USULAN PENJADWALAN KENDARAANSHUTTLE PT. X DENGAN MODIFIKASI ALGORITMA N-JOBS M-MESIN PARALEL UNTUK MENGURANGI JUMLAH KENDARAAN *

dokumen-dokumen yang mirip
Penjadwalan Kelompok Buku Cerita Menggunakan Algoritma Modrak (2010) dengan Kriteria Minimisasi Makespan *

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Perencanaan Short-Term Scheduling dan Production Scheduling Model

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli Dzakiy Sulaiman, Emsosfi Zaini, Arnindya Driyar M.

BAB II LANDASAN TEORI

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penentuan Penjadwalan Mesin yang Optimal pada Bagian Produksi di UD. Budi Deli Serdang

PENJADWALAN PRODUKSI PAKAN AYAM PADA MESIN PRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND (STUDI KASUS : PT. JAPFA COMFEED INDONESIA TBK LAMPUNG)

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI


Algoritma Penjadwalan Job Shop Alternatif Routing Menggunakan Variable Neighborhood Descent With Fixed Threshold Untuk Minimisasi Makespan *

PERBAIKAN PENJADWALAN AKTIVASI STARTER PACK UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PT XYZ

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

Model Penjadwalan Pekerjaan pada Zero-buffer Flowshop Tipe (1) dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual

ANALISIS PENJADWALAN KEGIATAN PRODUKSI PADA PT.MULIAGLASS FLOAT DIVISION DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD SCHEDULING

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014

Penjadwalan Mesin Screw Press Stasiun Kempa pada Produksi CPO (CRUDE PALM OIL) dan Kernel Menggunakan Metode Indikator

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta. Abstrak

Model Penjadwalan Pekerjaan pada Flowshop dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual

PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MENGGUNAKAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE)

MODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014

BAB 2 LANDASAN TEORI. perencanaan dan pengendalian produksi dan juga merupakan rencana

BAB II LANDASAN TEORI

MUHAMAD RIZAL ARIFIN

PENJADWALAN DENGAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

PENJADWALAN FLOWSHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA NAWAZ ENSCORE HAM

Irfan Muhammad 1, M.Adha Ilhami. 2, Evi Febianti 3 1,2, 3 JurusanTeknikIndustri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN PENJADUALAN JOB SHOP INSERTED IDLE TIME DENGAN SCHEDULLING GRAPH UNTUK MEMINIMASI BIAYA TARDINESS & EARLINESS

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Estimasi Jumlah Gardu Keluar Tol Pasteur yang Optimal Menggunakan Model Antrean Tingkat Aspirasi *

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selesai sesuai dengan kontrak. Disamping itu sumber-sumber daya yang tersedia

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERBAIKAN JADWAL PRODUKSI MENGGUNAKAN CDS DI PT. TAESUNG ABADI

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY

Sistem Penjadwalan di PT. XYZ

PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART

BAB 3 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Usulan Penjadwalan Proses Manufaktur Screw Conveyor dengan Menggunakan Metode Simulated Annealing untuk Meminimasi Makespan di PT Kerta Laksana

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE NON DELAY (STUDI KASUS BENGKEL BUBUT CHEVI SINTONG)

Pembentukan Rute Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma Sequential Insertion *

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG)

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

BAB II LANDASAN TEORI. sistem kontrol persediaan dan produksi, dan MRP tipe 3 berhubungan dengan. sistem perencanaan manufaktur (Tersine, 1984).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 Landasan Teori Perencanaan dan Pengendalian Produksi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

OPTIMASI PENGELOLAAN PARIWISATA DI DIY DENGAN MENGGUNAKAN METODE Campbell Dudeck Smith (CDS)

PENJADWALAN JOB SHOP STATIK DENGAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN

USULAN PENJADWALAN PRODUK MENGGUNAKAN ALGORITMA NON DELAY DENGAN MESIN PARALEL PADA PT. ADHICHANDRA DWIUTAMA

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Penjadwalan Produksi Dengan Metode Non Delay (Studi Kasus Bengkel Bubut Chevi Sintong Palembang)

ABSTRACT. Keywords: Production Scheduling, Makespan, CDS Algorithm (Campbell, Dudek, and Smith), FCFS Methods (First Come First Serve).

