Analisis Penggunaan Obat di RSUD Kota Yogyakarta Berdasarkan Indikator WHO

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO SLEMAN PERIODE OKTOBER 2008

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DI POLI ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS PALANGKARAYA, KALIMANTAN TENGAH

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS JAKARTA UTARA PERIODE TAHUN 2016

Monitoring Pola Peresepan Obat Pasien Usia 0 2 Tahun Menggunakan Indikator WHO

EVALUASI DISTRIBUSI DAN PENGGUNAAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

PENETAPAN EFEKTIVITAS PEMANFAATAN PENGGUNAAN OBAT PADA 10 APOTEK DI SURABAYA TAHUN 1997

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL PERIODE JANUARI DESEMBER 2013

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN ANALISIS PENGELOLAAN OBAT PRAJURIT KORBAN TEMPUR DAN LATIHAN TEMPUR DI UNIT RAWAT INAP KEDOKTERAN MILITER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Pengelolaan

EVALUASI PENGELOLAAN OBAT TAHAP SELEKSI DAN PERENCANAAN DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RSUD H. HASAN BASERY KANDANGAN TAHUN 2014

ABSTRAK. Kata kunci: pengelolaan obat, indikator efisiensi, Instalasi Farmasi RSUD Karel Sadsuitubun Kabupaten Maluku Tenggara, metode Hanlon

ANALISIS PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SLEMAN YOGYAKARTA PERIODE APRIL 2009

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan yang memadai di kalangan masyarakat. Kesehatan harus

Analisis Distribusi Obat Rawat Inap di Instalasi Farmasi RSUD Tarakan Jakarta Pusat

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :

PIMPINAN UMUM / PENANGGUNG JAWAB Prof. Dr. Marchaban, DESS.,Apt. Dewan Penyunting. Dr. Satibi, SSi.,MSi.,Apt. Anna Wahyuni, S.Farm.,M.PH.,Apt.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Prosiding Farmasi ISSN:

ANALISIS PERENCANAAN OBAT DENGAN METODE ABC DI INSTALASI FARMASI RSUD MUNTILAN PERIODE TAHUN 2013

INDIKATOR PERESEPAN OBAT PADA ENAM APOTEK Dl KOTA BANDUNG, SURABAYA DAN MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi terutama dalam proses penyembuhan penyakit atau kuratif (Isnaini,

PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI PERSEDIAAN OBAT REGULER DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

BIAYA TAMBAHAN YANG DIBAYAR PASIEN RAWAT JALAN AKIBAT PENULISAN RESEP TIDAK SESUAI DENGAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT

WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN DI DEPO FARMASI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON TAHUN 2016

EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PADA PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM RSUI YAKSSI GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN PERIODE JANUARI-MARET 2016

Analisis Sistem Distribusi Obat di Instalasi Farmasi Rawat Inap Jogja International Hospital

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Semua usaha yang dilakukan dalam upaya kesehatan tentunya akan

Volume 5 Nomor 1 Bulan Oktober 2017 E-ISSN:

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : Vol 6(2) : (Agustus 2017) ISSN-e :

Ragil Setia Dianingati, Septimawanto Dwi Prasetyo*) Bagian Farmasetika Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada

ANALISIS PERENCANAAN OBAT BPJS DENGAN METODE KONSUMSI DI INSTALASI FARMASI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2014

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN OBAT PADA TAHAP DISTRIBUSI DI INSTALASI FARMASI RSUD Dr.M.M DUNDA LIMBOTO TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

ANALISIS TINGKAT KEPARAHAN INTERAKSI OBAT PADA RESEP PASIEN RAWAN JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SLEMAN YOGYAKARTA

EVALUASI KELENGKAPAN FARMASETIK RESEP UMUM POLI ANAK RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN PERIODE JANUARI - MARET TAHUN

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2 UJI KESERAGAMAN VOLUME SUSPENSI AMOKSISILIN YANG DIREKONSTITUSI APOTEK DI KOTA JAMBI.

Perbandingan Penggunaan Obat Rasional Berdasarkan Indikator WHO di Puskesmas Kecamatan antara Kota Depok dan Jakarta Selatan

TINGKAT KEPATUHAN DOKTER DALAM MENULISKAN RESEP PASIEN RAWAT JALAN BERDASARKAN FORMULARIUM DI RUMAH SAKIT BIOMEDIKA PERIODE JANUARI-MARET TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

DAFTAR ISI PENGESAHAN SKRIPSI iii PERNYATAAN...v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI...

