BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pariwisata global akan menurun karena krisis keuangan global

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan masyarakat semakin disibukkan dengan berbagai. yang mampu mengembalikan produktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PUBLIC EXPOSE. PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern. Di perkotaan seperti Jakarta, berkembangnya jaman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi, rutinitas masyarakat yang meningkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

Denpasar, Juli 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

2015 PENGARUH EXPERIENTAL MARKETING TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION DI GALERI IPTEK SABUGA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

I PENDAHULUAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata saat ini merupakan industri terbesar di dunia dan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. faktor penghambat karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa (goods and service)

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan dari pergerakan wisatawannya. Pada akhir-akhir ini pariwisata di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan United

PENILAIAN WISATAWAN TERHADAP ATRAKSI WISATA DI KAWASAN WISATA TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL. Shessy Pravindiani

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain,

BAB I PENDAHULAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dengan cepat. Pariwisata merupakan industri baru yang mampu

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Widayati Prihatiningsih, 2015

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Penelitian yang dilakukan oleh World Tourism Organizatioan (WTO)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

BAB 1 PENDAHULUAN. menstimulus terciptanya sumber perekonomian baru. Bahkan pariwisata dapat di

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat sebagaimana diproyeksikan oleh World Tourism Oganization dikarenakan antara

Visit Indonesia 2008: Tantangan dan Peluang Kamis, 27 Maret 2008

AGENDA SEKILAS PERUSAHAAN KEGIATAN USAHA PROSPEK USAHA KINERJA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

BAB 2 DATA DAN ANALISA. berasal dari buku dan sebagian lagi diambil dari website-website. c. Survey lapangan yang dilakukan di Dunia Fantasi

BAB I PENDAHULUAN. tercepat pembangunannya di dunia. Sektor pariwisata telah menjadi industri yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi, juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Muhamad Irdan Rusyaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia dan melebihi perkembangan pariwisata dunia

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

PENGARUH PERKEMBANGAN OBYEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP BANGKITAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SYAILENDRA RAYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. manfaat dalam menciptakan kesempatan kerja dan pelesatrian alam serta nilainilai

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok industri dengan pertumbuhan tercepat dan terbesar dunia (the world s

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini Tiongkok merupakan pasar wisatawan asing terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai sub sektor ekonomi, merupakan industri terbesar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak mungkin hanya memproduksi sebuah destinasi saja. Kegiatan pariwisata juga

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan. (ribuan orang) (hari)

2015 PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN JASA DI CV.QITARABU JAYA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian United Nations World Tourism Organization (UN-WTO) memperkirakan pertumbuhan pariwisata global akan menurun karena krisis keuangan global diperkirakan akan berlanjut sampai 2009, UN-WTO memperkirakan presentase laju pertumbuhan kunjungan pariwisata global akan berada di kisaran 0 4%, sedangkan Asia Tenggara 6,2%, diturunkan dari target sebelumnya 12,4%. UNWTO juga mengatakan bahwa sektor pariwisata merupakan sektor yang paling tahan terhadap krisis global pada tahun 2009 ini, dikarenakan peningkatan belanja wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) dapat mendorong pertumbuhan dan membuat ketahanan industri pariwisata terhadap krisis global. UNWTO menyatakan bahwa pertumbuhan pariwisata di Asia Tenggara sebesar 6,2%, dimana hal tersebut merupakan hal positif dibanding dengan pertumbuhan di regional negara-negara lain yang hanya mencapai 4%. Pertumbuhan di Asia tenggara sendiri dapat di lihat dari jumlah kunjungan wisatawannya, seperti Malaysia mendapatkan 15,2 juta orang wisatawan, Thailand mendapatkan 11,6 juta orang wisatawan, Singapura mendapatkan 8,3 juta orang wisatawan, Indonesia mendapatkan 5 juta orang wisatawan, Filipina mendapatkan 2,3 juta orang wisatawan dan Vietnam mendapatkan 2,9 juta orang wisatawan (Sumber : kompas, Blue Print Pemasaran ). 1

