BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA. dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentang faktor, proses

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Kepedulian Remaja Kepada Orang Tua di Desa Barengkrajan Krian-

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

BAB IV ANALISIS DATA. membandingkan kondisi klien sebelum dan sesudah dilakukannya proses konseling. Berikut ini

BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISIS DATA. ketika melakukan observasi dan wawancara. dengan demikian dapat diketahui. untuk Menangani Anak Middle Child Syndrome. Tabel 4.

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan analisis deskriptif komparatif

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis dari proses pelaksanaan Family Therapy dalam Menangani. Wilayah Perumnas Sukomulyo Lamongan

BAB IV ANALISIS KONSELING KELUARGA BAGI LANSIA YANG MENGALAMI EMPTY NEST SYNDROME DI DESA KATERBAN NGANJUK

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS

BAB IV ANALISA DATA. 1. Analisis Tentang Faktor yang Mempengaruhi Seorang Siswa Pelaku. Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik

BAB IV ANALISA DATA. konselor sekaligus peneliti. Analisa ini disajikan dalam bentuk penulisan analisa

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Tentang Proses Konseling Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

BAB IV ANALISIS DATA. analisis sesuai dengan fokus penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Konseling dengan Teknik Timing Of Event Models Untuk

BAB IV ANALISA DATA. dengan analisa deskriptif. Adapun datayang dianalisis sesuai dengan dua focus

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis data tentangproses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISIS DATA. Dengan Teknik Token Economy Dalam Membentuk Disiplin Shalat

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

BAB IV ANALISIS DATA. C. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan. Pemuda di Desa Putat Kec Kebomas Kab. Gresik).

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam untuk Meningkatkan Motivasi

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor yang menyebabkan perilaku maladaptif di TPA Baitul Hamid

BAB IV ANALISIS DATA

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. observasi yang disajikan pada awal bab, adapun data yang di analisis. sesuai dengan fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis proses dari pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. broken home di SMP Al Amanah Bilingual, maka analisis tersebut adalah

BAB IV ANALISIS DATA. bimbingan dan konseling Islam yang terjadi di lapangan dengan teori yang

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM MELALUI ISLAMIC STORYTELLING DALAM MENANGANI PERILAKU MALADAPTIF

Lampiran 1. JADUAL KEGIATAN HARIAN Nama : No. Kode: Ruang Rawat : No. Waktu Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Ket

BAB IV ANALISA DATA. Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. klien, ditemukan bahwa klien di usia yang ke- 60 sudah mengalami

BAB IV ANALISIS DATA. data-data yang sudah diperoleh dan dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Analisis

Bab 4 ANALISIS DATA. untuk menunjukkan data-data yang sifatnya deskriptif yang berkenaan dengan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Dari Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir Dengan. Menggunakan Instrumen Holland Hexagon Dalam Menangani

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi maka konselor/peneliti melakukan analisis data. Analisis data

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

Lampiran. Item Pola Asuh Authoritative. Aspek Indikator Item

2. Faktor pendidikan dan sekolah

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Terapi ISHAS (Istighfar, Sholawat,

BAB IV ANALISIS DATA. peneliti, maka peneliti menganalisis dengan analisis deskriptif komparatif.

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN. pikiran secara seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah

BAB V PENUTUP. Dalam pembahasan tentang pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. Siswa Pelaku Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

BAB III DESKRIPSI TENTANG LOKASI, KONSELOR, KLIEN DAN MASALAH

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. belajar siswa. Data ini berdasarkan hasil observasi, interview, angket kecanduan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB V PENUTUP. diperoleh mengenai pola asuh orangtua dengan sikap birrul walidain remaja di

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling untuk Meningkatkan Kepedulian Remaja Kepada Orangtua di Desa Barengkrajan, Krian, Sidoarjo Dalam penelitian ini, konselor menggunaka analisis deskriptif komparatif yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisis deskriptif komperatif yaitu dengan cara membandingkan proses pelaksanaan bimbingan konseling islam di lapangan dengan teori yang digunakan, selain itu untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan bimbingan konseling islam dengan mengamati tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan konseling. Dalam proses bimbingan konseling islam pada kasus ini yang dilakukan oleh konselor, konselor menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, terapi/treatment, dan evaluasi (follow up). Analisis tersebut dilakukan oleh konselor dengan membandingkan data teori dan data yang terjadi di lapangan. Berikut ini adalah perbandingan antara data teori dan data empiris dalam proses pelaksanaan Tekhnik Modelling dalam meningkatkan kepedulian anak kepada orangtua di Desa Barengkrajan, Kec. Krian, Kab. Sidoarjo. 89

