FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada kedewasaan dalam berbagai aspek kehidupan. Pendidikan adalah

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, pendidikan agama semakin dibutuhkan oleh manusia, terutama

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

WD8013 Sejarah Pendidikan Islam I (Minggu 1) Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. hlm, Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1998, hlm. 7

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB 1 PENDAHULUAN. Yogyakarta, 1998, hlm UU. RI. No. 20 Tahun 2003, Tentang sistem Pendidikan Nasional, CV, Mini Jaya

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR. A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan ajaran yang mengandung aturan-aturan tentang jalan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada sekat secara tidak langsung menciptakan batas batas moralitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia mengalami. perkembangan yang sangat cepat. Era ini memiliki potensi untuk ikut

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang individu dan sebagai warga negara atau masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

Transkripsi:

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS Nuryani, M. IAIN Palopo Abstrak: Filsafat merupakan sebuah sistem komprehensif dari ide-ide mengenai keadaan yang murni dan realitas yang terjadi dalam hidup. Filsafat juga dapat dijadikan panduan dalam kehidupan karena hal-hal yang berada didalam lingkungannya selalu menyangkut sesuatu yang mendasar dan membutuhkan penghayatan. Filsafat digunakan untuk menentukan jalan yang akan diambil seseorang dalam kehidupannya juga memberi petunjuk mengenai tata cara pergaulan antara sesama. Filsafat tidak sekadar mencerminkan masa dimana kita hidup, tapi membimbing kita maju. Manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi, mendapat kuasa dan wewenang untuk melaksanakan pendidikan terhadap dirinya sendiri, dan mempunyai potensi untuk mengembangkannya. Dengan begitu pendidikan merupakan urusan hidup dan kehidupan manusia, dan menjadi tanggungjawab manusia sendiri. Kegagalan pendidikan bukan hanya tidak memenuhi standar lapangan kerja. Masalah yang lebih besar adalah tawaran pendidikan tentang konsep pembangunan sumber daya manusia N0. 20 Tahun 2003 belum tercapai secara maksimal. Kata Kunci: Manusia, pendidikan, filsafat Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah swt. dilengkapi dengan potensi agar ia dapat mengembangkan dirinya. Namun dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya insaniyah itu, manusia diikat oleh nilai-nilai yang telah ditentukan oleh penciptanya. Dengan demikian manusia dalam pandangan filsafat pendidikan Islam adalah sebagai makhluk yang dapat memilih, tetapi kepadanya ditawarkan pilihan nilai yang terbaik, yaitu nilai ilahiyah. Di satu sisi ia memiliki kebebasan untuk memilih arah, di lain pihak manusia diberi pedoman kemana arah yang lebih baik yang semestinya ia tuju. Manusia dapat dikategorikan sebagai makhluk bebas dan sekaligus terikat. (H. Jalaluddin, 2003: 33). Zuhairini (2008:127) mengemukakan bahwa, perkembangan filsafat dalam dunia Islam, telah menghasilkan berbagai macam alternatif jawaban terhadap berbagai macam pertanyaan-pertanyaan hakiki problema hidup dan kehidupan manusia. Tentang hubungan manusia dengan alam semesta dan lingkungannya, menghasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan. Ilmu-ilmu tersebut berhasil dikembangkan dalam dunia Islam, dengan menggunakan metode yang khas Islami, yaitu metode ijtihad. Ijtihad adalah menggunakan segenap daya akal dan potensi manusiawi lainnya untuk mencari kebenaran dan mengambil kebijaksanaan, dengan bimbingan al-qur an dan Sunnah Nabi saw. Filsafat pendidikan Islam, merupakan studi tentang penggunaan, penerapan metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan problematika pendidikan umat Islam, dan memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam. 11

