HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENERAPAN STANDART PEMERIKSAAN KEHAMILAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

INFOKES, VOL.5 NO.2 September2015 ISSN : KAJIAN PELAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL CARE OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

HUBUNGAN PENERAPAN P4K OLEH IBU HAMIL DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOREJO KIDUL SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Bersatu II, yaitu Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan) pada ibu selama masa kehamilannya

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan ibu hamil, kurangnya Antenatal Care (ANC), diabetes

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

59 KEPUASAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA PADA IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas.

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya

FILOSOFI ASUHAN KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi yang di kandung (Saifuddin, 2009:284). (Hani, 2011:12). Berdasarkan pengalaman praktek di polindes Kradenan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM MENGIKUTI ASUHAN ANTENATAL (ANC) DI KABUPATEN GOWA, SULAWESI SELATAN TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan tempat bidan bekerja (Soepardan & Hadi, 2008).

BAB 1 PEDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang alami artinya perubahan-perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia angka kematian ibu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah kotamadya Salatiga. Lokasi puskesmas Sidorejo

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpengaruh tidah baik terhadap kehamilan tersebut (Prawiroharjo, 2010).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Menunjukkan AKI yang sangat signifikan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN 10T PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN Elvine Ivana Kabuhung 1, Slamet Pudji Basuki 2.

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENERAPAN STANDART PEMERIKSAAN KEHAMILAN Ninik Wuryantini & Titik Wijayanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Masih tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia yang salah satu penyebabnya yaitu karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dari pemberi pelayanan dalam hal ini adalah seorang bidan. Dari hal tersebut diatas maka pemerintah memberikan/membuat sebuah standarisasi dalam setiap pelayanan kehamilan. Keberhasilan dalam pelayanan antenatal (ANC) dapat dipengaruhi oleh penerapan standar kehamilan. Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat pendidikan bidan dengan penerapan standar kehamilan. Sedangkan tujuan khusus adalah mengetahui tingkat pendidikan bidan, mengetahui standar kehamilan, menganalisa hubungan tingkat pendidikan bidan dengan penerapan standar kehamilan. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah semua bidan yang bertugas di Puskesmas Gemolong yang berjumlah 39 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah total sample. Hasil penelitian mengenai hubungan tingkat pendidikan bidan dengan penerapan standar kehamilan adalah pendidikan responden dengan pendidikan D III/D IV yaitu sebanyak 29 orang (74,3%). Sedangkan penerapan standar kehamilan yang sudah sesuai SOP sebanyak 24 orang (61,5%). Hasil analisa data dengan menggunakan SPSS 12.0 diperoleh nilai chi square sebesar 21,517 dengan probabilitas sebesar 0,000 hasil perbandingan antara nilai chi square hitung dengan chi square tabel menunjukkan bahwa nilai chi square hitung lebih besar dari chi square tabel (21,517 > 3,84) atau dilihat dari nilai probabilitas menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari level of significant 5% (0,000 < 0,05). Pendidikan bidan mempunyai hubungan dengan penerapan standar kehamilan. Kata Kunci : PendidikanBidan, Penerapan Standart Pemeriksaan kehamilan (ANC) PENDAHULUAN Derajat kesehatan ibu dan anak di Indonesia merupakan masalah kesehatan utama. Angka Kematian Ibu Indonesia tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup dan relative lebih tinggi dibandingkan dengan AKI Malaysia sebesar 36 per 100.000 kelahiran hidup, Singapura sebesar 6 per 100.000 kelahiran hidup dan vietnam sebesar 160 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 angka kematian ibu menurun menjadi 85,52 per 100.000 kelahiran hidup 2. Sedangkan kasus kematian ibu di kabupaten Sragen selama tahun 2009 terdapat 11 kasus kematian ibu yaitu karena PEB (Pre Eklamasi Berat) ada 5 12

