BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan analisis terhadap sistem jaringan yang sedang berjalan dan permasalahan jaringan yang sedang dihadapi oleh PT. Mitra Sejati Mulia Industri, maka solusi yang tepat adalah dengan melakukan perancangan topologi jaringan yang baru dengan menggunakan menggunakan sistem Virtual LAN (VLAN). VLAN merupakan suatu kumpulan perangkat dalam LAN yang dikonfigurasi, sehingga dapat berkomunikasi seolah olah dihubungkan dengan kabel. Padahal berada pada segment yang berbeda. Tugas utamanya untuk membagi broadcast domain menjadi bagian bagian yang lebih kecil. VLAN dapat dibuat berdasarkan departemen, fungsi pekerjaan, dan lain lain tanpa terpengaruh lokasi fisik host. VLAN dapat diciptakan dengan menggunakan manageable switch yang mendukung sistem tersebut. Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan menjadi mudah dimana dapat dibuat segment yang bergantung pada workstation. Traffic antara VLAN yang satu dengan yang lainnya dapat dibatasi. Implementasi VLAN dalam perusahaan ini memungkinkan terkontrolnya keamanaan data pada setiap departemennya karena berada dalam satu broadcast domain yang sama. Dan juga sangat fleksibel jika suatu saat terdapat penambahan perangkat jaringan baru. Selain itu, bentuk jaringan yang tidak rapi pada perusahaan pun dapat teratasi karena VLAN membuat seakan akan rancangan jaringan komputer perusahaan berada dalam lokasi fisik yang rapi. 41
42 4.1.1 Perangkat yang Digunakan Dengan digunakannya sistem VLAN pada topologi jaringan yang baru, maka dibutuhkan 5 buah switch yang akan menggantikan hub yang sebelumnya digunakan pada topologi jaringan sebelumnya. Switch yang digunakan untuk memenuhi sistem VLAN tersebut harus mendukung fitur managed switch. Dengan demikian penggunaan switch merk Cisco seri Catalyst switch 2960 24 10/100 + 2 1000BT LAN Base menjadi perangkat pilihan untuk memenuhi sistem VLAN yang dibuat. Spesifikasi dari switch tersebut sebagai berikut : Tabel 4.1 Spesifikasi Hardware Type Topology Maximum Port density Uplinks Modular/Expansion Slots Architecture Form Factor Dimensions DRAM Fixed Ethernet (10/100BaseTX) Ethernet (10/100/1000BaseT) 24 10/100 ports 2 10/100/1000 ports n/a Layer 2 Switching (basic connectivity), Layer 2 Switching (intelligent services), Voice Enabled Fixed, Rack Mountable, Standalone/Clustering 1.73 x 17.5 x 9.3 in. 16 MB
43 Gambar 4.1 Cisco Catalyst switch 2960 24 10/100 + 2 1000BT LAN Base http://www.pcsuperstore.com/cisco-ws-c2960-24tt-l-10118744-image.jpg Serta sebuah CISCO1841 Cisco 1841 Router dengan spesifikasi sebagai berikut : Tabel 4.2 Spesifikasi Hardware Manufacturer Cisco Systems, Inc Manufacturer Part Number CISCO1841 Product Type Form Factor Dimensions (WxDxH) Weight DRAM Memory Flash Memory Data Link Protocol Modular Router External - modular - 1U 34.3 cm x 27.4 cm x 4.4 cm 2.7 kg 256 MB (installed) / 384 MB (max) SDRAM 64 MB (installed) / 128 MB (max) Ethernet, Fast Ethernet Network / Transport Protocol IPSec Remote Management Protocol SNMP, HTTP, SSH-2
44 Features VLAN Support Power AC 120/230 V ( 50/60 Hz ) Gambar 4.2 CISCO1841 Cisco 1841 Router Yang dijadikan sebagai perantara agar VLAN yang satu dengan yang lainnya dapat saling terhubung melalui inter-vlan. Dimana pada router ini akan dikonfigurasi inter-vlan nya. Sehingga router dapat menentukan jalur jalur mana yang dapat dilalui oleh setiap VLAN.