PENJADWALAN FLEKSIBEL FLOWSHOP DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA LONG PROCESSING TIME-LN UNTUK MINIMASI BIAYA ENERGI

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL

PENERAPAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP PADA MESIN PABRIK

P E N J A D W A L A N. Pertemuan 10

Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential Insertion *

MODEL PENJADWALAN BATCH PADA JOB SHOP DENGAN KELOMPOK MESIN HETEROGEN UNTUK MEMINIMASI TOTAL WAKTU TINGGAL AKTUAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENJADWALAN OPTIMAL TIPE PRODUKSI FLOWSHOP DUA TAHAP MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND DENGAN MEMPERHATIKAN WAKTU TRANSPORTASI

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan baja di Indonesia, termasuk di Provinsi Sumatera Utara

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Algoritma Jadwal Aktif, Job Shop. Jurusan Tehnik Industri UPN Veteran Yogyakarta

OPTIMASI PENJADWALAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL DUDEK SMITH (CDS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

4.6 Data Waktu Siap Setiap Mesin Pengerjaan Komponenkomponen Screw Conveyor Penentuan Due Date BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN

Transkripsi:

Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 USULAN PENJADWALAN KENDARAANSHUTTLE PT. X DENGAN MODIFIKASI ALGORITMA N-JOBS M-MESIN PARALEL UNTUK MENGURANGI JUMLAH KENDARAAN * MARSHA LYSANDRA, AMBAR HARSONO, FIFI HERNI MUSTOFA Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung Email:marshalysandra23@gmail.com ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan jasa layanan shuttle dengan 11 rute Bandung- Jabodetabek menggunakan 3 jenis kendaraan dengan jumlah total 89 mobil. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi jumlah kendaraan yang digunakan dengan modifikasi algoritma single stage untuk n-jobs dan m-mesin paralel. Kondisi lalu lintas yang diteliti adalah pada kondisi normal dan macet, pada rute sama dan rute kombinasi. Sebelum dilakukan penelitian, perusahaan menggunakan seluruh kendaraan yang dimiliki dan kendaraan cadangan. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah kendaraan elf dan pregio pada rute sama dan kondisi normal yang tidak terpakai 4 kendaraan, starex pada rute sama kondisi normal dan macet adalah 12 kendaraan, rute kombinasi dan kondisi normal 16 kendaraan, dan rute kombinasi dan kondisi macet 13 kendaraan. Kata kunci: Penjadwalan, Mengurangi, Modifikasi n-jobs m-mesin Paralel. ABSTRACT PT. X is a shuttle service company with 11 routes Bandung Jabodetabek using 3 types of vehicles with a total of 89 cars. This study aims to reduce the number of vehicles used to modify single stage algorithm for n-jobs and m-parallel machines. Traffic conditions are studied in normal condition and traffic, on the same route and combination route. Prior to this research, the company used all vehicles owned and vehicle reserve. Based on the results of the study, the number of vehicles elf and pregio on the same route and normal conditions unused are 4 vehicles, starex in same route normal conditions and traffic jams are 12 vehicles, combination route and normal conditions are 16 vehicles, and combination route and traffic conditions are 13 vehicles. Keywords: Vehicle Scheduling, Reduce Number of Total Vehicle, Modify n-jobs m-parallel Machines. * Makalah ini merupakan ringkasan dari Tugas Akhir yang disusun oleh penulis pertama dengan pembimbingan penulis kedua dan ketiga. Makalah ini merupakan draft awal dan akan disempurnakan oleh para penulis untuk disajikan pada seminar nasional dan/atau jurnal nasional Reka Integra - 236

