ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat pesat setelah adanya liberalisasi keuangan dengan

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) Tahun 2012

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) ( Periode Tahun )

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank juga sebagai lembaga keuangan memegang peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. tulang punggung perekonomian negara dimana sebagai salah satu pelaku. keseluruhan sistem keuangan (Abidin, 2007).

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori melalui variable-variabel penelitian dengan

KAJIAN EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

I. PENDAHULUAN. Bank Umum Syariah telah muncul sejak tahun 1992 yang dipelopori oleh Bank

BAB I PENDAHULUAN (pakjun 1983) dan paket kebijakan oktober 1988 (pakto 1988). Deregulasi

STUDI KOMPARASI TINGKAT EFISIENSI ANTARA BANK ASING DAN BANK SWASTA NASIONAL DI INDONESIA. Riska Laila Maulidah Noor Paidi Hidayat ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan intermediasi memandang bahwa sebuah lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 80 % dari keseluruhan system keuangan (Abidin, 2007).Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) yang menyimpan

Economics Development Analysis Journal

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Jika fungsi

BAB I PENDAHULUAN. islam bahkan juga di negara-negara barat. Terbukti dengan ditandai semakin

I. PENDAHULUAN. serangkaian deregulasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) telah membawa

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi pada 6 Bank Umum Syariah terdaftar di BI tahun 2010)

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Kinerja Beberapa Bank Syariah Berdasar Tingkat Efisiensi Melalui Pengukuran DEA

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan suatu perekonomian.

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Sumber : Statistik Perbankan Syariah 2013

BAB V PENUTUP. Indonesia(BRI)Syariah, Bank Panin Syariah dan Bank Bukopin Syariah) periode

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. intermediasi. Aset, deposito dan beban personalia sebagai faktor input serta Kredit

Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di dua obyek yaitu pada BPRK SAB yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

PERBANDINGAN EFISIENSI BANK SKALA BESAR DAN KECIL

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi di Amerika Serikat. Pada waktu itu bank- bank sentral

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Mengukur Tingkat Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan

Anita Puspitasari, Didit Purnomo dan Triyono. Universitas Muhammadiyah Surakarta

ANALISIS EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE

EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Dea Anisa Miranti 1 Kartika Sari 2

BAB I PEDAHULUAN. sistem perekonomian. Bank umum syariah maupun bank konvensional memiliki

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi di Amerika dan kawasan Eropa pada

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN tentang liberalisasi perbankan yang memungkinkan pendirian bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Resesi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat telah menyebabkan kasus

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa keberadaannya dapat melayani kebutuhan

ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting

Abstract. Rakhmat Purwanto Dra. Hj. Endang Tri Widyarti, MM

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution)

I. PENDAHULUAN. 1 Sejarah Perbankan Indonesia Periode Agustus 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Sasmita Claudia Pontoh Fakultas Eknomi dan Bisnis, Universitas Ma Chung Malang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, bank berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB V PENUTUP. Bank Mandiri selama tahun 2010 sampai 2014 tidak ada bank umum persero

I. PENDAHULUAN. Sistem keuangan terdiri dari lembaga keuangan, pasar keuangan, serta

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan pekerjaan (Badan Pusat Statistik 2010). Oleh sebab itu

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkanya paket kebijakan Menteri Keuangan pada Desemeber 1983 yang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah merupakan bank yang beroperasi dengan prinsip-prinsip

EFISIENSI BUS DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPEMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. Tak kurang Lembaga Dana Moneter Internasional (International Money

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE Mohammad Yunies Edward 1) Aan Zainul Anwar 2)

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai agent of development, namun dalam hal ini masih dibebankan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Salemba Empat, Jakarta, 2002, hlm. 35.