kasus (45,4%), perdarahan ada 3 kasus (27,3%), kelainan ginjal ada 1 kasus (9,1%), pneumonia 2 kasus (18,2%). Kasus kematian ibu berkaitan erat dengan status wanita yang masih rendah, pekerjaan wanita terlalu berat tanpa didukung oleh gizi yang cukup, proses reproduksi terlalu dini, terlalu banyak dan terlalu dekat jaraknya dan pelayanan obstetri lini terdepan yang belum mampu menaggulangi ibu hamil resiko tinggi dan kasus gawat darurat. Disebutkan pula bahwa kematian pada ibu yang tinggi sebenarnya tidak perlu terjadi karena lebih dari 80 % kasus kematian ibu sebenarnya dapat dicegah melalui kegiatan yang efektif, seperti kehamilan, pemberian gizi yang memadai dan lain-lain. Pemeriksaan kehamilan (Antenatal care) merupakan suatu tindakan kepada ibu hamil dengan tujuan untuk memantau kemajuan kehamilan, meningkatkan ibu dan bayi, mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi kehamilan, mempersiapkan pesalinan, masa nifas dan membantu ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi. Juga membantu ibu dan suami dalam merencanakan keluarga berencana. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jateng Nomor 71 tahun 2004, tenaga kesehatan yang dapat melakukan kehamilan adalah tenaga kesehatan yang kompeten yaitu bidan dan dokter 6. Kemudian standar kehamilan yang perlu dilakukan kepada ibu hamil yaitu dengan sebutan 14 T. Standar kehamilan (antenatal care) dapat menjadi pedoman yang memberikan petunjuk kegiatan kepada ibu hamil. Salah satu cara untuk menilai kinerja bidan adalah melihat pelaksanaan kehamilan yang dilakukan dengan membandingkannya dengan standar kehamilan 14 T. Sehingga kualitas kehamilan yang dilakukan oleh tenaga professional (bidan) dapat terukur dan menjadi bahan evaluasi bagi yang bersangkutan. Yang dimaksud tenaga profesional adalah tenaga bidan yang telah menyelesaikan pendidikan bidan minimal DIII. Pada tahun 2009 jumlah tenaga bidan lulusan DIII kebidanan di Kabupaten Sragen sejumlah 240 orang 3 dan di Jawa Tengah 9.060 orang. Cakupan kehamilan (ANC) di Kabupaten Sragen tahun 2009 kepada ibu hamil yaitu pengukuran tinggi badan 58,5 %, tekanan darah 100 %, tinggi fundus 92,7 %, pemberian tablet Fe 92,7 %, pemberian imunisasi TT 92,7 %, penimbangan berat badan 95,1 %, hemoglobin 26,8 % dan urine 58,5 %. Keadaan ini mengambarkan bahwa penerapan standar kehamilan belum sepenuhnya diterapkan. Pelaksanaan standar kehamilan di Puskesmas Gemolong juga mengindikasikan belum dilaksanakan kepada setiap ibu hamil. Berdasarkan survey pendahuluan kepada 6 bidan di Puskesmas Gemolong dengan pendidikan sebagian besar DIII pada bulan Februari 2010 dengan melaksanakan observasi diketahui sebanyak 4 bidan telah melakukan kehamilan (antenatal care), sesuai dengan standart kehamilan, sedang 2 bidan belum melaksanakan kehamilan sesuai standar kehamilan. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pemeriksaan Kehamilan a. Kehamilan Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh didalam rahim ibu 9. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 13