90 Tabel 4.1 Langkah-langkah konselor dalam proses bimbingan konseling islam No Data Teori Data Empiris (Lapangan) 1 Identifikasi masalah (untuk mengetahui gejala-gejala yang nampak), langkah yang digunakan untuk mengumpulkan data dan mengenal kasus beserta gejala-gejala yang Nampak pada klien 2 Diagnosa (menetapkan masalah berdasarkan latar belakang) 3 Prognosa (menetapkan jenis bantuan) yang sesuai dengan permasalahan klien. Langkah ini ditetapkan berdasarkan kesimpulan dari diagnose 4 Terapi (treatment) dengan teknik modeling yaitu dengan cara menggunakan seorang model yang nyata (live model) untuk memberi contoh Sikap yang selalu menunjukkan bahwa konseli kurang peduli dan kurang peerhatian terhadap orang tuanya ditunjukkan dengan perilaku dia jarang pulang kerumah dan saat jauh dari orangtua dia jarang member kabar baik lewat telepon maupun lewat sms. Klien juga kurang disiplin dan tidak bertanggung jawab atas tugas yang diberikan orangtuanya kepada dirinya, Konseli juga sering mengabaikan perintah orangtuanya dalam hal sholat 5 waktu, dalam ucapannya konseli juga sering terdengar mengucapkan kata-kata kotor dan kurang sopan baik terhadap orangtuanya maupun oranglain. Akibat dari pola asuh orang tua yang keras terhadap anaknya, selain itu kurangnya komunikasi dan kasih sayang serta perhatian antara konseli dan orangtuanya. Sehingga membuatnya berperilaku acuh dan kurang peduli terhadap kedua orangtuanya Memberikan bantuan bimbingan konseling islam dengan teknik modeling, yaitu dengan cara belajar dengan proses pengamatan, peniruan dan percontohan, pembentukan tingkah laku baru, serta memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk. Memberikanmodelingdengan percontohan melalui pengamatan dan peniruan kepada konseli dengan bantuan model (orang yang mencontohkan, dalam hal ini konselor sendirilah yang menjadi model

91 terhadap masalah yang dihadapi konseli, sehingga dapat membentuk tingkah laku baru pada konseli, dan dapat memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk. 5 Evaluasi (follow up) mengetahui sejauh mana langkah terapi yang dilakukan dalam mencapai hasil bagi konseli. Menindaklanjuti perkembangan selanjutnya setelah proses konseling sekaligus evaluasi berhasil atau tidaknya bimbingan konseling islam yang telah dilakukan oleh konselor. Dalam paparan teori pada tahap identifikasi masalah yakni langkah yang digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber itu, konselor menggali informasi dari teman-teman konseli dan anggota keluarga (ibu dan adik sepupu) serta pengamatan langsung terhadap klien. Yang berfungsi untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak pada klien. Melihat gelaja-gejala yang nampakpada konseli yaitu konseli sering mengucapkan kata kotor dan kurang sopan dalam pergaulannya, konseli juga jarang pulang kerumah dengan alasan karena dia tidak betah dirumah dan kalau dirumah disuruh sholatserta dia juga kurang peduli dengan keadaan kedua orangtuanya, konseli juga kurang disiplin dan tidak bertanggung jawab baik dalam dirinya sendiri maupun dalam hal mengatur waktu. Banyak kuliah konseli yang masih berantakan dan harus mengulang mata kuliah yang pernah dia ambil sebelumnya. Dari gejala-gejala tersebut, konselor melakukan diagnosa dengan menetapkan masalah yang dihadapi konseli yaitu akibat pola asuh orangtua