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

Transkripsi:

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: SEPRIYANI TRI PAMUNGKAS NIM. B 11137 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 215

PENGESAHAN Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca Naskah Publikasi dengan judul: ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA). Yang ditulis oleh: SEPRIYANI TRI PAMUNGKAS B11137 Penandatangan berpendapat bahwa Naskah Publikasi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima. ii

ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efisiensi perbankan syariah di Indonesia pada tahun 213. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari laporan tahunan yang diterbitkan oleh masingmasing bank. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampling adalah purposive sampling dengan sampel adalah 6 bank syariah di Indonesia. Penelitian ini mengukur efisiensi menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan frontier. Penelitian ini menggunakan 3 variabel input yaitu Simpanan, BTK, dan Asset, sedangkan variabel output nya terdiri dari pembiayaan dan pendapatan operasional. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dari ke-6 bank syariah yang telah diteliti ternyata empat bank yang mengalami inefisien yaitu bank BNIS (89,76%), BSM (91,75%), BRIS (98,3%) dan Bank Danamon Syariah Indonesia (35,76%). untuk ke-2 bank lainnya sudah mencapai tingkat efisien 1%. Kata kunci: Efisiensi, Data Envelopmen Analysis, Bank Syariah. PENDAHULUAN Dalam perekonomian bank memiliki peranan yang penting, yaitu sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) yang menyimpan kelebihan dananya di bank dengan pihak yang kekurangan dana (deficit unit) yang meminjam dana ke bank. Fungsi intermediasi ini akan berjalan baik apabila surplus unit dan deficit unit memiliki kepercayaan terhadap bank. Berjalannya fungsi intermediasi perbankan akan meningkatkan penggunaan dana. Dana yang telah dihimpun kemudian akan disalurkan ke masyarakat dalam berbagai bentuk aktivitas produktif. Aktivitas produktif ini kemudian akan meningkatkan output dan lapangan kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat (Muharam dan Purvitasari, 27). Di Indonesia pembentukan Bank Syariah dalam sistem perbankan nasional memiliki dasar yang kuat yaitu deregulasi sektor perbankan sejak tahun 1983. Dalam deregulasi sektor perbankan tersebut, lembaga keuangan bank diberikan kebebasan, termasuk dalam hal penentuan tingkat suku bunga hingga nol persen. Deregulasi di bidang perbankan dapat dimanfaatkan setelah dikeluarkannya Paket Oktober (Pakto) 1988. Dalam pakto tersebut diperkenankan untuk mendirikan bank-bank baru. Pada tanggal 1 November 1991 didirikanlah 1

Bank Muamalat Indonesia sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia. kedudukan bank tanpa perhitungan bunga ini menjadi lebih kuat setelah dikeluarkannya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Pada pasal 13 ayat (c) UU No 1 tahun 1998 dinyatakan bahwa salah satu usaha dari Bank Perkreditan Rakyat adalah menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah. Sedangkan untuk ketentuan pelaksanaannya maka pada tanggal 3 Oktober 1992 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1992 tentang Bank berdasarkan prinsip bagi hasil dan diundangkan pada tanggal 3 Oktober 1992 dalam lembaran Negara RI Nomor 119 Tahun 1992 (Martono, 22: 25). Bank syariah yang kedua di buka pada tahun 1999, yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM), yang kemudian diikuti oleh beberapa bank umum yang membuka unit syariah seperti Bank Central Asia (BCA) syariah. Permasalahan perbankan di Indonesia salah satunya adalah masalah efisiensi. Sampai tahun 21, efisiensi perbankan nasional dinilai masih rendah (Risky, 213). Struktur perbankan yang sehat dan operasional yang efisien merupakan inti dari semua permasalahan karena baik atau buruknya perbankan akan banyak dtentukan oleh baik tidaknya struktur yang dibuat dan kebijakan yang efisien, disamping perlu adanya fungsi pendukung yang lain seperti pengawasan dan peraturan yang efektif (Wahyu, 212). Pengaplikasian model DEA telah banyak dilakukan untuk mengukur efisiensi suatu bank. Golany dan Storbeck (1999) menggunakannya untuk mengevaluasi efisiensi relatif operasional cabang sebuah bank di Amerika dengan 14 kantor cabangnya. Zenios et al. (1999) juga menggunakan DEA untuk menilai efisiensi relatif cabang-cabang Bank of Cyprus dan menggunakan DEA sebagai dasar benchmarking antar cabang. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul Analisis Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Non-parametrik Data Envelopment Analysis (DEA). 2

