BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. Atlet) Kemayoran Blok D10-3 yang dijalankan oleh Kontraktor WIKA-CAKRA KSO sangatlah

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN WALL FAÇADE PRECAST. ditentukan sebelumnya. Selama kami melakukan Kerja Praktik di Proyek Puri

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB VII TINJAUAN KHUSUS


BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

Presentasi Tugas Akhir

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing.

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Besi Dan Baja. A. Sejarah

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. gambar-gambar pada kertas kerja menjadi bangunan fisik. Pelaksanaan ini

BAB III LANDASAN TEORI. akhir didalam struktur. Beton pracetak (precast) diproduksi secara masal dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

PERBANDINGAN ANTARA METODE PELAKSANAAN PELAT CAST IN SITU DAN PELAT PRECAST DITINJAU DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SMPN 43 SURBAYA

BAB VIII TAHAP PELAKSANAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV DATA DAN ANALISIS. : Jagat Office Building. : 3 Basement dan 9 Lantai. : m2, m2 (Luas Keseluruhan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB IV PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Transkripsi:

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan Umum Metode pelaksanaan yang dilakukan pada setiap proyek konstruksi memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan proyek lainnya. Metode pelaksanaan yang dilakukan ini berdasarkan pada perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya. Selama kami melakukan Kerja Praktik di Proyek Pembangunan Rumah Susun Tingkat Tinggi (Wisma Atlet) Kemayoran Blok D10-3 yang sedang dilakukan adalah pekerjaan struktur atas, yaitu Pekerjaan Shearwall, Kolom, Balok dan Pelat. Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, bab ini akan berfokus pada Pekerjaan Pelat pada lantai 4 keatas. Dimana sesuai rencana pekerjaan pelat pada lantai dasar sampai 3 dilakukan dengan metode konvensional, sementara lantai 4 sampai 32 dilakukan dengan metode Precast Half Slab. Hal ini dikarenakan pada lantai 1 sampai 3 tersebut berguna untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial, sementara pada lantai 4 sampai 32 digunakan untuk hunian. 7.2. Pelat Lantai Half Slab Struktur pelat lantai metode half slab adalah pekerjaan pelat lantai beton bertulang dengan cara separuh precast dan separuhnya lagi dibuat ditempat. Alasan dibuat separuh precast karena mengingat pekerjaan harus dilakukan dengan waktu singkat maka metode ini sangatlah efektif agar penyelesaian tepat pada waktunya. Selain itu juga menyesuaikan beban maksimal yang VII - 1

masih aman diangkat oleh tower crane, jadi jika di lokasi proyek tersedia alat berat yang mampu mengangkat seluruh tebal pelat maka akan lebih baik jika menggunakan sistem satu precast utuh. Umumnya half slab yaitu membagi pelat lantai menjadi dual layer dimana pada layer pertama dipabrikasi terlebih dahulu di luar area pekerjaan yang kemudian diangkut menggunakan tower crane untuk dipasang/instalasi pada area pekerjaan dan kemudian dilakukan pengecoran untuk layer kedua setelah terlaksananya pekerjaan pemasangan tulangan. 7.3. Precast Half Slab Pada masa sekarang kita dituntut untuk lebih berkembang disetiap waktunya dengan sangat cepat baik dalam lingkup apapun termasuk pembangunan konstruksi. Ada berbagai macam metode yang mengalami perubahan dengan tujuan utama yaitu mempersingkat waktu. Salah satunya ialah pembuatan pelat lantai, dimana saat ini sudah banyak yang menggunakan beton precast atau pracetak. 7.3.1. Metode Half Slab Metode precast half slab ini dilakukan dengan pengecoran komponen ditempat khusus atau pabrikasi, lalu dibawa ke area pekerjaan untuk disusun atau instalasi menjadi suatu struktur yang utuh (ereksi). Metode ini merupakan penggabungan metode beton precast dengan metode konvensional, dimana bagian bawah dari pelat menggunakan beton precast dan ditutup dengan menggunakan beton konvensional yang bisa disebut sebagai topping. VII - 2

Gambar 7.1. Susunan pelat Precast Half Slab Metode ini memiliki keuntungan dalam pengerjaannya dibanding pekerjaan konvensional, yaitu : 1. Menghemat penggunaan alat perancah. 2. Mengurangi jumlah pekerja bekisting, dimana proses pemasangan perancah menjadi lebih simple dan proses pemasangan precast yang hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja. 3. Mempercepat proses pelaksanaan. 4. Menghemat penggunaan plywood dalam proses pelaksanaan pekerjaan bekisting. 5. Mempercepat pelaksanaan dimana tidak adanya proses pembongkaran bekisting plywood pada pelat dan sedikitnya penggunaan perancah. 6. Hasil pekerjaan yang lebih baik dari segi kualitas. Namun tidak hanya itu, metode ini juga memiliki kerugian ataupun kekurangan antara lain : 1. Lebih boros dalam penggunaan besi tulangan, dimana dalam proses penyaluran tulangan pada precast half slab terdapat penambahan panjang tulangan untuk penyaluran gaya. 2. Membutuhkan pengawasan yang lebih daripada konvensional. VII - 3

