I. PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat. Di samping itu, Kampung juga. demokrasi dalam suatu masyarakat negara. (Jurnal Humaniora Volume 14,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pedesaan di masa demokrasi saat ini, terutama bagi pihak-pihak yang. motor penggerak bagi kesejahteraan masyarakatnya.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan

PRAKTIK POLITIK UANG DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA (Studi di Desa Pakandangan Barat Bluto Sumenep Madura) Oleh Halili

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. khususnya di Kabupaten Kebumen ketika menjelang Pemilihan Kepala Desa.

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

I. PENDAHULUAN. diperuntukkan untuk rakyat. Pemilihan umum merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan

I. PENDAHULUAN. pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah yang berlaku di Indonesia memuat perubahan. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

BUPATI KULONPROGO Sambutan Pada Acara SOSIALISASI DAN PEMBEKALAN PILKADES DESA GARONGAN, KECAMATAN PANJATAN Wates, 2 April 2013

I. PENDAHULUAN. sistem dan mekanisme pemerintahan serta norma sosial masing-masing. Inilah

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

BAB I PENDAHULUAN. tangan rakyat, maka kekuasaan harus dibangun dari bawah. diantaranya adalah maraknya praktik-praktik money politics.

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

PEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA. Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta. Abstrack

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5)

BAB I PENDAHULUAN. karena sebelumnya pemilihan Calon /wakil Gubernur Sumatera sudah terlaksana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

KARTELISASI POLITIK PILKADA LANGSUNG

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dan Buka Bersama, di Jakarta, tgl. 30 Juni 2014 Senin, 30 Juni 2014

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

proses perjalanan sejarah arah pembangunan demokrasi apakah penyelenggaranya berjalan sesuai dengan kehendak rakyat, atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penulisan

MENDENGARKAN HATI NURANI

I. PENDAHULUAN. suatu keputusan politik, pemerintahan atau kenegaraan. sebagai proses atau upaya penciptaan dari (1) lembaga -lembaga yang

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INDEKS KERAWANAN PILKADA 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 2 TAHUN 2017 tentang PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan baru. Memilihan umum (pemilu) dalam era reformasi dan

I. PENDAHULUAN. diperlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang kita alami. bisa membantu semua aspek dalam kehidupan kita.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan implikasi penelitian yang

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

Memutuskan : Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM MAHASISWA. BAB I KETENTUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. Presiden dan kepala daerah Pilihan Rakyat. Pilihan ini diambil sebagai. menunjukkan eksistensi sebagai individu yang merdeka.

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENYULUHAN KEPADA MASYARAKAT

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Konferensi ke-7 Hakim Mahkamah Konstitusi Asia, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015

Pokok-pokok Pikiran RUU Kebudayaan, Negara dan Rakyat 1 [sebuah catatan awam] 2. Oleh Dadang Juliantara

BAB V. Penutup. A. Kesimpulan

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehadiran Partai Politik Lokal di Aceh merupakan suatu bukti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kota bandung

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan menurut UUD. Dalam perubahan tersebut bermakna bahwa

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan

BAB I PENDAHULUAN. dan juga pada pemilu (Pemilu). Pada umumnya partai politik itu dapat dikatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepala desa merupakan pimpinan penyelenggara desa berdasarkan

I. PENDAHULUAN. Runtuhnya rezim Orde Baru memberikan ruang yang lebih luas bagi elit politik

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyikapi RUU. tentang Keistimewaan Yogyakarta. Kurang lebih

Pidato Penutupan Menlu RI Dr. R.M. Marty Natalegawa Pada Forum Pertemuan Badan Penyelenggara Pemilihan Umum ASEAN

POLITIK LOKAL dan PEMILUKADA ANDHYKA MUTTAQIN

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT

I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dan Pemerintahan Daerah dalam. Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Pemilukada perlu dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Artinya. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

SAMBUTAN SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEBUMEN P A D A CERAMAH NETRALITAS PNS DI HADAPAN PANWASLU KABUPATEN KEBUMEN. Senin, 19 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

PANDUAN WAWANCARA. Panduan wawancara ini bersifat terbuka sebagai penuntun di lapangan penelitian, untuk