METODE PENELITIAN Objek penelitian ini adalah perbankan syariah di Indonesia, yaitu: Bank BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, PT Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank BRI syariah, PT Bank Danamon Indonesia Tbk yang terdaftar di Bank Indonesia tahun 213 dan telah mengeluarkan laporan keuangan secara penuh selama tahun 213. Populasi yang digunnakan dalam penelitian ini adalah bank-bank syariah yang terdaftar di Bank Indonesia tahun 213. Sampel dalam penelitian ini adalah bank syariah yang berskala nasional terdiri dari Bank BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, PT Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank BRI syariah, PT Bank Danamon Indonesia Tbk pada tahun 213. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dokumentasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi Teknik Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia tahun 213 Tabel 4.3 Tingkat Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 213 Nama Bank hun 213 BMS 1, BRIS 98,3 BSM 91,75 BMI 1, BNIS 89,76 Bank Danamon 35,76 Data statistik pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari ke-enam Bank Syariah yang diteliti ada dua yang telah menunjukkan tingkat efisien 1% yaitu BMI dan BSMI. Pada tabel dapat dilihat tingkat efisiensi yang dicapai oleh BNIS adalah 89,76%, Bank Danamon Syariah 35,76%, BSM 91,75%, 3

dan BRIS 98,3%. Bank yang telah mencapai efisiensi 1% hanya lah BMI dan BSMI. Tabel 4.4 Nilai Actual, Target, To Gain, dan Achieved Input-Output Bagi Bank yang Inefisien tahun 213 Nama Bank BNIS Simpanan BTK Asset Pembiayaan Pendapatan- Operasional Tingkat Efisiensi 89,76 Actual (juta 2.29.599 461.512 14.78.5 4 1.768.3 1.612.222 Target (juta 1.733.743,4 39.416,5 13.22.614, 9 1.768.3 1.612.222 To Gain 24,3 15,4 1,2 Achieve d 75,7 84,6 89,8 1, 1, Bank yang mengalami inefisiensi yang pertama adalah BNIS. Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa ketidak efisienan BNIS terletak pada semua alokasi input nya yaitu simpanan, biaya tenaga kerja, dan juga asset. Tingkat efisiensinya untuk masing-masing input adalah 75,7% (Simpanan), 84,6% (BTK) dan 89,8% (Asset). Untuk itu dalam meningkatkan agar bank tersebut menjadi efisien dibutuhkan sebesar 24,3% (Simpanan), 15,4% (BTK), dan 1,2% (Asset). Penggunaan input simpanan berjumlah 2.29.599 juta meskipun target efisiensinya hanya berjumlah 1.733.743,4 juta. Untuk penggunaan input BTK berjumlah 461.512 juta meskipun target efisiensinya hanya berjumlah 39.461,5 juta. Demikian juga untuk penggunaan input Asset berjumlah 14.78.54 juta sedangkan target efisiensinya hanya berjumlah 13.22.614,9 juta. 4