92 terhadapnya saat dia masih kecil, kurangnya komunikasi antara konseli dengan oangtuanya terutama ayahnya, selain itu antara dia dengan keluarganya juga jarang meluangkan waktu untuk sekedar mengobrol bersama. Selanjutnya konselor menetapkan jenis bantuan atau prognosa yaitu dengan menggunakan teknik modeling dengan cara menggunakan seorang model untuk memberi percontohan terhadap masalah yang dihadapi konseli, sehingga dapat membentuk tingkah laku baru pada konseli serta memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk. Sikap kurang peduli konseli dalam bentuk verbal yang pertama berupa tindakan dia yang jarang pulang kerumah dan kurang perhatian kepada orangtuanya. Maka konselor memodelkan dengan cara mengajak dia untuk mengingat kenangan manis yang pernah dia lakukan bersama orang tuanya, dengan tujuan agar tumbuh rasa kerinduan pada diri konseli dan membuat dia senang untuk pulang kerumah. Selanjutnya mengajak konseli melihat film The Pursuit of Happiness dimana film ini menceritakan perjuangan sang ayah tunawisma yang kemana-mana harus membawa serta putranya yang masih berusia 5 tahun. Dengan tujuan agar konseli lebih bersyukur dan selalu mengingat bahwa dia masih memiliki orang tua yang lengkap dan selalu sayang kepada dia serta orang tua yang masih mampu mencukupi kebutuhankebutuhannya. Sebagai model konselor juga memberi nasehat agar konseli segera pulang untuk memperbaiki hubungan dengan kedua orangtuanya serta

93 mengingatkan konseli untuk sering mengirim sms maupun menelepon orangtuanya saat dia tidak berada dirumah. Saat berbicara dengan orangtua, konseli kurang memiliki rasa hormat dan sopan, dia berbicara kepada kedua orangtuanya seperti saat dia berbicara dengan temannya dan dalam bersikap dia kurang sopan serta sering mengabaikan nasehat dari orangtuanya. Begitu juga saat berkumpul bersama teman-temannya sering terdengar konseli mengucapkan kata kotor dan kurang sopan terhadap temanya, terkadang konseli memanggil temanya dengan kata c*k dan itu sangat tidak enak didengar. Untuk itu, konselor sebagai model mencotohkan untuk berperilaku sopan dalam tindankan dan santun dalam ucapanya saat berkumpul bersama teman-teman konseli maupun saat mengobrol dengan konseli dengan tujuan agar konseli mampu mencontoh dan bersikap sesuia dengan yang model ajarkan. Selanjutnya konselor meminta bantuan kepada teman konseli, agar mengingatkan dan mengajak konseli untuk berkata yang baik dan tidak mempengaruhi konseli dengan hal-hal buruk lainya. Konseli juga kurang disiplin dan kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh orangtuanya. Orang tua konseli memberikan tanggung jawab kepada konseli untuk membantu menjalankan bisnis keluarga mereka, namun konseli sering mengabaikan dan tidak bisa disiplin dalam menjalankan tugasnya. Klien juga sering mengabaikan perintah orangtuanya untuk menjalankan perintah sholat 5 waktu. Salah satu alasan mengapa dia tidak

94 betah dirumah, karena kalau dirumah selalu disuruh untuk sholat, dan klien tidak tertarik akan hal tersebut, untuk itu dia lebih memilih tinggal bersama teman-temannya. Saat nongkrong bersama teman-temannya, meskipun terdengar adzan klien juga tidak segera bergegas untuk melaksanakan sholat, namun dia malah asyik bercanda gurau dengan teman-temannya. Langkahlangkah yang dilakukan oleh model : Selalu mengingatkan konseli saat sudah masuk waktunya sholat. Kalau sedang tidak bersama konseli, saya harus mengingatkan konseli dengan cara telepon, bbm maupun whatsapp dia secara rutin. Berdasarkan perbandingan antara data teori dan data lapangan pada saat proses konseling, maka telah diperoleh kesesuaian yang mengarah pada proses teknik modeling dalam meningkatkan kepedulian anak kepada orangtua, yaitu pada hal langkah-langkah konseling secara teori dan juga dalam pelaksanaan konseling di lapangan. Dan yang terakhir konselor mengevaluasi (follow up) yaitu menindaklanjuti perkembang yang terjadi setelah konseling dan kemudian mengevaluasi. B. Analisis Hasil Akhir Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling untuk Meningkatkan Kepedulian Remaja Kepada Orangtua di Desa Barengkrajan, Krian, Sidoarjo Untuk lebih jelas tentang analisis data tentang hasil akhir proses pelaksanaan bimbingan konseling islam yang dilakukan dari awal konseling hingga tahap-tahap akhir proses konseling, apakah ada perubahan perilaku

