Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2014, hal Vol. 11 No. 1 ISSN: EISSN : Online :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

Uji Aktivitas Antifungi Fraksi n-heksan, Etil Asetat, dan Air dari Daun Pepaya (Carica Papaya Linn.) terhadap Candida albicans ATCC 10231

BAB III METODE PENELITIAN

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS

DAYA HAMBAT DEKOKTA KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI. Muhamad Rinaldhi Tandah 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Semarang. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret april 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mikrobiologi, dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

NUR SIDIK CAHYONO AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL BIJI JARAK, DAUN URANG-ARING DAN KOMBINASINYA TERHADAP MALASSEZIA SP. SERTA EFEK IRITASINYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

BAB III METODE PENELITIAN

Atiek Soemiati dan Berna Elya. Departemen Farmasi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

AKTIVITAS ANTIFUNGI SARI DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Candida albicans. Siska Nuryanti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR. adanya perlakuan yang diberikan pada objek yang diteliti serta adanya kontrol

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. Candida albicans merupakan jamur yang dapat menginfeksi bagian- bagian

Uji daya hambat anti jamur ekstrak minyak atsiri Cinnamomun burmanii terhadap pertumbuhan Candida albicans

IV. KULTIVASI MIKROBA

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN ALAMANDA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

SKEMA ALUR PIKIR. Kulit Buah Manggis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

Aktivitas ekstrak etanol herba seledri (Apium graveolens) dan daun urang aring (Eclipta prostata (L.)L.) terhadap Pityrosporum ovale

LAPORAN HASIL PENELITIAN PENENTUAN POTENSI JAMU ANTI TYPHOSA SERBUK HERBAL CAP BUNGA SIANTAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

ABSTRAK. AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH DAN PARUTAN LIDAH BUAYA TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

Transkripsi:

Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2014, hal 33-38 Vol. 11 No. 1 ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291 Online : http://farmasiindonesia.setiabudi.ac.id/ Uji Aktivitas Antijamur Kombinasi Berbagai Tanaman terhadap Pityrosporum ovale Antifungal Activity Test of The Combination of Various Plants Against the Pityrosporum ovale ISMI RAHMAWATI*, OPSTARIA SAPTARINI, ENDANG SRI REJEKI Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Jln. Letjen Sutoyo-Mojosongo Surakarta-57127 Telp. 0271-852518 * Korespondensi: ismi.rahmawati@yahoo.com (Diterima 17 November 2013, disetujui 18 Januari 2014) ABSTRAK Salah satu penyebab panu adalah akibat jamur Pityrosporum ovale yang berkolonisasi di kulit. Penelitian sebelumnya telah menelaah daun sirih merah, daun beluntas dan daun kubis sebagai obat antijamur terhadap Pityrosporum ovale. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tanaman obat di atas dalam bentuk tunggal maupun berbagai kombinasi untuk mengatasi pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale. Metode ekstraksi dilakukan dengan infudasi pada serbuk daun sirih merah, daun beluntas, dan daun kubis. Hasil infudasi dibuat kombinasi (1:1), (1:3) dan (3:1). Selanjutnya dilakukan uji antijamur dengan metode dilusi pada hasil kombinasi ekstrak dan ekstrak tunggal. Metode dilusi dilakukan dengan membuat satu seri pengenceran dalam konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,13%, 1,56%, 0,78%, 0,39%, 0,19%, 0,09%. Hasil penelitian menunjukkan KBM (Konsentrasi Bunuh minimal) infusa daun sirih merah, daun beluntas, dan daun kubis, kombinasi daun sirih merah dan daun beluntas (1:1), (1:3) dan (3:1), kombinasi daun sirih merah dan daun kubis (1:1), (1:3) dan (3:1) berturut-turut adalah 50%, 25%, 25%, 25%, 12,5%, 50%, 50%, 12,5%, 25%. Kombinasi terbaik yaitu infusa daun sirih merah dan infusa daun beluntas dengan perbandingan (1:3) dan daun sirih merah dan infusa daun kubis dengan perbandingan (1:3). Kata kunci : daun sirih merah, kubis, beluntas, antijamur, Pityrosporum ovale. ABSTRACT One cause of tinea versicolor is a fungal Pityrosporum ovale which colonizes on the skin. Previous research has examined the red betel leaves, beluntas leaves and cabbage leaves as antifungal against Pityrosporum ovale. This study aims to determine the effectiveness of the above herbs in the form of single or various combinations to inhibit the growth of the fungus Pityrosporum ovale by in vitro method. The extraction method was performed by infudation on the red betel leaf powder, beluntas leaves and cabbage leaves. The results of infudation are then made in a combination of (1:1), (1:3) and (3:1). The antifungal test with dilution method was then performed on the single and the combination extract. Dilution method was performed by making a series of dilutions in concentrations of 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, 3.13%, 1.56%, 0.78%, 0.39%, 0.19%, 0.09%. The results showed that the MKC (minimum killing concentration) of red betel leaves, beluntas leaves and cabbage leaves, combination of red betel leaves and beluntas leaves (1:1), (1:3) and (3:1), combination of red betel leaves and cabbage leaves (1:1), (1:3) and (3:1) were 50%, 25%, 25%, 25%, 12.5%, 50%, 50%, 12.5%, 25% respectively. The best combination were red betel leaves and beluntas leaves infusions with a ratio of (1:3) and the combination red betel leaves and cabbage leaves infusions with a ratio of (1:3). Keywords : red betel leaves, beluntas leaves, cabbage leaves, Pityrosporum ovale.