Volume 3 No. 2 Desember 2015 Perkembangan sains dan teknologi yang sangat cepat telah mengkondisikan manusia di milennium ketiga, mau ataupun tidak harus mengikuti perkembangan. Maka filsafat pendidikan Islam diajak untuk mampu dalam peningkatan sumber daya manusia, selanjutnya di sebut SDM khususnya dikalangan muslim yang diharapkan mampu menjadi pioner dalam pembaruan. Minimnya kualitas SDM bangsa Indonesia adalah jika pendidikan bangsanya kurang mendapat tempat pada posisi yang sesungguhnya, misalnya masih banyak bangunan sekolah yang kurang layak, tetapi tetap digunakan. Selain itu banyak penduduk miskin yang tidak mampu membiayai anak-anak mereka untuk mengenyam pendidikan lewat bersekolah. Fenomena ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk tanggap terhadap masalah pendidikan bangsa ini. Pendidikan hendaknya mampu menjadi investasi yang menjanjikan bagi pembentukan SDM sebagaimana dikemukakan Abdul Latif (1996: 11) bahwa, upaya pengembangan dan peningkatan SDM berkualitas dapat dilakukan melalui berbagai jalur, diantaranya SDM yang lebih menekankan pada kualitas dasar,, misalnya keimanan dan ketakwaan, kepribadian, kecerdasan kedisiplinan, kreativitas dan sebagainya. Manusia yang berkualitas dapat memanfaatkan segala potensinya dan mampu merebut peluang di masa depan bagi kejayaan bangsa dan negara. Faktor manusia yang menentukan akan berhasil atau gagalnya bangsa untuk tetap tegak dalam persaingan global karena yang membedakan kemampuan suatu bangsa dengan bangsa lain adalah kualitas pendidikan manusianya. Penulisan paper ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hakikat filsafat pendidikan Islam, 2) peran filsafat pendidikan Islam dalam peningkatan SDM yang berkualitas. Hakikat Filsafat Pendidikan Islam 1. Pengertian fisafat pendidikan Islam Pengertian filsafat pendidikan Islam diantaranya sebagaimana dikemukakan H. Ramayulis (2011: 4) bahwa, filsafat pendidikan Islam adalah pemikiran yang radikal dan mendalam tentang berbagai masalah yang ada hubungannya dengan pendidikan Islam. Abuddin Nata (2012:38) mengomentari bahwa kata Islam yang terdapat di dalam kata filsafat pendidikan dapat mengandung arti atau maksud yang bermacam-macam sebagai berikut: Pertama, kosa kata Islam yang berada dibelakang kosa kata pendidikan mengandung arti sifat, karakter, ideologi, cita-cita, atau identitas, yakni filsafat pendidikan yang didasarkan pada ajaran Islam yang megandung prinsip-prinsip ajaran tentang tauhid, yakni mengesakan Allah swt. patuh dan tunduk pada ajaran- Nya, dan ajaran rasul-nya, mengutamakan akhlak mulia, kesesuaian dengan fitrah manusia, seimbang antara jasmani dan rohani, dunia dan akhirat, material dan spritual, komprehensif yang mencakup berbagai segi kehidupan, berorientasi pada mutu, unggul ke masa depan, bersikap terbuka, rasional, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Prinsip-prinsip ajaran Islam yang mendasari, melandasi dan menjiwai filsafat pendidikan Islam. Kedua, Kosa kata Islam yang berada dibelakang kosa kata pendidikan mengandung arti cita-cita dan tujuan, yakni filsafat pendidikan yang ditujukan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan 12

