I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

I. PENDAHULUAN. kehidupan karena pendidikan merupakan pengaruh, penentu, sekaligus

I. PENDAHULUAN. satu usaha pembangunan watak bangsa. Pendidikan ialah suatu usaha dari setiap diri

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena maju tidaknya suatu negara itu tergantung dari kualitas sistem

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

PENGARUH PENDIDIKAN NILAI DALAM KELUARGA TERHADAP SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA DI KELAS X SMA NEGERI I TERBANGGI BESAR TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang diserahi kewajiban memberi pendidikan. Sekolah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi diri, sehingga manusia memiliki derajat yang lebih

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

I. PENDAHULUAN. berkawan sehingga dia disebut social animal. Hal terpenting di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

Fungsi dan tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

I. PENDAHULUAN. terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan, maka berbicara pula tentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan kemajuan pendidikan. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

I. PENDAHULUAN. pemerintahannya juga mengalami banyak kemajuan. Salah satunya mengenai. demokrasi yang menjadi idaman dari masyarakat Indonesia.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Pendidikan

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

I. PENDAHULUAN. sosial. Interaksi sosial yaitu hubungan antar individu dengan individu lainnya atau

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia {human resources), pada

I. PENDAHULUAN. norma yang berlaku di masyarakat ataukah tidak. faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Sebagai pengajar dan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peserta didik merupakan aset suatu negara yang nantinya akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi setiap individu. Melalui

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama. Pendidikan tidak mengenal batas-batas pendidikan informal, formal, maupun non formal dari semua aspek berlangsung sepanjang manusia hidup. Pengaruh dari pendidikan (informal, formal, non formal) selalu saja membentuk sikap dan perilaku seseorang atau suatu keluarga. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

2 Pendidikan berperan penting dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia yang utuh. Pembinaan nilai sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan dapat menjadi sarana ampuh dalam menangkal pengaruh-pengaruh negatif, baik pengaruh yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Sejalan dengan derap laju pembangunan dan laju perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS), serta arus reformasi sekarang ini, pembinaan nilai semakin dirasa penting sebagai salah satu alat pengendali bagi tercapainya tujuan pendidikan nasional secara utuh. Namun, sekarang ini tampak ada gejala dikalangan remaja, bahkan orang tua yang menunjukkan bahwa mereka mengabaikan nilai agama, nilai sosial, nilai etika, dan nilai moral dalam tata krama pergaulan yang sangat diperlukan dalam suatu masyarakat yang beradab (civil society). Dalam era reformasi sekarang ini seolah-olah orang bebas berbuat apa saja sesuai dengan kehendaknya. Misalnya, perkelahian massal, penjarahan, pemerkosaan, pembajakan kendaraan umum, penghujatan, perusakan tempat ibadah, lembaga pendidikan, kantor-kantor pemerintahan dan sebagainya, yang menimbulkan korban jiwa dan korban kemanusiaan. Bangsa Indonesia saat ini tidak hanya mengalami proses pendangkalan nilai yang seharusnya dimiliki serta dihayati dan dijunjung tinggi. Nilai-nilai itu kini bergeser dari kedudukan dan fungsinya serta digantikan oleh keserakahan, ketamakan, kekuasaan, kekayaan dan kehormatan. Dengan pergeseran fungsi dan kedudukan nilai itu, kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dirasakan semakin rawan terhadap kekerasan, kecemasan, bentrok fisik (kerusuhan) dan merasa tidak aman.

3 Dengan demikian, salah satu problematika kehidupan bangsa yang terpenting di abad ke-21 adalah pendangkalan nilai dan pergeseran kedudukan serta fungsi nilai. Pendangkalan, pergeseran kedudukan serta fungsi nilai yang mulai melanda masyarakat kita saat ini tidak lepas dari ketidakefektifan penanaman nilai-nilai agama, nilai sosial, nilai etika, dan nilai moral, baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat secara keseluruhan. Salah satu esensi pendidikan nilai adalah mengembangkan sikap tanggung jawab baik yang melalui pendidikan dalam keluarga, di sekolah, maupun dalam kehidupan masyarakat. Bangsa Indonesia telah berupaya mengembangkan sikap tanggung jawab dalam berbagai jalur dan jenjang pendidikan dari masa ke masa, akan tetapi masih belum mencapai taraf yang optimal. Peran keluarga dalam pendidikan tanggung jawab pada anak sangat penting, pendidikan dalam keluarga lebih ditujukan kearah pembinaan nilai-nilai tanggung jawab yang diberikan sebagai bekal, agar kelak anak mampu melaksanakan kehidupan, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategis dalam pembentukan nilai-nilai kepribadian anak. Sejak kecil anak sudah mendapat pendidikan dari kedua orang tuanya melalui keteladanan yang diberikan dan kebiasaan kehidupan orang tuanya sehari-hari dalam keluarga akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Contohcontoh dalam kehidupan sehari-hari yang orang tua tampilkan dijadikan panduan untuk anak dalam mengembangkan sikap tanggung jawab.

