BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III SENTRA INDUSTRI RAMBAK DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL. A. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah di Desa Penanggulan

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN

Proceeding Seminar Nasional Peningkatan Kapabilitas UMKM dalam Mewujudkan UMKM Naik Kelas

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

COWSKIN CUTTER BAGI KELOMPOK UKM PEMBUAT KERUPUK RAMBAK

BAB IV ANALISIS KARAKTERISTIK WIRAUSAHAWAN MUSLIM DALAM UPAYA MENCAPAI KESUKSESAN USAHA. A. Analisis Karakteristik Wirausahawan Muslim

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MANISAN KERING BENGKUANG

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN KUALITAS DENDENG SAPI DI UD. RIDWAN S. KEFAMENANU

PELUANG BISNIS AYAM GORENG PRESTO. Tugas Kuliah Lingkungan Bisnis

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT.

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

MANISAN BASAH BENGKUANG

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Sejarah Singkat dan Profil UD Wahyu Abadi

PENINGKATAN USAHA KRUPUK AMPLANG DI DESA KERTASADA KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

PENDAHULUAN. yaitu kerupuk berbahan baku pangan nabati (kerupuk singkong, kerupuk aci,

3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C.

3. METODOLOGI PENELITIAN

CABE GILING DALAM KEMASAN

Teknologi Pengolahan Ikan Lele secara Zero Waste menjadi Produk Olahan Kerupuk pada Ponpes Raden Rahmat Sunan Ampel di Kabupaten Jember

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan UMKM di Kabupaten Cirebon Berdasarkan. Kelompok Usaha Industri Jasa Perdagangan

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

BAB II DESKRIPSI DAN GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. diantaranya terkait Kabupaten Madiun, produk oleh-oleh khas daerah Madiun,

BAB VI DINAMIKA PROSES MERENCANAKAN TINDAKAN DAN AKSI PERUBAHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

: Laila Wahyu R NIM :

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah.

V. PROFIL INDUSTRI TEMPE. responden yang diambil adalah 31 pengrajin yang semuanya termasuk dalam

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

BAB II DATA DAN ANALISA

PROPOSAL INOVASI PRODUK PERIKANAN OIL-OLAHAN IKAN NILA

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

: pemilik usaha pisang aroma Mahkota. 3. Apakah ibu pernah melakukan inovasi pada produknya?

HASIL DAN PEMBAHASAN

reversible yaitu kulit awetan harus dapat dikembalikan seperti keadaan semula (segar). Untari, (1999), mengemukakan bahwa mikro organisme yang ada pad

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BANGUNAN

PENGEMBANGAN USAHA MIKRO INDUSTRI KREATIF KERUPUK PULI

TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UKM yang didirikan oleh Bapak H. Tarwa Hadi. Usaha ini bermula saat dia

Pembuatan Sosis Ikan

KAJIAN RUMAH PLASTIK PENGERING KOPRA KASUS DESA SIAW TANJUNG JABUNG TIMUR. Kiki Suheiti, Nur Asni, Endrizal

COWSKIN OVEN SEBAGAI SATU ALTERNATIF ALAT PENGERINGAN BAGI KELOMPOK UKM PEMBUAT KERUPUK RAMBAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Usaha Kecil Untuk Kelas Menengah BISNIS KRIPIK SINGKONG

Pemberdayaan Masyarakat Bulu Duwur, Ropoh, Kepil, Wonosobo Melalui Pemanfaatan Bunga Pinus Sebagai Teh Kantong Tekas Bina Mekanist

IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING

MODUL 4 PRESTO IKAN. Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak.

