dinyatakan sehat dan beberapa diantaranya mampu memiliki aset Rp 100 miliar keatas. Dan di tahun 2011 menurut Direktur Pengembangan BPR, Kredit, dan UMKM Indonesia Santoso Wibowo menyebutkan jumlah BPR dalam kategori sehat diatas 85% dari total 1.669 BPR (www.perbarindo.or.id). Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang merupakan bagian dari sistem perbankan harus sehat dan dapat dipercaya oleh masyarakat agar dapat berkontribusi maksimal dalam menggerakkan perekonomian secara keseluruhan. Penilaian kesehatan BPR telah menjadi indikator penting dalam upaya peningkatan kinerja bank. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat, atau tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan ataupun petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya.

Rumusan Masalah: Batasan Masalah: Tujuan Penelitian: Dalam pembahasan penelitian ilmiah ini, penulis akan membahas masalah bagaimana tingkat kesehatan pada PT Bank Perkreditan Rakyat Naribi Perkasa dengan menggunakan metode CAMEL. Dalam menyusun penelitian ini, penulis membatasi pada tingkat kesehatan PT Bank Perkreditan Rakyat Naribi Perkasa Periode 2011-2012 dengan menganalisa laporan keuangan triwulan dan melakukan perhitungan terhadap aspek permodalan (Capital), kualitas aset (Asset Quality), manajemen (Management), rentabilitas (Earning), dan likuiditas (Liquidity). Adapun tujuan dari penyusunan penelitian ilmiah ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan PT Bank Perkreditan Rakyat Naribi Perkasa dengan menggunakan metode CAMEL.

Manfaat Akademis: Sebagai persyaratan untuk mencapai gelar setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi jenjang Strata Satu. Kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang diperoleh pada saat perkuliahan ke dalam praktek yang sesungguhnya. Memperdalam pengetahuan penulis tentang penilaian tingkat kesehatan. BPR dengan menggunakan metode CAMEL. Manfaat Praktis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi BPR Naribi Perkasa terutama mengenai analisa CAMEL. Membantu mengetahui keadaan kesehatan bank dari tahun sebelumnya apakah dapat dikatakan sehat atau tidak.

BAB IV PEMBAHASAN

Capital (Permodalan) Perhitungan Rasio CAR, Nilai Kredit CAR, dan Nilai Kredit Faktor CAR CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku. Triwulan I 2011 CAR = 3.099.340,85 14.067.245,04 = 22,03% CAR = Total Modal Total ATMR x 100% Nilai Kredit CAR = 22,03% 0,1% = 221,32 100 Nilai kredit rasio CAR = rasio 0,1% Nilai Kredit Faktor CAR = 100 x 30% = 30 NK faktor CAR = NK rasio CAR Bobot rasio CAR

Asset Quality (Kualitas Aktiva) Perhitungan Rasio KAP, Nilai Kredit KAP, dan Nilai Kredit Faktor KAP KAP digunakan untuk mengukur tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan. Triwulan I 2011 KAP = 384.847,25 15.122.355 = 2,55% Nilai Kredit KAP = KAP = 22,5% 2,55% 0,15% Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan Total Aktiva Produktif = 133,02 100 Nilai kredit rasio KAP = 22,5% rasio 0,15% Nilai Kredit Faktor KAP = 100 x 25% = 25 NK faktor KAP = NK rasio KAP Bobot rasio KAP

Asset Quality (Kualitas Aktiva) Perhitungan Rasio CAD, Nilai Kredit CAD, dan Nilai Kredit Faktor CAD CAD digunakan untuk menunjukkan kemampuan bank dalam menjaga kolektabilitas atau pinjaman yang disalurkan semakin baik. Triwulan I 2011 CAD = 264.357,4 264.357,4 = 100% CAD = PPAP Yang Dibentuk PPAP Yang Wajib DIbentuk Nilai Kredit CAD = 100% 1% = 100 100 Nilai kredit rasio CAD = rasio 1% Nilai Kredit Faktor CAD = 100 x 5% = 5 NK faktor CAD = NK rasio CAD Bobot rasio CAD

Management (Manajemen) Perhitungan Aspek Manajemen Umum, dan Manajemen Risiko Penilaian faktor manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan BPR dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap pengelolaan bank yang bersangkutan. Penilaian didasarkan kepada manajemen umum dan manajemen risiko Nilai 0,1-1 = Tidak Baik Nilai 1,1-2 = Kurang Nilai 2,1-3 = Cukup Nilai 3,1-4 = Baik NK faktor Manajemen = NK Manajemen Bobot Manajemen

Earning (Rentabilitas) Perhitungan Rasio ROA, Nilai Kredit ROA, dan Nilai Kredit Faktor ROA ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva untuk memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Triwulan I 2011 ROA = 311.757,33 5.884.047,33 = 5,30% ROA = Laba Sebelum Pajak Rata Rata Aktiva x 100% Nilai Kredit ROA = 5,30% 0,015% = 353,22 100 Nilai kredit rasio ROA = rasio 0,015% Nilai Kredit Faktor ROA = 100 x 2,5% = 2,5 NK faktor ROA = NK rasio ROA Bobot rasio ROA