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Kinerja Instalasi Farmasi RS Medika Mulya Wonogiri pada Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran dan Perspektif Proses Bisnis Internal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Instalasi Farmasi RSUD Waluyo Jati Kraksaan Sebelum dan Sesudah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN ASKES RAWAT JALAN DENGAN DPHO PADA APOTEK APPO FARMA BANJARMASIN PERIODE JULI-AGUSTUS

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN RESEP OBAT GENERIK PADA PASIEN BPJS RAWAT JALAN DI RSUP. PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-JUNI 2014

Evaluasi Pengelolaan Obat pada Puskesmas di Kota Pariaman

INTISARI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN BPJS KESEHATAN DENGAN FORMULARIUM NASIONAL DI RSUD BANJARBARU PERIODE OKTOBER SAMPAI DESEMBER 2015

KAJIAN DRUG RELATED PROBLEMs PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS

Peresepan Obat Pasien Penyakit Dalam Menggunakan Indikator Peresepan World Health Organization

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggunaan obat ketika pasien mendapatkan obat sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci : Pelayanan, Informasi Obat.

INTISARI KESESUAIAN PENULISAN RESEP DENGAN FORMULARIUM PADA PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RSUD SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN

EVALUASI MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI GUDANG OBAT INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEDJONO SELONG LOMBOK TIMUR

INTISARI GAMBARAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI PUSKESMAS BUNTOK

IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) DI POLI INTERNA RSUD BITUNG

GAMBARAN PENGELOLAAN OBAT PADA INDIKATOR PROCUREMENT DI RSUD SUKOHARJO JAWA TENGAH

5KARAKTERISTIK RESEP UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PASAR REBO. Characteristics of General Prescription in Pasar Rebo General Hostital

ABSTRAK KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM DI DEPO II UMUM RAWAT JALAN RSUD ULIN BANJARMASIN.

* Dosen FK UNIMUS. 82

ABSTRAK GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN BPJS PROGRAM RUJUK BALIK PUSKESMAS WILAYAH BANJARBARU PERIODE SEPTEMBER DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA

EVALUASI KINERJA INSTALASI FARMASI DI RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN ATAS PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PERIODE MEI - JULI 2016

ANALISIS PENGENDALIAN OBAT SITOSTATIKA DENGAN METODE EOQ DAN ROP

Kata Kunci : Medication Error, skrining resep, persentase ketidaklengkapan administrasi resep

The Analysis of Jamkesmas Drug Planning Using Combination Methods ABC and VEN in Pharmacy Installation of RSUD Dr. M. M. Dunda Gorontalo 2013

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN

ANALISI KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSIA CICIK PADANG. Oleh: KHARISMA ROSA BP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EVALUASI PENGELOLAAN OBAT DAN STRATEGI PERBAIKAN DENGAN METODE HANLON DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT TAHUN 2012

Analisis Pengelolaan Obat Pada Tahap Pengadaan Di Instalasi Farmasi RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit dr. Raden Soedjati Soemodiardjo merupakan rumah sakit umum milik pemerintah daerah Kabupaten

TUGAS UJIAN TAKE HOME MATA KULIAH : SISTEM MANAJEMEN SUPPLY OBAT DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermutu serta pemerataan pelayanan kesehatan yang mencakup tenaga, sarana dan

Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Magelang Berdasarkan Permenkes RI No.74 tahun 2016

ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT ANTIBIOTIK DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya hidup, mental, emosional dan lingkungan. Dimana perubahan tersebut dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN DOKTER DALAM MENULISKAN RESEP SESUAI FORMULARIUM DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

PHARMACY, Vol.09 No. 02 Agustus 2012 ISSN

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

JST Kesehatan, Oktober 2012, Vol. 2 No. 4: ISSN

Transkripsi:

Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2011, hal 43-49 Vol. 8 No. 1 ISSN: 1693-8615 Analisis Penggunaan Obat di RSUD Kota Yogyakarta Berdasarkan Indikator WHO The Analysis of Drug Uses in RSUD Kota Yogyakarta Hospital Based on WHO Indicator INARATUL RIZKHY HANIFAH Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Jln. Letjen Sutoyo-Mojosongo Surakarta-57127 Telp. 0271-852518 * Korespondensi: inaratul_rizkhyhanifah@yahoo.com (Diterima 18 Februari 2011, disetujui 2 Maret 2011) Abstrak Pemberian obat rasional merupakan inti berbagai kegiatan penyelengaraan upaya kesehatan yang harus terus ditingkatkan mutunya. Penelitian bertujuan menganalisis penggunaan obat pasien rawat jalan di RSUD Kota Yogyakarta berdasarkan indikator inti dan indikator komplementer WHO. Penelitian termasuk jenis penelitian noneksperimental, rancangan deskriptif, pengumpulan data secara prospektif. Hasil penelitian yang diperoleh di RSUD Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut peresepan yang memenuhi standar indikator inti WHO yakni peresepan antibiotik 21,89%, sediaan injeksi 0%, sedangkan yang belum memenuhi standar rata-rata item obat sebesar 2,33, peresepan dengan nama generik 29,29%, dan peresepan sesuai formularium 83,84%. Indikator pelayanan pasien, rata-rata waktu dispensing obat adalah 17,59 menit (non racikan) dan 25,67 (racikan), dimana 94,29% obat diserahkan dan tidak ada yang pelabelannya sesuai standar WHO. Indikator fasilitas kesehatan WHO telah terpenuhi dengan ketersediaan formularium, dan ketersediaan obatobat kuncinya 100%. Indikator komplementer WHO di RSUD Kota yakni rata-rata harga obat sebesar Rp 50914,60, dengan persentase harga obat antibiotik 28,95% dan injeksi 0%. Kata kunci: penggunaan obat, indikator WHO 1993, RSUD Kota Yogyakarta Abstract Prescribing the rational drugs is the main orientation of the health care activity that should be increase in quality. The research objective s are to analyze of drug use of patient in RSUD Kota Hospital in the march 2010 period based on WHO s core indicator and complementary indicator.

44 ~ HANIFAH J. FARMASI Indonesia This research is non-experimental, descriptive design, and prospective data collective. The results obtained in RSUD Kota hospital are appropriate with standards WHO percentage of encounter with an antibiotic prescribed 21.89%, and injection 0%, while inappropriate the standards is the average drug items used per encounter 2.33, percentage of drugs prescribed by generic name 29.29% and percentage of drugs prescribed from formulary 83.84%. Patient care indicators, the average dispensing time was 17.59 minutes (non-compounded) and 25.67 (compounded), where 94.29% of drugs are dispensed and no one adequately labeled. Health facility indicators, there was formulary availability, and availability of key drugs 100%. WHO complementary indicators in RSUD Kota Hospital that average drug cost per encounter 50914.60 IDR, with 28.95% cost spent on antibiotics and injections of 0%. Keywords: drug use, WHO indicator 1993, RSUD Kota Hospital. Pendahuluan Pemberian obat-obatan yang rasional merupakan inti berbagai kegiatan dalam penyelengaraan upaya kesehatan yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki etika dan moral yang tinggi, dengan keahlian yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya. Sejak tahun 1985 WHO terus berupaya untuk meningkatkan penggunaan obat yang rasional. Salah satunya adalah dengan mengembangkan indikator penggunaan obat. Indikator inti penggunaan obat WHO 1993 terdiri dari indikator peresepan, indikator pelayanan pasien, dan indikator fasilitas kesehatan. Selain indikator inti, indikator komplementer juga tidak kalah penting untuk dilakukan penelitian, yang merupakan tambahan indikator inti yang disesuaikan dengan keadaan setempat (Anonim 1993). RSUD Kota Yogyakarta merupakan rumah sakit di Kota Yogyakarta yang menjadi pusat pelayanan kesehatan di Kota Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan cara melihat penggunaan obat di RSUD Kota Yogyakarta dengan indikator inti dan komplementer WHO 1993, setelah itu dianalisis penggunaan obat di masing-masing rumah sakit tersebut. Diharapkan hasil penelitian dapat berperan dalam menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan pengobatan di rumah sakit dan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan kerasionalan penggunaan obat. Metode Penelitian Penelitian termasuk jenis penelitian noneksperimental dengan rancangan deskriptif, sedangkan data dikumpulkan secara prospektif. Data diambil dengan mengumpulkan data di Instalasi Farmasi RSUD Kota Yogyakarta pada periode maret 2010. Pada penelitian diambil resep sebanyak 120 sampel selama dua minggu atau 10 sampel resep perhari.