Lysandra, dkk. 1. PENDAHULUAN 1.1 Pengantar PT. X merupakan perusahaan jasa shuttle yaitu pengantaran konsumen dengan rute Bandung-Jabodetabek. Perusahaan ini memiliki tiga jenis kendaraan untuk mengantarkan konsumen ke rute yang dituju dengan total jumlah kendaraan di salah satu cabang PT. X sebanyak 89 mobil. Saat ini perusahaan menggunakan seluruh kendaraan reguler dan cadangan. Masalah yang terjadi pada layanan shuttle adalah masalah pengaturan penggunaan kendaraan agar utilisasi kendaraan dapat maksimal sehingga kendaraan yang tersedia dapat digunakan untuk rute lain atau jadwal keberangkatan lain. Saat ini perusahaan menggunakan kendaraan sebanyak 2 rit sehingga pada waktu tertentu terjadi kekurangan kendaraan dan mengakibatkan penggunaan kendaraan cadangan. Maka tujuan dari penelitian ini untuk mengurangi jumlah kendaraan yang digunakan dengan metode modifikasi algoritma single stage untuk n-jobs dan m-mesin paralel. Dalam penelitian ini, mesin tersebut adalah kendaraan dan waktu proses adalah waktu tempuh kendaraan dalam satuan jam setiap 1 rit dan termasuk waktu set-up. Job yang dimaksud dalam kasus ini adalah rute, sedangkan operasi merupakan jadwal keberangkatan. Single stage yang dimaksud dalam penelitian ini adalah satu job diproses oleh satu kendaraan. 2. STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian sumber-sumber atau mesin-mesin yang ada untuk menjalankan sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu (Baker, 1974). Penjadwalan adalah proses pengurutan pembuatan produk secara menyeluruh pada beberapa mesin (Conway,dkk., 1967). Penjadwalan juga didefinisikan sebagai rencana pengaturan urutan kerja serta pengalokasian sumber, baik waktu maupun fasilitas untuk setiap operasi yang harus diselesaikan (Vollman, 1998). 2.2 Tujuan Penjadwalan Tujuan penjadwalan menurut Baker, 1974 adalah: 1. Meningkatkan produktifitas mesin, yaitu dengan mengurangi waktu mesin menganggur. 2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi dengan jalan mengurangi jumlah ratarata pekerjaan yang menunggu dalam antrian suatu mesin karena mesin tersebut sibuk. 3. Mengurangi keterlambatan suatu pekerjaan. Setiap pekerjaan mempunyai batas waktu (due date) penyelesaian, jika pekerjaan tersebut diselesaikan melewati batas waktu yang ditentukan maka pekerjaan tersebut dinyatakan terlambat. Dengan metoda penjadwalan maka keterlambatan ini dapat dikurangi, baik waktu maupun frekuensi. 2.3 Klasifikasi Masalah Penjadwalan Model penjadwalan dapat dibedakan menjadi 4 jenis keadaan yaitu (Baker, 1974): 1. Berdasarkan jumlah mesin yang digunakan dibagi menjadi dua bagian yaitu penjadwalan pada mesin tunggal dan mesin majemuk (paralel). mesin dapat dibedakan atas mesin tunggal dan mesin majemuk. Sekelompok mesin paralel merupakan generalisasi dari model mesin tunggal. Banyak lingkungan produksi yang terdiri dari beberapa stasiun kerja dimana setiap stasiun kerjanya mempunyai konfigurasi mesin paralel. Mesin pada stasiun kerja dapat identik sehingga kapanpun Reka Integra - 237

