BAB I PENDAHULUAN masalah yang secara khusus adalah masalah pembinaan dan

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masih berada dalam kandungan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang akhir-akhir ini muncul di dunia. Di seluruh dunia,

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mampu berperan secara optimal dalam pembangunan. Karena peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan otak diusia balita akan berdampak pada usia dewasanya nanti,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental,

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan pertumbuhan dasar anak, selain itu juga terjadi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang indah bagi seseorang yang sudah berkeluarga. Jika anak dalam

BAB I PENDAHULUAN. tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan. lingkungan bagi anak untuk memperoleh stimulasi psikososial.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Visi pembangunan bidang kesehatan adalah Indonesia Sehat 2010, diharapkan akan menjadikan masyarakat Indonesia dapat hidup

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan yang selalu menimpa anak taman kanakkanak,

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. tangan mereka kelak nasib bangsa ini ditentukan. Jika suatu bangsa memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan. fisik, kognitif, emosi maupun psikososial (Soetjiningsih, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

Bab 5. Simpulan, Diskusi dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dijelaskan dan diuraikan tentang latar belakang,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 2008 karena penurunan ekonomi global.

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik

Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. sakit). Bila kurangnya pengetahuan tentang zat gizi pemberian terhadap anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. cerdas dan produktif. Indikatornya adalah manusia yang mampu hidup lebih lama

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mental inteligensi serta perilaku anak (Mansjoer, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang kesehatan adalah upaya yang. dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kelangsungan hidup sebuah bangsa ditentukan oleh generasi penerusnya.

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek. Pusat Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Kurnia; 2009). Mereka merupakan titipan dan amanat Allah SWT, yang mesti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu prioritas pangan yang menjadi perhatian serius adalah pangan

BAB 1 PENDAHULUAN. organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembangunan jangka panjang II (PJP II) dan Indonesia sehat 2010 masalah yang secara khusus adalah masalah pembinaan dan pengembangan anak, karena sasaran utamanya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sehingga perhatian khusus dicurahkan sejak dini, yaitu sejak masa anak-anak, bahkan sejak manusia berada dalam kandungan ibu, agar kualitas anak Indonesia sesuai dengan budaya bangsa yang menjiwai nilainilai luhur Pancasila (Soutjaningsih, 1998). Hal ini dapat dicapai dengan ketekunan dan kesungguhan oleh semua sektor secara terpadu, sehingga dapat menjadi modal utama dalam mewujudkan kualitas manusia Indonesia yang produktif, maju, selaras seimbang, serasi, lahir dan batin (Soutjaningsih, 1998). Untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang berkualitas faktor perkembangan anak juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Tumbuh kembang anak harus berjalan sejajar agar dapat menghasilkan manusia yang mandiri dan bertanggung jawab. Jika anak dirawat dengan baik, maka anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik pula sesuai dengan keinginan dan harapan. Akan tetapi bila tidak dirawat dengan baik maka anak tidak akan tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya (Suherman, 2000). Konsumsi 14

gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat di dalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema makan pada anak. ( http://www. balita anda.indoglobal.com ) Lebih lanjut ditegaskan, Indonesia menghadapi masalah gizi yang cukup memprihatinkan, karena berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2000, 75% dari total kabupaten di Indonesia berada dalam kondisi masalah gizi pada balita diatas 20%. Tumbuh adalah bertambah besarnya ukuran sel atau organ tubuh sedangkan perkembangan adalah bertambahnya fungsi organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Artinya untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan kematangan fungsi ( Vaughan, 1983 ). Sebuah organ yang tumbuh atau menjadi besar karena sel-sel jaringannya mengalami proliferasi atau hiperplasia dan hipertrofi. Pada awalnya organ ini masih sederhana dan fungsinya pun belum sempurna. Dengan bertambahnya umur atau waktu, organ tersebut berikut fungsinya akan tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan seorang anak memberikan gambaran tentang perkembangan keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak untuk berbagai proses biologis termasuk untuk tumbuh. 2

