BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi Minimalisasi Risiko Pembiayaan Murabahah Di Bank. Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Faktor Yang Menyebabkan timbulnya Pembiayaan Bermasalah. diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB IV. ANALISIS PENYELAMATAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK GRIYA ib HASANAH DI PT BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK KPR AKAD DAN PENYELESAIANNYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah pada KSPPS Tunas. Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual

BAB V PENUTUP. Analisis terhadap Penyelesaian Pembiayaan Mud{a>rabah bermasalah pada

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 11 LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Manajemen Risiko yang diterapkan dalam mengatasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BTM Lampung

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Risiko Pembiayaan dengan Akad Murabahah di BTM Wiradesa

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi pioner bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan. sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional.

BAB IV HASIL PENELITIAN

SKRIPSI PENERAPAN PRINSIP KEKELUARGAAN DALAM PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA BMT AL-AMIN MAKASSAR KALYISAH BAHARUDDIN

BAB 5 PENUTUP. ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pembiayaan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto,

BAB IV STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL USAHA DI BMT SM NU CABANG BOJONG PEKALONGAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian penulis yang berjudul Evaluasi Manajemen Risiko. Bina Sejahtera maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. dengan bantuan software SPSS 16.,0 for windows, maka akan dibahas tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015

No. 13/ 16 / DPbS Jakarta, 30 Mei 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

No. 13/ 18 / DPbS Jakarta, 30 Mei 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. atas asas kekeluargaan. (Sholahuddin dan Hakim, 2008: 179) dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

WAKA<LAH PADA KJKS MBS

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

diinginkan nasabah kepada pihak lainnya seperti kepada supplier yang Baitul māl wa tamwīl (BMT) Amanah Ummah cabang Sukoharjo

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. A. Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah Pada akad Murabahah di KSPS BMT BUS Cabang Kanjengan

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan BMT BIMA. Peranan BMT sebagai lembaga keuangan tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam. memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

BAB V PENUTUP. 1. Keseluruhan faktor pembiayaan bermasalah KJKS BMT Walisongo. 1) Kelemahan dalam analisis pembiayaan. 2) Kelemahan dalam sisi agunan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. memang bidang utama usahanya adalah menyediakan fasilitas pembiayaan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam. Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah.

BAB IV DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA. A. Analisis tentang Prosedur-Prosedur Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah di

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan Ijarah Bermasalah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka kesimpulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Proses Penyaluran Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : pembiayaan dan rekening koran yang memiliki fungsi yang berbeda yakni

MUD}A>RABAH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG JOMBANG

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB V PEMBAHASAN. 1. Sistem Pengendalian Internal di LKS Asri. pembiayaan murabahah. Berikut hasil analisis yang dilakukan:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW)

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BAB II LANDASAN TEORI. Koperasi Jasa Keuangan Syariah, selanjutnya disebut KJKS, adalah

BAB IV EVALUASI NON PERFORMING FINANCING (NPF) PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN TAHUN 2008/2010

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi pembiayaan Qardhul Hasan pada Baitul Maal wa Tamwil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV PENUTUP. BMT BIF yang sudah melakukan pembiayaan secara rolling juga. mengatakan bahwa prosedur yang ditetapkan oleh BMT BIF mudah dan

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU )

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

Transkripsi:

1 BAB V PEMBAHASAN A. Implementasi Minimalisasi Risiko Pembiayaan Murabahah Di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung. Manajemen risiko adalah proses membangun kontrol untuk meminimalir kemungkinan terjadinya kerugian atau dapat didefinisikan sebagai serangkaian prosedur yang dan metodologi yang sistematis yang digunakan untuk mengidentifikasi (identification), mengukur (measure), memantau (monitor) dan (control), risiko yang timbul dari kegiatan usaha di bank. 1 Account Officer Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung menjelaskan bahwa minimalisasi risiko pembiayaan murabahah merupakan suatu usaha untuk mengurangi risiko yang timbul saat, sebelum maupun sesudah proses pembiayaan murabahah. Investasi atau bisnis yang dijalankan melalui aktivitas pembiayaan adalah aktivitas yang berkaitan dengan risiko. Penjelasan dari Account Officer Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung juga dipertegas dalam penelitian Cici Paramita, yang menjelaskan bahwa pembiayaan merupakan bisnis bank yang mengandung risiko pembiayaan, oleh karena itu setiap pengajuan 1 Bank Muamalat, Annual report, 2011