Tabel 4.5 Nilai Actual, Target, To Gain, dan Achieved Input-Output Bagi Bank yang Inefisien pada tahun 213 Nama Bank Danamon Simpanan BTK Asset Pembiayaan Pendapatan- Operasional Tingkat Efisiensi 35,76 Actual (juta 15.332.579 5.712.891 184.237.348 1.464.179 5.65.158 Target (juta 5.483.551,6 1.458.393,5 39.481.233, 2 1.464.179 5.65.158 To Gain 64,2 74,5 78,6 Achieve d 35,8 25,5 21,4 1, 1, Inefisiensi yang kedua dialami oleh Bank Danamon Indonesia, dengan tingkat efisiensi yang diperoleh yaitu 35,76%. Sumber ketidakefisienan bank Danamon berasal dari semua inputnya yaitu Simpanan, BTK, dan juga Asset. Tingkat efisien masing-masing variabel input yaitu 35,8% (Simpanan), 25,5% (BTK), dan 21,4% (Asset). Dalam perbaikannya maka diperlukan 64,2% persen (Simpanan), 74,5% persen (BTK) dan juga 78,6% persen (Asset). Penggunaan input simpanan berjumlah 15.332.579 juta sedangkan target nya hanya 5.483.551,6 juta. Penggunaan input BTK adalah 5.712.891 juta dan target nya berjumlah 1.458.393,5 juta. Untuk penggunaan input asset sebesar 184.237.348 juta sedangkan target nya hanya 39.481.233,2 juta. Tabel 4.6 Nilai Actual, Target, To Gain, dan Achieved Input-Output Bagi Bank yang Inefisien pada tahun 213 Nama Bank BSM Simpanan BTK Asset Pembiayaan Pendapatan- Operasional Tingkat Efisiensi 91,75 Actual (juta 9.115.336 1.192.42 63.965.361 1.752.44 5.437.851 Target (juta 7.47.524,5 1.94.15,9 58.687.524,3 16.292.192,4 5.437.851 To Gain 22,7 8,3 8,3 51,5 Achieved 77,3 91,7 91,7 66, 1, 5

Inefisiensi yang ke-tiga dialami oleh Bank Syariah Mandiri (BSM) dengan tingkat efisiensi sebesar 91,75%. Sumber ketidakeifisienan BSM berasal dari semua variabel input (Simpanan, BTK, Asset) dan satu dari variabel output yaitu pembiayaan. Tingkat efisien yang dicapai oleh masingmasing variabel input yaitu 77,3% (Simpanan), 91,7% (BTK), 91,7% (Asset), untuk variabel output pembiayaan tingkat efisiensi yang dicapai adalah 66,%. Dalam perbaikan nya maka diperlukan 22,7% (Simpanan), 8,3% (BTK), 8,3% (Asset) dan 51,5% (Pembiayaan). Disini terdapat kelebihan dalam penggunaan variabel-variabel input, diantaranya adalah penggunaan simpanan sebesar 9.115.336 sedangkan targetnya hanya 7.47.524,5. BTK juga mengalami kelebihan sebesar 1.192.42, targetnya hanya 1.94.15,9 dan variabel input terakhir yang juga mengalami kelebihan adalah Asset yaitu sebesar 63.965.361 sedangkan targetnya hanya 56.687.524,3. Begitu juga output pembiayaan juga mengalami kelebihan, output pembiayaan yang telah tercapai adalah 1.752.44 sedangkan targetnya hanya 16.292.192,4. Tabel 4.7 Nilai Actual, Target, To Gain, dan Achieved Input-Output Bagi Bank yang Inefisien pada tahun 213 Nama Bank BRIS Simpanan BTK Asset Pembiayaan Pendapatan- Operasional Tingkat Efisiensi 98,3 Actual (juta 3.151.441 4.267 17.4.914 3.97.25 1.737.511 Target (juta 2.18.37,9 3.766.216,8 17.58.421,7 3.97.25 1.737.511 To Gain 33,1 6, 2, Achieved 66,9 94, 98, 1, 1, Ketidakefisienan yang ke-empat terjadi pada BRI Syariah. Inputnya termasuk tidak efisien karena tingkat efisiensinya hanya mencapai 66,9% (Simpanan), 94% (BTK) dan 98% (Asset).agar tercapai target efisiensi maka perlu ditambahkan tingkat efisiensi sebesar 33,1% (Simpanan), 6,% (BTK) dan 2,% (Asset). Input yang dimiliki telah mencapai 3.151.441 juta (Simpanan), 4.267 juta (BTK) dan 17.4.914 juta (Asset), sedangkan 6