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment)

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )

PENENTUAN WAKTU BAKU PRODUKSI KERUPUK RAMBAK IKAN LAUT SARI ENAK DI SUKOHARJO

Transkripsi:

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL A. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah di Desa Penanggulan Desa Penanggulan termasuk wilayah yang memiliki luas terkecil di Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang luas wilayahnya hanya0,67 Km 2 atau 2,15% dari total luas wilayah Kecamatan Pegandon. Namun Desa Penanggulan mempunyai jumlah penduduk 3.561 jiwa dengan kepadatan penduduk paling tinggi dibanding desa-desa lain di Kecamatan Pegandon dengan 5.315 penduduk/km 2. Dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut : Sebelah Utara : Desa Lanji Sebelah Selatan : Desa Tegorejo Sebelah Barat : Sungai Bodri Sebelah Timur : Desa Gubugsari Menurut data dari kantor Kelurahan Penanggulan terdapat 95 unit industri kecil dan menengah di Desa Penanggulan. Perinciannya adalah sebagai berikut : 52

53 Tabel 3.1 Jumlah dan Jenis Industri Kecil dan Menengah di Desa Penanggulan Jenis Industri Jumlah/Unit Industri Makanan 50 Industri Alat Rumah Tangga - Industri Material dan Bahan Bangunan - Industri Alat Pertanian - Industri Kerajinan 20 Rumah Makan dan Restoran 25 Jumlah 95 Sumber: Data dari Buku Monografi Kelurahan Penanggulan, 2012 Dari tabel di atas, terlihat bahwa industri paling banyak di Desa Penanggulan adalah industri makanan, yaitu sebanyak 50 unit.salah satu industri makanan yang ada adalah industri kerupuk rambak. Menurut kriteria jumlah karyawan, industri kerupuk rambak desa Penanggulan termasuk dalam industri kecil yaitu industri dengan jumlah karyawan umumnya 5 orang. Dengan adanya industri kecil kerupuk rambak akan berdampak pada perkembangan perekonomian desa Penanggulankarena dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. B. Sejarah Perusahaan Kerupuk Rambak Dwijoyo Rambak merupakan makanan ringan yang telah menjadi makanan khas dari Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon dan sekarang telah menjadi salah satu oleh-oleh khas dari Kabupaten Kendal. Makanan ringan atau cemilan ini laris manis di tempat asal produksinya yaitu di Desa Penanggulan, bahkan pada bulan-

54 bulan tertentu seperti pada bulan ramadhan, syawal, dan dzulhijjah makanan ringan ini banyak dicari oleh masyarakat baik dari masyarakat lokal sekitar Penanggulan dan Pegandon maupun masyarakat luar daerah. Mata pencaharian penduduk Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal sangat beragam, mulai dari pegawai negeri, pedagang, petani, wiraswasta, dll. Desa Penanggulan terkenal sebagai penghasil makanan ringan kerupuk rambak, salah satunya yaitu dengan merek DWIJOYO yang tepatnya terletak di Jl. Sunan Abinawa Gg. Bangun Rt 02 Rw 04 Penanggulan Pegandon Kendal. Walaupun usaha ini tergolong usaha kecil tetapi mempunyai prospek ke depan yang bagus. Usaha ini didirikan oleh H. Asnawi pada tahun 1980. Usaha yang dimulai dengan coba-coba ini adalah hasil dari pemikiran beliau karena pada saat itu terdapat banyak kulit hewan ternak kerbau yang tidak dimanfaatkan oleh para pengusaha daging di Desa Penanggulan Pegandon. Usahanya dimulai dengan coba-coba namun sedikit demi sedikit diolah-alih ternyata setelah ditekuni selama 8 tahun usaha ini bisa dikatakan berhasil. Kulit-kulit tersebut diolah dan kemudian dimanfaatkan sebagai kerupuk rambak dan kerupuk sayur. Sehingga bisa menjadi nilai tambah bagi keluarga, mengingat beliau sendiri adalah seorang buruh yang bekerja di tempat seorang pengusaha daging hewan ternak.