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kampung merupakan satuan pemerintahan terkecil yang melaksanakan fungsifungsi pelayanan kepada masyarakat. Di samping itu, Kampung juga merupakan wadah partisipasi rakyat dalam aktivitas politik dan pemerintahan. Kampung seharusnya merupakan media interaksi politik yang simpel dan dengan demikian sangat potensial untuk dijadikan cerminan kehidupan demokrasi dalam suatu masyarakat negara. (Jurnal Humaniora Volume 14, Nomor 2, Oktober 2009 Halaman 99 112). Prinsip-prinsip praktek politik demokratis dapat dimulai dari kehidupan politik di Kampung. Unsur-unsur esensial demokrasi dapat diterjemahkan dalam pranata kehidupan politik di level pemerintahan formal paling kecil tersebut. Menurut Robert Dahl, terdapat tiga prinsip utama pelaksanaan demokrasi, yakni; 1) kompetisi, 2) partisipasi, dan 3) kebebasan politik dan sipil (Sorensen, 2003: 19). Dinamika dan konstelasi politik di Kampung memiliki kekhasan tersendiri. Kekhasan tersebut antara lain ditunjukkan dalam prosesi pemilihan Kepala Kampung yang jauh dari hiruk pikuk dunia kepartaian. Dalam kejenuhan yang

2 dihadapi masyarakat dengan tidak sehatnya kehidupan kepartaian di Indonesia, baik karena tidak berjalannya fungsi-fungsi ideal kepartaian termasuk rekrutmen politik maupun ketidakmampuan elit di dalamnya dalam mengartikulasi kepentingan sebagian besar rakyat, seharusnya masyarakat dapat menemukan alternatif lain dalam melaksanakan demokrasi prosedural melalui pemilihan Kepala Kampung. Negara demokratis, kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat, yang melaksanakan melalui kegiatan bersama untuk menetapkan tujuan-tujuan, serta masa depan dan untuk menentukan orang-orang yang akan memegang tampuk pimpinan. Anggota masyarakat secara langsung memilih wakil-wakil yang akan duduk di lembaga pemerintahan. Dengan kata lain, partisipasi langsung dari masyarakat yang seperti ini merupakan penyelenggaraan kekuasaan politik yang absah dan oleh rakyat, keikutsertaan masyarakat dalam berpartisipasi sangatlah penting karena teori demokrasi menyebutkan bahwa masyarakat tersebut sangatlah mengetahui apa yang mereka kehendaki. Hak-hak sipil dan kebebasan dihormati serta dijunjung tinggi. Tiada demokrasi tanpa partisipasi politik warga, sebab partisipasi merupakan esensi dari demokrasi. Partisipasi atau keterlibatan masyarakat dalam berpolitik merupakan ukuran demokrasi suatu negara. Dapat kita lihat dari pengertian demokrasi tersebut secara normatif, yakni pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (Kompas, 11 Maret 2012). Asumsi yang mendasari demokrasi (partisipasi) adalah orang yang paling tahu tentang apa yang baik bagi dirinya sendiri adalah orang itu sendiri. Karena

3 keputusan politik yang dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah menyangkut dan mempengaruhi kehidupan warga negara, maka warga negara berhak ikut serta menentukan isi keputusan yang mempengaruhi hidupnya dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Dalam hal ini masyarakat ikut berpartisipasi. Baik ketika dia memilih calon pemimpin atau ikut di dalam kampanye dan sosialisasi. Penghargaan terhadap kebebasan adalah salah satu unsur terpenting dari demokrasi. Karena itu, pemerintah tidak akan membatasi kebebasan warga Negara untuk mengekspresikan diri baik itu sebagai individu maupun sebagai kelompok. Karena itu, bukanlah sesuatu yang mengherankan apabila pasca reformasi banyak muncul kelompok-kelompok ataupun organisasi baik itu sebagai kelompok kepentingan (Interest groups) maupun kelompok penekan (pressure groups) yang menjadi media control terhadap perilaku pemerintah. karena, apabila tercipta hubungan yang positif antara pemerintah, kelompok kepentingan, dan kelompok penekan, hal itu akan semakin mewarnai kehidupan politik menuju kearah yang lebih demokratis. Ekspektasi atas sehatnya Pemilihan Kepala Kampung sebagai wahana demokratisasi atau konsolidasi demokrasi sangat besar. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada perhelatan pemilihan Kepala Kampung di Kampung Naggrak Bogor menyatakan bahwa kehidupan demokrasi yang baik sebenarnya bisa dimulai dengan pelaksanaan demokrasi di Kampung melalui pemilihan Kepala Kampung. Asalkan, pemilihan di Kampung itu dapat