Usulan Penjadwalan Shuttle PT X dengan Modifikasi Algoritma n-jobs m-mesin Paralel untuk Mengurangi pekerjaan tiba, pekerjaan tersebut dapat diproses di mesin paralel maupun yang tersedia. 2. Berdasarkan aliran proses yaitu pola aliran proses flow shop dan pola aliran job shop. Pada flow shop dijumpai pola aliran pemrosesan dari suatu mesin ke mesin yang lain dalam urutan (routing) tertentu. Semua pekerjaan yang mengalir pada lini produksi yang sama tanpa boleh melewatinya disebut dengan pure flow shop. Tetapi jika pekerjaan yang datang ke dalam flow shop tidak harus dikerjakan pada semua mesin disebut dengan general flow shop. Sedangkan job shop setiap pekerjaan mempunyai routing yang berbeda. Aliran proses yang tidak searah ini mengakibatkan setiap pekerjaan yang akan diproses pada suatu mesin dapat merupakan pekerjaan baru atau pekerjaan yang sudah dikerjakan (work in process). 3. Berdasarkan pola kedatangan job yaitu pola kedatangan statis dan pola kedatangan dinamis. Pada pola statis pekerjaan datang secara bersamaan pada waktu nol dan siap dikerjakan pada mesin-mesin yang juga sudah siap untuk bekerja atau kedatangan pekerjaan yang tidak bersamaan tetapi saat kedatangannya telah diketahui sejak waktu nol. Pada pola dinamis mempunyai kedatangan pekerjaan tidak menentu, dijumpai adanya variabel waktu sebagai faktor pengaruh. 4. Berdasarkan sifat informasi yang diterima yaitu deterministik dan stokastik. Model deterministik dapat dilihat dari adanya kepastian atas informasi tentang beberapa aspek. Pada model stokastik, mengandung unsur ketidakpastian. 2.4 Penjadwalan Single Stage Penjadwalan single stage terbagi menjadi single machine dan parallel machines. 1. Penjadwalan single stage single machine adalah penjadwalan satu mesin yang digunakan untuk memproses seluruh produk (n-job) untuk satu jenis proses produksi saja. Gambar 1. Contoh Penjadwalan n-job pada Single Machine 2. Penjadwalan single stage parallel machines adalah penjadwalan beberapa mesin atau lebih dari satu mesin (m-machine) untuk melakukan satu jenis proses produksi agar menghasilkan beberapa produk (n-job) yang sama. Jenis penjadwalan mesin ini sama dengan penjadwalan pada single machine hanya saja jumlah mesinnya lebih dari satu. Jenis penjadwalan ini sesuai untuk memproduksi barang dalam jumlah besar dan sejenis. Gambar 2. Contoh Penjadwalan n-job pada Parallel Machines Reka Integra - 238

Lysandra, dkk. 2.5 Gantt Chart Gantt chart adalah salah satu alat bergambar yang merepresentasikan sebuah penjadwalan. Gantt chart ini menggambarkan beberapa job yang dikerjakan dalam sebuah mesin beserta dengan waktunya. Tujuan dari chart ini adalah untuk secara grafis menunjukan status dari setiap sumber daya (biasanya mesin) pada setiap waktu. Sumbu x merepresentasikan waktu dan sumbu y berisi balok horizontal untuk setiap mesin. Ketika suatu job dikerjakan pada suatu mesin, suatu persegi panjang akan ditempatkan pada balok horizontal yang digambarkan dari waktu mulai job hingga waktu selesai job tersebut. Gantt chart juga dapat dikonstruksikan dengan menempatkan job pada sumbu y. Gambar 3 menggambarkan contoh Gantt chart untuk penjadwalan 5 mesin 5 job. Gambar 3. Contoh Gantt Chart (Saputro, 2004) 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Identifikasi Metode Penelitian Umumnya, algoritma n-jobs dan m-mesin paralel mempunyai tujuan antara lain untuk mereduksi flow time atau makespan, tetapi algoritma yang digunakan dalam tugas akhir ini tidak untuk mereduksi flow time atau makespan melainkan untuk mereduksi jumlah kendaraan yang digunakan untuk melayani 11 rute. Dalam penelitian ini tidak memakai kriteria earliest due date atau shortest processing time melainkan ready time tercepat. 3.2 Penjadwalan Gantt chart yang dibuat terdapat kondisi-kondisi yang mungkin dialami oleh kendaraan yaitu: 1. Rute Kondisi Normal (Weekday) 2. Rute Kombinasi Kondisi Normal (Weekday) 3. Rute Kondisi Macet (Weekend) 4. Rute Kombinasi Kondisi Macet (Weekend) Rute sama merupakan satu kendaraan hanya melayani satu rute saja. Sedangkan rute kombinasi merupakan satu kendaraan dapat melayani beberapa rute yang berbeda. Kondisi normal adalah kondisi jalan yang tidak terjadi kemacetan sehingga perjalanan dapat ditempuh dengan cepat tanpa hambatan atau pada hari kerja. Sedangkan kondisi macet adalah kondisi jalan diluar dugaan seperti banjir, pohon tumbang, atau kecelakaan yang menyebabkan padatnya jalan raya atau pada hari libur (akhir pekan). 3.3 Flowchart Penjadwalan Untuk Rute Flowchart penjadwalan kendaraan untuk rute sama dapat dilihat pada Gambar 4. Reka Integra - 239