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan, triwulan kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan dan triwulan ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan 10. Ditinjau dari tuannya kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan (trimester), yaitu : 1) Kehamilan triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (antara 0 12 minggu) 2) Kehamilan triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan (antara 12 28 minggu) 3) Kehamilan triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (antara 28 40 minggu). b. Pemeriksaan kehamilan / pelayanan antenatal Pemeriksaan kehamilan (Antenatal care) adalah suatu dan asuhan kepada ibu hamil mulai dari terjadinya konsepsi yang ditandai dengan haid terlambat sampai dengan proses persalinan. Pemeriksaan kehamilan (Antenatal care) suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan 13. Pelayanan kehamilan dilakukan oleh tenaga kesehatan terampil yaitu Dokter, Bidan, dan Perawat. c. Tujuan pelayanan kehamilan Tujuan pelayanan kehamilan (antenatal care) kepada ibu hamil yaitu : 1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. 2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi. 3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hami, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya trauma seminimal mungkin. 5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi eksklusif. 6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. d. Perencanaan dan pelaksanaan 1) Jadwal Dalam standar pelayanan minimal bidang kesehatan ditetapkan bahwa ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal paling sedikit 4 kali selama kehamilannya. a) Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu) b) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara 14 28) c) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara 28 36 dan sesudah minggu ke -36) 2) Pelayanan standart Standart minimal asuhan antenatal 14T yaitu : a) Timbang berat badan b) Ukur Tekanan darah c) ukur Tinggi fundus uteri gambar grafidograf dan periksa letak janin secara leopold d) Berikan Tablet tambah darah 30 tablet e) Imunisasi Tetanus Toksoid f) Tes Hb g) Tes protein urine, tes reduksi urine (atas indi kasi) 14

h) Tes VDRL i) Peragaan tentang perawatan payudara j) Peragaan tentang dan pijat tekan (accu pressure) k) Peragaan tentang cara meningkatkan kesegaran jasmani ibu hamil (senam ibu hamil) dan pijat tekan l) Terapi profilaksis anti malaria (di daerah endemis) m) Penyuluhan dan Temu wicara (konseling) n) Tindakan rujukan. e. Standar pelayanan kehamilan (antenatal care). Pelayanan kehamilan (antenatal) sesuai standar meliputi anamnesis, fisik umum dan kebidanan, laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus sesuai risiko yang ditemukan dalam. Standar pelayanan berguna dalam penerapan norma dan tingkat kerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dengan adanya standar pelayanan yang dapat dibandingkan dengan pelayanan yang diperoleh, maka masyarakat akan mempunyai kepercayaan yang lebih mantap terhadap pelaksanaan pelayanan. 2. Faktor yang mempengaruhi Bidan dalam penerapan standar kehamilan. Beberapa faktor yang mempengaruhi Bidan dalam penerapan standar kehamilan yaitu faktor pendidikan, faktor umur, masa kerja dan pengetahuan. a. Pendidikan Bidan Pendidikan formal bagi bidan yang telah dirancang dan diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan dan swasta dengan dukungan IBI adalah program DIII dan DIV kebidanan. Yang dimaksud tenaga profesional adalah tenaga bidan yang telah menyelesaikan pendidikan bidan minimal DIII. Pemerintah telah berupaya untuk menyediakan dana bagi bidan di sektor pemerintah melalui pengiriman tugas belajar keluar negeri, sedangkan pendidikan non formal telah dilaksanakan melalui program pelatihan, magang, seminar atau lokakarya. Dengan bekerjasama antara IBI dan lembaga Internasional telah pula dilaksanakan berbagai program non formal dibeberapa provinsi. Semua upaya tersebut bertujuan menigkatkan kinerja bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas. IBI bersama pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial dan Departemen Pendidikan mencoba untuk mencari jalan keluar melalui sistem pendidikan yang mengakui berbagai pengalaman bidan dalam melayani masyarakat. Pengakuan atau penghargaan terhadap pengalamna bidan ini diharapkan akan dapat lebih mempercepat upaya peningkatan kualitas bidan melalui pendidikan formal tanpa mengabaikan apa yang telah dimiliki oleh para bidan. Pengembangan pendidikan berkelanjutan bidan mengacu pada peningkatan kualitas sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Materi pendidikan berkelanjutan meliputi aspek klinik dan non klinik. b. Umur Hubungan antara usia dan kinerja merupakan isu yang makin penting. Terdapat keyakinan bahwa dengan semakin meningkatnya usia akan berdampak penurunan kinerja. Sehingga ada pembatasan usia dalam penerimaan pegawai baru dan ada batas usia pensiun. Usia yang bertambah tua menyebabkan penurunan 15