3. Membutuhkan perencanaan yang matang terhadap desain dimana dalam sistem precast dibutuhkan toleransi yang sedikit dalam kesalahan pekerjaan. 4. Hanya dapat dilakukan pada pelat dengan tipe pelat satu arah (dapat dilakukan pada pelat dua arah menjadi satu arah atau dengan melakukan perubahan pada desain pelat precast). 7.3.2. Spesifikasi Precast Half Slab Spesifikasi precast half slab yang digunakan pada proyek pembangunan Rumah Susun Tingkat Tinggi (Wisma Atlet) Kemayoran Blok D10-3 secara lengkap dapat dilihat pada lampiran Shop drawing Precast Half Slab. Berikut merupakan spesifikasi utama dari precast pelat lantai half slab, ialah : Mutu beton half slab : fc 30 mpa Mutu baja tulangan : Ø = BJTP 10 (Polos) 7.3.3. Pekerjaan Tulangan Dalam pekerjaan tulangan ini kegiatan yang dimaksud ialah : 1. Diameter dan panjang tulangan yang akan dipakai harus sesuai dengan shop drawing. 2. Pembuatan lifting hook yang sesuai dengan shop drawing untuk digunakan sebagai pengait saat pemindahan dan penginstalan panel precast half slab. 3. Overstek tulangan berfungsi untuk mengikat sambungan antar panel precast half slab. VII - 4

Gambar 7.2. Penulangan Precast Half Slab 7.3.4. Pekerjaan Pengecoran Pekerjaan pengecoran ini secara urut ialah : 1. Sebelum dilakukannya pengecoran, panel harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang menempel dan diolesi minyak solar agar mudah dalam pelepasannya. 2. Pengecoran precast half slab menggunakan beton ready mix dengan hasil slump test sesuai dengan yang ditentukan. 3. Pengecoran akan dilakukan dengan menuangkan beton ready mix dari truck mixer langsung ke cetakan precast half slab (panel). VII - 5

Gambar 7.3. Pengecoran dari truck mixer ke cetakan precast half slab 4. Dalam proses penuangan beton ke dalam panel, salah seorang pekerja harus melakukan perataan gradasi beton dengan alat vibrator. Vibrator ini berguna untuk menggetarkan adukan beton agar merata. 5. Saat proses pengecoran, salah seorang pekerja juga harus melak ukan perataan permukaan precast half slab dengan alat bantu seperti kayu roskam. 6. Setelah beton ready mix mulai mengering, permukaan precast half slab harus dikasarkan agar pada saat pengecoran cast in situ dapat saling mengikat. 7.3.5. Penyimpanan dan Quality Control Dalam penyimpanan dan quality control ini merupakan kegiatan penting, seperti : 1. Setelah beton sudah mengering yaitu ± 10 jam setelah pengecoran, maka selanjutnya precast half slab diangkat dari panel untuk diletakkan di tempat stok precast. VII - 6

2. Precast half slab diletakkan secara vertikal atau menumpuk untuk efisiensi pemakaian lahan di proyek. 3. Digunakan balok kayu sebagai pembatas antar tumpukan precast half slab, dengan maksud agar masing-masing precast half slab tidak rusak akibat berbentur. Gambar 7.4. Stock Yard Precast 7.3.6. Pengangkatan (Erection) Berikut kegiatan dalam pengangkatan, ialah : 1. Pengangkatan precast half slab dengan menggunakan tower crane yang dibantu alat tambahan seperti spreader. 2. Alat bantu spreader dikaitkan pada demoulding (stripping) yang letaknya sudah diperhitungkan agar half slab tidak rusak maupun lentur pada saat diangkat. 3. Pengangkatan precast half slab dari tempat penyimpanan perlu direncanakan dengan sangat matang. VII - 7

Gambar 7.5. Pengangkatan Precast Half Slab 7.3.7. Pemasangan (Connection) Dalam pemasangan atau instalasi ini kegiatan yang dimaksud ialah : 1. Modul precast half slab yang dipasang harus sesuai dengan shop drawing. 2. Perancah yang digunakan untuk menumpu modul precast half slab harus sudah dipersiapkan. 3. Ujung modul precast half slab diletakkan pada bekisting balok yang sudah terpasang. VII - 8