Usulan Penjadwalan Shuttle PT X dengan Modifikasi Algoritma n-jobs m-mesin Paralel untuk Mengurangi MULAI Identifikasi Jadwal Keberangkatan, Jenis,, Rute dan Waktu Tempuh (ti) (jam/1 rit) Pemilihan yang Digunakan Pengurutan Jadwal Keberangkatan Berdasarkan Jam Paling Awal Dari Setiap Rute dan Jenis Cari Jam Keberangkatan Tercepat yang Dapat Dikerjakan ri = min (ci) Ada job yang tersisa? Ada waktu kosong? Jam Keberangkatan Selanjutnya >= Waktu Akhir Jadwal Keberangkatan Sebelumnya Waktu Kosong >= ti Ya sudah melayani 3 rit? Waktu yang Tersisa Diisi Dengan Jam Keberangkatan Selanjutnya Output: Penjadwalan untuk Masing-Masing SELESAI Gambar 4. Flowchart Penjadwalan Untuk Rute Reka Integra - 240

Lysandra, dkk. 3.4 Flowchart Penjadwalan Untuk Rute Kombinasi Flowchart penjadwalan kendaraan untuk rute kombinasi dapat dilihat pada Gambar 5. MULAI Identifikasi Jadwal Keberangkatan, Jenis,, Rute dan Waktu Tempuh (ti) (jam/1 rit) Pemilihan yang Digunakan Pengurutan Jadwal Keberangkatan Berdasarkan Jam Paling Awal Dari Setiap Rute dan Jenis Cari Jam Keberangkatan Tercepat yang Dapat Dikerjakan ri = min (ci) Ada job yang tersisa? Ada waktu kosong? Jam Keberangkatan Selanjutnya >= Waktu Akhir Jadwal Keberangkatan Sebelumnya Waktu Kosong >= ti Cari Nomor Terkecil sudah melayani 3 rit? Waktu yang Tersisa Diisi Dengan Jam Keberangkatan Selanjutnya Ada Jadwal yang Dapat Dipindahkan ke Rute yang Berbeda? Output: Penjadwalan untuk Masing-Masing SELESAI Gambar 5. Flowchart Penjadwalan Untuk Rute Kombinasi Reka Integra - 241

Usulan Penjadwalan Shuttle PT X dengan Modifikasi Algoritma n-jobs m-mesin Paralel untuk Mengurangi 4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah: 1. Rute. 2. Jenis mobil serta jumlahnya. Selain 89 mobil reguler, terdapat 17 kendaraan emergency yang dapat digunakan apabila mengalami kekurangan kendaraan. 3. Jadwal keberangkatan. 4. Waktu tempuh (waktu proses termasuk waktu setup). Waktu tempuh merupakan waktu kendaraan menempuh perjalanan dalam 1 rit). Data-data tersebut diperoleh dengan cara wawancara dengan bagian penjadwalan dan driver PT X. 4.2 Pengolahan Data Langkah pertama yang dilakukan dalam pengolahan data adalah penjadwalan berupa Gantt chart sesuai dengan jadwal keberangkatan dari setiap rute dan dua kondisi yaitu kondisi normal (weekday) dan kondisi macet (weekend). Gantt chart tersebut juga dibuat berdasarkan rute yang sama dan rute yang dikombinasikan. Setiap kendaraan diasumsikan dapat melayani konsumen sampai dengan 3 rit. Gantt chart untuk jenis kendaraan elf dapat dilihat pada Gambar 6 sampai dengan Gambar 9. elf memiliki 16 kendaraan untuk melayani 2 rute yaitu rute Bogor dan Dewi Sartika. Reka Integra - 242

