Pengaruh Metode Time Token Arends 1998 Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 1 Waru

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Metode Question Student Have Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri I Ngimbang

(Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 1 Salopa) Abstract

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015

KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI MODEL TIME TOKEN ARENDS DAN JIGSAW PADA PELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN MENGINTEGRASIKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 KAMAL

Ani Widyastuti PGSD Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

(The Influence of Cooperative Learning Model Type Structured Numbered Heads on Students Learning Result in Excretion System Material)

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa di SMA Negeri 1 Karawang

1 Antologi UPI Volume No. Edisi Juni 2015

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE DISKUSI

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PERBANDINGAN MORALITAS SISWA MODEL VCT DAN STAD MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP PELAJARAN IPS 1) Oleh

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI TEKNIK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Minat Belajar Biologi Siswa pada Materi Pteridophyta di SMAN 39 Jakarta

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

matematis siswa SMPN 1 Karangrejo Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017 yang menggunakan model discovery learning lebih baik daripada menggunakan mode

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

Unnes Physics Education Journal

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR K3 DI SMK COKROAMINOTO 2 BANJARNEGARA MENGGUNAKAN METODE TS-TS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 50 54

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

Pengaruh Metode Discovery

Automotive Science and Education Journal

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

Jl. Ketintang, Surabaya 60231, Indonesia

(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

Anggita Stefany K.D dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI SEL DI KELAS XI IPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian menggunakan metode True Eksperimental Design. Dikatakan. dengan cara mengajar disekolah tersebut.

JPTM. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2016, 56-61

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Kata kunci: Media Gambar, Hasil Belajar Kognitif, Hasil belajar Afektif

Pembelajaran Everyone Is Teacher Here Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Anisa Nur Utami*) Purwati Kuswarini*)

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Penerapan Pendekatan Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Pertidaksamaan Di Kelas X-C SMAN 1 Kauman Tulungagung Anisa Fatmawati

Rezki Hidayat*, Maria Erna **, R Usman Rery*** NO Hp:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

ABSTRAK Kata kunci :

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

Development of Basic Competency Learning Module on Poultry Meat and Seafood Processing at SMKN 3 Wonosari

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE DENGAN INDEX CARD MATCH

PENGARUH METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU GIZI SISWA KELAS X SMK N 3 PURWOREJO

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Lutvi Dwi Aprilia dan Supardiyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang

Transkripsi:

Pengaruh Metode Time Token Arends 1998 Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 1 Waru Widya Rahayuningsih 11040284057 Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya e-mail: ra.widya@yahoo.co.id Dr. Agus Suprijono, M.Si Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya Abstrak Hasil belajar sejarah siswa SMA yang rendah merupakan masalah yang ada saat ini. Salah satu contoh rendahnya hasil belajar sejarah terjadi di SMAN 1 Bukit Kemuning Jakarta. Rendahnya hasil belajar sejarah di SMA tersebut disebabkan oleh tingginya dominasi guru dalam pembelajaran. Dominasi guru menyebabkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa tidak berkembang. Berdasarkan penelitian telah dilakukan oleh para peneliti menyatakan bahwa guru sejarah SMA sering menggunakan metode ceramah. Guru sejarah harus menempatkan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran. Penempatan siswa sebagai subjek dan guru sebagai mediator dapat diwujudkan melalui metode yang tepat yaitu metode Time Token Arends 1998. Jenis penelitian ini adalah penelitian ekperimen sebenarnya (True Eksperimental Design) dengan desain kelompok kontrol pretest postest (The Pretest Posttest Control Group Design). Penelitian ini terdiri dari dua kelompok data yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan metode Time Token Arends 1998 sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode diskusi. Pengambilan sampel kedua kelas dilakukan secara random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Time Token Arends 1998 dengan siswa yang menggunakan metode diskusi. Hasil tersebut dapat dilihat dari hasil uji t masing masing aspek hasil belajar yang bernilai signifikansi kurang dari taraf 0,05, yaitu pengetahuan (0,005), sikap (0,000) dan keterampilan (0,007). Berdasarkan Groups Statistics menunjukkan bahwa rata rata hasil belajar menggunakan metode Time Token Arends 1998 lebih besar daripada hasil belajar siswa menggunakan metode diskusi. Kedua hal itu menunjukkan bahwa metode Time Token Arends 1998 berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh metode Time Token Arends 1998 dapat pula dilihat pada skor pengelolaan pembelajaran, skor aktivitas siswa, dan hasil angket. skor yang didapatkan menyatakan bahwa kelas eksperimen mendapatkan skor yang lebih besar daripada skor kelas kontrol. Skor pengelolaan pembelajaran kelas eksperimen 3,61 sedangkan kelas kontrol hanya 3,44, skor aktivitas siswa di kelas eksperimen yaitu 3,64 sedangkan kelas kontrol 3,45, dan hasil angket metode Time Token Arends 1998 sebesar 92% dengan kategori sangat kuat. Kata kunci : Metode Time Token Arends 1998, Hasil Belajar Abstract The students result of history lesson in Senior High School is low, it is a big problem nowadays. For example, it happens in SMAN 1 Bukit Kemuning Jakarta. It can be happened because of the teachers are dominant in teachinglearning process. That reason causes the students knowledge, attitude, and skills are undeveloped. According to previous research stated that the teachers of history lesson in Senior high school often use speech method. The teachers should put the students as a subject in teaching-learning process. The students as a subject and the teacher as a mediator can be done through Time Token Arends 1998 method, it can be appropriate method for students. This research is true experimental research which is the pre-test and post-test control group design. This research uses two groups, those are experimental group and control group. Experimental group is taught by Time Token Arends 1998 method, but the control group is taught by discussion method. The sampling is randomly or random sampling. The result of this study shows the significant difference between the students result which is taught by Time Token Arends 1998 method and which is taught by discussion method. The result of this study is known by the score of t test that each aspect has the significant different less from 0,05. Those are knowledge (0,005), attitude (0,000) and 281