45 4.1.2 Pembagian IP Address dan VLAN Setelah perancangan topologi yang baru telah dibuat, maka dilanjutkan dengan perencanaan pengalokasian ip-address dan menentukan VLAN yang akan digunakan. Alamat ip-address dibagi berdasarkan pengunaan VLAN nya. Untuk divisi accounting dan pola menggunakan VLAN 10, untuk divisi finishing menggunakan VLAN 20, untuk divisi PPIC menggunakan VLAN 30, dan untuk divisi gudang dan personalia menggunakan VLAN 40. Pada tabel 4.3 dapat dilihat jangkauan ip-address tiap tiap divisi yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan PT Mitra Sejati Mulai Industri. Tabel 4.3 IP Address & VLAN NO Divisi Ip Address Network Address VLAN 1 Accounting 192.168.10.0 192.168.10.255 2 Gudang 192.168.40.0 192.168.40.255 3 PPIC 192.168.30.0 192.168.30.255 4 Finishing 192.168.20.0 192.168.20.255 5 Personalia 192.168.40.0 192.168.40.255 6 Pola 192.168.10.0 192.168.10.255 192.168.10.0 10 192.168.40.0 40 192.168.30.0 30 192.168.20.0 20 192.168.40.0 40 192.168.10.0 10
46 Perubahan pada jaringan yang baru terhadap jaringan yang lama terdapat pada penambahan switch yang digunakan. Dikarenakan tidak cukupnya dengan menggunakan satu switch saja untuk mengcover semua komputer yang ada, maka dilakukan penambahan empat switch yang masing masing divisi akan dihubungkan dengan salah satu switch. Masing masing divisi yang dikelompokan berdasarkan VLAN akan dihubungkan ke masing masing switch dengan menggunakan FastEthernet. Pada tabel 4.4 dapat dilihat default gateway untuk masing masing VLAN Tabel 4.4 Daftar Default Gateway VLAN Default Gateway 10 192.168.10.1 20 192.168.20.1 30 192.168.30.1 40 192.168.40.1
47 4.2 Konfigurasi Jaringan Menggunakan VLAN 4.2.1 Konfigurasi VLAN Name dan VLAN ID Pada Switch Gambar 4.3 Konfigurasi VLAN Pada gambar 4.1 dilakukan konfigurasi untuk pemberian ID VLAN dan menentukan penamaan VLAN pada setiap bagian devisi yang sudah ditentukan sebelumnya. 4.2.2 Konfigurasi SVI pada Switch Switch memiliki fungsi SVI (Switch Virtual Interface) yang berguna memberikan default gateway untuk setiap VLAN yang ada. Konfigurasi SVI dapat dilakukan dengan cara masuk ke dalam setiap interface VLAN yang ada dan memberikan ip-address masing masing yang akan digunakan nantinya sebagai default gateway setiap VLAN.
48 Gambar 4.4 Konfigurasi SVI Pada gambar 4.2 setiap id VLAN yang sudah ditentukan tadi akan dihubungkan dengan gateway ip-address dari setiap jaringan. Sehingga konfigurasi tersebut akan mentukan gateway mana saja yang dihubungkan dengan VLAN 10, 20, 30, dan 40. Dan setiap VLAN akan mengenali ip-address yang berada di jaringannya.
49 4.2.3 Konfigurasi VTP Server Konfigurasi VTP server hanya di konfig di switch pusat saja. Gambar 4.5 Konfigurasi VTP Server Switch pusat disini akan berfungsi sebagai server yang menghubungkan atau sebagai pusat dari setiap switch client yang terhubung dengan switch pusat tersebut. Maka di switch pusat akan dilakukan konfigurasi VTP server untuk menyebarkan informasi identitas VLAN ke seluruh switch. Konfigurasi VTP server dengan memasukan nama TVP domain dan VTP password.