Gambar 6. Gantt Chart Elf Rute dan Kondisi Normal Nomor Nomor Gambar 7. Gantt Chart Elf Rute Kombinasi dan Kondisi Normal Lysandra, dkk. E16 E15 E14 E13 E12 E11 E10 E9 E8 E7 E6 E5 E4 E3 E2 E1 E16 E15 E14 E13 E12 E11 E10 E9 E8 E7 E6 E5 E4 E3 E2 E1 4:00 4:30 5:00 5:30 6:00 6:30 7:00 7:30 8:00 8:30 9:00 9:30 10:00 10:30 11:00 11:30 12:00 12:30 13:00 13:30 14:00 14:30 15:00 15:30 16:00 16:30 17:00 17:30 18:00 18:30 19:00 19:30 20:00 20:30 21:00 21:30 22:00 22:30 23:00 23:30 0:00 0:30 1:00 1:30 2:00 2:30 3:00 3:30 DS-6 DS-12 DS-5 DS-11 DS-4 DS-10 DS-16 DS-3 DS-9 DS-15 DS-2 DS-8 DS-14 DS-1 DS-7 DS-13 BGR-6 BGR-12 BGR-5 BGR-11 BGR-4 BGR-10 BGR-16 BGR-3 BGR-9 BGR-15 BGR-2 BGR-8 BGR-14 BGR-1 BGR-7 BGR-13 4:00 4:30 5:00 5:30 6:00 6:30 7:00 7:30 8:00 8:30 9:00 9:30 10:00 10:30 11:00 11:30 12:00 12:30 13:00 13:30 14:00 14:30 15:00 15:30 16:00 16:30 17:00 17:30 18:00 18:30 19:00 19:30 20:00 20:30 21:00 21:30 22:00 22:30 23:00 23:30 0:00 0:30 1:00 1:30 2:00 2:30 3:00 3:30 Waktu Keberangkatan 4:00 4:30 5:00 5:30 6:00 6:30 7:00 7:30 8:00 8:30 9:00 9:30 10:00 10:30 11:00 11:30 12:00 12:30 13:00 13:30 14:00 14:30 15:00 15:30 16:00 16:30 17:00 17:30 18:00 18:30 19:00 19:30 20:00 20:30 21:00 21:30 22:00 22:30 23:00 23:30 0:00 0:30 1:00 1:30 2:00 2:30 3:00 3:30 DS-6 DS-12 DS-5 DS-11 DS-4 DS-10 DS-3 DS-9 DS-15 DS-2 DS-8 DS-14 DS-1 DS-7 DS-13 BGR-6 BGR-12 BGR-5 BGR-11 DS-16 BGR-4 BGR-10 BGR-16 BGR-3 BGR-9 BGR-15 BGR-2 BGR-8 BGR-14 BGR-1 BGR-7 BGR-13 4:00 4:30 5:00 5:30 6:00 6:30 7:00 7:30 8:00 8:30 9:00 9:30 10:00 10:30 11:00 11:30 12:00 12:30 13:00 13:30 14:00 14:30 15:00 15:30 16:00 16:30 17:00 17:30 18:00 18:30 19:00 19:30 20:00 20:30 21:00 21:30 22:00 22:30 23:00 23:30 0:00 0:30 1:00 1:30 2:00 2:30 3:00 3:30 Waktu Keberangkatan Keterangan: Bogor Dewi Sartika Reka Integra - 243