kemampuan aktifitas fisik seperti penurunan kecepatan, kecekatan, kekuatan dalam bekerja sehingga berdampak pada penurunan produktifitas Sedangkan aspek positif bertambahnya usia yaitu mengenai banyaknya pengalaman, pertimbangan yang matang, etika kerja yang kuat dan komitmen terhadap mutu. Namun pekerja tua juga dianggap kurang luwes dan menolak teknologi baru. c. Masa kerja Masa kerja dapat menjadi indikator pengalaman individu pegawai. Individu yang telah lama menjalankan pekerjaan akan lebih banyak memiliki pengalaman mengenai pekerjaannya Masa kerja dapat menjadi salah satu faktor penentuan senioritas dalam pekerjaan dan jabatan. Relevansinya dengan tenaga profesional bidan yaitu semakin senior seorang bidan semakin banyak memiliki pengalamannya. Artinya semakin lama menerapkan standar pelayanan kehamilan semakin banyak mengetahui kendala dan tehnik mengatasinya. d. Pengetahuan Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui. Pengetahuan juga merupakan hasil dari tahu setelah individu melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu perilaku seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Relevansinya dengan pengetahuan bidan dalam kehamilan mengetahui tentang standar kehamilan yang meliputi komponen yang harus dilakukan, tujuan dari setiap melakukan identifikasi setiap komponen dan cara melakukannya. Bila bidan telah memiliki pengetahuan tentang standar persalinan akan menggunakannya dalam pekerjaannya. Dengan demikian yang dimaksud dengan pengetahuan bidan dalam penelitian ini adalah pengetahuan bidan mengenai standar kehamilan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini dengan survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua bidan di wilayah kerja Puskesmas Gemolong Sragen sejumlah 39 orang dengan tehnik pengambilan sampel total sampling. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a. Pendidikan Responden Distribusi frekuensi tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Tingkat Pendidikan Responden di Puskesmas Gemolong, Kab. Sragen tahun 2010 No Tingkat Jumlah (%) Pendidikan 1. 2. D I D III / D IV 10 29 25,6 74,4 Total 39 100 Sumber : Data Primer diolah (2010) Sebagian besar tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini adalah D III / D IV yaitu sebanyak 29 orang (74,4%). b. Deskripsi Penerapan Standar Pemeriksaan Kehamilan Deskripsi penerapan standar kehamilan dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Penerapan Standar Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Gemolong, Kab. Sragen Tahun 2010 No Penerapan Standart Jumlah (%) ANC 1. 2. Kurang sesuai SOP Sesuai SOP 15 24 38,5 61,5 Total 39 100 Sumber : Data Primer diolah (2010) 16