4 Dalam kehidupan sehari-hari orang tua tidak hanya secara sadar, tetapi juga terkadang secara tidak sadar memberikan contoh yang kurang baik pada anak. Padahal, orang tua dan keluarga merupakan orang terpenting dalam memberikan kontribusi pada pembentukan perilaku anaknya. Karena orang tua adalah lingkungan utama dan pertama yang mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam pendidikan. Pendidikan yang sudah ditanamkan oleh kedua orang tua merupakan faktor yang mendukung pembentukan watak seorang anak. Ajaran, didikan, serta bimbingan dalam keluarga berpengaruh pada pembentukan perilaku anak. Sebab, pendidikan dalam keluarga adalah basis/dasar dari keseluruhan pendidikan bagi setiap manusia. Dengan melihat kenyataan hidup yang semakin rapuh dan menyadari bahwa keluarga sebagai pelaku utama. Pendidikan nilai dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap tanggung jawab siswa di sekolah. Tujuan pendidikan nilai dalam keluarga salah satunya adalah menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan seperti sikap tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab

5 itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, terutama pendidikan nilai dalam lingkungan keluarga. Tanggung jawab bukan hanya ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Tetapi, tanggung jawab juga perlu dikembangkan di berbagai jalur dan jenjang pendidikan, terutama di lingkungan sekolah. Tanggung jawab bisa diartikan sebagai konsekuensi yang harus diterima atau dijalankan terhadap apa yang sudah dilakukan atau dijalani. Berikut ini adalah contoh tanggung jawab seorang siswa, yaitu: tanggung jawab sebagai seorang pelajar/siswa (mengerjakan PR, tidak datang terlambat ke sekolah, tidak membolos, dll), tanggung jawab sebagai seorang anak (menuruti perintah orang tua, melakukan pekerjaan rumah, dan mendoakan kedua orang tua), tanggung jawab sebagai seorang hamba Allah (melakukan segala perintah Nya dan menjauhi segala larangan Nya). Hal-hal tersebut yang perlu lebih ditingkatkan oleh para siswa. Karena, sering kita melihat para siswa kurang memiliki sikap tanggung dalam setiap perbuatannya. Hal inilah yang perlu ditindaklanjuti/dikembangkan lebih jauh lagi, bukan hanya oleh guru, orang tua,

6 tetapi juga siswa mempunyai kewajiban dalam mengembangkan sikap tanggung jawab ini. Pengembangan pendidikan nilai dalam keluarga dan pengembangan sikap tanggung jawab di sekolah, sebagai gambaran pembelajaran terlihat dari hasil wawancara dari guru PKn, guru BK, SMA Negeri I Terbanggi Besar, tanggal 11 Maret 2013, sebagai berikut: Tabel 1.1 Deskripsi awal di kelas X SMA Negeri I Terbanggi Besar No. Masalah Latar Belakang Frekuensi 1. Sering terlambat Karena sering bangun kesiangan dan jarak 40% antara rumah dan sekolah yang jauh, sehingga terjebak macet di jalan. 2. Kehadiran Karena memiliki latar belakang keluarga yang bermasalah, seperti orang tua yang bercerai. 25% 3. Aktif di kelas Siswa yang aktif di kelas rata-rata mereka (bertanya, yang ikut keorganisasian di sekolah, seperti mengerjakan tugas OSIS dan sebagainya. dari guru, dan sebagainya) Sumber: diolah oleh penulis, Maret 2013 35% Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa ada 3 masalah pokok yang sering muncul di sekolah tersebut, yaitu sering terlambat, kehadiran, dan keaktifan di kelas. Siswa yang sering terlambat disebabkan karena mereka sering bagun kesiangan dan jarak antara rumah dan sekolah yang jauh, sehingga terjebak macet di jalan. Adapun banyaknya siswa yang tidak hadir disebabkan oleh latar belakang keluarga yang

7 bermasalah, seperti orang tua yang bercerai. Sedangkan siswa yang kurang aktif di kelas didominasi oleh mereka yang tidak mengikuti keorganisasian di sekolah. Gambaran di sekitar lingkungan keluarga terhadap sikap tanggung jawab siswa terlihat dari hasil wawancara dengan para orang tua siswa kelas X SMA Negeri I Terbanggi Besar. Tabel 1.2 Deskripsi awal pandang orang tua siswa kelas X SMA Negeri I Terbanggi Besar. No. Pertanyaan Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Waktu luang bersama anak Melakukan diskusi dalam keluarga Mendengarkan keluhan anak Melakukan pekerjaan rumah Memberikan arahan kepada anak untuk bertanggung jawab dalam setiap perbuatannya Mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dalam lingkungan keluarga Mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dalam lingkungan sekolah Mengetahui keperluan/kebutuhan anak Sumber: diolah oleh penulis, Maret 2013 80% 20% 60% 80% 100% Berdasarkan tabel di atas menunjukan kebanyakan dari orang tua siswa sudah menanamkan nilai-nilai tanggung jawab kepada anaknya. Hal ini terlihat dari adanya aktivitas orang tua yang telah memberikan arahan kepada anaknya untuk bertanggung jawab dalam setiap perbuatannya yaitu sebanyak 100%, memberikan waktu luang bersama anak yaitu sebanyak 80%, memberikan tugas kepada anak untuk melakukan 20% 10% 20%

