S, 2014 KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP MELALUI PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA SUB-KONSEP PENCEMARAN AIR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bangsa (UU RI No. 20 Tahun 2003). Berdasarkan fungsi tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. rendah, gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkannya tradisi belajar yang dilandasi oleh semangat dan nilai. keragaman pendapat dan keterbukaan.

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur an Allah menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat. martabat orang yang berilmu. Oleh karena itu Allah berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang diturunka dari satu generasi ke generasi berikutnya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuliani Susilawati,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam membina manusia yang memiliki penetahuan dan keterampilan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. terhadap konsep pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik profesional

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini, kemajuan dari suatu negara ditentukan dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tingkat SMA/MA, mata pelajaran IPA khususnya Fisika dipandang

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk memiliki

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan bangsa yang dicita-citakan, yaitu masyarakat yang berbudaya dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN. adalah warisan intelektual manusia yang telah sampai kepada kita (Ataha,

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang ada pada manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. sarana dalam membangun watak bangsa. Tujuan pendidikan diarahkan pada

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nasibatun Umul Khairat, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Oleh : Muhammad Abdul Wahid A

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan pendidikan nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 20. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat dan global menuntut manusia untuk lebih mengembangkan potensi dalam dirinya. Salah satu upaya untuk mewujudkannya melalui pendidikan. Pendidikan memiliki peranan penting dalam perkembangan suatu bangsa, karena pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yaitu di dasarkan pada pendidikan. Seperti yang terdapat pada UU NO 20 Pasal 3 Tahun 2003 bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini banyak macam sumber-sumber daya pendidikan guna upaya untuk mengoptimalkan mutu pendidikan. Berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang sangat berpotensi dalam pembentukan manusia berkualitas, kemampuan ini sangat diperlukan peranannya dalam proses pembelajaran bagi peserta didik dalam memecahkan masalah. Kemampuan berpikir kritis siswa terhadap materi pelajaran, penggunaan bahasa, menggunakan struktur logika berpikir logis, menguji kebenaran ilmu pengetahuan, dan pengalaman dapat membentuk peserta didik yang mandiri (Paul, 1990). Kemandirian intelektual ini penting dimiliki, ditambah lagi keberanian, kesopanan, dan keimanan, yang akan membawa siswa menjadi orang yang bermoral dan bertanggung jawab. Dengan menanamkan kemampuan berpikir kritis bagi siswa sangat berpotensi dalam pembentukan manusia yang berkualitas, seperti memecahkan masalah dengan tepat dan mampu mengaplikasikan materi pembelajaran yang di dapatkan di kelas terhadap kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang dilaksanakan harus menjadi suatu pembelajaran yang bermakna. Kegiatan belajar yang bermakna diantaranya adalah bagaimana materi yang diberikan kepada siswa melalui penemuan dari pengalaman belajarnya. Aspek proses dan produk merupakan dua hal penting yang tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran IPA, khususnya dalam pembelajaran biologi. Mengingat peran

2 biologi yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, maka upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran biologi memerlukan perhatian yang serius. Berbagai macam upaya telah dikemukakan untuk memperbaiki pembelajaran biologi. Upaya-upaya tersebut antara lain pembelajaran dengan cara siswa aktif dan pembelajaran melalui belajar dengan penemuan. Biologi merupakan salah satu bidang sains yang menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis. Biologi tidak hanya berisi kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan dengan melakukan proses pembelajaran yang memberikan pengalaman kepada siswa. Untuk mendapatkan suatu pengalaman, siswa harus mengalami suatu keadaan yang membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Dengan melakukan pengalaman siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara kritis dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah. Bruner (dalam dahar 1999) menyatakan bahwa siswa harus belajar melalui partisipasi aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip mereka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen yang membantu mereka untuk menemukan prinsip itu sendiri. Hal tersebut menunjukan bahwa siswa yang harus aktif membangun pengetahuan mereka sendiri. Maka dari itu proses pembelajaran harus terjadi interaksi antara guru dan siswa, interaksi tersebut dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Pada kenyataannya bahwa kebanyakan proses pembelajaran siswa kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya, posisi siswa adalah pasif, tidak ada pengalaman yang dilakukan siswa dan kurangnya interaksi antara guru dan siswa. Sehingga pembelajaran hanya diarahkan pada kemampuan siswa dalam menghafal materi pelajaran dengan mendengarkan ceramah dari guru sehingga siswa kurang menggali informasi yang diterimanya. Seperti yang ditegaskan oleh Wahyudin (1999) bahwa sebagian besar siswa tampak mengikuti dengan baik