34 ~ Ismi Rahmawati, Opstaria Saptarini, Endang Sri Rejeki J. Farmasi Indonesia PENDAHULUAN Saat terjadi gangguan keseimbangan flora normal pada kulit, dapat terjadi peningkatan kecepatan pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale yang dapat mencapai 74 % (Sukandar dkk 2006). Banyaknya populasi Pityrosporum ovale inilah yang memicu terjadinya panu (Inamadar & Palit 2003). Penggalian obat antijamur telah banyak dilakukan, salah satunya daun sirih merah (Piper betle L. var Rubrum), kubis (Brassica oleracea var. capitata L.) dan daun beluntas (Pluchea indica (L) Less. Kandungan kimia yang terdapat dalam daun sirih merah adalah minyak atsiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylprokatekol, karvakrol, eugenol, p- cymene, cineole, caryofelen, kadimen estragol, ter-penena, dan fenil propada. Karvakrol bersifat desinfektan, anti jamur, sehingga air rebusan daun sirih merah bisa digunakan untuk obat antiseptik pada bau mulut dan keputihan. Eugenol dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, sedangkan tanin dapat digunakan untuk mengobati sakit perut (Wulandari 2005). Daun beluntas mengandung flavonoid, saponin, dan tanin yang diduga memiliki daya antijamur terhadap Pityrosporum ovale (Agoes 2010). Kubis selain sebagai sayuran, secara empiris sering dimanfaatkan oleh masyarakat kita untuk mengatasi gatal di kulit kepala. Gatal pada kulit kepala tersebut bisa disebabkan jamur Pityrosporum ovale atau Pityrosporum furfur penyebab panu. Menurut hasil penelitian Mita dkk (2009), sediaan shampo dengan zat aktif ekstrak etanol kubis mempunyai aktivitas antijamur terhadap Pityrosporum furfur. Semakin besar konsentrasi ekstrak kubis dalam sediaan shampo maka daya hambat yang dihasilkan terhadap Pityrosporum furfur semakin besar. Bahan METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sirih merah, daun beluntas, daun kubis, jamur Pityrosporum ovale, Medium SGC (Sabouraud Glukosa Cair) dan SGA (Sabouraud Glukosa Agar), akuades. Alat Alat yang digunakan meliputi oven, blender, panci infusa, gelas ukur, Erlenmeyer, batang pengaduk, beaker glass, cawan penguap, moisture balance, dan evaporator. Alat uji aktivitas antijamur yang digunakan adalah autoklaf, inkubator, kotak septis (inkas), jarum Ose, tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, rak tabung reaksi, kulkas, lampu spiritus, korek api, lap, kain flanel, pipet ukur, cawan petri, dan spuit. Pembuatan Infus Sampel daun sirih merah, daun beluntas dan daun kubis masing-masing ditimbang 10 gram dimasukkan ke dalam panci infus, tambahkan air sampai 100 ml dan ditambahkan air dua kali berat serbuk (20 ml). Bahan-bahan tersebut