2 pembiayaan oleh unit bisnis, akan dilakukan financing risk assessment oleh Financing Risk Management Departement yang independent terhadap unit bisnis. 2 Perbankan menjalankan fungsinya sebagai penyalur dana kepada masyarakat dengan cara memberikan pembiayaan kepada individu, perusahaan atau pemilik usaha menengah. Adapun pemberian pembiayaan tersebut harus didasarkan atas keyakinan bahwa debitur mampu membayar kewajiban pada waktu yang telah ditentukan. Jika pmbiayaan tersebut mengalami kemacetan dalam pembayarannya pihak bank harus menyelamatkan pembiayaan tersebut dengan berbagai cara tergantung kondisi nasabah. Sebagaimana diketahui bahwa dalam setiap pemberian pembiayaan, diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam pembiayaan benar-benar terwujud sehingga pembiayaan yang diberikan dapat mengenai sasaran dan terjamin pengembalian pembiayaan tersebut tepat waktu sesuai akad perjanjian. Tidak kembalinya pembiayaan yang diberikan oleh bank berarti secara langsung mengancam keberlangsungan hidup bagi bank itu sendiri.hal tersebut karena penghasilan bank yang utama adalah dari bagi hasil dan margin (keuntungan dari penjualan) yang dikenakan terhadap pembiayaan yang diberikan. Pembiayaan murabahah yang disalurkan oleh Bank Muamalat Cabang Pembantu Tulungagung ada kalanya terjadi 2 Cici Paramita, Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo, (Salatiga: Skripsi, 2014). Diakses pada website perpus.iainsalatiga.ac.id pada tanggal 15 Oktober 2016 pada pukul 14:30 WIB.

3 hambatan pengembalian oleh para nasabah sehingga menimbulkan pembiayaan bermasalah. Menurut penjelasan dari Account Officer Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung, faktor dapat menjadi penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung diantaranya adalah 1. Faktor Internal Account Manager Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung menjelaskan faktor ini disebabkan oleh internal lembaga, yaitu Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung sendiri yaitu dapat disebabkan oleh karakter dan kemampuan petugas (Accout officer) dalam menganalisa calon nasabah, kurang baik dan cermat, dikarenakan ketidakmampuan account officer menganalisis secara baik karakter usaha dan karakter nasabah. Sehingga analisa yang disajikan tidak akurat. Hal ini sesuai dengan pendapat Dr. Trisadini P. Usanti, S.H., M.H. dan Prof. Dr. Drs. Abd. Shomad, SH., M.H. bahwa penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah dari faktor internal adalah berasal dari pihak bank sendiri. 3 Dimana kurangnya kemampuan pemahaman account officer dalam menganalisis nasabah adalah hal yang sering terjadi. 3 Trisadini P. Usanti dan Abd. Somad, Transaksi Bank Syariah, (Jakarta: PT. Bumi Putra, 2013), hal. 102.

4 Dalam penelitian Dewi Anggaeni juga mnyebutkan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya minimalisasi risiko pembiayaan dari faktor internal adalah SDM yang salah dalam menganalisis karakter nasabah dan kurangnya informasi atau pengawasan yang dilakukan oleh pihak internal lembaga keuangan. 4 Dalam hal ini, manajemen Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung sering mengadakan pelatihan maupun training untuk meningkatkan kemampuan SDM atau pihak yang terkait dalam proses pembiayaan murabahah. Pelatihan tersebut meliputi pelatihan untuk mengenali karakter nasabah melalui gerak atau perilaku kepribadian nasabah, bisnis nasabah dan segala sesuatu yang berkaitan tentang pengenalan pribadi nasabah. Selain itu juga berkaitan dengan membentuk pribadi SDM agar siap terjun ke lapangan. Minimalisasi risiko dilakukan untuk mengurangi segala kemungkinan yang terjadi dan tidak hanya difokuskan kepada nasabah dengan memberikan pendampingan secara khusus oleh tim dari Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung disetiap kelompok nasabah untuk mengetahui tingkat risiko. Karena nasabah sebagai penyebab utama pembiayaan berisiko, tetapi Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung juga memberikan perhatian kepada faktor internalnya yaitu SDM dari Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung itu sendiri, karena dengan semakin 4 Dewi Anggreani, Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Pada BNI Syariah Cabang Semarang, (Salatiga: Skripsi, 2015). Diakses pada website perpus.iainsalatiga.ac.id pada tanggal 15 Oktober 2016 pada pukul 14:40 WIB.