Walaupun telah disebutkan bahwa pertumbuhan tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan, namun perkembangan itu sendiri mempunyai pengertian tersendiri. Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan fungsi-fungsi organ tubuh seseorang. Misalnya organ jantung yang pada masa embrio merupakan sekumpulan sel, kemudian menjadi organ yang mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Demikian pula organ-organ lainnya, seperti otak, mata, telinga, paru-paru, alat-alat pencernaan dan lain-lain, dulunya tak lebih dari sekelompok sel yang kemudian berdiferensiasi dan pada akhirnya membentuk organ yang mempunyai fungsi. Pengertian yang lebih luas lagi untuk perkembangan ialah bertambahnya kemampuan fungsi-fungsi individu antara lain kemampuan pendengaran, penglihatan, gerak kasar dan halus, komunikasi, bicara, emosisosial, kemandirian, intelegensia ( Foye dan Sulkes, 1994; Ismael, 1995) Di Indonesia jumlah anak balita pada tahun 2000 mencapai 23,5 juta. Jumlah ini sangat besar dan butuh perhatian secara khusus, pada masa balita ini merupakan masa yang sangat menentukan dalam proses tumbuh kembang dan menjadi dasar terbentuknya manusia seutuhnya (Soutjaningsih, 1998). Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak-anaknya sangat diperlukan terutama pada saat mereka masih berada dibawah usia lima tahun (Balita). Seorang anak yang baru lahir secara mutlak bergantung pada lingkungannya, supaya ia dapat melangsungkan kehidupan dan mengembangkan kemampuan dasar yang dimilikinya. 3

Karena itu pendidikan usia dini, prasekolah dan taman kanak-kanak tidak boleh diabaikan atau dianggap sepele. Bahkan pendidikan seorang anak sebaiknya dilakukan sejak anak itu masih berada dalam kandungan. Akan tetapi sebagian orang tua belum memahami hal ini, terutama orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama tidak sakit, anak tersebut tidak mengalami masalah kesehatan termasuk dalam hal pertumbuhan dan perkembangannya. Sering kali para orang tua mempunyai pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian yang sama (Nursalam, 2005). Menurut data tahun 2001, dari 26,1 juta anak yang ada di Indonesia baru 7,1 juta atau sekira 28% anak yang telah mendapatkan pendidikan. Terdiri atas 9,6% terlayani di bina keluarga bawah lima tahun, 6,5% di taman kanakkanak, 1,3% Tk. Ma rifatullah, 1,4% Raudhatul Athfal, 0,13% di kelompok bermain, 0,05% di tempat penitipan anak lainnya, 9,9% terlayani di sekolah dasar. Ini menunjukkan, pentingnya pendidikan usia dini belum mendapatkan perhatian dengan baik. Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak. Dimana terjadi proses interaksi terus menerus serta rumit antara faktor genetika dan faktor lingkungan, baik lingkungan sebelum anak dilahirkan maupun lingkungan setelah dilahirkan. Faktor lingkungan 4

merupakan faktor yang paling besar dalam mempengaruhi tumbuh kembang (Soutjaningsih, 1998). Faktor dominan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah status gizi balita yang dilahirkan. Apabila setelah dilahirkan balita mengalami kekurangan gizi dapat dipastikan pertumbuhan anak akan terlambat (Supariasa, 2001). Di Negara yang sedang berkembang angka kesakitan dan angka kematian pada anak umur 4 sampai 5 tahun dipengaruhi oleh keadaan gizi. Pengaruh keadaan gizi pada umur ini lebih besar dari pada umur lebih dari 6 tahun. Dengan demikian angka kesakitan dan kematian pada periode ini dapat dijadikan informasi yang berguna mengenai keadaan kurang gizi di masyarakat (Supariasa, 2001). Menurut Soutjaningsih, pada perkembangan anak usia 4 sampai 5 tahun adalah kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistim lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori motor, pisikologi emosi dan lingkungan disekitar anak. Seorang anak tidak akan mampu berbicara tanpa dukungan dari lingkungannya mereka harus mendengar pembicaraan yang berkaitan dengan kehidupannya sehari-hari. Mereka harus belajar mengekspresikan dirinya, membagi pengalamannya dengan orang lain dan mengemukakan keinginannya. 5