50 4.2.4 Konfigurasi VTP Client Konfigurasi VTP client dilakukan sehingga setiap switch selain switch pusat dapat menerima identitas dari VLAN yang ada. Gambar 4.6 Konfigurasi VTP Client Konfigurasi VTP client dilakukan pada keempat switch lain yang terhubung dengan switch pusat. Dengan memasukan nama VTP domain dan VTP password yang sama dengan switch pusat, sehingga switch yang menjadi client dapat melakukan akses dan mendapatkan informasi VLAN dari switch pusat yang sudah dilakukan konfigurasi VTP server
51 4.2.5 Konfigurasi Switchport Trunk Pada Switch Konfigurasi switchport mode trunk ini dilakukan di setiap switch client yang port portnya terhubung dengan switch pusat begitu pula sebaliknya yaitu switch pusat yang setiap portnya terhubung dengan port port pada switch client. Selain itu dilakukan konfigurasi pada port switch yang menghubungkan switch pusat dengan router. Gambar 4.7 Konfigurasi Switchport Trunk Pada fa0/1 Switch Pusat Pada switch pusat Interface Fast Ethernet 0/1 yang terhubung dengan router dilakukan trunk yang berfungsi untuk membuat jalur sehingga VLAN 10, 20, 30, 40 dapat melalui jalur tersebut.
52 Gambar 4.8 Konfigurasi Switchport Trunk Pada fa0/2 Switch Pusat Gambar 4.9 Konfigurasi Switchport Trunk Pada fa0/3 Switch Pusat
53 Gambar 4.10 Konfigurasi Switchport Trunk Pada fa0/4 Switch Pusat Gambar 4.11 Konfigurasi Switchport Trunk Pada fa0/5 Switch Pusat Pada gambar tersebut dilakukan konfigurasi yang sama dengan yang dilakukan pada fa0/1 yaitu dengan melakukan trunking untuk membuat jalur
54 sehingga setiap VLAN yang ada dapat melewatinya. Dan hal tersebut dilakukan juga pada setiap fast ethernet yang terhubung dengan switch pusat. Selain dilakukan di switch pusat, trunk ini juga dilakukan pada fast ethernet setiap switch client yang terhubung dengan switch pusat. 4.2.6 Konfigurasi Switchport Access pada Switch Konfigurasi switchport access dilakukan di keempat switch client. Konfigurasi tersebut dilakukan pada setiap port switch yang terhubung ke komputer atau end device. Gambar 4.12 Konfigurasi Switchport Access
55 4.2.7 Konfigurasi Subnetting pada Router Gambar 4.13 Konfigurasi Subnetting pada Router Gambar 4.14 Konfigurasi Subnetting pada Router Konfigurasi pada gambar diatas untuk melakukan penambahan sub-interface, hal ini dilakukan sesuai dengan banyaknya VLAN yang akan digunakan.
56 Encapsulation berguna untuk menerapkan sejenis protokol WAN, sehingga dengan melakukan penambahan sub-interface ini berguna untuk membungkus VLAN menjadi suatu kesatuan. 4.3 Evaluasi 4.3.1 Hasil Uji Coba dan Simulasi Rancangan a. Simulasi Pada Jaringan Untuk mengukur efektifitas kinerja pada jaringan yang baru maka digunakan Cisco Packet Tracer. Software ini digunakan karena sesuai dengan alat yang digunakan yaitu switch dan router Cisco sehingga sesuai dengan kebutuhan dan selain itu karena penggunaannya mudah dimengerti oleh pengguna. Dengan menggunakan Cisco Packet Tracer dapat membantu mempermudah melakukan perancangan dan pengetesan jaringan yang baru karena dilengkapi dengan berbagai macam perangkat yang dibutuhkan untuk melakukan perancangan topologi dan serta fitur fitur dan tampilan yang sangat mendukung. Selain itu juga dengan menggunakan Cisco Packet Tracer ini dapat mengurangi beban produksi jika dilakukan secara langsung dengan melakukan pengimplementasian terhadap jaringan perusahaan tersebut yang mungkin akan terjadi kesalahan kesalahan. Oleh karena itu dengan Cisco Packet Tracer dapat dilakukan simulasi sehingga dapat melakukan pengetesan terhadap jaringan terlebih dahulu.
57 b. Verifikasi SVI Pada Switch Gambar 4.15 Hasil Konfigurasi SVI Pada Gambar 4.15 adalah hasil dari konfigurasi dari SVI pada switch pusat yang dibuat untuk VLAN 10, 20, 30, dan 40 dan memberikan koneksi default gatewaynya. Sehingga dapat diketahui untuk VLAN 10 dengan gateway 192.168.10.1 dan seterusnya untuk VLAN 20, 30, dan 40 dapat diketahui gateway-nya.
