FAKTOR DETERMINAN KINERJA PETUGAS GIZI DALAM PENANGANAN GIZI BURUK DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. Kata kunci: BBLR, kualitas, kuantitas, antenatal care. viii

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DESA PTT DALAM PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

Oleh: Una Zaidah,SE.,M.Kes Dosen Tetap Fakultas Kesehatan Masyarakat UNTB

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

Abstrak. berkembang dengan pendapatan perkapita rendah dan pelayanan kesehatan kurang memadai. (2)

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

50 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. kurang, gizi baik, dan gizi lebih (William, 2010).

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil. Timur, dengan sampel bidan honorer sejumlah 32 orang. Teknik pengambilan

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENGARUH GAYA BELAJAR DAVID KOLB TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTEK SADARI SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA. Oleh

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 2 NGANTRU KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

III. METODE PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Ibu Balita Dalam KegiatanPosyandu Di Provinsi Lampung (Analisis Lanjut Data Riskesdas Tahun 2010)

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

HUBUNGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian bayi dan anak merupakan ciri yang umum

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN ULAK KARANG SELATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA NGAMPEL KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan lain seperti antropometri, laboratorium dan survey. lebih tepat dan lebih baik (Supariasa dkk., 2002).

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

DAFTAR PUSTAKA. Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Refika

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

HUBUNGAN KOMPETENSI BIDAN DENGAN KEPATUHAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

a. Distribusi Distribusi Responden Berdasarkan Umur (Tahun) Umur Valid Percent

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman

HUBUNGAN ANTARA SIKAP BIDAN DAN DUKUNGAN KADER TERHADAP PERILAKU BIDAN DALAM PEMBERIAN VITAMIN A IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KLATEN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Yulisetyaningrum ABSTRAK

*Korespondensi Penulis. Telp: , ISSN: ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

: Perwira / Bintara / Tamtama Asuransi lain selain BPJS :

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS WEDI KLATEN

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU DROP OUT KB DI DESA CARINGIN KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola*

Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB I LATAR BELAKANG. Kekurangan Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, setiap perusahaaan akan berusaha untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. gizi yang terdiri dari 5,7% balita yang gizi buruk dan 13,9% berstatus gizi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

Disusun Oleh: Wiwiningsih

PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP PERKEMBANGAN BALITA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA UNIT INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA RSUD DR.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang menjadi insan yang berkualitas. sebanyak 20 juta anak balita yang mengalami kegemukan. Masalah gizi

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

BAB IV HASIL FAKTOR IBU DALAM MERAWAT ANAK BALITA DENGAN DIARE

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

Transkripsi:

ISSN : 2477 0604 Vol. 2 No. 1 Januari - Maret 2016 69-75 FAKTOR DETERMINAN KINERJA PETUGAS GIZI DALAM PENANGANAN GIZI BURUK DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR 1 Wahyu Cahyono, 1 Rahmani, 1 Staf Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK Kasus gizi buruk di Kabupaten Lombok Timur semakin meningkat dari tahun 2010 3,32% dan tahun 2012 berjumlah 3,71%. Menunjukkan penanganan gizi buruk di Kabupaten Lombok Timur masih belum maksimal, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan kinerja buruk di Puskesmas Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan jenis Observasional Analitik dengan desain Crossectional. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner terstruktur. Populasi semua petugas gizi di Puskesmas kabupaten Lombok Timur. Jumlah sampel 50 petugas gizi yang diambil secara Proporsional dan Random Sampling. Analisis Univariat dilakukan dengan distribusi frekuensi, analisis Bivariat dilakukan dengan uji Chi-square dan Fisher Extret dan analisis Multivariat dengan Regresi Logistic berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan umur <40 tahun (78%), jenis kelamin pria (58%), pendidikan DIV/S1 (74%) dan masa kerja > 5 tahun (62%). Tingkat pengetahuan responden yang kurang baik (64%), petugas gizi yang mempunyai motivasi tinggi (72%), persepsi beban kerja berat (52%), sikap petugas gizi terhadap penganan gizi buruk yang baik (68%), sarana dan prasarana cukup (82%), petugas gizi dengan persepsi supervisi baik (62%) dan petugas gizi yang mendapatkan imbalan kurang dalam penanganan gizi buruk (40%). Berdasar uji Chi-square ada hubungan antara pengetahuan, sarana dan prasarana dan supervisi dengan kinerja petugas gizi dengan nilai (p=<0,05). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa pengetahuan p= 0,004 dengan Exp B=0,041, dan sarana prasarana p=0,022 dengan Exp B=0,036, merupakan variabel yang berpengaruh terhadap kinerja buruk. Disarankan adanya pemberian rekomendasi melanjutkan pendidikan untuk petugas gizi di Puskesmas guna meningkatkan pendidikan dan pengetahuan petugas gizi. Menyediakan srana dan prasarana yang mendukung kegiatan penanganan gizi buruk di kabupaten Lombok Timur. Kata kuci : Kinerja Petugas Gizi, Gizi Buruk, Pengetahuan, Sarana dan Prasarana. PENDAHULUAN Status gizi buruk pada balita merupakan penyebab kegagalan pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir yang pada akhirya akan menurunkan produktivitas kerja. Balita gizi biruk dapat mengalami penurunan kecerdasan, keadaan ini menunjukkan bahwa pada hakekatnya gizi buruk atau kurang akan berdampak terhadap menurunnya kualitas sumberdaya manusia, selain itu menurunya dayatahan