Vol. 11 No. 1, 2014 Uji Aktivitas Antijamur ~ 35 kemudian dipanaskan di atas penangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90ºC sambil sesekali diaduk. Infus diserkai selagi panas melalui kain flanel, dan ditambahkan air secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus 100 ml, dimasukkan ke botol coklat. Pemerian infus meliputi wujud, warna, rasa, dan bau dari masing-masing infus. Pembuatan Seri Kombinasi Hasil infus dibuat perbagai macam perbandingan infusa sirih merah dan infusa daun beluntas (1:1); (1:3); (3:1) dengan membuat perbandingan di gelas ukur 100 ml, perbandingan (1:1) yaitu 50 ml infusa sirih merah dan 50 ml infusa daun beluntas, perbandingan (1:3) yaitu 25ml infusa sirih merah dan 75 ml infusa daun beluntas; perbandingan (3:1) 75 ml infusa sirih merah dan 25 ml infusa daun beluntas. Hal yang sama dilakukan untuk kombinasi infusa sirih merah dan infusa kubis. Pembuatan Stok Jamur Uji Pityrosporum ovale diambil dari biakan murni Pityrosporum ovale sebanyak satu Ose, kemudian digoreskan pada media SGA (Sobourond Glukosa Agar) miring pada suatu tabung yang kemudian diinkubasi selama 1-2 hari. Hasil inkubasi digunakan sebagai stok jamur uji Pityrosporum ovale. tabung reaksi yang berisi 10 ml larutan garam fisiologis, dicampur hingga homogen dan didapatkan kekeruhan yang sama dengan standart Brown I. Suspensi yang didapat diencerkan menggunakan larutan fisiologis steril dengan perbandingan 1:1000. Pengujian Aktivitas Antijamur Sediaan infusa daun sirih merah, daun beluntas dan daun kubis yang telah disiapkan diuji secara mikrobiologi dengan jamur uji. Pengujian daya antijamur dilakukan di Laboratorium Universitas Setia Budi dengan metode dilusi untuk mengetahui Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM). Metode dilusi menggunakan 1 deret tabung reaksi dari 12 tabung steril. Konsentrasi fraksi aktif yang digunakan adalah 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; 3,12%; 1,56%; 0,78%; 0,39%; 0,195%; 0,097%; 0,04%. Tabung-tabung diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 370 C. Konsentrasi Hambat Minimum ditentukan dengan mengamati adanya kekeruhan pada seri pengenceran dari tabung yang telah diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam, dimana dengan larutan jernih setelah tabung keruh terakhir merupakan Konsentrasi Hambat Minimum. Konsentrasi Bunuh Minimum ditentukan dengan menggores larutan dari sejumlah tabung pada medium selektif SGA kemudian diinkubasi selama 24 jam dan diamati tidak adanya pertumbuhan jamur. Pembuatan Suspensi Jamur Uji Beberapa Ose biakan Pityrosporum ovale dimasukkan ke dalam ke dalam

36 ~ Ismi Rahmawati, Opstaria Saptarini, Endang Sri Rejeki J. Farmasi Indonesia Tabel 1. Hasil pengujian antijamur infusa daun sirih merah (S), daun beluntas (B), dan kombinasi keduanya (S:B) terhadap jamur Pityrosporum ovale Konsentrasi (%) S B S:B (1:1) S:B (1:3) S:B (3:1) I II III I II III I II III I II III I II III Kontrol negatif 50 25 + + + + + + 12,5 + + + + + + + + + + + + 6,25 + + + + + + + + + + + + + + + 3,13 + + + + + + + + + + + + + + + 1,57 + + + + + + + + + + + + + + + 0,79 + + + + + + + + + + + + + + + 0,40 + + + + + + + + + + + + + + + 0,20 + + + + + + + + + + + + + + + 0,10 + + + + + + + + + + + + + + + Kontrol positif + + + + + + + + + + + + + + + Keterangan S : infusa daun sirih merah B : infusa daun beluntas ( ) : tidak ada pertumbuhan koloni (+) : ada pertumbuhan koloni kontrol negatif : berisi infusa daun sirih merah atau beluntas kontrol positif : suspensi jamur Pityrosporum ovale Tabel 2. Hasil pengujian antijamur infusa daun sirih merah (S), daun kubis (K), dan kombinasi keduanya (S:K) terhadap jamur Pityrosporum ovale Konsentrasi (%) S K S:K (1:1) S:K (1:3) S:K (3:1) I II III I II III I II III I II III I II III Kontrol negatif 50 25 + + + + + + + + + 12,5 + + + + + + + + + + + + 6,25 + + + + + + + + + + + + + + + 3,13 + + + + + + + + + + + + + + + 1,57 + + + + + + + + + + + + + + + 0,79 + + + + + + + + + + + + + + + 0,40 + + + + + + + + + + + + + + + 0,20 + + + + + + + + + + + + + + + 0,10 + + + + + + + + + + + + + + + Kontrol positif + + + + + + + + + + + + + + + Keterangan S : infusa daun sirih merah K : infusa daun kubis ( ) : tidak ada pertumbuhan koloni (+) : ada pertumbuhan koloni kontrol negatif : berisi infusa daun sirih merah atau kubis kontrol positif : suspensi jamur Pityrosporum ovale