55 Sebagai rasa hormat terhadap orang tua dan bangga dengan hasil usahanya, beliau memberi merek pada produknya dengan nama WIJOYO. Diambil dari gabungan nama H. Asnawi WI dengan nama bapaknya yaitu JOYO dimaksudkan agar supaya lebih dapat dikenal oleh masyarakat luas. Bentuk usaha yang masih tergolong dalam industri rumah tangga ini kemudian dilanjutkan oleh H. Chaeroman Asnawi dengan dibantu putra-putranya dan karyawan yang masih ada hubungan kerabat. Nama WIJOYO pun diganti dengan nama DWIJOYO, yang bisa dibilang ini sebagai usaha turun temurun keluarga. Ketekunannya dalam membina usaha dan berpandangan jauh kedepan terhadap situasi ekonomi membuat usahanya terus berkembang. 1 Jenis usaha yang sudah terkenal sejak dulu dan dilakukan secara turun temurun ini mengalami perkembangan yang baik. Beberapa hal yang mendukung berkembangnya usaha kerupuk rambak ini antara lain : 1. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku, kulit kerbau yang dijadikan sebagai bahan baku utama langsung disortir dari pengusaha daging yang berada tidak jauh dari usaha kerupuk rambak Dwijoyo. 2. Kemudahan dalam mencari tenaga kerja, usaha kerupuk rambak Dwijoyo di Desa Penanggulan ini cukup dijalankan Oktober 2016 1 Wawancara dengan Pemilik Usaha Saiful Amar, pada tanggal 10

56 dengan anggota keluarga sendiri dan kerabat dekat dalam memproduksi. 3. Daerah pemasaran, karena letak dari usaha sangat strategis yaitu dekat dengan pasar pegandon, maka pengusaha dapat langsung menjualnya di pasar tersebut, juga ke tetangga sebagai distributor yang menjual ke swalayan di pusat Kota Kendal. Seiring berjalannya waktu, usaha kerupuk rambak yang didirikan oleh H. Asnawi beserta dukungan keluarga, semkain berkembang dan daerah pemasarannya pun bertambah luas. Penjualan dari usaha kerupuk rambak Dwijoyo pun semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari permintaan pasar terhadap produk kerupuk rambak Dwijoyo yang semakin tinggi. Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi permintaan yang semakin meningkat kini usaha kerupuk rambak Dwijoyo mempekerjakan 6 orang karyawan. C. Letak Geografis Berikut adalah letak geografis usaha kerupuk rambak Dwijoyo Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal.

57 Sumber: Google map Lokasi usaha kerupuk rambak Dwijoyo dapat dikatakan strategis. Karena lokasi dekat dengan pusat penjualan yang ramai yaitu pasar Pegandon. Pada komplek pasar Pegandon bermacammacam produk atau barang yang dijual, termasuk kerupuk rambak Dwijoyo yang sudah dikenal oleh masyarakat sekitar dan menjadi makanan atau cemilan yang pasti ada, khususnya pada hari-hari besar Islam oleh masyarakat Pegandon khususnya dan masyarakat Kendal pada umumnya. D. Struktur Organisasi Perusahaan Usaha kerupuk rambak Dwijoyo memiliki struktur organisasi yang sangat sederhana, dimana pemilik perusahaan bertindak sebagai pimpinan perusahaan dan langsung membawahi bagian produksi yang terdiri dari bagian penggorengan, bagian

58 pembumbuan, dan bagian pengemasan. Pada bagian pengemasan ada tiga tahap yang dilakukan meliputi bagian pengikat dengan karet, bagian perekat dengan lakban serta pada bagian pembungkusan akhir dengan plastik tebal pada luar kemasan kardus. Adapun struktur organisasi perusahaan sebagai berikut: 2 Gambar 3.1 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN Pimpinan Perusahaan Bagian produksi Bagian Penggorengan Bagian Pembumbuan Bagian Pengemasan Bagian Pengikat Bagian Perekat Bagian Pembungkus 1. Pimpinan Perusahaan : Saiful Amar 2. Bagian Produksi a. Bagian penggorengan : Saiful Amar b. Bagian pembumbuan : Salim dan Lutfiyan c. Bagian pengemasan 2 Ibid.