4 dijalankan dengan langsung, umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil (Kompas, 11 Maret 2012). Salah satu tantangan besar demokratisasi dalam lingkup Kampung adalah merebaknya politik uang (money politics) dalam pemilihan. Seperti yang terjadi pada khasus Pemilihan Kepala Kampung di Kampung Mandalo Darat. Beberapa bulan sebelum perhelatan pemilihan Kepala Kampung Mendalo Darat, Jambi Luar Kota. Bapak Yulianto, seorang tokoh masyarakat yang ketokohannya sudah diakui di Kampung Mendalo Darat. Singkatnya, beliau akan mencalonkan diri sebagai Kades untuk mengabdikan diri membangun Kampung Mendalo Darat. Beliau mengajak seorang untuk bergabung di tim pemenangan. Lalu seseorang itu setuju dan mengajukan beberapa syarat. Di antara syarat itu adalah tidak money politic dan bermain jujur. Beliau setuju dan diangkatlah orang tersebut sebagai sekretaris tim. Semua strategi telah disiapkan. Pendekatan dengan masyarakat dilakukan dengan sangat intens. Sambutan masyarakat sangat baik. Orang itu pun punya misi khusus bergabung dengan tim tersebut, yaitu memberikan pendidikan politik pada masyarakat Kampung. Maka di setiap sosialisasi perkumpulan masa orang tersebut selalu menyempatkan diri menyampaikan politik uang itu tidak baik, berpolitiklah dengan santun, mari melihat calon pemimpin dari apa yang dia lakukan untuk masyarakat, dan lain-lain. Seseorang itu sangat ingin, masyarakat memilih pemimpinnya bukan karena diberi imbalan sejumlah uang. Ternyata orang itu salah. tanggapan positif pada saat mendengarkan ceramah di setiap pertemuan tidak berbanding lurus dengan suara yang diperoleh.

5 Semua berubah pada hari-hari sebelum pencoblosan. Badai money politic sebelum pencoblosan tidak dapat dihadang. Tim ia yang merasa sudah berjalan di atas jalan yang benar, sekuat tenaga untuk tidak tergoda. Beberapa masyarakat bahkan melakukan komunikasi melalui telpon dengan orang itu untuk menanyakan langsung berapa harga suara yang akan diberikan kepada calon yang kami usung. Jika rupiahnya pas, dia akan memilih. Jika tidak, maaf suara saya untuk kandidat lain yang ngasih lebih besar. Calon yang orang itu usung kalah. Penasehat tim yang terdiri dari beberapa orang yang selama ini dianggap memiliki kredibelitas dan kejujuran di tengah masyarakat tidak dianggap. Ia pilih tokoh-tokoh yang betul-betul mau bermain dengan jujur. Mereka bersepakat jika calon ini jadi, akan mereka kawal dalam memimpin dan melaksanakan pembangunan Kampung. Tapi semua itu nampaknya belum bisa dicapai. Kejujuran belum bisa dijadikan landasan berpolitik di negeri ini. Orang-orang yang jujur dan mau berpolitik dengan baik, akan terus tersingkirkan (Sumber:http://bahren13.wordpress.com/author/bahren13/). Fenomena negatif demikian muncul dalam transisi demokrasi di Indonesia. Secara teoretik, John Markoff (2002: 206) mengindikasikan adanya fenomena hybrid dalam demokrasi pada masa transisi. Ada percampuran elemen-elemen demokratis dengan elemen-elemen non demokratis yang dapat ditemui secara bersamaan dalam sebuah sistem politik Diamond (2003: 16-17) memberikan sinyalemen yang tidak jauh berbeda. Ada fenomena yang dia sebut sebagai demokrasi semu (pseudo-democracy). Indikatornya, mekanisme demokrasi tidak menjamin adanya demokrasi hakiki.