95 pada diri konseli antara sebelum dan sesudah dilaksanakan Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modeling dalam meningkatkan kepedulian remaja kepada orang tua dapat digambarkan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.2 Kondisi Klien Sebelum dan Sesudah Dilakukan Konseling dengan TeknikModelling Sebelum Sesudah No. Gejala yang Nampak Konseling Konseling A B C A B C 1. Sering berkata kotor dan kurang sopan terhadap orangtua 2. Jarang pulang kerumah dan kurang perhatian terhadap orangtua 3. Kurang disiplin dan bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan orangtuanya 4. Mengabaikan perintah orangtua dalam hal sholat 5 waktu Keterangan: A : Nampak atau dirasakan B : Kadang-kadang nampak atau kadang-kadang dirasakan C : Tidak nampak atau tidak dirasakan Berdasarkan tabel-tabel di atas, maka dapat di analisis bahwa tingkat keberhasilan konseling yang telah dilaksanakan dengan teknik modelling dalam meningkatkan kepedulian anak kepada orangtua dapat dikatakan telah terjadi perubahan, hal itu jelas dalam tabel bahwa perubahan yang terjadi pada klien yang sebelumnya ada empat gejala kurang peduli terhadap

96 orangtua yang diantaranya empat nampak atau dirasakan oleh klien, menjadi tiga kadang-kadang nampak atau kadang-kadang dirasakan oleh klien dan satu sudah tidak nampak dan tidak dirasakan oleh klien lagi. Adapun perubahan tersebut yakni pada sebelum konseling empat yang nampak atau dirasakan klien yang terjadi jarang pulang kerumah dan kurang perhatian kepada orangtuanya, mengabaikan perintah orangtuanya dalam hal sholat 5 waktu, kurang disiplin dan bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepada orangtunya, sering mengucapkan kata-kata kotor dan kurang sopan saat berbicara dengan orangtua. Kemudian setelah adanya konseling dengan teknik modeling ini, yang nampak atau dirasakan oleh klien sudah tidak ada lagi dan berubah menjadi kadang-kadang nampak atau kadang-kadang dirasakan oleh klien dan tidak nampak atau tidak dirasakan oleh klien. Diantaranya untuk yang kadangkadang nampak atau kadang-kadang dirasakan klien ada tiga yaitu jarang pulang kerumah dan kurang perhatian terhadap orangtuanya, mengabaikan perintah orangtuanya dalam hal sholat 5 waktu serta kurang disiplin dan bertanggung jawab atas tugas yang telah diberikan orangtuanya. Sedangkan satu yang sudah tidak nampak dalam diri konseli yaitu berbicara kotor saat bergaul dan kesopanan dalam berkumpul bersama orang yang lebih tua, hal tersebut sudah tidak nampak dalam diri konseli, sudah tidak terdengar lagi kata-kotor yang keluar dari dalam mulut konseli, saat berkumpul bersama orang yang lebih tua konseli juga sudah bisa mengatur sikap dengan tata bicara yang baik dan sopan.

97 Berdasarkan penjabaran diatas untuk melihat tingkat keberhasilan dan kegagalan proses konseling, apabila dituliskan dalam angka maka peneliti dapat mengkategorikan dalam bentuk prosentase perubahan perilaku yakni sebagai berikut: 1. 76 % sampai dengan 100 % dikategorikan naik / berhasil. 2. 56 sampai dengan 75 % dikategorikan cukup berhasil. 3. 40 % sampai dengan 55 % dikategorikan kurang berhasil. 4. < 40 % dikategorikan tidak berhasil. Ada 4 gejala kurang peduli remaja kepada orangtua di desa Barengkrajan, Krian, Sidoarjo. sebelum proses Bimbingan Konseling Islam yang dilaksanakan akan dianalisis berdasarkan tabel diatas dengan melihat perubahan sesudah proses Bimbingan Konseling Islam untuk itu dapat diketahui bahwa: Sesudah melakukan konseling menggunakan teknik modeling: 1. Point untuk A = 0 0 x 100 % = 0 % 4 (gejala yang nampak atau dirasakan) 2. Point untuk B = 3 3 x 100 % = 75 % 4 (gejala yang kadang-kadang nampak atau kadang-kadang dirasakan) 3. Point untuk C = 1 1 x 100 % = 25% 5 (gejala yang tidak nampak atau tidak dirasakan). Berdasarkan prosentase dari hasil di atas, maka dapat diketahui bahwa hasil akhir pelaksanaan Teknik Modelling dalam meningkatkan kepedulian remaja kepada orangtua di Ds. Barengkrajan, Kec. Krian, Kab. Sidoarjo. Hal

98 ini sesuai dengan prosentase yang kadang-kadang nampak atau kadangkadang dirasakan adalah 75 % yaitu tergolong dalam kategori 56 sampai dengan 75 % dikategorikan cukup berhasil.