Vol. 8, 2011 ANALISIS PENGGUNAAN OBAT DI RSUD ~ 45 Sampel dikumpulkan secara systematic random sampling berdasarkan data pada periode sebelumnya. Jalannya Penelitian Dilakukan dengan mencatat resep yang masuk di IFRS, serta pengamatan langsung. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, kemudian dihitung berdasarkan indikator peresepan WHO 1993 kemudian dianalisis penggunaan obatnya. Hasil dan Pembahasan Ringkasan hasil yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 1. No. Indikator Hasil Penelitian Semua Indikator Penelitian Indikator Peresepan 1 Rata-rata item obat yang digunakan per lembar resep 2 Persentase Peresepan Obat dengan Nama Generik Rekomendasi WHO Hasil 1,8 2,2 2,33 > 82 %. 29,29% Analisis Data Data merupakan data kuantitatif ditampilkan dalam bentuk tabel dan/ atau diagram lingkaran, sedangkan data kualitatif dijelaskan dalam bentuk uraian. 3 Persentase Peresepan Antibiotik 4 Persentase penggunaan sediaan injeksi 5 Persentase penggunaan obat sesuai Formularium Rumah Sakit Indikator Pelayanan Pasien 6 Rata-rata waktu dispensing Non Racikan Racikan 7 Persentase obat yang terlayani 8 Persentase obat yang dilabel dengan benar Indikator fasilitas kesehatan < 22,70%. 21,89% Minimal 0% 100% 83,84% 17,59 25,67 100% 94,29% 100% 0% 9 Ketersediaan Formularim Ada Ada 10 Persentase ketersediaan obat-obat kunci 100% 100% Indikator Komplementer 11 Rata-rata harga obat per lembar resep 12 Persentase harga untuk Antibiotik 13 Persentase harga untuk injeksi - 52.914,60-28,95% Minimal 0%

46 ~ HANIFAH J. FARMASI Indonesia Rata-rata Item Obat yang Digunakan per Lembar Resep Berdasarkan standar WHO rata-rata jumlah item obat yang digunakan per lembar resep antara 1,8 2,2 untuk satu diagnosis. Penelitian menghitung rata-rata jumlah item obat yang digunakan per lembar resep ini dimaksudkan untuk mengukur derajad terjadinya polifarmasi (Anonim 1993). Yang dimaksud jumlah item obat adalah jumlah R/ tiap lembar resep. Data menunjukkan di RSUD Kota Yogyakarta ratarata item obat per lembar resep adalah 2,33 item. Berdasar rekomendasi WHO rata-rata item obat per lembar resep berada di atas harga tersebut. Dengan demikian, tendensi polifarmasi ditemukan walaupun relatif kecil. Hasil penelitian di RSUD Kota Yogyakarta lebih tinggi dari rekomendasi WHO, sehingga perlu memperbaiki penegakan diagnosis dan mengerti kondisi pasien sehingga peresepan lebih selektif, tepat indikasi, tepat obat. Persentase Peresepan Obat dengan Nama Generik Persentase peresepan obat dengan nama generik dimaksudkan untuk mengetahui kecenderungan dokter untuk meresepkan obat dengan nama generik (Anonim 1993). Hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa persentase peresepan obat generik pada pasien rawat jalan di RSUD Kota Yogyakarta sebesar 29,29%. Nilai tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan rekomendasi WHO sebesar >82 %. Hal itu berarti dokter lebih mengutamakan meresepkan obat dengan nama dagang dari pada obat dengan nama generik. Penulisan resep obat dengan nama generik dimaksudkan sebagai indikator bahwa dokter mengerti zat aktif sediaan obat yang diberikan sehingga dapat sebagai indikasi resep tersebut tepat indikasi, tepat obat, tepat regimen dosis. Persentase Peresepan Antibiotik Penelitian persentase peresepan antibiotik bertujuan untuk melihat selektivitas penggunaan antibiotik. Hasil menunjukkan peresepan penggunaan antibiotik di RSUD Kota sebesar 21,89 dan sudah sesuai dengan rekomendasi WHO yakni peresepan antibiotik kurang dari 22,70%, artinya dokter tidak mudah meresepkan antibiotik untuk setiap diagnosis penyakit. Persentase Penggunaan Sediaan Injeksi Persentase peresepan sediaan injeksi dimaksudkan untuk mengukur derajad penggunaan obat yang penting, namun merupakan terapi obat yang berlebihan dan mahal (Anonim 1993). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunan injeksi untuk pasien rawat jalan di RSUD Kota Yogyakarta sebesar 0%, berarti sudah sesuai rekomendasi WHO yang mensyaratkan bahwa peresepan sediaan injeksi adalah seminimal mungkin. Persentase Penggunaan Obat sesuai Formularium Rumah Sakit Tujuan penelitian adalah mengetahui tingkat kepatuhan dokter dalam meresepkan obat yang terdapat dalam formularium rumah sakit. Hasil yang diperoleh menunjukkan