5 baiknya kualitas SDM dari lembaga yang bersangkutan dalam melakukan mitigasi resiko tersebut maka resiko juga akan semakin menurun, bahkan Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung menerapkan imbalan dan hukuman kepada SDM yang berhubungan secara langsung dengan proses pembiayaan tersebut berdasarkan prestasi yang telah mereka lakukan. Hal ini diketahui melalui tim-tim khusus yang mengawasi kinerja SDM itu sendiri untuk mengetahui sejauh mana SDM tersebut mampu melakukan tugas dan wewenangnya dalam melakukan minimalisasi risiko. 2. Faktor Eksternal Faktor ini disebabkan oleh eksternal dari lembaga. Yaitu salah satunya adalah dari nasabah itu sendiri. Biasanya faktor eksternal disebabkan oleh karakter nasabah tidak amanah, bidang usaha nasabah telah jenuh dimana akan mempengaruhi ekonomi nasabah, ketidakmampuan menanggulangi masalah atau kurang menguasai bisnis dan terjadinya bencana alam. 5 Umumnya faktor ekternal yang terjadi di bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung adalah nasabah sengaja tidak melakukan angsuran kepada bank karena nasabah tidak memiliki kemauan dalam memenuhi kewajibannya. Dalam menangani risiko akibat kelalaian nasabah, Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung melakukan pendampingan atau tim khusus yang melakukan on the spot atau 5 Trisadini P. Usanti dan Abd. Somad, Transaksi Bank Syariah, (Jakarta: PT. Bumi Putra, 2013), hal. 102-103.

6 wawancara yang berkaitan dengan karakteristik nasabah atau tentang kepribadian nasabah dan juga berkaitan dengan penilaian terhadap kinerja SDM tersebut dalam menjalankan manajemen risiko tersebut yang mempengaruhi terhadap prestasi SDM tersebut. Dimana wawancara secara langsung perlu dilakukan untuk mengetahui apakah nasabah yang mengajukan pembaiyaan tersebut layak dibiayai atau tidak. Sedangkan ketidakmampuan nasabah dalam memenuhi kewajiban pembiayaan murabahah yang disebabkan oleh bencana maka Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung akan melakukan pelunasan dari pihak asuransi bank terhadap pembiayaan tersebut jika usaha dari nasabah hancur dan tidak bisa berjalan lagi. Tetapi, apabila usaha nasabah masih bisa berjalan atau masih bisa beroperasi, maka Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung akan melakukan penjadwalan ulang (rescheduling), persyaratan kembali (reconditioning) dan penataan ulang (restructuring). Proses penanganan pembiayaan bermasalah yang dilakukan pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung berdasarkan pengamatan penulis sudah sesuai dengan proses yang berlaku. Seperti pendapat Faturrahman dengan penjelasan sebagai berikut. 1. Penjadwalan ulang (rescheduling) adalah perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya.

7 2. Persyaratan kembali (reconditioning) adalah perubahan sebagian atau seluruh persyaratan pembiayaan antara lain perubahan jadwal pembayaran, jumlah angsuran, jangka waktu dan/atau pemberian potongan sepanjang nasabah tidakmenambah sisa kewajiban nasabah yang harus dikembalikan ke bank. 3. Penataan kembali (restructuring) adalah perubahan persyartaan pembiayaan tidak terbatas pada rescheduling atau rescheduling antara lain meliputi penambahan dana fasilitas pembiayaan bank dan konversi akad pembiayaan. 6 Dalam penelitian Cici dijelaskan bahwa jika Bank memandang usahan nasabah masih dapat berjalan, maka bank akan melakukan proses revitalisasi dengan melakukan beberapa cara yaitu: rescheduling, reconditioning dan restructuring. 7 Yang semuanya sudah dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung. Selain itu, dalam penelitian Evi Septi menjelaskan bahwa penagihan intensif yang dilakukan kepada nasabah adalah cara yang baik dalam memantau nasabah. 8 Hal ini sudah dilakukan Bank Muamalat Indonesia cabang Pembantu Tulungagung dalam 6 Faturrahman Djalil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012) hal. 83 7 Cici Paramita, Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo, (Salatiga: Skripsi, 2014). Diakses pada website perpus.iainsalatiga.ac.id pada tanggal 15 Oktober 2016 pada pukul 14:30 WIB. 8 Evi Septi Hernawati, Manajemen Risiko Pembiayaan Di Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Forsitama Kalitirto Berbah Sleman Yogyakarta, (Yogyakarta: Skripsi, 2014). Diakses pada website digilib.uin-suka.ac.id pada tanggal 17 Oktober 2016 pada pukul 11:11 WIB.