Dari tabel 2 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah sudah menerapkan SOP dalam kehamilan yaitu sebanyak 24 orang (61,5%) 2. Analisis Bivariat Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic non parametrik teknik bivariabel dengan uji chi square untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis dua variabel. Dalam penelitian ini akan di uji hubungan antara pendidikan bidan dengan penerapan standar kehamilan. Hubungan pendidikan terhadap penerapan standar kehamilan dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Penerapan Standar Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Gemolong, Kab. Sragen Tahun 2010 Penerapan Standart ANC Pendidikan Kurang sesuai SOP Sesuai SOP Total % x 2 p % % DI DIII/DIV 10 5 25,6 12,8-24 - 61,6 10 29 25,6 74,4 Total 15 38,4 24 61,6 39 100 21,517 0,000 Pada tabel 3 di atas diketahui responden dengan pendidikan D I (belum profesional) seluruhnya sejumlah 10 responden (25,6 %) dalam menerapkan standar kehamilan belum sesuai SOP. Sedangkan pada responden dengan pendidikan D III / D IV (profesional) sebagian besar yaitu sejumlah 24 responden ( 61,6 %) dalam menerapakan standar kehamilan sudah sesuai SOP dan hanya 5 responden (12,8 %) yang belum sesuai SOP dalam menerapakan standart kehamilan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan bidan akan cenderung untuk menerapkan standar kehamilan secara penuh. Hasil analisis dengan program SPSS 12.0 diperoleh nilai chi square sebesar 21,517 > 3,84 dengan probabilitas sebesar 0,000 < 0,05; maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai hubungan yang signifikan dengan penerapan standar kehamilan. PEMBAHASAN 1. Pendidikan Bidan Dari tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 29 orang (74,4 %) mempunyai pendidikan DIII & DIV Kebidanan, dan sebanyak 10 orang (25,6 %) baru mempunyai latar belakang pendidikan DI Kebidanan. Dari data tersebut diketahui bahwa sebagian besar bidan di Puskesmas Gemolong Sragen sudah menyadari akan pentingnya meningkatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu DIII Kebidanan dimana nantinya akan menjadi tenaga kesehatan yang professional, disamping itu mereka mempunyai kesempatan dan dukungan dari berbagai pihak untuk melanjutkan pendidikan. Yang dimaksud tenaga profesional adalah tenaga bidan yang telah menyelesaikan pendidikan bidan minimal DIII. Pemerintah telah berupaya untuk menyediakan dana bagi bidan di sektor pemerintah melalui pengiriman tugas belajar keluar negeri, sedangkan pendidikan non formal telah dilaksanakan melalui program pelatihan, magang, seminar atau lokakarya. Dengan bekerjasama antara IBI dan lembaga Internasional telah pula dilaksanakan berbagai program non formal dibeberapa provinsi. Semua upaya tersebut 17

bertujuan menigkatkan kinerja bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas 18. Bagi mereka yang masih berpendidikan DI Kebidanan, dikarenakan belum adanya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, di samping juga ada faktor faktor lain yang menghambat mereka untuk melanjutkan pendidikan seperti biaya, jarak dan sebagainya. 2. Penerapan Standar Pemeriksaan Kehamilan Dari table 2 diketahui bahwa sebagaian besar responden sudah menerapkan strandart kehamilan sesuai SOP yaitu sebanyak 24 orang (61,5 %) dan sebanyak 15 orang (38, 5 %) yang belum sesusi SOP dalam menerapkan standart kehamilan. Banyak factor yang mempengaruhi penerapan standart kehamilan oleh bidan, diantarannya pendidikan, pengetahuan, umur dan masa kerja bidan. Bila dilihat dari hasil penelitian tersebut di atas, bidan yang sudah menerapkan standart kehamilan sesuai SOP dikarenakan sudah mempunyai latar belakang pendidikan DIII, disamping juga masa kerja yang sudah relatif lama sehingga mereka sudah mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang memadai tentang standart kehamilan. Dari tenaga bidan yang kurang sesuai dalam penerapan standar kehamilan sebanyak 15 orang (38,5 %) ini disebabkan karena masih kurangnya pengalaman sehubungan dengan lamanya bertugas juga minimnya pengetahuan dan ketrampilan sehubungan dengan tingkat pendidikan yang belum sesuai ketentuan. 3. Hubungan Pendidikan Dengan Penerapan Standar Dari tabel 3 didapatkan hasil bahwa bidan dengan pendidikan DI Kebidanan ada 10 orang (25,6 %) semua belum menerapkan standar kehamilan sesuai SOP. Hal ini dikarenakan minimnya pengetahuan dan ketrampilan sehubungan dengan tingkat pendidikan yang belum sesuai ketentuan. Di samping itu juga dikarenakan masih kurangnya pengalaman sehubungan dengan lamanya bertugas (masa kerja). Bidan dengan pendidikan DIII & DIV Kebidanan semua berjumlah 29 orang sebagian besar ada 24 orang (61,6 %) telah menerapkan standar kehamilan sesuai SOP, dikarenakan selain sudah mempunyai latar belakang pendidikan DIII, juga masa kerja yang sudah relatif lama sehingga mereka sudah mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang memadai tentang standart kehamilan. Dan masih terdapat 5 orang (12,8 %) belum menerapkan kehamilan sesuai SOP, dikarenakan umur bidan yang masih relatif muda dan masa kerja yang belum lama, sehingga pengalaman mereka dalam menerapakan standart kehamilan juga masih kurang. Hasil analisis dengan program SPSS 12.0 diperoleh nilai chi square sebesar 21,517 > 3,84 (chi square table) dengan probabilitas sebesar 0,000; maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai hubungan yang signifikan dengan penerapan standar kehamilan. Dengan pendidikan yang sesuai dengan ketentuan dalam hal ini D III Kebidanan, bidan akan menjadi tenaga kesehatan yang professional sehingga dapat memberikan pelayanan kehamilan sesuai standart dan berkualitas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan bidan akan cenderung untuk menerapkan standar kehamilan sesuai dengan SOP. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan tujuan dalam penelitian ini, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 18