70 tubuh, meningkatnya angka pengangguran, hal ini merupakan dampak dari gizi yang kurang baik. 1 Kabupaten Lombok Timur adalah salah satu kabupaten penyumbang gizi buruk dari beberapa kabupaten di Provinsi NTB, dengan persentase sebagai berikut : Balita gizi buruk tiga tahun terakhir, berdasarkan BB/U balita gizi buruk tahun 2010 (3,32%), tahun 2011 (2,82%), dan tahun 2012 sebanyak (3,71%). Status gizi dilihat dari BB/TB, balita kurus tahun 2010 (4,79%), tahun 2011 (3,48%) dan tahun 2012 sebanyak (6,59%). Sedangkan dilihat dari jumlah balita yang menderita gizi buruk yakni : Tahun 2010 jumlah balita gizi buruk sebanyak (285 balita), tahun 2011 sebanyak (229 balita), dan pada tahun 2012 sebanyak (200 balita) yang tersebar di 29 Puskesmas di Kabupaten Lombok Timur. 3 Cakupan kegiatan perbaikan gizi Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2012 : Persentase balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan cakupanya 95% masih kurang dari target 100%, persentase bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI Eklusif cakupanya 64,2% masih kurang dari target 80%, cakupan rumah tangga yang mengkomsumsi garam beryodium 74,42% masih jauh dari target 90%, persentase balita 6-59 bulan yang mendapatkan vitain A cakupanya 94,5% melebihi target 85%, persentase ibu hamil yang mendapatkan Fe 90 tablet cakupanya 96,8% melebihi target 85%, persentase balita ditimbang berat badanya cakupanya 69,5% masih jauh dari target 85% dan persentase cakupan pemberian MP-ASI pada balita gizi buruk, gakin 87% masih belum mencapai target 100%. 5 Hal ini menunjukkan kinerja petugas gizi masih kurang baik. Petugas gizi di Puskesmas merupakan salah satu tenaga lapangan yang langsung menghadapi masyarakat, termasuk dalam penanganan balita gizi buruk diwilayah kerjanya. Tugas pokok tenaga pelaksana gizi meliputi: penentuan prioritas masalah, merencanakan, melaksanakan dan melaporkan kegiatan-kegiatan dalam menanggulangi masalah gizi. Penelitian ini akan membahas faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas gizi di Puskesmas dalam penanggulangan balita gizi buruk di wilayah Puskesmas dengan mengacu pada buku pedoman kerja petugas gizi di Puskesmas. METODE PENELITIAN Peneltian ini adalah studi kuantitatif dengan jenis observasional analitik dan disain Crossectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara dengan kuesioner terstruktur dan observasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas gizi di