Gambar 8. Gantt Chart Elf Green Rute dan Kondisi Macet Nomor Nomor Gambar 9. Gantt Chart Elf Green Rute Kombinasi dan Kondisi Macet Usulan Penjadwalan Shuttle PT X dengan Modifikasi Algoritma n-jobs m-mesin Paralel untuk Mengurangi E16 E15 E14 E13 E12 E11 E10 E9 E8 E7 E6 E5 E4 E3 E2 E1 E16 E15 E14 E13 E12 E11 E10 E9 E8 E7 E6 E5 E4 E3 E2 E1 4:00 4:30 5:00 5:30 6:00 6:30 7:00 7:30 8:00 8:30 9:00 9:30 10:00 10:30 11:00 11:30 12:00 12:30 13:00 13:30 14:00 14:30 15:00 15:30 16:00 16:30 17:00 17:30 18:00 18:30 19:00 19:30 20:00 20:30 21:00 21:30 22:00 22:30 23:00 23:30 0:00 0:30 1:00 1:30 2:00 2:30 3:00 3:30 4:00 4:30 DS-8 DS-16 DS-7 DS-15 DS-6 DS-14 DS-5 DS-13 DS-4 DS-12 DS-3 DS-11 DS-2 DS-10 DS-1 DS-9 BGR-8 BGR-16 BGR-7 BGR-15 BGR-6 BGR-14 BGR-5 BGR-13 BGR-4 BGR-12 BGR-3 BGR-11 BGR-2 BGR-10 BGR-1 BGR-9 4:00 4:30 5:00 5:30 6:00 6:30 7:00 7:30 8:00 8:30 9:00 9:30 10:00 10:30 11:00 11:30 12:00 12:30 13:00 13:30 14:00 14:30 15:00 15:30 16:00 16:30 17:00 17:30 18:00 18:30 19:00 19:30 20:00 20:30 21:00 21:30 22:00 22:30 23:00 23:30 0:00 0:30 1:00 1:30 2:00 2:30 3:00 3:30 4:00 4:30 Waktu Keberangkatan 4:00 4:30 5:00 5:30 6:00 6:30 7:00 7:30 8:00 8:30 9:00 9:30 10:00 10:30 11:00 11:30 12:00 12:30 13:00 13:30 14:00 14:30 15:00 15:30 16:00 16:30 17:00 17:30 18:00 18:30 19:00 19:30 20:00 20:30 21:00 21:30 22:00 22:30 23:00 23:30 0:00 0:30 1:00 1:30 2:00 2:30 3:00 3:30 4:00 4:30 DS-8 DS-16 DS-7 DS-15 DS-6 DS-14 DS-5 DS-13 DS-4 DS-12 DS-3 DS-11 DS-2 DS-10 DS-1 DS-9 BGR-8 BGR-16 BGR-7 BGR-15 BGR-6 BGR-14 BGR-5 BGR-13 BGR-4 BGR-12 BGR-3 BGR-11 BGR-2 BGR-10 BGR-1 BGR-9 4:00 4:30 5:00 5:30 6:00 6:30 7:00 7:30 8:00 8:30 9:00 9:30 10:00 10:30 11:00 11:30 12:00 12:30 13:00 13:30 14:00 14:30 15:00 15:30 16:00 16:30 17:00 17:30 18:00 18:30 19:00 19:30 20:00 20:30 21:00 21:30 22:00 22:30 23:00 23:30 0:00 0:30 1:00 1:30 2:00 2:30 3:00 3:30 4:00 4:30 Waktu Keberangkatan Keterangan: Bogor Dewi Sartika Reka Integra - 244

Lysandra, dkk. 5. ANALISIS PENJADWALAN KENDARAAN 5.1 Analisis Kondisi Perusahaan Saat Ini dengan Kondisi Setelah Dilakukan Penjadwalan 3 Rit Kondisi perusahaan saat ini sebelum dilakukan penjadwalan dapat dilihat pada Tabel 1, sedangkan data untuk jumlah kendaraan setelah dilakukan penjadwalan 3 rit dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Data Jadwal dan Kondisi Perusahaan Saat Ini untuk Rute Jenis & Tersedia Elf (16) Pregio (32) Starex (41) Jenis & Tersedia Elf (16) Pregio (32) Starex (41) Kondisi Jadwal yang Dilayani Oleh Tersedia Jadwal yang Dilayani Oleh Emergency Tidak Terpakai yang Melayani 1 rit Normal 28 DS-13 s/d DS-16-4+4* Macet 32 - - - Normal 60 MGD-13 s/d MGD-16-4+4* MGD-5 s/d Macet 56 MGD-8 & MGD- - 8+4* 13 s/d MGD-16 Normal 65-5 7 Macet 65-5 8 Tabel 2. Data Setelah Dilakukan Penjadwalan 3 Rit Jadwal Jadwal yang yang Dilayani Rute Kondisi Dilayani Oleh Tidak Oleh Terpakai Emergency Tersedia Kombinasi Kombinasi Kombinasi Keterangan : * Emergency yang Melayani 1 rit Normal 16-4 - Macet 16 - - - Normal 16-4 - Macet 16 - - - Normal 64-4 1 MGD-5 s/d Macet 56 MGD-8 & MGD-13 s/d - 8 MGD-16 Normal 64-4 3 Macet 60 MGD-5 s/d MGD-8-4+4* Normal 65-12 10 Macet 65-12 1 Normal 65-16 4 Macet 65-13 - Reka Integra - 245