ajaran Islam. Ketiga, mengandung arti sebagai filsafat pendidikan yang disusun, dan dirumuskan oleh orang-orang Islam. Filsafat pendidikan Islam adalah filsafat pendidikan yang prinsip-prinsip dan dasarnya digunakan untuk merumuskan berbagai konsep dan teori pendidikan Islam didasarkan pada prinsip-prinsip ajaran Islam. Filsafat pendidikan Islam berbeda dengan filsafat pendidikan pada umumnya yang tidak memasukkan prinsip ajaran tauhid, akhlak mulia, fitrah manusia sebagai makhuk yang bukan hanya terdiri atas jasmani dan akal, melainkan juga spritual. Perbedaaan yang mendasar antara filsafat pendidikan umum dengan filsafat pendidikan Islam, yaitu: a. Filsafat pendidikan umum tergantung dari teori dan sistem pemikiran semata. Sedangkan filsafat pendidikan Islam didasarkan kepada pemikiran yang bersumber dari wahyu ilahi. b. Prinsip berpikir radikal dalam filsafat pendidikan umum memberi makna pada pemikiran tanpa adanya batas. Sementara dalam filsafat pendidikan Islam, berpikir secara radikal memberikan makna kebebasan manusia untuk berpikir yang dibatasi oleh kebenaran wahyu. 2. Tujuan, manfaat, dan fungsi filsafat pendidikan Islam Abuddin Nata (2012: 39) mengemukakan tujuan dan manfaat filsafat pendidikan Islam sebagai berikut; Pertama, membantu menemukan masalah-masalah pendidikan dan sekaligus memberikan cara untuk mengatasinya. Berdasarkan cara kerjanya yang sistematik, radikal, universal, mendalam dan rasional, filsafat pendidikan Islam menunjukan alternatif-alternatif pemecahan permasalahan pendidikan, seperti masalah rendahnya mutu pendidikan, tidak efektifnya proses belajar mengajar, tidak tercapainya tujuan pendidikan, rendahnya mutu tenaga pendidikan dan lain sebagainya. Kedua, memberikan informasi yang komprehensif, mendalam, dan sistematik tentang hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan dan mendesain konsep pendidikan, seperti informasi tentang manusia dengan berbagai potensi, bakat dan minat yang dimilikinya. Informasi tentang berbagai hal yang dikaji dalam filsafat tersebut selanjutnya digunakan dalam merumuskan visi, misi, tujuan, kurikulum proses belajar mengajar, dan berbagai komponen pendidikan lainnya. Ketiga, memberikan dorongan bagi dilakukannya aktivitas pendidikan yang disebabkan karena memiliki pengetahuan tentang sesuatu yang sistematik, mendalam dan komprehensip tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan. Keempat, memberikan informsi tentang proses pendidikan, termmasuk pendidikan Islam, tentang bermutu atau tidaknya pendidikan, atau tercapai tidaknya tujuan pendidikan yang ditetapkan serta berbagai kelemahan lainnya. Dengan bantuan filsafat pendidikan akan dapat diketahui letak kelemahan pendidikan tersebut, dan sekaligus memberikan alternatif-alternatif perbaikan dan pengembangannya. 13

Volume 3 No. 2 Desember 2015 Selajutnya Samsu Nizar (2001: 37) menyatakan bahwa pemikiran pendidikan Islam memiliki tujuan yang sangat kompleks, antara lain: 1. Membangun kebiasaan berpikir ilmiah, dinamis, dan kritis terhadap persoalan-persoalan seputar pendidikan Islam. 2. Memberikan dasar berfikir inklusif terhadap ajaran Islam dan akomodatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh intelektual di luar Islam. 3. Menumbuhkan semangat berijtihad, sebagaimana yang ditujukan oleh Rasulullah dan para kaum intelektual muslim pada abad pertama, terutama dalam merekontruksi sistem pendidikan Islam yang lebih baik. 4. Untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan sistem pendidikan nasional. Meskipun kajian ini berupaya untuk menyoroti konsep al-insaniyah yang dititikberatkan pada aspek peserta didik dan nilai-nilai kemanusiaan yang fitri sebagaimana dikembangkan oleh filsafat pendidikan Islam, akan tetapi juga diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi pengembangan sistem pendidikan di Indonesia. Pemikiran pendidikan Islam diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dalam merekonstruksi model pendidikan yang lebih adaptik dan integral dengan nuansa Islami terutama bagi pengembangan sistem pendidikan nasional, serta ikut memperkaya khazanah perkembangan pemikiran ilmu pengetahuan, baik pengetahuan keislaman maupun pengetahuan umum lainnya. Filsafat pendidikan Islam memiliki beberapa fungsi sebagaimana dikemukakan John S. Brubacher (1978:313) yaitu: a. Fungsi spekulatif, yaitu berusaha untuk mengerti keseluruhan persoalan pendidikan dan mencoba merumuskan dalam satu gambaran pokok sebagai pelengkap bagi data-data yang telah ada dari segi ilmiah. b. Fungsi normatif, yaitu menentukan arah dan maksud pendidikan. Rumusan visi, misi dan tujuan pendidikan, yakni keadaan manusia atau masyarakat yang diinginkan pendidikan dengan bantuan filsafat pendidikan. c. Fungsi kritik, yaitu memberikan dasar bagi pengertian kritis dan rasional dalam mempertimbangkan dan menafsirkan data-data ilmiah. d. Fungsi teoritis, yakni memberikan prinsip-prinsip umum bagi suatu kegiatan praktik dalam dunia pendidikan. Peran filsafat pendidikan Islam dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas Filsafat pendidikan Islam berperan dalam mengembangkan filsafat Islam, dan memperkaya filsafat Islam dengan konsep-konsep dan pandangan-pandangan filosofis dalam bidang kependidikan. Secara praktis, filsafat pendidikan Islam banyak berperan dalam memberikan alternatif-alternatif pemecahan berbagai macam problem yang dihadapi oleh pendidikan Islam, dan memberikan pengarahan terhadap perkembangan pendidikan Islam. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Zuhairini (2008:135) sebagai berikut: 1. Filsafat pendidikan Islam, menunjukkan problema yang dihadapi oleh pendidikan Islam, sebagai hasil dari pemikiran yang mendalam, dan berusaha untuk memahami duduk masalahnya. Dengan analisa filsafat, 14