4. Overstek tulangan precast half slab dibengkokkan agar pada saat pengecoran topping modul-modul precast half slab yang sudah terpasang dapat saling mengikat satu sama lain. Gambar 7.6. Pengangkutan Precast Half Slab menggunakan Tower Crane Gambar 7.7. Precast Half Slab yang telah terpasang VII - 9

7.3.8. Pengecoran Topping Kegiatan dalam pengecoran topping secara konvensional ini, ialah : 1. Setelah pemasangan modul half slab, maka langkah berikutnya yaitu pemasangan tulangan atas pelat tepat diatas modul half slab. 2. Tulangan atas dimasukkan ke dalam tulangan demoulding (stripping) dengan tujuan untuk menahan modul half slab agar tidak bergeser. 3. Dalam proses pengecoran ini, pekerja harus melakukan perataan gradasi beton dengan concrete vibrator agar gradasi beton merata. 4. Perataan lapisan permukaan juga harus dilakukan sebelum beton mulai mengering. Proses perataan ini sama dengan pengecoran pelat konvensional. Gambar 7.8. Pengecoran Topping diatas Precast Half Slab VII - 10

Gambar 7.9. Pemerataan menggunakan Vibrator dan pemerataan permukaan 7.3.9. Perawatan (Curing) Dalam perawatan pelat lantai ini meliputi kegiatan : 1. Permukaan topping yang masih basah harus dijaga dan dilindungi dari air hujan yang dapat menyebabkan rusaknya permukaan yang masih lunak. 2. Penyiraman air pada permukaan topping dilakukan untuk mencegah terjadinya kekurangan air yang diperlukan untuk pengerasan beton. Hal ini dikarenakan penguapan air berlebihan akan menyebabkan penyusutan sehingga dapat mengurangi kekuatan beton dan menimbulkan retak-retak. VII - 11

Gambar 7.10. Perawatan Pelat dengan cara disiram air 7.4. Pembahasan Masalah dan Solusi Setiap proyek konstruksi dapat dipastikan memiliki permasalahan, baik dalam desain, proses pelaksanaan, penyelesaian, koordinasi antar pihak dan sebagainya. Hal ini harus diperhatikan dengan teliti dan segera diselesaikan dengan mencari solusi karena dapat mempengaruhi biaya, mutu dan waktu dari proyek tersebut yang jelas akan merugikan berbagai pihak baik owner, kontraktor dan lainnya. Berikut adalah pembahasan masalah serta solusinya : 7.4.1. Desain Cetakan Precast Masalah : Ukuran kolom yang semakin ke atas akan semakin mengecil. Jika berdasarkan hal tersebut Kontraktor harus membuat banyak tipe precast half slab. Hal ini dikarenakan ukuran yang berbeda-beda mengikuti ukuran kolom. VII - 12

Solusi : Jika dilakukan sesuai pernyataan diatas maka Kontraktor harus membuat banyak tipe cetakan, hal ini dapat menimbulkan keborosan. Maka dari itu solusi yang dilakukan ialah tipe precast half slab yang dibutuhkan dibuat setipe dari lantai 3 sampai 32. Agar dalam pembuatan cetakan tidak membutuhkan terlalu banyak tipe/bentuk. Lalu sebelum tahap pemasangan, barulah dilakukan cutter menyesuaikan ukuran kolom yang dimaksud. 7.4.2. Stock Yard Precast Masalah : WIKA-CAKRA KSO melakukan pabrikasi beton precast dalam area proyek, hal ini dilakukan agar lebih mudah mengontrol juga meminimalisir biaya pengangkutan jika pabrikasi ini dilakukan diluar pagar proyek atau dibeda tempat terlebih dalam proyek ini sangat membutuhkan banyak beton precast. Namun dalam pembuatan precast dan precast yang diambil untuk digunakan tidaklah imbang, maka terjadi penumpukkan diluar stock yard yang disediakan. Solusi : Solusi dari hal diatas, akhirnya dilakukan pembersihan lahan di tepi area pekerjaan (proyek) yang masih dapat dipakai untuk dipergunakan sebagai stock yard sehingga semua precast yang berada diluar pagar proyek atau tidak pada tempatnya dipindahkan menggunakan tower crane menuju tempat yang telah disiapkan dan menjadi rapih. Karena jika hal tersebut dibiarkan akan bernilai buruk bagi Kontraktor. VII - 13

7.4.3. Penyelesaian Pelat Lantai Masalah : Adanya celah antar sambungan precast pelat lantai half slab jika dilihat dari bawah (lantai bawah). Hal ini dikarenakan permukaan precast tidak berbentuk persegi atau menyiku disetiap sisinya. Solusi : Dilakukannya perapihan dengan cara skim coat karena pelat tersebut akan diekspose nantinya. VII - 14