58 c. Verifikasi VLAN Gambar 4.16 Verifikasi VLAN Pada Switch Pusat Gambar diatas menunjukan bahwa VLAN 10 untuk bagian accounting, VLAN 20 untuk bagian finishing, VLAN 30 untuk bagian PPIC, dan VLAN 40 untuk bagian gudang sudah aktif pada switch pusat. Hal tersebut menunjukan bahwa konfigurasi yang telah dilakukan sudah berjalan dengan baik. Untuk menampilkannya dengan #show vlan brief.
59 Gambar 4.17 Verifikasi VLAN Pada Switch Client Gambar diatas menunjukan bahwa switch pada divisi finishing sudah aktif dan bisa digunakan dan menunjukan jika konfigurasi yang dilakukan sudah berjalan dengan sesuai keinginan.
60 d. Verifikasi IP Interface Brief Gambar 4.18 Verifikasi ip interface brief switch Pusat Dari verifikasi ip interface brief diatas, terlihat bahwa status interface yang sudah di verifikasi atau di konfigurasi sudah terhubung dengan port tujuannya. Kondisi protokol yang down mengartikan bahwa protokol tersebut tidak dikonfigurasi karena tidak digunakan.
61 Gambar 4.19 Verifikasi ip interface brief switch client Pada gambar diatas status up menandakan bahwa switch client sudah terhubungan dengan port tujuan, yaitu switch pusat dan dua komputer gudang. Status down menunjukan bahwa port tidak terhubung dengan yang lain.
62 e. Verifikasi VTP status VTP server memberikan informasi mengenai daftar VLAN yang telah dibuat sebelumnya kepada VTP client, sehingga switch client dapat mengetahui informasi VLAN. Gambar 4.20 Verifikasi VTP Server di Switch Pusat Pada gambar diatas menjelaskan bahwa switch pusat sudah menjadi VTP server, sehingga setiap client dapat menerima informasi VLAN dari switch pusat yang terlah dikonfigurasi VTP server.
63 Gambar 4.21 Verifikasi VTP Client di Switch Accounting Gambar 4.22 Verifikasi VTP Client di Switch divisi Finishing
64 Gambar 4.23 Verifikasi VTP Client di Switch PPIC Gambar 4.24 Verifikasi VTP Client di Switch Gudang VTP client dikonfigurasikan pada setiap switch yang terhubung dengan switch pusat, sehingga switch client tersebut dapat menerima informasi mengenai
65 VLAN yang ada. VTP client dikonfigurasikan pada keempat switch pada jaringan, yaitu switch accounting, switch finishing, switch PPIC, dan switch gudang. Pada keempat gambar di atas, dapat dilihat setiap switch statusnya telah menjadi client, sehingga dapat mendapat informasi VLAN dari switch pusat f. Simulasi Pengiriman Data Setelah konfigurasi jaringan telah dilakukan verifikasi dan dapat digunakan, maka dilakukan pengetesan jaringan tersebut dengan mengadakan simulasi pengiriman paket data dari satu divisi ke divisi lainnya. Disini disimulasikan salah satu PC yang terdapat pada divisi pola yang akan mengirimkan paket data pada komputer di divisi PPIC. Pada simulasi ini tidak dilakukan simulasi ARP. Gambar 4.25 Paket Dikirim Dari Komputer Ruang Pola Paket data akan dikirimkan dari komputer yang ada di ruang pola yang memiliki ip-address 192.168.10.3 dengan tujuan komputer yang berada di ruang PPIC dengan ip-address 192.168.30.2.
66 Gambar 4.26 Paket Sampai pada Switch Accounting Paket data dari komputer di ruang pola dikirim melalui jaringan lalu akan sampai pada switch accounting. Switch tersebut merupakan switch yang juga menghubungkan komputer ruang pola dengan ruang accounting dalam satu jaringan yang sama. Gambar 4.27 Data Dikirim ke Switch Pusat
67 Paket dari switch accounting akan diteruskan ke switch pusat. Selain itu switch juga mengirimkan paket ke komputer ruang accounting. Tetapi karena komputer tersebut bukanlah tujuan pengiriman pake maka paket yang dikirimkan akan dihancurkan. Gambar 2.28 Paket Dikirim ke Router Pada gambar 2.28 menunjukan dari switch pusat paket dikirim ke router dengan tujuan untuk mendapatkan jalur VLAN yang telah dibuat. Jika tidak ada router maka jalur VLAN yang ada tidak dapat diketahui dan paket tidak sampai ke tujuan.