maka filsafat pendidikan Islam bisa menunjukkan alternatif-alternatif pemecahan masalah tersebut dalam praktek kependidikan. 2. Filsafat pendidikan Islam, memberikan pandangan tertentu tentang hakikat manusia. Padangan tentang hakikat manusia tersebut berkaitan dengan tujuan hidup manusia. Filsafat pendidikan berperan untuk menjabarkan tujuan umum pendidikan Islam tersebut dalam bentuk tujuan khusus yang operasional. Dan tujuan yang operasional ini berperan untuk mengarahkan secara nyata gerak dan aktivitas pelaksanaan pendidikan. 3. Filsafat pendidikan Islam dengan analisanya terhadap hakikat hidup dan kehidupan manusia, bahwa manusia mempunyai potensi pembawaan yang harus ditumbuhkembangkan. Hal ini akan memberikan petunjuk pembinaan kurikulum yang sesuai dengan pengaturan lingkungan yang diperlukan. 4. Filsafat pendidikan Islam, dalam analisanya terhadap masalah pendidikan Islam masa kini yang dihadapinya, akan dapat memberikan informasi apakah proses pendidikan Islam yang berjalan selama ini mampu mencapai tujuan pendidikan Islam yang ideal, atau tidak. Dapat merumuskan di mana letak kelemahannya. Dengan demikian dapat memberikan alternatif-alternatif perbaikan dan pengembangannya. Peranan filsafat pendidikan Islam, menuju kedua arah, yaitu; pertama, ke arah pengembangan konsep-konsep filosofis dari pendidikan Islam, yang secara otomatis akan menghasilkan teori-teori baru dalam ilmu pendidikan Islam, dan kedua, ke arah perbaikan dan pembaruan praktek dan pelaksanaan pendidikan Islam. Filsafat pendidikan Islam sangat besar perannya dalam peningkatan sumber daya manusia, merupakan bagian dari ajaran Islam, yang telah mengarahkan manusia untuk berupaya meningkatkan kualitas hidupnya yang dimulai dari pengembangan budaya kecerdasan. Ini berarti bahwa titik tolaknya adalah pendidikan yang akan mempersiapkan manusia menjadi makhluk individual yang bertanggungjawab dan makhluk sosial yang mempunyai rasa kebersamaan dalam mewujudkan kehidupan yang damai, tenteram, tertib dan kebaikan dapat ditegakkan sehingga kesejahteraan lahir dan batin dapat merata dinikmati bersama. SDM merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhuk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelolah dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung dari alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Berkaitan dengan SDM Djafar, T.Z (2001:79) mengemukakan pendapatnya bahwa SDM adalah daya yang bersumber dari manusia, yang berbentuk tenaga atau kekuatan. SDM mempunyai dua ciri, yaitu; Pertama, ciriciri pribadi berupa pengetahuan, perasaan dan keterampilan. Kedua, ciri-ciri interpersonal yaitu hubungan antar manusia dengan lingkungannya. SDM adalah kekuatan daya pikir atau daya cipta manusia yang tersimpan dan tidak dapat diketahui dengan pasti kapasitasnya. SDM dapat diartikan sebagai nilai dari perilaku seseorang dalam mempertanggungjawabkan semua perbuatannya, baik 15