2 Perkembangan pariwisata yang positif di ASEAN, maka Pemerintah Indonesia malakukan perencanaan pariwisata dengan program Visit Indonesia Year. Program ini dilakukan melalui pemulihan dan peningkatan citra melalui Bali Recovery Program, on-line marketing, marketing representatives di pasar utama Indonesia. Peningkatan customer loyalty dan penetrasi pasar baru dengan pemeliharaan 10 pasar tradisional dan penetrasi pasar China, India dan Timur Tengah. Sedangkan pemasaran pariwisata nusantara dilakukan melalui kampanye Cintai Negerimu, Kenali Negerimu, integrasi produk-promosi antar stakeholder, diversifikasi daya tarik wisata, pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, pendukungan peningkatan kondisi atraksi wisata, pengembangan sarana dan prasarana pariwisata serta peningkatan pelayanan public dengan pengembangan pelayanan visa on arrival, customs immigration and quarantine (CIQ) di pintupintu masuk utama. Program tersebut dipersiapkan untuk memenuhi keinginan dan standar internasional sehingga produk pariwisata Indonesia dapat lebih kompetitif dan menarik dibandingkan produk yang serupa dari negara-negara lainnya. Perencanaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan berkunjung ke Indonesia dan dapat menghasilkan devisa besar untuk melihat perkembangan tingkat kunjungan wisatawan ke Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.1.

3 TAHUN TABEL 1.1 STATISTIK KUNJUNGAN WISMAN DI INDONESIA TAHUN 2000 2008 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA (org) RATA-RATA PENGELUARAN PER ORANG (USD) RATA-RATA LAMA TINGGAL (HARI) PENERIMAAN DEVISA (JUTA USD) PER PER KUNJUNGAN HARI 2004 5.321.165 901,66 95,17 9,47 4.797,88 2005 5.002.101 904,00 99,86 9,05 4.521,89 2006 4.871.351 913,09 100,48 9,09 4.447,98 2007 5.505.759 970,98 107,70 9,02 5.345,98 2008 5.624.045 991,88 109,50 9,32 5.655,98 Sumber: Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia. Kestabilan industri pariwisata saat ini dipengaruhi oleh pertumbuhan wisnus akan kebutuhannya berekreasi. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh mulai meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan untuk berekreasi serta adanya stimulus dari pelaku bisnis di industri pariwisata. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari meningkatnya kuantitas dan besarnya jumlah pengeluaran yang selalu meningkat setiap tahunnya, oleh karena itu wisnus harus selalu dipertahankan dan dilayani sehingga tidak mengalami kejenuhan untuk berekreasi di dalam negeri. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2, dimana bersamaan dengan pertumbuhan wisman juga diikuti oleh pertumbuhan wisnus yang baik. Ini dapat terlihat dari kenaikan kuantitas wisnus sebesar rata-rata 2% per tahun dan total pengeluaran yang mengalami peningkatan sebesar 1,18 triliun sampai 5,81 triliun. Atas dasar hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak hanya wisman yang menjadi pasar potensial tetapi wisnus pun merupakan pasar potensial untuk dilayani.