6 Politik uang (money politics) merupakan salah satu fenomena negatif mekanisme elektoral di dalam demokrasi. Dalam demokrasi yang belum matang, seperti di Indonesia, politik uang dijadikan alat untuk memobilisasi dukungan. Pada 20 Desember 2012 lalu di Kampung Banjar Rejo Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah mengadakan Pemilihan Kepala Kampung. Pada Pemilihan tersebut hanya diikuti oleh dua calon Kepala Kampung, yaitu Hamidi dan Khairi. Penulis melihat pada saat proses kampanye dan sosialisasi, ditemukan indikasi penggunaan politik uang. Dari hasil wawancara penulis dengan salah satu Kepala Dusun Kampung Banjar Rejo, tidak hanya politik uang dijadikan sebagai strategi pemenangan para calon Kepala Kampung di Kampung Banjar Rejo, namun ditemukan juga indikasi kampanye yang menggunakan kekerasan dan intimidasi hanya untuk tujuan politik. Kekerasan dan intimidasi kepada calon pemilih dijadikan sebuah strategi pemenangan bagi salah satu kandidat yang tidak lain bertujuan agar pemilih mau menuruti apa yang menjadi tujuannya. Berkaitan dengan uraian di atas, dapat diketahui bersama bahwa sebuah pencapaian harus melalui strategi yang matang guna tercapainya tujuan yang diinginkan seperti halnya dalam sebuah pemilihan Kepala Kampung. Strategi menjadi hal yang sangat penting dalam upaya memenangkan suara dalam suatu pemilihan. Strategi yang baik merupakan strategi yang tersusun atas dasar perencanaan-perencanaan yang matang dengan pelaksanaan secara efektif dan efisien.

7 Lebih lanjut diketahui bahwa dalam penentuan strategi terdapat dua hal yang tidak boleh terlewatkan sebelum membangun sebuah strategi, dimana kedua hal tersebut yaitu pertama relativitas dan kedua nilai-nilai pribadi yang dimiliki oleh masing-masing kandidat, kedua aspek ini merupakan tolak ukur untuk menentukan berhasil atau tidaknya strategi yang digunakan oleh masingmasing pihak dalam meraih suara pada saat pemilihan berlangsung. Berdasarkan kedua titik di atas strategi minimal dapat diperhitungkan tingkat penggunanya dan kapan strategi tersebut digunakan pada waktu yang tepat. Mengingat strategi dapat berubah dalam waktu yang singkat sehingga perlu dipersiapkan alternatif strategi yang lain untuk menggantikan strategi sebelumnnya sesuai dengan kebutuhan, karena pada dasarnya sebuah strategi yang baik sekalipun tetap harus hati-hati dan perlu perhitungan yang matang dalam pelaksanaannya. Demikian pula halnya sebuah strategi yang dijalankan oleh para calon kandidat dan tim-tim pemenangan dalam pemilihan Kepala Kampung langsung, dengan kondisi masyarakat yang plural menurut tim-tim pemenangan untuk dapat memahami kondisi agar strategi dapat digunakan pada timing yang tepat. Karena masyarakat merupakan subyek pemilih dan obyek bagi tim-tim pemenangan. Strategi dalam kasus pemilihan Kepala Kampung sebenarnya dapat dijalankan pada hampir semua aktivitas menjelang pemilihan dan pada saat pemilihan, bahkan ada sebuah strategi yang telah dipersiapkan oleh tim-tim pemenangan bersama pasangan calon, jauh sebelum pelaksanaan pemilihan namun pada umumnya strategi dibangun menjelang pemilihan, seperti pada saat

8 pendaftaran calon, kampanye, pemungutan dan perhitungan suara dan sebagainya. Dari banyak fenomena menyangkut strategi pemenangan pemilihan Kepala Kampung yang terjadi. Penulis ingin mengetahui, strategi pemenangan seperti apa yang dipakai oleh para calon Kepala Kampung dalam Pemilihan Kepala Kampung di Kampung Banjar Rejo Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana strategi kampanye politik para calon Kepala Kampung pada Pemilihan Kepala Kampung tahun 2012 di Kampung Banjar Rejo Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi kampanye politik calon kepala Kampung dalam Pemilihan Kepala Kampung di Kampung Banjar Rejo Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah. D. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis : Hasil penelitian diharapkan dapat memperkuat teori strategi kampanye politik.

9 2. Secara Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah Kampung dalam melaksanakan Pemilihan Kepala Kampung.