targetnya hanya 2.18.37,9 juta (Simpanan), 3.766.216,8 juta (BTK) dan 17.58.421,7 juta (Asset). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil perhitungan DEA, sebagian dari bank-bank syariah (studi pada 6 bank syariah di Indonesia) masih mengalami inefisiensi. Bank-bank yang mengalami inefisiensi yaitu BNIS, BRIS, BSM, dan Bank Danamon Syariah. Ke-dua bank yang telah mencapai tingkat efisien 1% adalah BMS dan BMI, sehingga ke-dua bank ini dapat digunakan sebagai acuan perbaikan bagi bank-bank yang belum efisien. 2. Inefisien yang terjadi pada BNIS, BRIS, BSM, Bank Danamon Syariah berasal dari variabel input dan variabel output, yaitu simpanan, biaya tenaga kerja, asset, dan pembiayaan. Hal ini menandakan bahwa penggunaan input dan output yang berlebihan dan tidak sesuai dengan target. Saran 1. Upaya kebijakan internal dapat dilakukan oleh bank-bank yang belum mampu efisien 1 persen yaitu dengan cara: a. Ketidakeifisienan penggunaan input simpanan oleh bank syariah terlihat dengan jumlah input yang lebih besar dibandingkan targetnya. Hal ini berarti bahwa peranan simpanan sebagai input tidak maksimal untuk menghasilkan output. Untuk memperbaikinya maka upaya yang bisa dilakukakn adalah dengan mengalokasikan kelebihan input simpanan ke bagian input aset total khsusnya aset yang bersifat prduktif. Cara yang dapat dilakukan oleh bank syariah adalah dengan meningkatkan jumlah penyaluran dana/pembiayaan (pembiayaan jual beli, bagi hasil, sewa dan lainnya) kepada masyarakat. Alternatif yang lain yaitu dengan menaikkan biaya administrasi pada dana simpanan sepeti tabungan, sehingga pendapatan bank dapat lebih baik lagi. Kenaikan biaya administrasi juga 7

harus diikuti dengan peningkatan kualitas pelayanan bank agar bank tersebut tetap mampu bersaing. b. Ketidakefisienan input biaya tenaga kerja terjadi karena penggunaan jumlah terget melebihi yang dibutuhkan. Rekomendasi yang disarankan adalah dengan adanya aturan internal bank unntuk menggunakan sistem kontrak untuk pegawainya. Dengan begitu maka bank dapat mengefisienkan penggunaan tenaga kerjanya karena bagi karyawan yang tidak memiliki skill yang cukup maka bank dapat memberhentikan karyawan. Cara lain yang dapat digunakan adalah bekerjasama dengan lembaga pendidikan atau Universitas-universitas dalam hal penyediaan SDM yang berkualitas. Kerjasama dengan Universitas-universitas harus dilakukan secara optimal oleh bank syariah mengingat kebutuhan tenaga kerja syariah meningkat namun tidak diimbangi dengan jumlah SDM yang mengerti dengan baik perbankan syariah. c. Kebijakan mengenai inefisiensi input asset yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengalokasikan jumlah asset total yang dimiliki bank syariah. Pengelolaan asset total dapat dirubah dengan memperbesar pengalokasian porsi asset produktif/pembiayaan yang merupakan bagian dari asset total itu sendiri. Jumlah pembiayaan yang semakin besar maka akan memperlancar proses intermediasi bank syariah dan memperbaiki pendapatan operasional terutama pendapatan dari penyaluran dana. Memperbaiki porsi aktiva tetap yang digunakan baik secara kualitas maupun kuantitas maka agar pendapatan operasional bank syariah dapat meningkat. d. Ketidakefisienan output yang berasal dari pembiayaan maka penerapan prinsip kehati-hatian diperlukan agar jumlah pembiayaan tidak terhambat, pengawasan yang ketat juga dibutuhkan agar output pembiayaan dapat lebih optimal. Selain itu, keinginan massyarakat dalam hal produk pembiayaan perlu ditamabah dengan tidak melanggar prinsip-prinsip syariah yang telah ada. 8