4 Tahun Wisnus (000 Orang) TABEL 1.2 STATISTIK PERKEMBANGAN WISNUS TAHUN 2003 2007 Perjalanan (000) Pengeluaran Per Rata-Rata Perjalanan Perjalanan (000 Rupiah) Total Pengeluaran (Triliun Rupiah) 2003 110,031.30 207,119.80 1.88 373.56 70.87 2004 111,353.40 202,763.10 1.82 383.85 71.7 2005 112,701.20 213,303.90 1.89 394.43 77.51 2006 114,391.70 216,503.50 1.92 400.35 78.67 2007 116,107.60 219,751.01 1.95 406.35 79.85 2008 120,353.40 223,875.10 2.42 409.43 80.43 Catatan: Pengeluaran per perjalanan adalah rata-rata tertimbang dari setiap provinsi Sumber: Pusat Data dan Informasi (2007) Indonesia mempunyai banyak sekali daerah tujuan wisata yang menarik, diantaranya Yogyakarta, Borobudur, Bali, Lombok, Jakarta, Raja Ampat, Palembang, Padang, Medan, Nusa Tenggara Barat dan seterusnya. Jakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang banyak di kunjungi wisman atau wisnus sehingga Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menetapkan kebijakan bahwa Kota Jakarta sebagai kota jasa (service city). Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor andalan dan diharapkan mampu menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengalokasikan anggaran untuk program promosi pariwisata sebesar 30 miliar rupiah pada tahun angaran 2006. Anggaran tersebut diantaranya untuk promosi wisman maupun wisnus sedangkan PAD yang diperoleh dari kontribusi usaha pariwisata mencapai 1,07 triliun rupiah. Ini berarti promosi pariwisata terhadap kontribusi PAD dari sektor pariwisata cukup tinggi. Jakarta memiliki objek wisata unggulan di Indonesia, diantaranya Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Kebun Binatang Ragunan, Monumen Nasional (Monas). Objek wisata unggulan Jakarta ini

5 merupakan salah satu daya tarik bagi wisman dan wisnus untuk berkunjung ke Jakarta. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.3, dimana Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) memperoleh peringkat pertama pada setiap tahunnya dan diperingkat selanjutnya Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Kebun Binatang Ragunan, Monumen Nasional, Museum Nasional, Museum Satria Mandala, Museum Sejarah Jakarta dan Pelabuhan Sunda Kelapa. TABEL 1.3 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI OBJEK WISATA UNGGULANDKI JAKARTA, 2000 2005 Nama Lokasi Object Name 2003 (Orang / Person) 2004 (Orang / Person) 2005 (Orang / Person) Sumber : Dinas Pariwisata Propinsi DKI Jakarta (2008) 2006 (Orang / Person) 2007 (Orang / Person) Taman Impian 12 051 106 10 088 300 10 121.251 10 795 273 13 377 011 Jaya ANCOL Taman Mini 4 217 896 4 874 089 601 275 4 092 923 3 808 176 Indonesia Indah Kebon Binatang 3 121 677 3 358 740 2 050 055 2 553 087 3 392 223 Ragunan Monumen 614 840 554 628 586 250 663 864 708 757 Nasional Museum Nasional 105 786 800 114 24.268 120 331 157 905 Museum Satria 72 123 74 132 59.247 74 321 48 591 Mandala Museum Sejarah 52 321 45 303 43 992 69 708 75 067 Jakarta Pelabuhan Sunda 8 419 12 437 138 784 156 976 17 217 Kelapa J u m l a h 20 224 168 19 807 743 13 625 122 18 385 492 21 584 947 TIJA merupakan prioritas dari PEMDA DKI Jakarta karena memberikan keuntungan baik finansial maupun non-finansial bagi DKI Jakarta. TIJA sebagai kawasan wisata terpadu yang sangat lengkap yang mempunyai penawaran produk antara lain, Dunia Fantasi (Dufan), Atlantis water Adventure (AWA), Gelanggang Samudra (Oceanarium), Sea World Indonesia (SWI), Putri Duyung Resort, Padang Golf, Gondola, Pantai Karnaval, Pantai Festival, Pantai Indah, Marina