68 Gambar 4.29 Paket dikirim ke Switch Pusat Kembali Router akan mengecek paket yang berasal dari komputer ruang pola dapat diteruskan ke ruang PPIC. Setelah itu router melakukan perutean jalur mana yang sesuai dengan tujuan dari paket yang dikirimkan. Maka router akan melakukan pengiriman paket ke switch pusat untuk dapat dikirimkan ke switch berikutnya. Gambar 4.30 Paket Dikirim ke Switch PPIC
69 Setelah mendapat paket dari router yang mengindikasikan bahwa paket tersebut sudah mendapatkan jalur pengiriman maka switch pusat akan mengirimkan paket ke switch PPIC yang memang merupakan jalur yang telah router berikan. Gambar 4.31 Paket Sampai Pada PC Ruang PPIC Pada gambar 4.31 dapat dilihat paket sampai di komputer tujuan yang berada pada VLAN yang berbeda dengan komputer yang mengirimkan data tersebut. Ini menandakan bahwa pengiriman data telah berhasil dilakukan.
70 g. Pembuktian Collision Gambar 4.32 Pembuktian Collision Data Sebelum Menggunakan VLAN Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dari dua kali ujicoba yang dilakukan dengan dengan mengirimkan empat paket data. Test pengiriman pertama hanya ada dua paket data yang sampai pada alamat tujuan dan dua paket data lainnya gagal ini menandakan bahwa hanya 50% data yang sampai ke alamat tujuan dengan kecepatan rata rata 76ms. Begitu pula pada test pengiriman data yang kedua hanya ada dua paket data yang sampai ke alamat tujuan dan dua paket data lainnya gagal. Sama seperti pengiriman data pertama pengiriman kedua hanya 50% data yang sampai dengan kecepatan rata rata 76ms. Hal ini membuktikan bahwa banyak paket data yang saling bertabrakan sehingga data data tersebut tidak dapat sampai ke alamat tujuan.
71 Gambar 4.33 Pembuktian Setelah Menggunakan VLAN Pada gambar diatas adalah hasil test ping yang dilakukan pada jaringan yang telah menggunakan VLAN. Dapat dilihat bahwa paket data yang diterima sesuai dengan paket data yang dikirimkan. Ini membuktiakan collision dapat dikurangi. Dari dua test yang dilakukan menunjukan 100% paket data sampai pada alamat tujuan. Selain itu juga memiliki waktu pengiriman yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum menggunakan VLAN. Rata rata pengiriman data dari kedua test tersebut adalah 24ms. Ini menandakan bahwa collision dapat diatasi
72 h. Hasil Tes Ping Topologi Lama dan Baru Hasil Tes Ping Topologi Lama Gambar 4.34 Hasil Tes ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi Finishing ke Gudang Gambar 4.35 Hasil Tes ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi Personalia ke Gudang
73 Gambar 4.36 Hasil Tes Ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi PPIC ke Gudang Gambar 4.37 Hasil Tes Ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi Pola ke Gudang
74 Dari kelima gambar hasil tes ping secara terus menerus antar divisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebelum menggunakan VLAN, pengiriman data di dalam jaringan komputer perusahaan tidak stabil. Tidak semua data terkirim dengan lancar. Terdapat cukup banyak data yang tidak terkirim ke tujuan. Hasil Tes Ping Topologi Baru Gambar 4.38 Hasil Tes ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi Finishing ke Divisi PPIC1
75 Gambar 4.39 Hasil Tes ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi Personalia ke Divisi PPIC1 Gambar 4.40 Hasil Tes ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi PPIC2 ke Divisi PPIC1