8 pekerjaan rumah yaitu sebanyak 80%, dan mendengarkan keluhan anak yaitu sebanyak 60%. Namun, ada juga kebanyakan dari orang tua siswa yang kurang menanamkan nilainilai tanggung jawab kepada anaknya. Hal ini terlihat dari adanya aktivitas orang tua yang kurang melakukan diskusi dalam keluarga yaitu sebanyak 20%, kurang mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dalam lingkungan keluarga yaitu sebanyak 20%, kurang mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dalam lingkungan sekolah yaitu sebanyak 10%, dan kurang mengetahui keperluan/kebutuhan anak yaitu sebanyak 20%. Hal inilah yang seharusnya dilakukan oleh orang tua kepada anaknya, agar anak memiliki sikap tangggung jawab terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang tua seharusnya lebih memperhatikan anak dan menanamkan nilai-nilai yang dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab anak. Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk membuat skripsi dengan mengambil judul: Pengaruh Pendidikan Nilai Dalam Keluarga Terhadap Sikap Tanggung Jawab Siswa Di Kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Ajaran 2012/2013. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Sikap tanggung jawab merupakan salah satu tujuan pendidikan nilai dalam keluarga.

9 2. Pengembangan sikap tanggung jawab dalam berbagai jalur dan jenjang pendidikan masih belum optimal. 3. Masih ada orang tua yang secara sadar/tidak sadar kurang memberikan teladan yang baik dalam menerapkan nilai moral yang berlaku, sehingga pendidikan nilai dalam keluarga masih belum optimal. 4. Masih ada siswa yang kurang memiliki sikap tanggung jawab dalam lingkungan sekolah, seperti siswa yang sering terlambat, tidak hadir, tidak mengerjakan tugas, tidak aktif dalam proses pembelajaran, dan sebagainya. 1.3. Pembatasan Masalah Sehubungan dengan luasnya permasalahan dan terbatasnya waktu, maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini adalah: Pengaruh pendidikan nilai dalam keluarga terhadap sikap tanggung jawab siswa di kelas X SMA Negeri I Terbanggi Besar Tahun Ajaran 2012/2013. 1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi masalah pokok dari penelitian ini adalah Bagaimanakah pengaruh pendidikan nilai dalam keluarga terhadap sikap tanggung jawab siswa di kelas X SMA Negeri I Terbanggi Besar Tahun Ajaran 2012/2013?

10 1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pendidikan nilai dalam keluarga terhadap sikap tanggung jawab siswa di kelas X SMA Negeri I Terbanggi Besar Tahun Ajaran 2012/2013. 1.5.2. Manfaat Penelitian Manfaat / kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu: 1.5.2.1 Kegunaan Teoritis 1. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan pada umumnya konsepkonsep pendidikan nilai orang tua pada khususnya. 2. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga didalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan pada umumnya, dan di bidang bimbingan dan konseling khususnya. 3. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat merangsang peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang hal-hal yang belum terungkap dalam penelitian ini sebagai bahan pembanding. 4. Hasil Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi ilmuan di bidang pendidikan umumnya agar dapat mengenal sifat anak-anak untuk diberi bimbingan lebih jauh dan mendalam, sehingga pelayanan yang diberikan diterima oleh siswa

11 1.5.2.2. Kegunaan Praktis 1. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi masukkan bagi para orang tua/wali murid dalam upaya menerapkan pendidikan nilai yang sesuai dengan keadaan anak dalam upaya membantu menumbuhkan sikap tanggung jawab diri anak. 2. Hasil penelitian ini, diharapkan agar informasi yang diperoleh dapat dijadikan bahan bagi penelitian yang lebih mendalam dalam lingkup yang lebih luas dalam kaitannya dengan sikap tanggung jawab siswa. 3. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukkan serta bimbingan kepada siswa dalam membentuk sikap tanggung jawab dan memberikan manfaat, pengetahuan, dan pengalaman kerja bagi guru PKn di sekolah. 4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam menerapkan fungsi dan peran sebagai guru PKn. 1.6. Ruang Lingkup 1.6.1. Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan kewarganegaraan dalam wilayah kajian pendidikan nilai dalam keluarga terhadap pembentukan sikap tanggung jawab siswa. 1.6.2. Ruang Lingkup Objek Objek penelitian ini adalah pendidikan nilai dalam keluarga terhadap sikap tanggung jawab siswa.

12 1.6.3. Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri I Terbanggi Besar tahun ajaran 2012/2013. 1.6.4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar 1.6.5. Ruang Lingkup Waktu Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Lampung pada tanggal 4 Februari 2013 sampai dengan selesainya penelitian ini pada tanggal 3 Juni 2013.