skills (0,007). Based on Group Statistic that shows the mean score of the students result which is taught by Time Token Arends 1998 method is more than the students result which is taught by discussion method. Both of them show that the Time Token Arends 1998 method had influence of students result. The influence of Time Token Arends 1998 method is known by the score of the learning process, students activity, and questionnaire. The score shows that the experimental group has better score than the control group. The score of learning process in experimental class is 3,61 whereas the control class is 3,44, for the score of students activity in experimental class is 3,64 but in control class is 3,45, and from questionnaire for Time Token Arends 1998 method has percentage 92% it is very excellent. Key words: Time Token Arends 1998 method, the students result. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aspek yang penting bagi negara. Pendidikan dapat menentukan moral bangsa, perubahan serta perkembangan suatu negara. Tingkat kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ditentukan oleh baik tidaknya pendidikan yang ada dalam suatu negara. Pendidikan yang baik akan meningkatkan mutu SDM suatu negara sedangkan pendidikan yang bermutu rendah akan menunjukkan rendahnya mutu SDM suatu negara. Rendahnya kualitas SDM menunjukkan bahwa pendidikan juga bertaraf rendah. Kualitas pendidikan yang rendah di Indonesia menurut Hanafiah dan Cucu Suhana disebabkan oleh faktor guru. 1 Guru secara umum masih menekankan hafalan materi kepada siswanya. Hafalan materi kepada siswa akan menyebabkan intelektual siswa tidak berkembang. Guru yang masih menekankan hafalan materi kepada siswanya juga terjadi pada mata pelajaran sejarah. Pengajaran sejarah di sekolah pada kenyataannya masih menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran. Guru menjelaskan materi sedangkan peserta didik hanya mendengar dan mencatat. Parington menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar mata pelajaran sejarah masih menggunakan istilah Chalk and Talk sehingga guru aktif sedangkan siswa hanya pasif dalam pembelajaran. 2 Proses Chalk and Talk dalam pembelajaran sejarah adalah ketika guru menerapkan metode ceramah. Metode ceramah akan mengakibatkan siswa tidak menerima materi secara maksimal. Siswa dapat memperoleh hasil belajar sejarah yang baik jika siswa ditempatkan sebagai subjek pembelajaran. Paham kontruktivisme menyatakan bahwa siswa harus ditempatkan sebagai subjek pembelajaran. Siswa harus membentuk pengetahuan dari pengalaman pribadi yang dimilikinya. 3 Penempatan siswa sebagai subjek pembelajaran dapat diterapkan dengan metode yang tepat. Metode yang tepat tersebut adalah metode Time Token Arends 1998. Metode ini dapat 1 Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama. hlm. 5 2 Agus Suprijono. 2007. Proses Belajar Mengajar Teori dan Praktek. Surabaya: LAB Jurusan Pendidikan Sejarah. hlm 45 3 Suparno, P. 2001. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius. hlm. 72 mewujudkan kekurangan yang ada sebelumnya. Metode ini merupakan penerapan pembelajaran yang demokratis di sekolah. Ciri proses pembelajaran yang demokratis adalah dalam proses belajar mengajar menempatkan siswa sebagai subjek, bukan sebagai objek. 4 Metode ini merupakan metode kooperatif yang memanfaatkan kartu untuk mendorong siswa aktif di kelas. Pemberian kartu bicara akan mendorong siswa untuk berani berbicara. Keberanian berbicara dapat ditunjukkan dari keaktifan siswa berdiskusi dan mengungkapkan pendapat. 5 Hasil observasi pengajaran sejarah di SMAN 1 Waru yang didasarkan pada keterangan guru mata pelajaran sejarah kelas X IIS, menyatakan bahwa belum pernah menerapkan metode Time Token Arends 1998. Guru sering menggunakan metode diskusi akan tetapi metode tersebut kurang mampu mendorong siswa untuk aktif dan mempunyai pemahaman terhadap materi yang telah didapatnya. 6 METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian ekperimen sebenarnya (True Eksperimental Design). Penelitian eksperimen dilakukan dengan membandingkan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berupa penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Time Token Arends 1998 terhadap kelas kontrol yang diberi metode diskusi. Penelitian ini menggunakan desain kelompok kontrol pretest postest (The Pretest Posttest Control Group Design). Pengambilan populasi dari 58 siswa diambil secara random dengan menggunakan simple random sampling tanpa memperhatikan strata yang ada dalam 1 kelas tersebut. Jumlah populasi 58 siswa adalah keseluruhan dari 2 kelas X IIS, jadi masing masing kelas sampel yang diambil hanya 29 siswa masing kelas eksperimen (menggunakan metode Time Token Arends 1998) dan kelas kontrol (mengunakan metode diskusi). 4 Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm. 29 5 Pembelajaran.. Bandung: PT. Refika Aditama. hlm. 55 6 Wawancara, Bu Ratna guru sejarah SMAN 1 Waru Kelas X IIS pada 20 Oktober 2014 pukul 08.00 WIB 282