8 memberikan pembiayaan juga melakukan pengawasan terhadap pembiayaan jatuh tempo nasabah yang telah diberikan, melalui via SMS. B. Upaya Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung Dalam Mencegah Wanprestasi Pada Pembiayaan Murabahah Penyaluran pembiayaan murabahah mengandung banyak risiko yang sangat penting untuk diperhatikan oleh Bank Muamalat Cabang pembantu Tulungagung. Maka dalam upaya pencegahan wanprestasi, Bank Muamalat Cabang pembantu Tulungagung menerapkan prinsip 5C pada nasabah pembiayaan. Menurut pendapat Binti Nur Asiyah prinsip analisis pembiayaan merupakan pedoman-pedoman yang harus diperhatikan oleh bank syariah pada saat melakukan pembiayaan. 9 Prinsip tersebut sudah dilakukan di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung dengan penjalasan sebagai berikut: Character, Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung melihat watak dan juga sifat dari nasabah dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usahanya. Capacity, Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung melihat kemampuan nasabah dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang di harapkan. Capital adalah modal atau jumlah uang sendiri yang dimiliki oleh nasabah. Collateral adalah jaminan atau agunan yang diserahkan nasabah kepada pihak bank. Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung 80 9 Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Teras, 2014) hal.

9 tidak akan mengambil resiko dengan memberikan pembiayaan tanpa adanya jaminan dari nasabah. Penilaian terhadap jaminan ini bisa meliputi: jenis jaminan, lokasi, bukti kepemilikkan dan status hukumnya. Condition of Economy adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya yang dapat mempengaruhi usaha calon nasabah dikemudian hari. Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pembiayaannya agar nasabah tidak lari dari tanggung jawab aatas kewajiabannya. Hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Fathoni yaitu dalam mencegah pembiayaan macet, dilaksanakan ke dalam tiga tahapan yaitu, yang pertama tahap perencanaan, dalam tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan oleh AO meliputi pemeriksaan kelengkapan dan keaslian dokumen-dolumen nasabah. Kedua, tahap pelaksanaan, kegiatan AO yaitu meliputi kegiatan survey dan analisa pembiayaan yang difokuskan pada 5C (Character, Capacity, Capital, Condition, Collateral). Berdasarkan hasil analisa tersebutlah seorang AO dapat mengetahui apakah calon naabah layak untuk dibiayai. Yang ketiga, tahap pengendalian, tahap pengendalian risiko meliputi kegiatan pemantauan (monitoring) angsuran dan penggunaan pembiayaan. 10 10 Nur Fathoni, Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah di PT BPRS Sukowati Kantor Cabang Boyolali, (Surakarta: Jurnal, 2014). Diakses pada website eprints.ums.ac.id pada tanggal 15 Oktober 2016 pada pukul 14:32 WIB.

10 C. Langkah-langkah Penanganan Wanprestasi di Bank Muamalat Cabang Pembantu Tulungagung Adanya masalah wanprestasi khususnya pada pembiayaan murabahah menjadi beban bank karena pembiayaan bermasalah menjadi salah satu faktor dan menjadi indikator penentu kinerja sebuah bank. Maka dari itu adanya pembiayaan bermasalah menuntut pihak Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung untuk melakukan usaha refresif, yakni usaha penanggulangan yang bersifat penyelamatan atau penyelesaian terhadap pembiayaan bermasalah dalam pembiayaan murabahah, dengan melakukan tahapan sebagai berikut: Bagan 5.1 Tahapan penanganan wanprestasi Bank Muamalat Indonesia (Sumber: hasil wawancara diolah) Dari gambar skema diatas bahwa proses tahap awal adalah dilakukan dengan pemberian surat peringatan, dimana surat peringatan berisi mengenai peringatan atau pemberitahuan mengetai terlambatnya

11 pembayaran angsuran. Setelah adanya tahap surat peringatan, apabila nasabah tetap terjadi keterlambatan pembayaran angsuran maka akan dilakukan restrukturisasi. Dimana restrukturisasi yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembatu Tulungagung adalah pengurangan jumlah porsi pembayaran bagi hasil. Apabila restrukturisasi sudah dulakukan dan nasabah tetap terlambat dalam melakukan pembayaran angsuran maka dilakukan dengan musyawarah kekeluargaan. Yang mana musyawarah ini membicarakan tentang pembayaran angsuran nasabah apabila tetap tidak ditemukan jalan keluar dan tidak ada itikad baik dari nasabah, kemudian akan diambil jalur litigasi atau hukum yang kemudian akan berkaitan dengan basyarnas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Liza, menjelaskan bahwa strategi menanggulangi pembiayaan macet meliputi pemantauan dan kerjasama serta eksekusi barang jaminan. 11 Yang dimana dalam pemantauan dan kerjasama, antara pihak bank dan nasabah melakukan negosiasi, mencari jalan keluar permasalahan pembiayaan macet tersebut. 11 Liza Muzayana Afifa, Strategi Meminimalisasi dan Menanggulangi Resiko Pembiayaan Macet Pada BMT Muhajirin Salatiga, (Salatiga: Skripsi, 2010). Diakses pada website perpus.iainsalatiga.ac.id pada tanggal 15 Oktober 2016 pada pukul 14:35 WIB.