6 Cruise, Segarra, Puri Jimbaran Resto, Back Stage Cafe dan masih banyak lagi fasilitas yang tersedia di TIJA. TIJA mempunyai ODTW favorit yaitu Dunia Fantasi, dimana memiliki tingkat kunjungan yang cukup tinggi dibandingkan dengan ODTW lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 1.4. TABEL 1.4 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI TIJA Dunia Fantasi Atlantis Water Adventure Gelanggang Samudra Ancol Sea World Indonesia 2006 3.154.803 784.486 806.131 1.269.104 2007 3.232.420 852.494 1.011.080 1.146.147 2008 3.336.459 817.763 1.054.051 1.007.702 Sumber: Ancol Taman Impian (2009) Dunia Fantasi adalah sebuah taman wisata bertema atau dalam arti lain adalah tempat rekreasi yang memiliki satu, beberapa tema atau kombinasinya. Sebuah model tempat rekreasi yang dipelopori oleh Disney Land di Amerika Serikat. Lepas dari temanya yang berbeda, tempat rekreasi ini mempunyai karakteristik dan ciri-ciri yang sama diantaranya adalah jenis permainan yang dimiliki dan sumber pendapatan yang didapat. Jenis permainan yang dimiliki adalah ride (wahana), show (pertunjukan), ride and Show (kombinasi antara wahana dan pertunjukan) dan Game Center (permainan ketangkasan), sedangkan sumber pendapatannya berasal dari penjualan tiket masuk, penjualan tiket game center, penjualan merchandise dan penjualan makanan. Dunia Fantasi adalah daya tarik wisata utama dari TIJA yang merupakan theme park paling modern di Indonesia dan objek wisata favorit yang banyak dikunjungi wisatawan. Dunia Fantasi memiliki tingkat kunjungan wisatawan tiap tahun yang berada dikisaran antara 1 juta sampai 3,5 juta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.5.

7 TABEL 1.5 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN DUNIA FANTASI TAHUN 2002 2008 Tahun Kuartal (orang) Kuartal Pertama Kuartal Kedua Kuartal Ketiga Total 2002 447.002 936.913 553.783 1.937.698 2003 594.864 988.379 703.634 2.286.877 2004 622.653 1.066.564 750.890 2.440.107 2005 684.498 912.275 805.386 2.402.159 2006 828.083 1.169.860 1.156.860 3.154.803 2007 747.790 1.419.628 1.065.002 3.232.420 2008 790.887 1.191.752 1.353.820 3.336.459 Sumber: Dep. Marketing, Ancol Taman Impian (2009) Berdasarkan dari Tabel 1.5, dapat diketahui bahwa pada tahun 2005 hingga 2006 terjadi kenaikan wisatawan Dunia Fantasi sebesar 1,521,258 atau sebesar 14%, pada tahun 2006 hingga 2007 terjadi kenaikan wisatawan Dunia Fantasi sebesar 58,762 atau sebesar 0,5% dan pada tahun 2007 hingga 2008 terjadi kenaikan wisatawan Dunia Fantasi sebesar 104.039 atau sebesar 1,5%. Hal ini dapat diasumsikan bahwa Dunia Fantasi tetap menjadi objek wisata terfavorit di Jakarta dibanding objek-objek lain seperti Taman Mini Indonesia Indah, Kebun Binatang Ragunan dan Monumen Nasional. Namun pada kenyataannya, disinyalir ada perbandingan negatif antara jumlah kunjungan wisatawan yang meningkat dengan kepuasan yang didapatkan oleh wisatawan. Hal ini dapat dilihat pada pada Gambar 1.1 yang merupakan hasil prapenelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa kepuasan wisatawan dalam berkunjung ke Dunia Fantasi tidak optimal.

8 38 orang 40 28 orang 30 20 10 orang 16 orang 8 orang 10 0 sangat puas puas cukup puas kurang puas tidak puas orang Sumber : Prapenelitian (Bandung, Juni 2009) GAMBAR 1.1 KEPUASAN WISATAWAN DUNIA FANTASI Gambar 1.1 menunjukkan wisatawan yang kurang puas berkunjung ke Dunia Fantasi berjumlah 38 orang o atau sebesar 38%, puas sebesar 28%, 28% cukup puas sebesar 10% % dan sebesar 4,80% untuk sangat puas dan tidak puas. Dari Gambar 1.1 dapat diasumsikan bahwa masalah yang dihadapi Dunia Fantasi adalah masalah kepuasan berkunjung atau berekreasi Dunia Fantasi dengan 38% wisatawan menyatakan kurang puas. Masalah asalah yang dihadapi Dunia Fantasi saat ini merupakan kepuasan wisatawan, diantaranya yang mempengaruhinya adalah kurangnya wahana, tingkat kejenuhan wisatawan terhadap wahana dan jumlah kedatangan wisatawan yang terlalu banyak terutama pada wahana favorit diantaranya Bianglala, Tornado, Kora-kora, kora, Halilintar, Istana Boneka, Niagara dan Arum Jeram (indoskripsi.com). Tingkat kejenuhan wisatawan terhadap produk dari sebuah theme park merupakan hal penting enting yang yan perlu diperhatikan karena wisatawan berkunjung ke sebuah theme park merupakan wisatawan selalu ingin mendapatkan hal-hal hal baru