Vol. 11 No. 1, 2014 Uji Aktivitas Antijamur ~ 37 HASIL DAN PEMBAHASAN Sediaan infusa daun sirih merah, daun beluntas dan daun kubis yang telah dibuat diuji aktivitas terhadap jamur Pityrosporum ovale. Metode yang digunakan adalah metode dilusi dengan konsentrasi pengenceran yang digunakan, yaitu 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; 3,13%; 1,57%; 0,79%; 0,40%; 0,20%; 0,10%. Jamur yang digunakan disesuaikan dengan modifikasi kekeruhan standar Brown II yang telah diencerkan 1000 kali dengan larutan garam fisiologis steril. Daya antijamur dapat dilihat dari batas kekeruhan pada tabung percobaan yang kemudian ditetapkan sebagai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM). Hasil dari tabung percobaan tersebut kemudian diinokulasikan pada medium SGA dalam cawan petri untuk menetapkan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM). KBM ditentukan dari konsentrasi terendah yang tidak menunjukkan pertumbuhan jamur uji. Hasil perbandingan infusa daun sirih merah tunggal, infusa daun beluntas tunggal memiliki konsentrasi bunuh minimum (KBM) terhadap jamur Pityrosporum ovale pada berturut-turut pada konsentrasi 50%, 25% dan 25%. Kombinasi infusa daun sirih merah dan infusa daun beluntas dengan perbandingan (1:1), (1:3), (3:1) memiliki konsentrasi bunuh minimum (KBM) terhadap jamur Pityrosporum ovale berturut-turut pada konsentrasi 25%, 12,5%, dan 50%. Kombinasi infusa daun sirih merah dan infusa daun kubis dengan perbandingan (1:1), (1:3), (3:1) memiliki konsentrasi bunuh minimum (KBM) terhadap jamur P. ovale berturut-turut pada konsentrasi 50%, 12,5%, dan 50%. Hasil inokulasi dengang kontrol positif ketokonazol menunjukkan konsentrasi bunuh minimum (KBM) terhadap jamur P. ovale pada 0,274 10-4 %. Perbandingan hasil infusa daun infusa daun sirih merah, infusa daun beluntas, infusa daun kubis dan kombinasinya sebagai antijamur dibandingkan ketokonazol sebagai antijamur, memberikan hasil yang masih jauh dari yang diharapkan. Dari hasil penelitian kombinasi infusa daun sirih merah dan infusa daun beluntas dengan perbandingan (1:3) dan kombinasi infusa daun sirih merah dan infusa daun beluntas dengan perbandingan (1:3) mempunyai daya antijamur yang lebih baik dibandingkan efek tunggal ataupun dengan kombinasi yang lain. Efek sinergis adalah ketika efek dari beberapa obat yang diambil bersamasama lebih besar daripada jumlah efek masing-masing secara individual. Kombinasi infusa daun sirih merah dan daun beluntas dengan perbandingan (1:3) dan infusa daun sirih merah dan daun kubis dengan perbandingan (1:3) memiliki efek sinergis dalam menghambat pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale. Hal tersebut karena KBM (Konsentrasi Bunuh Minimun) pada kombinasi tersebut menimbulkan efek yang lebih besar daripada infusa tunggalnya. Nilai KBM dari kedua kombinasi memiliki nilai yang sama yaitu pada konsentrasi 12,5%.

38 ~ Ismi Rahmawati, Opstaria Saptarini, Endang Sri Rejeki J. Farmasi Indonesia KESIMPULAN Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kombinasi ekstrak dari infus beberapa tanaman Indonesia meliputi daun sirih merah, daun beluntas dan daun kubis menunjukkan efek sinergisme untuk aktivitas antijamur terhadap Pityrosporum ovale. Kombinasi terbaik memiliki KBM (Konsentrasi Hambat minimal) 12,5% yaitu infusa daun sirih merah dan infusa daun beluntas dengan perbandingan (1:3) dan kombinasi daun sirih merah dan daun beluntas dengan perbandingan (1:3). DAFTAR PUSTAKA Agoes A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Buku 1. Jakarta : Salemba Medika. hlm 11-12. Inamadar AC, Palit A. 2003. The genus Malassezia and human disease. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 69(4): 265-270. Mita SR, Rusmiati D, Kusuma SAF. 2009. Pengembangan Ekstrak Etanol Kubis (Brassica oleracea var. Capitata L.) Asal Kabupaten Bandung Barat dalam Bentuk Sampo Antiketombe terhadap Jamur Malassezia furfur. [Laporan Akhir Penelitian]. Bandung: Fakultas Farmasi, Universitas Padjajaran. Sukandar EY, Suwendar dan Ekawati E. 2006. Aktivitas ekstrak etanol herba seledri (Apium graveolens) dan daun urang aring (Eclipta prostata (L.)L.) terhadap Pityrosporum ovale. Majalah Farmasi Indonesia. 17(1): 7 12. Wulandari P. 2005. Efek sinergisme ekstrak etanolik biji pinang dan daun sirih terhadap jamur Candida albicans secara in vitro. [Skripsi]. Surakarta: Universitas Setia Budi.