59 1) Bagian pengikat : M. Subkhan 2) Bagian perekat : Arofiq 3) Bagian pembungkus : Arifin Tugas dan Tanggung Jawab 1. Pimpinan Perusahaan Pimpinan merupakan pemimpin tertinggi perusahaan dan juga selaku pemilik perusahaan. Perincian tugasnya adalah : a. Sebagai pimpinan tertinggi perusahaan yang membidangi pengembangan perusahaan, pengadaan modal dan pengeluaran modal. b. Menciptakan suasana yang baik dalam perusahaan dimana karyawan dapat melakukan kewajibannya dengan efektif. c. Memimpin, mendidik, mengarahkan, membina kerjasama, memberikan motivasi serta mengawasi kegiatan-kegiatan yang telah direalisasikan. d. Bertanggung jawab penuh pada kondisi dan kemajuan perusahaan. 2. Bagian Produksi Pada bagian produksi ini yaitu mengolah bahan mentah menjadi produk jadi yang siap untuk dipasarkan. Dalam produksi kerupuk rambak Dwijoyo ada beberapa bagian antara lain sebagai berikut :

60 a. Bagian Penggorengan 1) Menyiapkan alat penggorengan serta rambak yang telah dijemur dan yang benar-benar sudah kering yang kemudian sudah mengalami proses pengungkepan. 2) Penggorengan dilakukan tidak hanya satu kali, namun ada tiga tahap dari penggorengan itu sendiri. b. Bagian Pembumbuan 1) Bagian ini bertugas untuk memberi bumbu setelah kerupuk rambak selesai digoreng. 2) Kemudian kerupuk rambak disortir yang mempunyai kualitas bagus dan yang kurang bagus sebelum dimasukkan dalam kemasan. c. Bagian Pengemasan Untuk pengemasan terdiri dari tiga bagian, yaitu sebagai berikut : 1) Bagian Pengikat Pada bagian ini bertugas untuk mengikat kerupuk rambak yang sudah dimasukkan dalam kemasan menggunakan karet. Dalam mengikat harus benar-benar erat agar kerenyahan kerupuk rambak tetap terjaga dan tidak mudah lembek (melempem). 2) Bagian Perekat Pada bagian ini bertugas untuk memberikan perekat yang berupa lakban pada bagian kardus kecil

61 maupun besar yang telah diisi dengan kerupuk rambak yang sudah diikat sebelumnya. 3) Bagian Pembungkusan Pada bagian ini merupakan bagian yang paling akhir yaitu bertugas untuk pembungkusan plastik paling luar setelah kardus selesai diberi lakban. Setelah semua tahap terselesaikan sampai akhir, kemudian menghitung hasil kerupuk rambak yang sudah dibungkus. Selanjutnya menyimpan kerupuk rambak yang sudah dibungkus sebelum dipasarkan ditempat yang tidak lembab atau kering. E. Proses Produksi Proses produksi meliputi kegiatan merubah bahan mentah atau setengah jadi menjadi bahan jadi melalui proses transformasi dengan menggunakan sumberdaya. Sumberdaya yang digunakan meliputi bahan baku, peralatan dan perlengkapan lainnya, serta SDM yang terampil dan berkualitas. Proses pembuatan kerupuk kulit kerbau dan sapi ini tidak sesederhana yang terlihat, karena proses produksinya membutuhkan waktu yang cukup lama setidaknya perlu waktu seminggu sebelum kerupuk siap digoreng sampai kadar air dari kulit kerbau benar-benar kering. Akan tetapi, dengan lamanya prses produksi membuat kulit mampu bertahan sampai 2 tahun. Kendala yang dihadapi saat produksi adalah cuaca, jika cuaca sedang hujan maka produksinya akan membutuhkan waktu lebih

62 lama. Selain rumit dan lamanya proses produksi, pembuatan kerupuk membutuhkan keterampilan khusus terutama saat penggorengan. Adapun langkah-langkah yang ada dalam pembuatan kerupuk rambak khususnya pada kerupuk rambak Dwijoyo adalah sebagai berikut : 3 1. Pencucian bahan baku Setelah mendapat bahan baku kulit segar, kulit kerbau tersebut yang masih segar atau yang habis diambil dari badan kerbau dicuci bersih dengan menghilangkan kotoran dan darah yang masih menempel di kulit. 2. Perendaman kulit Kulit yang sudah bersih kemudian direndam di air hangat dengan suhu lebih kurang 50 C selama 10-15 menit, dengan cara diaduk-aduk hingga kulit luar dan bulu-bulunya mengelupas. 3. Pengerokan bulu Pengerokan bulu-bulu dilakukan agar kulit benarbenar bersih dari sisa-sisa bulu yang menempel dengan menggunakan pisau kecil, dengan cara kulit disandarkan atau digantung pada gantungan secara manual. Oktober 2016 3 Wawancara dengan Mas Salim dan Arofiq, pada tanggal 10