e. Untuk bank yang belum mencapai tingakat 1 persen hendaknya mengacu pada bank-bank yang telah efisien dengan menggunakan bobot input-output yang telah ditentukan. 2. Efisiensi perbankan sebagi indikator penting untuk melihat bagaimana kinerja sebuah bank. Bank yang semakin efisien maka bank tersebut akan semakin baik dalam mengelola input secara optimal dan menghasilkan output dengan maksimal. 3. Bank syariah yang telah efisien memperlihatkan jumlah input dan output yang relatif kecil. Agar dapat memperbesar jangkauan dan kapasitas bank-bank syariah maka diperlukan peran dari pemerintah dan otoritas moneter dalam pengeluaran dan kebijakan yang mendukung hal tersebut. 4. Untuk penelitian selanjutnya dapat menghitung efisiensi perbankan menggunakan alat analisis yang lainnya, seperti: alat analisis DEA dengan asumsi VRS (Variable Return to Scale), Stochastic Frontier, maupun thick frontier. DAFTAR PUSTAKA Abdurohman. 23. The Role of Financial Development in Promoting Economic Growth: Empirical Evidence of Indonesian Economic. Jurnal Keuangan dan Moneter, Vol. 6, No.2. Abidin, Z. 27. Kinerja Efisiensi pada Bank Umum. Jurnal Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil), 2 (Agustus). Antonio, Muh. Syafi i (21). Islamic Banking: Bank Syariah, Dari Teori ke Praktik. Gema Insani & Tazkia Cendikia, Jakarta. Arcasya, Diana Y. dan Guruh S. R. 28. Analisis Efisiensi Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Data Envelopment Analysis (DEA). Paper dalam Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Tahun 29. TIM IAEI, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Bank BNI Syariah. 213. Laporan Keuangan Tahunan 213. http//google.com. Diakses tanggal 11 Desember 214. 9

Bank BRI Syariah. 213. Laporan Keuangan Tahunan 213. http//google.com. Diakses tanggal 11 Desember 214. Bank Indonesia.214. Statistik Perbankan Syariah. http://www.bi.go.id/ (Diakses Tanggal 22 November 214 Bank Danamon Syariah. 213. Laporan Keuangan Tahunan 213. http://www.danamon.co.id. Diakses tanggal 11 Desember 214. Bank Muamalat Indonesia. 213. Laporan Keuangan Tahunan 213. http//google.com. Diakses tanggal 11 Desember 214. Bank Syariah Mandiri. 213. Laporan Keuangan Tahunan 213. http//google.com. Diakses tanggal 11 Desember 214. Bank Syariah Mega Indonesia. 213. Laporan Keuangan Tahunan 213. http//google.com. Diakses tanggal 11 Desember 214. Hadad, Muliaman D., dkk. 23. Pendekatan Parametrik Efisiensi Perbankan Indonesia. www.bi.go.id. Diakses tanggal 7 Mei 213.. 23. Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA). Maflachatun. 21. Analisis Efisiensi Teknik Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)(Studi pada 11 Bank Syariah Tahun 25-28). Semarang. Universitas Diponegoro Semarang. Martono, 22, Bank & Lembaga Keuangan Lain, edisi pertama jilid I, Yogyakarta, Fakultas Ekonomi UII. Muharram, H dan Pusvitasari, R. 27. Analysis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (Periode Tahun 25). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol II, No. 3, Yogyakarta. Purwantoro, Nugroho. Januari 25. DEA sebagai Metode Alternatif untuk Menilai Produktivitas Lembaga Pembiayaan Mikro. Manajemen Usahawan Indonesia, No. 1, Th XXXIV, 13-21. S, Dwiyani. 27. Mengukur Efisiensi Kinerja Program Studi Dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Shafitranata. 211. Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA). Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 1

Suseno, Priyonngo. 28. Analysis Efisiensi dan Skala Ekonomi pada Industri Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi Islam. Vol 2 No. 1. Yogyakarta: Pusat pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Fakultas Ekonomi UII. Sutawijaya, A. Dan Lestari, E.P. 29. Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 1. No. 1. 11