Vol. 8, 2011 ANALISIS PENGGUNAAN OBAT DI RSUD ~ 47 bahwa persepan obat sesuai formularium rumah sakit di RSUD Kota Yogyakarta adalah sebesar 83,84%. Rekomendasi WHO 1993 adalah sebesar 100%, dan rekomendasi Departemen Kesehatan RI sebesar 90%. Hasil penelitian menunjukan bahwa peresepan sesuai formularium di RSUD Kota Yogyakarta relatif cukup tinggi, meskipun belum mencapai 100% sesuai rekomendasi WHO. Hal itu menunjukkan bahwa dokter patuh terhadap Formularium yang menjadi pedoman dalam peresepan obat di rumah sakit. Rata-Rata Waktu Dispensing Pengukuran rata-rata waktu dispensing dilakukan untuk mengetahui lamanya pasien menunggu dari awal penyerahan resep sampai pasien mendapatkan obat disertai informasi, dan hubungannya dengan kepuasan pasien. Pengukuran waktu dispensing dilakukan dengan pengamatan langsung. Rata-rata waktu dispensing di RSUD Kota Yogyakarta adalah sebesar 17,59 menit untuk resep non racikan, dan resep racikan selama 25,67 menit. Rumah sakit memiliki standar yakni 10 menit untuk non racikan dan 20 menit untuk resep racikan. Dilihat dari hasilnya menunjukkan bahwa waktu dispensing lebih lama dibandingkan dengan standar rumah sakit. Persentase Obat yang Terlayani Penelitian bertujuan untuk mengetahui kepatuhan farmasis dalam menyediakan obatobat yang terdapat dalam formularium dan pengadaan obat untuk pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase obat yang terlayani di RSUD Kota Yogyakarta adalah sebesar 94,29%. Menurut rekomendasi WHO persentase obat yang terlayani adalah sebesar 100% yang menunjukkan bahwa farmasis patuh dalam penyediaan obat di Rumah Sakit. Persentase Obat yang Dilabel dengan Benar Pengukuran ketepatan pemberian label dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap label atau etiket obat yang diserahkan. Menurut WHO komponen informasi minimal yang harus ada dalam label obat adalah: nama pasien, nama obat, tanggal obat diserahkan, dan cara/aturan penggunaan obat. Indikator ketepatan pelabelan obat dapat dijadikan petunjuk seberapa besar perhatian, tanggung jawab pengelola IFRS terhadap hak pasien atas informasi yang memadai, penguasaan IFRS terhadap obat (Santoso dan Danu 1999). Hasil di RSUD Kota Yogyakarta tidak ada obat yang dilabel dengan benar karena di RSUD Kota Yogyakarta tidak mencantumkan komponen nama obat dalam setiap etiket obat. Ketersediaan Formularium RSUD Kota Yogyakarta menggunakan beberapa formularium dalam pelayanan kepada pasien, yakni Formularium Jamkessos, Formularium Askes Sosial, Formularium Jamkesmas, Formularium Jamsostek, Formularium Askes Komersial (Daftar Obat Inhealth), dan Formularium Rumah Sakit. Formularium Rumah Sakit yang digunakan adalah Formularuim Rumah Sakit edisi tahun