71 Puskesmas Kabupaten Lombok Timur sejumlah 98. Tehnik pengambilan sampel secara acak dari tiap Puskesmas. Jumlah subyek 50 petugas gizi. Analisis data menggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda. 6 HASIL PENELITIAN Hasil penelitian diketahui rata-rata umur responden 29 tahun dengan Std. Deviation 7,442 tahun, Jenis kelamin responden sebagian besar pria (58%), tingkat pendidikan responden DIV/S1 sebesar 74%. Masa kerja responden lebih banyak dengan masa kerjanya >5 tahun (62%). No Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden Frekuensi Persentase ( % ) 1 Umur Mean 31,96 - Median 29,00 - SD 7,442 - Min 23 - Max 52 - Dewasa awal 39 78 Dewasa akhir 11 22 2 Jenis kelamin Peria 29 58 Wanita 21 42 3 Tingkat pendidikan D3 13 26 D4/S1 37 74 4 Masa kerja <5 tahun 19 38 >5 tahun 31 62 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden lebih banyak memiliki pengetahuan yang kurang baik dimana terdapat 64%, dan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36%. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang. Pengetahuan yang diperoleh seseorang akan menimbulkan pengertian dan pemahaman terhadap pengetahuan tersebut. Dengan memahami sesuatu hal yang dipelajari, seseorang akan dapat mengadakan penilaian. Penilaian ini dapat positif atau negatif. Penilaian yang positif akan menimbulkan sikap positif, yang akhirnya akan berpengaruh pada perilaku positif terhadap sesuatu yang dipelajari tersebut. 8 Motivasi responden yang motivasi kurang baik sebesar 28% dan yang memiliki motivasi baik sebesar 28%. Motivasi merupakan suatu sikap fositif terhadap stuasi kerjanya yang akan menunjukkan motivasi kerja yang tinggi dan sebaliknya jika responden bersikap negatif terhadap setuasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan semangat kerja. 9 Persepsi responden terhadap beban kerja, yang memiliki persepsi ringan terhadap beban kerja sebesar 24%, dan yang memiliki persepsi berat terhadap beban kerja sebesar 52%. Apabila para pekerja merasa beban kerja yang harus ditanggung terasa semakin berat, itu berarti pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka tidak sesuai dengan kemampuan

72 untuk menyelesaikan tugas tersebut. Manusia hanya memiliki kapasitas energi yang terbatas apabila dalam waktu yang bersamaan harus mengerjakan beberapa tugas akan terjadi kompetensi prioritas antar tugas-tugas tersebut. 9 Responden dengan sikap kurang baik sebesar 32%, dan yang memiliki sikap baik sebesar 68%. Sikap merupakan kesiap siagaan mental seseorang yang dipelajari, diorganisir dan mempunyai pengaruh terhadap atas cara tanggap terhadap obyek. 10 Responden yang di tempat kerjanya terdapat sarana dan prasarana,kurang sebesar 18%, dan responden yang di tempat kerjanya memiliki sarana dan prasarana yang cukup 82%. Sarana adalah prasarana yang dapat membantu manusia dalam melakukan pekerjaan dengan lebih berkeahlian, efisien atau efektif jika seorang manusia mengendalikannya. 11 Responden yang mempersepsikan supervisi kurang baik sebesar 38%, dan responden yang mempersepsikan supervisi baik sebesar 62%. Supervisi merupakan pengawasan secara langsung dan berkala terhadap oleh atasan terhadap karyawan dan memberikan bantuan ketika menemukan masalah yang bersifat langsung guna untuk mengatasinya. 12 Responden yang mendapat insentif yang kurang sebesar 40%), dan responden yang mendapat insentif yang cukup 60%. Sistem ibalan yang baik adalah sistem yang mampu menjamin kepuasan para karyawan. 1. Analisis Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Tabel 2 Hasil Analisis Chisquare Hubungan Variabel Dengan Kinerja Petugas Gizi Penanganan Gizi Buruk Di Puskesmas. Variabel Bebas P Keterangan Umur 0,084 > 0,05 Tidak berhubungan Jenis kelamin 0845 > 0,05 Tidak berhubungan Pendidikan 0,051 0,05 Tidak berhubungan Masa kerja 0> 447>0,05 Tidak Berhubungan Pengetahuan 0,000 < 0,05 Berhubungan Motivasi 0,723 > 0,05 Tidak berhubungan Persepsi 0,591 > 0,05 Tidak berhubungan terhadap beban kerja Sikap 0,318 > 0,05 Tidak berhubungan Sarana 0,004 < 0,05 Berhubungan Supervisi 0,013 < 0,05 Berhubungan Insentif 0,203 > 0,05 Tidak berhubungan Terdapat hubungan antara variabel yang terdiri dari, pengetahuan, sarana dan prasaran dan persepsi supervisi selanjutnya dilakukan analisis multivariat sendiri-sendiri dan secara bersama-sama untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat. 2. Analisis Pengaruh Tabel 4 Hasil Analisis Multivariat Dengan Uji Regresi Logistik Dengan Metoden Enter Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat

73 buruk variabel sarana dan prasarana Step 1 a Penege tahuan respon den(1) saranad anprasa rana(1) Consta nt Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp( B) 95,0% C.I.for EXP(B) Lowe r Uppe r -3.202 1.106 8.378 1.004.041.005.356-3.313 1.451 5.213 1.022.036.002.626 2.930 1.054 7.728 1.005 18.72 9 a. Variable(s) entered on step 1: penegetahuanresponden, saranadanprasarana. juga berpengaruh terhadap kinerja petugas gizi. Didapatkan hasil dari uji regresi logistik variabel psarana dan prasarana (p value = 0,022), kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai Exp B= 0,36 yang artinya petugas gizi yang mempunyai sarna dan prasarana yang cukup kemungkinan dalam penanganan gizi buruk lebh baik 0,36 kali lebih besar dibandingkan dengan petugas gizi yang sarana dan prasarana kurang. Variabel yang berpengaruh terhadap kinerja buruk yaitu : 1. pengetahuan pengetahuan dalam penelitian ini yang berpengaruh terhadap kinerja buruk didapatkan hasil uji regresi logistik variabel pengetahuan (p value = 0,004), kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai Exp B = 0,41 yang artinya petugas gizi yang mempunyai pengetahuan baik kemungkinan dalam penanganan gizi buruk lebih baik 0,041 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang pengetahuan kurang baik untuk. 2. Sarana dan Prasarana Selain variabel pengetahuan yang berpengaruh terhadap kinerja KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 50 responden tentang faktor determinan kinerja petugas gizi dalam penanganan gizi buruk diwilayah Puskesmas Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2013 didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur, jenis kelamin, pendidikan masa kerja, motivasi, sikap, persepsi beban kerja, dan insentif dengan kinerja buruk di wilayah Puskesmas Kabupaten Lombok Timur dengan nilai P= > 0,05.

74 2. ada hubungan yang signifikan pengetahuan, sarana dan prasaran, persepsi supervisi dengan kinarja buruk diwilayah Puskesmas Kabupaten Lombok Timur dengan nilai P=> 0,05. 3. Dari analisis multivariat yang memiliki kekuatan pengaruh yang paling kuat yaitu dengan nilai (Exp B) dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu pengetahuan =0.41, dan sarana dan prasarana =0,36. B. Saran Untuk meningkatkan kinerja petugas gizi dalam penannganan gizi buruk di Puskesmas kabupaten Lombok Timur sesuai dengan yang diharapkan, disarakan : 1. Bagi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur a. Kepala Dinas Kesehatan diharapkan mengadakan pelatihan, seminar terkaitpenanganan gizi buruk guna untuk menambahkan pengetahuan, keterampilan petugas gizi dalam penanganan gizi buruk.k. b. Melakukan supervisi untuk sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan penanganan gizi buruk. c. Memberikan penghargaan kepada petugas gizi yang berperestasi atau dengan kinerja yang baik. 2. Bagi Puskesmas a. Melakukan kerja sama dengan lintas sektor terkait untuk mendukung kegiatan penanganan gizi buruk b. Kepala puskesmas melakukan supervisi dalam penanganan gizi buruk dan pengecekan ketersediaan sarana dan prasarana c. Mengajukan petugas gizi untuk mendapatkan biaya siswa atau memberikan kemudahan dan mempasilitasi petugas gizi untuk menempuh pendidikan jenjang yang lebih tinggi. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI. Strategik Akslarasi Pencapaian Target MDGS 2015. Jakarta, 2008. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi tahun 2006-2010. Badan Pembangunan Nasional. Jakarta, 2007. Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur. Laporan Tahunan Program Gizi Seksi Gizi. Selong, 2010-2012.

75 Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Laporan Hasil Pemantauan Status Gizi. Mataram, 2012. Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur. Profil Kesehatan Lombok Timur. Selong, 2012. Notoatmodjo, S. Metode Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Cetakan Kedua. PT Rineka Cipta. Jakarta, 2002 Mengku negara, Anwar Prabu. Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama, Bandung 2006 Winkel, W.S. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta : Gramedia, 1986. Moh, As ad. Psikologi Industry, Liberty. Yogyakarta 2004. Gibson, J. Organisasi Prilaku, Struktur dan Proses Jilid II Edisi 8. Bina Rupa Aksara. Jakarta, 1997. Sota, Pengembangan Sumberdaya Manusia, Airlangga Universitas Press Surabaya. 2003 Azwar. A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binapura Aksara. Jakarta, 1996.