9 baik melalui wahana, tema desain theme park atau hiburan yang menyenangkan. Kejenuhan ini diakibatkan oleh kurangnya wahana atau produk yang tidak dilakukan perbaharuan atau pengembangan. Ini dapat terlihat pada wahana Istana Boneka dan wahana Balada kera yang dari awal peluncuran tidak mengalami perbaharuan yang cukup signifikan dibanding dengan wahana lainnya. Pemenuhan keinginan wisatawan tersebut diharapkan dapat menciptakan kepuasan wisatawan yang baik sehingga wisatawan melakukan kunjungan berulang. Wahana-wahana Dunia Fantasi sering kali tidak beroperasi dikarenakan kerusakan atau perbaikan bahkan terjadi pada saat wisatawan akan menikmatinya. Kerusakan wahana ini disebabkan oleh masa pakai yang menurun yang diharapkan diperbaharui sehingga wisatawan tidak mengalami kejadian yang mengecewakan dalam menikmati wahana di Dunia Fantasi. Tingkat kejenuhan wisatawan dan kerusakan atau masa perbaikan wahana ini disinyalir dapat berpengaruh negatif terhadap kepuasan wisatawan Dunia Fantasi Salah satu cara yang dilakukan Dunia Fantasi dalam meningkatkan kepuasaan wisatawan yaitu dengan melakukan program pengembangan produk dari Dunia Fantasi sebagai taman bertema (theme park). Pengembangan produk ini tidak hanya pada wahana tetap tetapi diikuti pengembangan wahana temporer seperti pembuatan show event internasional seperti Police Academy dan Slum Dunk Motor Action. Pengembangan wahana tersebut diharapkan dapat berdampak positif terhadap kepuasan wisatawan Dunia Fantasi.

10 Alaistair M. Morrison (20002: 270), menyatakan bahwa: Theme park is the different types of rides and other forms of intertaiment, food service and retail shopping facilities. All theme parks realize that their core service is intertaiment and they must keep adding to and improving their riders or other entertaiment program to make keep guests coming back. Definisi di atas menyebutkan bahwa theme park merupakan tipe-tipe perbedaan dari wahana dan gabungan hiburan lainnya, jasa makanan dan fasilitas belanja eceran. Semua theme park menyadari bahwa jasa utamanya adalah hiburan dan mereka harus menerima tambahan wahana atau penyempurnaan wahana mereka dan program hiburan lainnya untuk mempertahankan agar wisatawan datang kembali. Wahana dan hiburan merupakan produk utama dari sebuah theme park yang harus selalu dikembangkan baik melalui penyempurnaan produk atau pembuatan produk baru sehingga wisatawan tidak merngalami kebosanan dan kejenuhan. Dunia Fantasi melakukan beberapa pengembangan produk dimulai dari pengembangan wahana temporer dan wahana tetap. Wahana tetap yang dimiliki Dunia Fantasi merupakan wahana seperti Tornado, Halilintar, Arung jeram, dan lain-lain. Wahana Extreme Log dan wahana Tornado merupakan wahana baru Dunia Fantasi dimana Extreme Log adalah wahana simulator film 3 dimensi yang menyajikan proses pemotongan kayu yang cukup menegangkan dan wahana Tornado merupakan wahana bagi wisatawan yang senang memacu adrenalinnya. Wahana ini memiliki safety riding yang sangat aman mulai dari manual safety dan automatic safety sehingga wisatawan mendapatkan ketenangan dalam berwisata. Hal ini diungkap karena tersebar berita tidak benar terhadap