Menurut profil kesehatan di puskesmas kecamatan ciledug tangerang 2009, gambaran status gizi balita di ciledug tangerang tahun 2009 dari 39.510 balita usia 4 sampai 5 tahun adalah prevalensi balita dengan gizi buruk sebanyak 1.906 (6,82%). Berdasarkan laporan dari Tk. Ma rifatullah Ciledug Tangerang terkadang bahwa terdapat sebagian balita usia 4 sampai 5 tahun yang tidak hadir dikarenakan alasan kesehatan,yaitu pada bulan Desember 2009 = pada usia 4 sampai 5 tahun ada 9 balita dan pada bulan januari 2009 = pada usia 4 sampai 5 tahun ada 10 balita lalu berdasarkan pengamatan langsung, peneliti mendapati melalui observasi langsung terdapat balita usia 4 sampai 5 tahun yang kurang aktif dalam mengikuti proses belajar. Dan ada sebagian wali murid ( Ibu ) yang bertanya tentang pertumbuhan dan perkembangan anaknya pada usia 4 sampai 5. Atas dasar uraian yang disampaikan diatas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang bagaimana Hubungan pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan proses Tumbuh Kembang balita Usia 4 Sampai 5 Tahun di TK Ma rifatullah ciledug tangerang 2010. B. Identifikasi Masalah Dari keterangan diatas terbentuklah sebuah identifikasi masalah yaitu dari banyaknya balita 4 sampai 5 tahun yang sekolah di Tk Ma rifatullah terlihat balita yang cerdas dan orang tua ( Ibu ) dari balita itu pun terlihat 6

mengetahui dan memahami tumbuh kembang balita. Dan ada juga sebagian orang tua (Ibu) balita belum mengetahui dan memahami tumbuh kembang anaknya. Agar semua orang tua ( Ibu ) balita yang sekolah di Tk Ma rifatullah khusus nya usia 4 sampai 5 tahun dapat mengetahui dan memahami tumbuh kembang balita dimana tahapan perkembangan menurut umur pada usia 4 sampai 5 tahun yaitu seorang anak seharusnya sudah dapat : 1. Melompat dengan satu kaki 2. Menyebut nama lengkap tanpa dibantu 3. Senang bertanya tentang sesuatu 4. Menggambar tanda silang 5. Menggambar lingkaran 6. Menari Dari sinilah penulis tertarik mengambil judul Hubungan pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan proses tumbuh kembang balita 4 sampai 5 tahun di Tk Ma rifatullah Ciledug Tangerang C. Pembatasan Masalah Setelah mengidentifikasi hal hal pada pertumbuhan dan perkembangan yang seharusnya sudah dapat di miliki oleh balita usia 4 sampai 5 tahun diatas. Yang bila pertumbuhan dan perkembangan tidak dimiliki oleh balita tersebut tentu akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Tentunya banyak faktor yang mempengaruhi 7

ketidak sesuaian pertumbuhan dan perkembangan tersebut. penulis menyadari akan keterbatasan waktu dan tenaga sehingga perlu membatasi hanya pada masalah: Hubungan pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan proses Tumbuh Kembang balita Usia 4 Sampai 5 Tahun di TK Ma rifatullah ciledug tangerang 2010. D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah hubungan pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan proses Tumbuh Kembang Balita usia 4 sampai 5 Tahun di TK Ma rifatullah ciledug tangerang E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan proses Tumbuh Kembang Balita usia 4 sampai 5 tahun di TK Ma rifatullah ciledug tangerang 2010. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita usia 4 sampai 5 tahun di Tk. Ma rifatullah Ciledug Tangerang 8

b. Menganalisa hubungan pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan proses tumbuh kembang balita usia 4 sampai 5 tahun di Tk. Ma rifatullah. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan Bagi Institusi pendidikan esa unggul dapat digunakan sebagai bahan bacaan diperpustakaan yang mana dapat dimanfaatkan oleh semua mahasiswa/i. esa unggul, yang akan melakukan penelitian selanjutnya. 2. Bagi Peneliti Sebagai penambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan juga sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di universitas esa unggul,khususnya dalam masalah pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan proses tumbuh kembang balita 4 sampai 5 tahun 3. Bagi Tk. Ma rifatullah Sebagai bahan masukan dan informasi kepada ibu-ibu ( wali murid ) Tk. Ma rifatullah agar lebih memahami dan lebih mengetahui dalam pertumbuhan dan perkembangan balita 4 sampai 5 tahun. 9