1. Sebagian besar tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini adalah D III / DIV sejumlah 29 orang (74,4 %). 2. Sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah sudah sesuai SOP dalam kehamilan sebanyak 24 responden (61, 5 %). 3. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan bidan dengan penerapan standar kehamilan. Hal ini ditunjukkan hasil uji chi square dengan signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 atau x 2 hitung (0,05) > x 2 tabel (0,000). Saran 1. Bagi Bidan a. Sebaiknya memberikan pelayanan antenatal care dengan baik dan benar sesuai dengan standar yang ada sehingga pelayanan yang diberikan dapat berkualitas b. Meningkatkan pendidikan formal sesuai ketentuan minimal bagi yang belum sesuai. 2. Bagi Instansi Terkait, diharapkan dapat meningkatkan kualitas kinerja karyawan dengan pengetahuan dan ketrampilan sehingga bisa mengikuti perkembangan ilmu tehnologi serta lebih meningkatkan mutu pelayanan ANC. 3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dalam pengumpulan data dan penggunaan subjek penelitian bisa lebih luas dan lebih banyak lagi serta mencari referensi yang lebih banyak untuk memperkuat hasil penelitian sehingga diharapkan dapat dicapai hasil yang lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, Kematian Ibu Menurun, Walau Masih Tinggi Jurnal 2008, http//:www.medicastro.com (Diakses tanggal 13 Maret 2010). Rakersda, Jateng. Laporan Riset Kesehatan Dasar Propinsi Jawa Tengah, Badan Litbangkes, 2007. Dinkes Kab. Sragen, Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kab. Sragen 2008 Susanti B, Pelaksanaan Standar Pelayanan Kebidanan Dalam Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Tirtomoyo I Kabupaten Wonogiri 2003 Saifudin, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. 2000. Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah, Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 71 Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten / Kota Provinsi Jawa Tengah, Semarang. 2004. Depkes RI 2003, Standar Asuhan Kebidanan Bagi Bidan di Rumah Sakit Dan Puskesmas. Haryono, R, Gangguan dan Penyulit Masa Kehamilan, Panel Diskusi PHBI FK USU, 2004. Prawiro, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Edisi Pertama Cetakan Ke Dua, Jakarta. YBP SP. 2006. Saifudin, Buku Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan dan Neonatal, Jakarta 2002, Yayasan Bina Pustaka. Depkes RI, Pemantapan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak, 2002. Wibowo, Pemeriksaan Antenatal : Panthom Obgin. Semarang, FK Undip, 2008. Dinkes Jateng, Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Tengah, Semarang. 2004. Robbins, Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian, 2003. Internet : Internet : http://mustblogspot.com/2003/sampling.ht ml (Diakses tanggal 16 Februari 2010) 19

20