76 Gambar 4.41 Hasil Tes Ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi Gudang ke Divisi PPIC1 Dari kelima gambar hasil tes ping secara terus menerus antar divisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sesudah menggunakan VLAN, pengiriman data di dalam jaringan komputer perusahaan menjadi stabil. Semua data terkirim dengan lancar. Tidak ada data yang mengalami Request Timed Out. Dari hasil ping tersebut juga menunjukan konfigurasi VLAN yang telah dilakukan dapat berjalan dengan baik dan setiap VLAN dapat berhubungan dengan baik dalam satu VLAN maupun dengan VLAN yang berbeda. Tabel 4.5 Perbandingan Pengiriman Data Sebelum dan Sesudah Menggunakan VLAN No VLAN Waktu (ms) Min Max Average 1 Sebelum 20 131 76 2 Sesudah 14 39 22
77 Dari tabel di atas dapat dilihat perbedaan waktu ping antara sesudah menggunakan jaringan VLAN dan sebelum menggunakan VLAN yang dilakukan pada divisi yang berbeda, yaitu pada divisi accounting ke divisi gudang. Bahwa jaringan dengan menggunakan VLAN lebih cepat dalam pengiriman paket data dibandingkan dengan jaringan tanpa menggunakan VLAN. i. Broadcast Domain Sebelum dan Sesudah Menggunakan VLAN Gambar 4.42 Broadcast Domain Topologi Lama Gambar 4.42 menunjukkan bahwa broadcast domain pada topologi lama yang belum menggunakan VLAN, hanya berada di satu tempat. Hal tersebut mengakibatkan pada saat seorang user mengirim data melalui jaringan, semua end-device pada jaringan menerima data tersebut. Dengan kata lain, privasi data tidak ada sama sekali.
78 Gambar 4.43 Broadcast Domain Topologi Baru Pada gambar 4.43 menunjukkan bahwa dengan topologi yang baru dan setelah menggunakan sistem VLAN, broadcast domain yang awalnya hanya di satu titik, sekarang terbagi menjadi di lima titik berbeda. Selain itu, tidak semua divisi berada dalam satu segmen jaringan ip-address yang sama. Masing masing VLAN mewakili divisi yang berbeda. VLAN 10 untuk divisi accounting dan pola, VLAN 20 untuk divisi finishing, VLAN 30 untuk divisi PPIC, dan VLAN 40 untuk divisi gudang dan personalia. Sehingga pada saat pengiriman data dari suatu komputer, user dapat menentukan destinastion data tersebut terlebih dahulu. Jadi tidak semua komputer user yang berada di dalam jaringan dapat menerima data yang dikirimkan seperti sebelumnya. Privasi data lebih baik dibandingkan saat menggunakan topologi jaringan lama yang belum menggunakan sistem VLAN.
79 4.3.2 Validasi Rancangan Sesuai Kebutuhan Perusahan Berdasarkan hasil ringkasan dari masalah-masalah yang dihadapi oleh P.T. Mitra Sejati Mulia Industri mengenai jaringan komputer maka disimpulkan sebagai berikut 1. Hanya memiliki satu broadcast domain 2. Tidak adanya keamanan jaringan. 3. Terjadinya banyak collision. 4. Tidak adanya segmentasi ip-address Setelah dilakukan analisis dan perancangan dengan menggunakan metode VLAN terhadap jaringan komputer di PT. Mitra Sejati Mulia Industri masalah yang dihadapi dapat diatasi dengan baik. 1. Broadcast Domain Broadcast domain yang semula hanya satu dengan menggunakan VLAN dapat terbagi keempat switch lainnya. Sehingga tidak semua user akan mendapat broadcast data yang dikirimkan 2. Higher Performance Karena jalur komunikasi yang sudah disegmentasikan maka pengiriman dan penerimaan paket dapat berlangsung dengan lebih cepat dan lebih stabil sehingga dapat mengurangi paket data yang tidak sampai ke tujuan pengirim, selain itu juga mengatasi collision data 3. Segmentation ip-address Dengan penerapan VLAN akan terjadinya segmentasi ip-address sehingga memudahkan pengaturan dan perawatan jaringan 4. Keamanan jaringan Dengan VLAN pembatasan hak akses dapat dilakukan, sehingga keamanan jaringan lebih baik.
80