Earning (Rentabilitas) Perhitungan Rasio ROE, Nilai Kredit ROE, dan Nilai Kredit Faktor ROE ROE digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Triwulan I 2011 ROE = 272.788,00 1.008.962,58 = 27,04% ROE = Laba Setelah Pajak Rata Rata Modal Inti x 100% Nilai Kredit ROE = 27,04% 8% 0,125% = 152,29 100 Nilai kredit rasio ROE = rasio 8% 0,125% Nilai Kredit Faktor ROE = 100 x 2,5% = 2,5 NK faktor ROE = NK rasio ROE Bobot rasio ROE

Earning (Rentabilitas) Perhitungan Rasio NPM, Nilai Kredit NPM, dan Nilai Kredit Faktor NPM NPM merupakan perbandingan antara laba setelah pajak terhadap Pendapatan Operasional. NPM menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh bank dari kegiatan operasional. Triwulan I 2011 NPM = 204.591 1.134.002 = 18,04% Nilai Kredit NPM = 18,04% 0,05% NPM = = 360,83 (100) Laba Setelah Pajak Pendapatan Operasional x 100% Nilai kredit NPM = rasio 0,05% Nilai Kredit Faktor NPM = 100 x 2,5% = 2,5 NK faktor NPM = NK rasio NPM Bobot rasio NPM

Earning (Rentabilitas) Perhitungan Rasio OCR, Nilai Kredit OCR, dan Nilai Kredit Faktor OCR OCR digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Triwulan I 2011 OCR = 905.954 1.134.002 = 79,89% Nilai Kredit OCR = OCR = 100% 79,89% 0,08% Biaya Operasional Pendapatan Operasional x 100% = 251,38 100 Nilai kredit OCR = 100% rasio 0,08% Nilai Kredit Faktor OCR = 100 x 2,5% = 2,5 NK faktor OCR = NK rasio OCR Bobot rasio OCR

Liquidity (Likuiditas) Perhitungan Rasio LDR, Nilai Kredit LDR, dan Nilai Kredit Faktor LDR LDR digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Triwulan I 2011 LDR = 13.837.795 16.806.285,75 = 82,34% Nilai Kredit LDR = 115% 82,34% 0,25% LDR = Kredit Dana yang Diterima x 100% = 130,65 100 Nilai kredit LDR = 115% rasio 0,25% Nilai Kredit Faktor LDR = 100 x 5% = 5 NK faktor LDR = NK rasio LDR Bobot rasio LDR

Liquidity (Likuiditas) Perhitungan Rasio CR, Nilai Kredit CR, dan Nilai Kredit Faktor CR CR digunakan untuk mengukur kemampuan alat likuid bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek. Triwulan I 2011 CR = 2.571.256 13.949.458 = 18,43% Nilai Kredit CR = 18,43% 0,05% CR = = 368,65 (100) Alat Likuid Kewajiban Lancar x 100% Nilai kredit CR = rasio 0,05% Nilai Kredit Faktor CR = 100 x 5% = 5 NK faktor CR = NK rasio CR Bobot rasio CR

Hasil Perhitungan Rasio dan Predikat Hasil Perhitungan Rasio PT BPR Naribi Perkasa (Periode 2011-2012) S = SEHAT CS = CUKUP SEHAT KS = KURANG SEHAT TS = TIDAK SEHAT

Hasil Perhitungan Nilai Kredit, Nilai Faktor Kredit, dan Total Nilai Faktor Kredit CAMEL PT BPR Naribi Perkasa (Periode 2011-2012)

Nilai Skor CAMEL dan Predikat Penilaian CAMEL PT BPR Naribi Perkasa (Periode 2011-2012) Predikat Penilaian Kesehatan BPR 81 100 = SEHAT 66 - < 81 = CUKUP SEHAT 51 - < 66 = KURANG SEHAT 0 - < 51 = TIDAK SEHAT

BAB V PENUTUP

Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis tingkat kesehatan bank pada PT BPR Naribi Perkasa pada triwulan pertama tahun 2011 hingga triwulan keempat 2012, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kesehatan BPR Naribi Perkasa seluruhnya mendapat predikat SEHAT sebagai hasil dari pengelolaan usaha yang BAIK. Karena nilai faktor kredit CAMEL yang diperoleh berada diatas 81 (batas minimum sehat sesuai dengan Surat Kerputusan Direksi Bank Indonesia No 30/12/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan BPR) yaitu sebesar 97,4 pada triwulan pertama tahun 2011, 97,4 pada triwulan kedua tahun 2011, 97,4 pada triwulan ketiga tahun 2011, dan 97,4 pada triwulan keempat tahun 2011. 97,4 pada triwulan pertama tahun 2012, 96,6 pada triwulan kedua tahun 2012, 97,4 pada triwulan ketiga tahun 2012, dan 97,4 pada triwulan keempat tahun 2012. Saran: Dalam rangka menjaga dan atau meningkatkan tingkat kesehatannya, disarankan untuk BPR Naribi Perkasa terus memperkuat kegiatan usahanya, dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah untuk mendapatkan predikat sebagai bank yang SEHAT. Hasil dari metode CAMEL ini juga dapat dijadikan acuan untuk memberi rating bagi perusahaan. Hal ini karena kelima faktor CAMEL tersebut merupakan faktor dasar untuk mengukur kinerja suatu bank dari segala aspek.