11 wahana baru Tornado ini yang mengalami kecelakaan yang menewaskan beberapa wisatawan. Wahana temporer Dunia Fantasi merupakan hiburan, event atau gabungan dari keduanya seperti Uero Kids Circuss, Police Academy (stunt men show), Slum Dunk vs Motor Action dengan pengemasan yang menarik dan berbeda dengan family atau international show lainnya. Pengembangan produk ini diharapkan dapat memberikan motivasi wisatawan untuk melakukan kunjungan berulang. Untuk mengetahui Pengembangan produk yang dilakukan Dunia Fantasi dapat dilihat pada Tabel 1.6. TABEL 1.6 WAHANA TETAP DAN TEMPORER DUNIA FANTASI No Nama wahana Waktu Acara / Launching Wahana 1 Tornado Juni 2007 2 UERO Kids Circuss Desember 2008 3 Aeralis show Januari 2008 4 Meteor Attack menjadi Extreme Log Juni 2008 5 Police Academy Stuntman Show 30 Juni 2008 18 Agustus 2008 6 Slum Dunk vs Motor Action 20 Desember 2008 s/d 4 Januari 2009 7 Police Academy Stuntman Show 2 : The Chamaleon 6 Juni - 6 Juli 2009 8 Spiderman vs Green Goblin 20 Juni - 20 Juli 2009 Sumber: Departemen marketing, bagian Acara 2009 Berdasarkan Tabel 1.6, Dunia Fantasi selalu melakukan pengembangan produk baik dengan pembuatan wahana baru seperti Tornado dan pergantian film 3 dimensi dari Meteor Attack menjadi Extreme Log. Selain itu Dunia Fantasi menampilkan international show yang ditampilkan melalui penyajian yang menarik dan menyenangkan bagi wisatawan. Pengembangan produk ini diharapkan diminati oleh wisatawan sehingga dapat memotivasi untuk tetap selalu

12 berkunjung dan meningkatkan kepuasan wisatawan dalam berekreasi di Dunia Fantasi. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut menunjukkan bahwa permasalahan kepuasan berkunjung wisatawan dipengaruhi oleh kerusakan wahana dan tingkat kejenuhan yang diperkirakan dapat diperbaiki dengan pengembangan produk maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK THEME PARK TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI DUNIA FANTASI. (Survei terhadap wisnus yang menikmati wahana Dunia Fantasi di Taman Impian Jaya Ancol). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan judul penelitian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana program pengembangan produk theme park yang dilakukan Dunia Fantasi. 2. Bagaimana kepuasaan berkunjung wisatawan di Dunia Fantasi. 3. Bagaimana pengaruh pengembangan produk terhadap kepuasaan berkunjung wisatawan di Dunia Fantasi. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan tentang: 1. Program pengembangan produk theme park yang dilakukan di Dunia Fantasi. 2. Kepuasaan berkunjung wisatawan di Dunia Fantasi.

13 3. Pengaruh pengembangan produk theme park terhadap kepuasaan berkunjung wisatawan di Dunia Fantasi. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan terutama yang terkait dengan penelitian dalam bidang pariwisata. 1. Kegunaan Teoritis Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan pendalaman terhadap kajian ilmu hospitality, khususnya program pengembangan produk theme park yang terdiri dari lini produk baru, penyempurnaan produk dan re-positioning terhadap kepuasaan berkunjung wisatawan serta dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu pemasaran pariwisata. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola Dunia Fantasi khususnya dalam bidang jasa pariwisata dalam upaya pembentukan Kepuasan Wisatawan untuk Berkunjung ke Dunia Fantasi melalui program pengembangan produk yang terdiri dari lini produk baru, penyempurnaan produk dan re-positioning, sehingga dapat menjadikan bahan informasi dalam upaya pembentukan Kepuasan Wisatawan untuk mengunjungi Dunia Fantasi sebagai salah satu taman bertema yang ada di Indonesia.