Instrumen penelitian yang digunakan antara lain: (1) Lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran (2) Lembar aktivitas siswa; (3) Lembar penilaian sikap; (4) lembar penilaian keterampilan; (5)Lembar tes (6) Lembar angket. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan t- test. T- test yang dimaksudkan adalah independent t-test. 7 Data yang dianalisis adalah data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil belajar yang digunakan adalah postest (ranah afektif), nilai sikap (ranah afektif), dan nilai keterampilan (ranah psikomotor). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian di kelas eksperimen (X IIS 1) dan di kelas kontrol (X IIS2) adalah berupa data hasil belajar dan analisis intrumen keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa dan angket. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar aspek pengetahuan Pretest setiap siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol belum mencapai nilai ketuntasan belajar 2,67. Pada postest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda dengan nilai pretest. Nilai postest siswa kedua kelas rata rata telah mancapai nilai ketuntasan belalajar 2,67. Rata rata postest kelas eksperimen sebesar 3,13 sedangkan kelas kontrol sebesar 2,80. Nilai rata rata kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa nilai postest siswa kelas eksperimen lebih besar daripada nilai postest siswa kelas kontrol. Selisih rata rata nilai postest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak besar yaitu hanya selisih 0,33. Hal itu menunjukkan bahwa nilai postest kedua kelas tidak berbeda jauh. Kelas eksperimen Kelas kontrol Keterangan Ketuntasan Ketuntasan Pretest Postest Pret Poste est st Jumlah siswa 0 24 0 21 Prosentase 0 % 82,8 % 0 % 72,4 % Tabel di atas dapat menjadi data pendukung bahwa nilai siswa kelas eksperimen lebih besar dari nilai siswa kelas kontrol. Nilai yang lebih besar tersebut terletak pada nilai postest sedangkan nilai pretest kedua kelas sama tidak tuntasnya. Pada tabel dapat dilihat bahwa prosentase ketuntasan jumlah siswa pada pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0%. Siswa yang berjumlah 29 siswa baik kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak tuntas semua. Hal itu berbeda pada postest. 7 Sugiyono. 2010. Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. hlm. 213 Prosentase jumlah siswa yang tuntas kelas eksperimen sebesar 82,8 % sedangkan kelas kontrol sebesar 72,4%. Prosentase tersebut berarti bahwa siswa yang tuntas di kelas eksperimen sebanyak 24 siswa sedangkan siswa kelas kontrol sebanyak 21 siswa. Prosentase jumlah ketuntasan siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol meskipun hanya berbeda 10,4 %. 2. Hasil belajar aspek sikap Penilaian aspek sikap spiritual dan sosial siswa yang didasarkan pada nilai modus. Dari nilai modus tersebut maka dapat diketahui bahwa siswa akan unggul atau dominan terhadap aspek sikap. Pembelajaran dilakukan selama tiga kali pertemuan sehingga baik kelas eksperimen maupun kelas kelas kontrol akan terlihat bahwa siswa akan lebih dominan terhadap sikap apa. Pada penilaian spiritual akan dinilai bahwa siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dominan terhadap aspek: mendengarkan pendapat teman; menghargai pendapat teman; bersifat terbuka terhadap pendapat teman; berbicara sopan ketika berbicara maupun berpendapat terhadap sesama teman Penilaian sikap sosial akan terlihat bahwa siswa dominan terhadap aspek: aktif mengikuti diskusi; aktif memberikan pendapat; aktif bertanya kepada teman baik sesama kelompok maupun kelompok lain; peduli terhadap peninggalan islam dengan cara mengetahui & memahami peninggalan islam. Petemuan pertama hingga ketiga kelas eksperimen lebih memiliki sikap dominan yang lebih unggul dari kelas kontrol. Hal itu bisa dilihat dari siswa kelas eksperimen pada pertemuan ketiga sudah dominan terhadap sikap terbuka terhadap pendapat teman. Berbeda dengan kelas kontrol, siswa lebih dominan terhadap sikap menghargai pendapat. Sikap terbuka terhadap pendapat teman dinilai lebih dari sikap menghargai karena sikap terbuka berarti telah bersedia menerima segala kritikan dan tentunya sudah mempunyai sikap menghargai pendapat teman juga. Sikap di uraian sebelumnya adalah sikap spiritual, pada sikap sosial siswa kelas eksperimen dominan pada aspek aktif bertanya kepada kelompok lain sedangkan kelas konrol hanya dominan pada aspek aktif diskusi. hal ini dikarenakan oleh penerapan metode Time Token Arends 1998 sedangkan di kelas kontrol menggunakan metode diskusi. Penggunaan metode Time Token Arends 1998 dengan pembagian kartu bicara dapat mendorong siswa untuk aktif bertanya kepada siswa lain dalam kelompok maupun kelompok yang lainnya. 283