63 4. Perebusan Kulit yang sudah dikerok bulunya hingga bersih kemudian dipotong atau diiris, dengan ukuran 20x20 cm. Yang kemudian direbus dengan suhu 90-100 C selama lebih kurang 20 menit sampai matang (kenyal). 5. Pemotongan kulit Setelah direbus lebih kurang 20 menit menjadi kenyal yang berarti kulit sudah matang. Kemudian ditiriskan hingga dingin lalu dipotong dengan ukuran 2x10 cm, ini dimaksudkan untuk mempermudah saat pengeringan atau penjemuran. 6. Penjemuran I Kulit yang sudah dipotong-potong dengan ukuran 2x10 cm kemudian ditata rapi untuk selanjutnya dijemur sampai keras untuk memudahkan dalam proses menghilangkan sisa daging, lemak, atau kotoran yang masih menempel pada kulit dalam.penjemuran dilakukan di bawah sinar matahari langsung selama dua hari berturut-turut tergantung cuaca, agar kulit tidak busuk atau rusak. 7. Penjemuran II Kulit yang dijemur selama dua hari akan keras, ini memudahkan dalam proses menghilangkan daging, lemak, atau kotoran yang masih terdapat dalam kulit bagian dalam, dengan menggunakan pisau. Proses ini disebut Glabat, setelah itu dijemur kembali selama satu hari.

64 8. Pengerikan Pengerikan ini dilakukan sebagai proses menghilangkan bulu-bulu atau kotoran sisa yang masih menempel baik pada kulit bagian luar maupun dalam. Langkah selanjutnya yaitu kulit benar-benar bersih dari kotoran, kemudian dipotong kecil-kecil seukuran dadu 2x2 cm tergantung bentuk kulit. 9. Penjemuran III Kulit yang sudah dipoton kecil-kecil tersebut kemudian dijemur kembali sampai benar-benar kering selama satu hari tergantung cuaca. 10. Pengungkepan Kulit yang telah kering dan keras kemudian diungkep dengan menggunakan lemak sapi selama 24 jam dengan bahan bakar dari bara arang, ini dimaksudkan agar mendapat suhu yang stabil. 11. Penggorengan Proses penggorengan ini dilakukan dalam tiga tahap yang dilakukan secara berurutan sebagai berikut : a. Penggorengan di wajan pertama dengan suhu 50 C dengan menggunakan bahan bakar arang, dimaksudkan untuk melunakkan atau melembekkan kulit. b. Penggorengan di wajan kedua pada suhu 80 C juga masih menggunakan bahan bakar arang, ini dimaksudkan agar

65 kulit mengapung atau mengambang dipermukaansehingga kulit benar-benar siap digoreng di wajan selanjutnya. c. Penggorengan di wajan ketiga dengan suhu lebih dari 100 C sebagai lanjutan dari penggorengan wajan I, II, lalu ke wajan III dengan bahan bakar kayu untuk memaksimalkan kulit mengembang menjadi kerupuk rambak yang bagus kualitasnya. 12. Pemberian bumbu Setelah matang menjadi kerupuk rambak kemudian ditiriskan di wadah yang disediakan, didiamkan lebih kurang 2 menit untuk selanjutnya ditaburi bumbu. Lalu diaduk-aduk sampai merata selama 3 menit. Kemudian kerupuk rambak disortir. Untuk yang kualitasnya bagus dimasukkan dalam kardus atau karton kemudian dikeas dengan rapi, sedangkan yang kualitasnya kurang bagus dikemas tersendiri. 13. Pengemasan Untuk pengemasan terdiri dari tiga ukuran yaitu sebagai berikut : a. Ukuran kardus besar 500 gr b. Ukuran kardus kecil 250 gr c. Ukuran besar kemasan plastik (BS / Barang Sortir)