3 setiap penjelasan dan informasi dari guru, siswa sangat jarang untuk bertanya sehingga guru sendiri yang menjelaskan dan siswa hanya menerima saja apa yang disampaikan oleh guru. Kondisi seperti itu, tidak didapatkan siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri, sehingga sulit membuat siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya dan kemampuan untuk memahami konsep biologi menjadi rendah. Permasalahan lain yang sering terjadi adalah kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, hal ini karena siswa susah untuk membayangkan materi-materi biologi dan belajar dengan hafalan, sehingga siswa sering lupa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru, maka hal ini menjadi masalah yang serius bagi guru dan siswa. Kegiatan pembelajaran seperti itu membuat siswa menjadi kehilangan pengalaman intelektual dan emosional yang dapat dikembangkan. Seperti yang dikemukakan oleh Amir (2009:4) bahwa dengan membiarkan siswa pasif, pembelajaran yang terpusat pada keaktifan guru akan memungkinkan bagi siswa untuk sulit mengembangkan kecakapan berpikir dan kecakapan berkomunikasi dengan baik. Hal tersebut dinilai kurang optimal karena proses pembelajaran lebih didominasi oleh keaktifan guru dan hanya membentuk interaksi yang searah yaitu interaksi hanya terhadap guru kepada siswa. Hal yang perlu diperhatikan pada saat ini adalah bagaimana menemukan cara untuk siswa dapat memahami konsep biologi, mengaplikasikan konsep biologi terhadap fenomena dalam kehidupan nyata, bagaimana interaksi yang baik dapat terjalin antara guru dan siswa, siswa mendapatkan pengalaman belajar sehingga siswa dapat menggali informasi yang didapatkannya dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan bagaimana seorang guru sebagai pembimbing yang bijaksana dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat. Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, tentu dapat menghambat kemampuan belajar biologi siswa, sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan menghendaki situasi belajar yang alamiah, yaitu siswa

4 belajar berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan yang terkait dengan fenomena dan kejadian tampak mata. Ketika siswa belajar biologi, maka yang dipelajari adalah penerapan biologi yang dekat dengan kehidupan siswa. Situasi pembelajaran sebaiknya dapat menyajikan fenomena dunia nyata, masalah yang autentik dan bermakna yang dapat menantang siswa untuk memecahkannya. Salah satu model yang sesuai dengan hal-hal dipaparkan diatas adalah Problem Based Instruction (PBI). Problem Based Instruction (PBI) merupakan paham kontruktivisme yang mengakomodsi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah secara autentik yang dapat membuat siswa mampu menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan kemampuannya, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya (Arends dalam Abbas, 2001). Pada pembelajaran ini siswa dapat terlibat secara aktif untuk menemukan pengetahuan melalui suatu pengalaman dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan materi pencemaran lingkungan dengan subkonsep pencemaran air dalam penelitian ini karena pencemaran air merupakan masalah yang erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, konsep ini akan lebih mudah dipahami jika siswa memiliki pengalaman belajar secara langsung dalam mempelajarinya, dimana siswa akan dituntut untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Melalui pembelajaran materi pencemaran air ini, siswa akan merancang suatu produk atau aktivitas dalam menangani permasalahan pencemaran air. Oleh karena itu, berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction untuk mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan judul Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Problem Based Instruction Pada Sub Konsep Pencemaran Air. Materi pencemaran air merupakan salah satu pokok bahasan mata pelajaran IPA di kelas VII semester 2. Pokok bahasan pencemaran air merupakan suatu materi yang sangat dekat dengan kehidupan nyata. Banyak peristiwa- peristiwa yang kita jumpai sehari-hari menggunakan prinsip-prinsip dalam materi pencemaran air. Sebagai contoh, lingkungan disekitar seperti sungai-sungai yang tercemar limbah dan sampah dan

5 air minum yang tercemar bakteri E. coli Dengan demikian, penulis memilih bahwa materi pencemaran air sesuai apabila dalam penyampaiannya menggunakan model PBI. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan Problem Based Instruction (PBI) pada sub konsep pencemaran air. Untuk memperjelas masalah ini, rumusan masalah tersebut akan diuraikan kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa pada sub konsep pencemaran air sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)? 2. Manakah sub indikator kemampuan berpikir kritis yang paling tinggi dan yang paling rendah dimiliki oleh siswa? 3. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada sub konsep pencemaran air? C. Batasan Masalah Untuk lebih mengarahkan ruang lingkup yang diteliti maka batasan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1. Kemampuan berpikir kritis yang dianalisis melalui tes essay kemampuan berpikir kritis, menggunakan indikator menurut Paul dan Elder yang meliputi kemampuan berpikir kritis siswa dan individu dan kelompok. 2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Instruction, siswa dibimbing untuk merancang percobaan yang berkaitan dengan penjernihan air sebagai upaya untuk memecahkan permasalah pencemaran air.

6 D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui pengaruh kemampuan berpikir kritis siswa melalui Problem Based Instruction pada sub konsep pencemaran air dan mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran melalui Problem Based Instruction (PBI) pada sub konsep pencemaran air. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru maupun siswa dan sekolah, diantaranya : 1. Bagi Guru Memberikan informasi kepada para pendidik tentang gambaran kemampuan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran Problem Based Instruction. 2. Bagi Siswa Diharapkan siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam mempelajari setiap materi pelajaran sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan seharihari. 3. Bagi Peneliti lain Sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan kembali peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan model pembelajaran Problem Based Instruction dan kemampuan berpikir kritis. F. Asumsi 1. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, diperlukan strategi dan model pembelajaran yang mendukung siswa untuk belajar secara aktif (Suprapto, 2008). 2. Menurut Trianto (2007) model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) adalah suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan otentik yakni

7 penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. G. Hipotesis Dari asumsi tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada sub-konsep pencemaran air.