3. Hasil belajar aspek keterampilan Penilaian keterampilan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diambil dengan melihat nilai tertinggi yang didapat siswa semua aspek. Berdasarkan penilaian keterampilan maka diketahui bahwa baik kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih cenderung untuk memperoleh nilai keterampilan A. Siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap pertemuan mengalami kenaikan jumlah siswa yang memperoleh nilai A. Kedua kelas cenderung mengejar nilai keterampilan A karena setiap siswa ingin mendapatkan atau menampilkan dirinya lebih baik khususnya pada sesi presentasi. Meskipun kedua kelas sama ingin mendapatkan nilai tinggi tetapi siswa yang mendapatkan nilai A di kelas eksperimen berjumlah lebih banyak. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai A lebih banyak di kelas eksperimen menurut peneliti diakibatkan oleh penggunaan metode yang berbeda di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode Time Token Arends 1998 mendorong siswa untuk lebih aktif di kelas. Faktor pendorong tersebut terletak pada pemberian kartu bicara setiap siswa. pemberian kartu bicara dalam kegiatan diskusi akan membentuk siswa yang bertanggung jawab sehingga siswa akan lebih aktif di kelas. Kegiatan diskusi di kelas kontrol tidak mendorong siswa untuk lebih aktif karena tidak adanya dorongan untuk aktif. 4. Uji hipotesis hasil belajar Aspek sikap dan aspek keterampilan diambil rata ratanya setiap pertemuan. Hasil rata rata masing masing aspek kemudian di uji t test independent. Pada aspek pengetahuan yang dihitung uji t test adalah nilai postest. Berdasarkan hasil uji t test hasil belajar aspek pengetahuan didapatkan nilai sig 0,005, hasil belajar aspek sikap dengan nilai sig 0,000, dan hasil belajar aspek keterampilan dengan nilai sig 0,007. Hasil ketiga aspek hasil belajar tersebut kurang dari taraf 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Penolakan di daerah Ho dan penerimaan di daerah Ha menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kedua kelas sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen menggunakan metode Time Token Arends 1998 dan hasil belajar siswa kelas kontrol dengan menggunakan metode diskusi. Perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol juga dapat dilihat dari nilai keterlaksanaan pembelajaran, nilai aktivitas siswa, dan nilai angket. Berikut adalah penjelasan masing masing nilai instrument tersebut. 1. Keterlaksanaan pembelajaran Keterlaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen mendapatkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. langkah langkah pembelajaran kelas eksperimen mendapatkan nilai yang lebih tinggi karena kelas eksperimen dapat membuat siswa aktif. Hal ini berlawanan dengan kelas kontrol. kelas kontrol tidak membuat siswa aktif secara keseluruhan sehingga pengelolaan pembelajaran guru hanya mendaptkan nilai yang lebih rendah dari kelas eksperimen. 2. Aktivitas siswa Aktivitas siswa di kelas eksperimen juga mendapatkan nilai yang lebih tinggi. aktivitas di kelas eksperimen dinilai lebih tinggi karena setiap aspek penilaian pada lembar aktivitas siswa berjalan dengan baik. Siswa kelas eksperimen dapat menjalankan langkah langkah pembelajaran yang dirancang oleh guru. Siswa kelas eksperimen lebih aktif dibandingkan kelas kontrol. Penggunaan metode Time Token Arends 1998 di kelas eksperimen mendorong siswa untuk lebih aktif karena terdapat pembagian kartu bicara. Kartu bicara ini mendorong siswa untuk mengemukakan pendapat, bertanya, dan aktif melakukan kegiatan presentasi. Siswa kelas kontrol dinilai kurang aktif karena dalam satu kelas kontrol hanya terdapat beberapa siswa yang aktif sedangkan siswa yang lainnya hanya pasif dan bahkan menggantungkan nilainya kepada temannya. 3. Angket Penilaian angket ini didasarkan pada jawaban ya siswa. Siswa yang menjawab ya menunjukkan bahwa siswa setuju dengan pernyataan dalam angket. berdasarkan angket yang diberikan di kelas eksperimen maka dapat dikatakan bahwa siswa setuju dengan pernyataan angket dan mendapatkan penguatan angket dengan kategori sangat kuat. Secara garis besar siswa setuju bahwa kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan metode Time Token Arends 1998 dapat mendorong siswa untuk aktif dalam kelas. 284

PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian diperoleh di SMA Negeri 1 Waru diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. berdasarkan adanya perbedaan tersebut maka dapat diketahui bahwa metode Time Token Arends 1998 berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh tersebut antara lain dapat juga dilihat pada tingkat kognitif siswa yang bertambah, pembentukan sikap sosial spiritual siswa, dan pembentukan keterampilan aktif siswa. pengaruh tersebut juga dapat dilihat pada penilaian keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa dan angket. Pada masing masing penilaian kelas eksperimen selalu mendatkan nilai yang lebih tinggi. Metode Time Token Arends 1998 berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh tersebut berupa terdapatnya perubahan hasil belajar pada siswa. Perubahan yang terjadi pada aspek pengetahuan adalah siswa mempunyai pengetahuan yang kompleks terhadap materi yang diberikan oleh guru. bukti adanya perubahan tingkat kognitif siswa adalah dengan peningkatan nilai siswa pada postest. Pada aspek sikap terjadi perubahan sikap berupa semakin aktifnya siswa dalam pembelajaran. Metode Time Token Arends 1998 dapat membentuk sikap bersedia mendengarkan pendapat teman, menghargai pendapat teman, terbuka terhadap pendapat teman dan bersedia merespon pendapat teman. Metode Time Token Arends 1998 pada aspek keterampilan perubahan yang terjadi adalah dapat membentuk siswa yang terlatih dalam berkomunikasi sehingga siswa mempunyai keterampilan berbicara yang baik. DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono. 2007. Proses Belajar Mengajar Teori dan Praktek. Surabaya: LAB Jurusan Pendidikan Sejarah Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama Sugiyono. 2010. Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Suparno, P. 2001. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius Wawancara, Bu Ratna guru sejarah SMAN 1 Waru Kelas X IIS pada 20 Oktober 2014 pukul 08.00 WIB 285