Usulan Penjadwalan Shuttle PT X dengan Modifikasi Algoritma n-jobs m-mesin Paralel untuk Mengurangi 5.2 Utilisasi Perbandingan utilisasi kendaraan sebelum dilakukan penjadwalan dengan kondisi setelah dilakukan penjadwalan dapat dilihat pada Tabel 3. Utilisasi (%) = (1) Keterangan: i = rute j = jumlah rute Jenis Elf Pregio Starex Keterangan : Rute Kombinasi Kombinasi Kombinasi Tabel 3. Perbandingan Utilisasi Waktu Sebelum Setelah Kondisi Tempuh Total Tiap Rute A B C D A B C D Jadwal (jam/1 rit) Normal 32 6 16 4 (**) - 40 12-4 66,667 Macet 32 8 16 - - 66,67 16 - - 66,667 Normal 32 6 - - - - 12-4 66,667 Macet 32 8 - - - - 16 - - 66,667 Normal 64 6 32 4-44,44 28-4 57,143 Macet 64 8 32 4-59,26 32 4-59,26 Normal 64 6 - - - - 28-4 57,143 Macet 64 8 - - - - 36 4-59,26 Normal 65 5,4,6,6 ( * ) 36-5 39,468 29-12 48,994 Macet 65 7,5,8,8 ( * ) 36-5 52,66 29-12 65,37 Normal 65 5,4,6,6 ( * ) - - - - 29-16 48,994 Macet 65 7,5,8,8 ( * ) - - - - 28-13 67,71 ( * ) Rute Bandara, Bekasi, Cempaka Mas, Grogol ( ** ) Disebabkan karena terdapat kendaraan yang melayani 1 rit A = kendaraan reguler yang digunakan B = kendaraan emergency yang digunakan C = kendaraan reguler yang tidak digunakan D = Utilisasi kendaraan yang digunakan (%) 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Elf rute sama kondisi normal dan rute kombinasi kondisi normal terdapat 4 kendaraan yang tidak terpakai. Sedangkan kondisi macet tidak dapat dikurangi jumlah kendaraannya. Pregio rute sama kondisi normal dan rute kombinasi kondisi normal terdapat 4 kendaraan yang tidak terpakai. Rute sama dan kondisi macet terdapat 8 jadwal keberangkatan rute mangga dua yang menggunakan kendaraan emergency. Untuk kondisi kombinasi terdapat 4 jadwal keberangkatan yang menggunakan kendaraan emergency. Starex rute sama kondisi normal dan rute kombinasi kondisi normal terdapat 12 kendaraan yang tidak terpakai. Rute sama kondisi macet terdapat 12 kendaraan yang tidak terpakai. Untuk kondisi macet terdapat 13 kendaraan yang tidak terpakai. Reka Integra - 246

Lysandra, dkk. 6.2 Saran Saran untuk perusahaan adalah tidak menambah kendaraan baru dalam jangka pendek dan perusahaan dapat membuka jadwal baru untuk memakai kendaraan yang tidak terpakai atau menggunakan kendaran yang tidak terpakai untuk kendaraan cadangan (emergency). Saran untuk penelitian selanjutnya adalah optimasi kendaraan menggunakan program atau searching method untuk pembuatan Gantt chart, menjadwalkan perawatan kendaraan, atau melakukan penjadwalan dinamis. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan penelitian ini. REFERENSI Baker, K. R., 1974. Introduction to Sequencing and Scheduling.John Willey & Son. New York. Conway, R., Maxwell, W.L. dan Miller, L.W. 1967. Theory of Scheduling. Addison Wesley Publishing Company. Massachusetts. Saputro Nico dan Yento. 2004. Pemakaian Algoritma Genetik untuk Penjadwalan Job Shop Dinamis Non Deterministik. Vollman, Thomas., Berry E., William L. Whybark, D.Clay. 1992. Manufacturing Planning And Control Systems, 3rd Edition. Irwin, Inc. USA. Reka Integra - 247