Volume 3 No. 2 Desember 2015 dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan berbangsa. Azyumardi Azra (2012:61) menyatakan bahwa peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan merupakan salah satu cara paling efektif untuk mengentaskan kemiskinan, walaupun ini memerlukan waktu yang cukup panjang. Rendahnya kualitas SDM merupakan peyebab kemiskinan dari segi materi. Sebaliknya, kemiskinan adalah salah satu sebab utama rendahnya kualitas SDM. Kualitas SDM menyangkut banyak aspek, yaitu aspek sikap mental, perilaku, aspek kemampuan, aspek intelegensi, aspek agama, aspek hukum, aspek kesehatan dan sebagainya. Kesemua aspek ini merupakan dua potensi yang masing-masing dimiliki oleh tiap individu, yaitu jasmaniah dan rohaniah. Tidak dapat dipungkiri bahwa aspek jasmaniah selalu ditentukan oleh ruhaniah yang bertindak sebagai pendorong dari dalam diri manusia. Untuk mencapai SDM yang berkualitas, usaha yang paling utama adalah memperbaiki potensi dari dalam diri manusia itu sendiri, hal ini dapat diambil contoh seperti kepatuhan masyarakat terhadap hukum ditentukan oleh aspek ruhaniyah ini. Dalam hal ini filsafat pendidikan Islam memiliki peran utama untuk mewujudkannya. Dalam UU RI N0. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa konsep pengembangan SDM yang diinginkan adalah sebagai berikut; beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Abdul Rachman Shaleh (2000:36) mengungkapkan bahwa kualitas SDM dari aspek agama, diarahkan agar semakin tertata kehidupan beragama yang harmoni, semarak dan mendalam, serta ditujukan kepada peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. Terciptanya kemantapan kerukunan beragama, bermasyarakat dan berkualitas dalam meningkatkan kesadaran dan peran serta akan tanggungjawab terhadap perkembangan akhlak serta secara bersama-sama memperkukuh kesadaran spritual, moral dan etik bangsa. Untuk itu peran agama diharapkan dapat berfungsi sebagai pengarah dan pengamanan pembangunan nasional. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan perbaikan pendidikan. Filsafat pendidikan Islam berperan memberikan arahan, pedoman, petunjuk untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, yang semua kehidupan sederhana menjadi meningkat ketarap kehidupan yang lebih baik, seperti yang tertuang dalam UU RI N0. 20 Tahun 2003. Kesimpulan Dari uraian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Filsafat pendidikan Islam merupakan sistem berfikir filsafati yang diterapkan dalam memecahkan persoalan pendidikan Islam, dan sekaligus sebagai normatif dalam arti filsafat pendidikan Islam memberikan arah, pedoman dan resep bagi pelaksanaan pendidikan Islam yang tepat. 2. Peran filsafat pendidikan Islam dalam meningkatkan SDM adalah; a. Berperan menunjukkan alternatif-alternatif pemecahan masalah dalam praktek pendidikan dan pandangan tentang hakikat manusia yang berkaitan dengan tujuan hidup manusia yang secara operasional 16

mengarahkan secara nyata pelaksanaan pendidikan terhadap hakikat hidup dan kehidupan manusia, harus ditumbuhkembangkan. b. Berperan dalam meningatkan SDM, untuk memperbaiki kualitas hidupnya, baik dari aspek agama, ekonomi, kemampuan, sikap mental intelegensi dan sebagainya. Saran-saran Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari keilmiahan, segala bentuk gagasan konstruktif sangat diharapkan untuk memenuhi standar keilmuan dan keilmiahan. Daftar Pustaka Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Milenium III. Cet. I; Jakarta: Kencana, 2012. Brucbacker, John S. Modern Philosophes of Education. New Delhi: McGraw Hill, 1978. Jalaluddin, H. Teologi Pendidikan. Cet. III; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. Latif, Abdullah. Pengembangan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas Menghadapi Era Pasar Bebas. Jakarta: DPP Hippi, 1996. Nata, Abuddin. Pemikiran Islam dan Barat. Cet. I; Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Nizar, Samsul. Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Cet. I; Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001. Rachman Shaleh, Abdul. Pendidikan Agama dan Keagamaan: Visi, Misi dan Aksi. Jakarta: Germawindu Pancaperkasa, 2000. Ramayulis, H. Filsafat Pendidikan Islam. Cet. III; Jakarta: Kalam Mulia, 2011. T. Z, Djafar. Pendidikan non Formal dan Peningkatan Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan. Padang: FIP UNP, 2001. Undang-Undang RI No 20. Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Cet. I; Jakarta: Sinar Grafika, 2003. Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam. Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2008. 17