48 ~ HANIFAH J. FARMASI Indonesia 2008 dan belum mengalami revisi maupun tambahan/suplemen. Persentase Ketersediaan Obat-Obat Kunci Penelitian bertujuan untuk mengukur ketersediaan obat-obat kunci yang digunakan sebagai pilihan utama mengatasi 10 besar penyakit yang terdiagnosis pada pasien rawat jalan, sesuai standar pelayanan medik di Rumah Sakit. Dinyatakan bahwa tingkat ketersediaan obat-obat kunci di RSUD Kota Yogyakarta mencapai 100%. Hal itu menunjukkan bahwa tingkat keperdulian farmasis dalam memenuhi kebutuhan masyarakat banyak relatif sangat tinggi. Rata-rata Harga Obat per Lembar Resep Penelitian bertujuan untuk mengukur rata-rata harga obat yang diresepkan. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata harga obat tiap lembar resep di RSUD Kota Yogyakarta adalah sebesar Rp 50.914,60. Belum ada standar mengenai harga obat tersebut tergantung kemampuan ekonomi di tiap daerah. Persentase Harga untuk Antibiotik Penelitian dilakukan untuk mengetahui persentase harga obat yang dialokasikan untuk penggunaan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang termasuk sediaan penting namun seringkali digunakan secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan kerugian, diantaranya terjadi resistensi dan pemborosan biaya terapi (Anonim 1993). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase harga untuk antibiotik di RSUD Kota Yogyakarta adalah sebesar 28,95%. Persentase Harga untuk Injeksi Penelitian dilakukan untuk mengetahui persentase harga obat yang dialokasikan untuk penggunaan sediaan injeksi. Harga obat injeksi yang mahal menjadi masalah dalam hal biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien. Hasil menunjukkan persentase harga obat yang dialokasikan untuk sediaan injeksi di RSUD Kota Yogyakarta adalah sebesar 0%. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan: Peresepan di RSUD Kota Yogyakarta telah memenuhi standar indikator inti WHO yakni peresepan antibiotik 21,89%, sediaan injeksi 0%, sedangkan yang belum memenuhi standar rata-rata item obat sebesar 2,33, peresepan dengan nama generik 29,29%, dan peresepan sesuai formularium 83,84%. Indikator pelayanan pasien di RSUD Kota Yogyakarta, rata-rata waktu dispensing obat adalah 17,59 menit (non racikan) dan 25,67 (racikan), dimana 94,29% obat diserahkan dan tidak ada yang pelabelannya sesuai standar WHO. Indikator fasilitas kesehatan WHO di RSUD Kota Yogyakarta telah terpenuhi dengan ketersediaan formularium, antara lain

Vol. 8, 2011 ANALISIS PENGGUNAAN OBAT DI RSUD ~ 49 Formularium Jamkessos, Formularium Askes Sosial, Formularium Jamkesmas, Formularium Jamsostek, Formularium Askes Komersial (Daftar Obat Inhealth), dan Formularium Rumah Sakit, dan ketersediaan obat-obat kuncinya 100% Indikator komplementer WHO yang berhubungan dengan aspek harga di RSUD Kota Yogyakarta rata-rata harga obat sebesar Rp 50914,60, dengan persentase harga obat antibiotik 28,95% dan persentase harga injeksi sebesar 0%. Siregar CJP, Amalia L. 2003. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Jakarta: EGC. Sulistyani E. 2004. Monitoring dan Evaluasi untuk Mempertahankan Kepatuhan Peresepan Dokter pada Formularium yang Telah Direvisi di RSUD Kota Yogyakarta [Tesis]. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Daftar Pustaka Anonim. 1993. How to Investigate Drugs Use in Health Facilities (Selected Drug Use Indicators. Geneva: WHO. Anonim. 2000. Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1-11. Anonim. 2004. Daftar Obat Essensial Nasional. Jakarta: Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan RI. Ansel HC. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Farida Ibrahim, penerjemah. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari: Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms. Quick JD, Hume ML. Ranking JR. O Connor RW. 1997. Managing Drug Supply Second edition, revised and expanded. West Harford: Kumarian Press. Setiawati PE. 2005. Penggunaan Obat Rasional Ditinjau dari Sudut Pandang Ekonomi. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.