PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan kunci keberhasilan dalam mencetak

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Desa Brabo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Sarana

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

Charlina Ribut Dwi Anggraini

pembelajaran pada mata pelajaran Mencatat Dikte yang ada di Permasalahan yang ada di dalam penelitian ini adalah apakah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian (Penelitian Tidakan Kelas )

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

PROSIDING ISBN :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD BAGI SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 CILONGOK SEMESTER II TAHUN 2016/2017

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VARIASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SAWAHAN

SKRIPSI. Oleh Rustiamah NIM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

Herdian, S.Pd., M.Pd. SMAN 1 Pagelaran Kab. Pringsewu,

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

ZULFA SAFITRI A54F100040

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PGSD

SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MOJOAGUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 PUBLIKASI ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

*Keperluan Korespondensi, tel/fax: (0271) /648939, ABSTRAK

PENGOPTIMALAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN MATERI STATISTIKA KELAS XI IPA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Disusun Oleh: IRMA KURNIAWATI NIM. A

PEMBELAJARAN TIPE TGT BERBANTU PERMAINAN MISKIN UNTUK PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM GAME

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Metode Group Investigation (GI), Metode Team Game Tournament (TGT)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2013/2014

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

OLEH DESRIYANTI A1C309009

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

MEMAHAMI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT DAN DAERAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BANGSRI KECAMATAN KARANGPANDAN TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE CORE PADA SISWA KELAS VII

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS BERBANTUKAN DOMINO TRIGONOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. kerjasama yang baik khususnya antara guru dan siswa. Keberhasilan sebuah

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Wendri, Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament Berbantu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI GLOBALISASI MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Peningkatan Kedisiplinan dan Hasil Belajar IPA pada Materi Klasifikasi Benda Melalui Discovery Learning Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di tingkat dasar dan menengah. IPS tidak hanya mendengarkan,

UGRO SUSENO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika.

PENERAPAN PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS 3 SD

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MELATIH PEMAHAMAN KONSEP SISWA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : TRI WINARSIH A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 5 KARANGRAYUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar DYAH LUSIANA A54F100013 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA 2013/2014 1

2

3 PUBLIKASI ILMIAH PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 5 KARANGRAYUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DYAH LUSIANA A54F100013 ABSTRAK Dyah Lusiana, A54F100013, Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014, 48 halaman. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pelajaran IPA dengan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) pada siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bersifat kolaboratif antara peneliti dan guru sejawat yang membantu pelaksanaan penelitian. Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangrayung yang berjumlah 39 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Adapun prosedur penelitian dilakukan melalui dua siklus dan setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Analisis data untuk motivasi belajar siswa dengan analisis komparatif sedangkan analisis data untuk pelaksanaan model pembelajaran TGT dengan analisis kritis. Hasil penelitian yaitu: model pembelajaran TGT dapat meningkatkan motivasi belajar IPA pada siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Dibuktikan dengan hasil observasi motivasi belajar siswa pada Pra Siklus yang semula 16,67% kemudian pada pada siklus I menjadi 62,18%, dan pada siklus II menjadi 85,90%. Hasil observasi model pembelajaran TGT dari Siklus I sebesar 69,44% kemudian pada Siklus II meningkat menjadi 88.90%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran TGT dapat meningkatkan motivasi belajar IPA pada siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2013/2014. Kata kunci: motivasi belajar IPA, model pembelajaran TGT.

4 PENDAHULUAN Salah satu permasalahan yang sering terjadi selama proses pembelajaran yaitu kurangnya motivasi siswa dalam belajar. Hal ini terlihat dari siswa kurang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar sehingga suasana kelas jadi membosankan dan kegiatan belajar menjadi tidak nyaman. Rendahnya motivasi belajar IPA tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap menguasaan materi dan hasil belajar. Menurut Asrori (2007:183) Motivasi sangat diperlukan bagi terciptanya proses pembelajaran di kelas secara efektif. Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, baik dalam proses maupun pencapaian hasil. Dengan demikian seorang siswa yang memiliki motivasi tinggi pada umumnya mampu meraih keberhasilan dalam proses pembelajaran maupun dalam output pembelajaran. Mulyasa (2010:201) menjelaskan bahwa terdapat beberapa prinsip yang dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, diantaranya sebagai berikut: (1) topik yang dipelajari menarik dan berguna bagi siswa; (2) tujuan pembelajaran dirumuskan dengan jelas dan diinformasikan kepada siswa; (3) setiap siswa mengetahui hasil belajarnya; (4) pemberian pujian atau hadiah bagi siswa yang berprestasi dan hukuman bagi siswa yang tidak berprestasi; (5) memanfaatkan sikap, dan rasa ingin tahu siswa untuk kepentingan belajar siswa; (6) memperhatikan karakteristik dan perbedaan individual siswa; dan (7) memberikan rasa aman dan nyaman pada saat siswa belajar. Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa Kelas VI di SD Negeri 5 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan maka proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Kondisi saat ini, dari hasil observasi tentang motivasi belajar IPA siswa Kelas VI di SD Negeri 5 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan sebagai berikut: Dari 39 siswa, yang motivasi belajarnya kategori tinggi sebanyak 8 anak atau 20,51%, siswa yang motivasi belajarnya kategori sedang sebanyak 20 anak atau sebesar 51,28% dan siswa yang motivasi belajarnya

5 kategori rendah sebanyak 11 anak atau sebesar 28,21%. Berdasarkan data tersebut, motivasi belajar siswa Kelas VI di SD Negeri 5 Karangrayung untuk siswa yang motivasi belajarnya kategori tinggi adalah 20,51% berarti masih di bawah 75%. Menurut pengamatan peneliti, akar permasalahan dari kurangnya motivasi belajar siswa Kelas VI SD Negeri 5 Karangrayung adalah guru cenderung menggunakan model konvesional pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Pada umumnya cenderung hanya menggunakan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah ini sangat kurang melibatkan siswa, sehingga menjadi penyebab siswa kurang termotivasi untuk belajar, siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi yang diberikan guru. Pembelajaran masih monoton dan searah (teacher centered learning). Guru hanya berpedoman pada buku paket dan lembar kerja siswa (LKS) dalam mengajar. Pembelajaran yang seperti di atas sangat kurang menarik bagi siswa, siswa menjadi tidak termotivasi dan tidak bersemangat dalam menerima pelajaran. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap model-model pembelajaran. Kenyataannya masih banyak ditemui proses pembelajaran yang kurang berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Dengan kondisi tersebut di atas peneliti kemudian mencari solusinya dengan membaca beberapa penelitian. Dari hasil penelitian Tri Srimurdani (2013) ternyata model pembelajaran TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu peneliti mencoba mengatasi kurangnya motivasi belajar siswa di SD Negeri 5 Karangrayung dengan cara menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournaments atau yang disingkat TGT. Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan khusus dan tujuan umum. tujuan khususnya untuk meningkatkan motivasi pembelajaran IPA melalui model pembelajaran TGT di Kelas VI SD Negeri 5 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2013/2014. Sedangkan tujuan umum dari penelitian ini adalah: 1) untuk meningkatkan pemahaman materi pelajaran IPA, dan 2) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

6 METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 5 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Lokasi SD Negeri 5 Karangrayung di Desa Sumberjosari Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Peneliti memilih tempat penelitian di SD N 5 Karangrayung karena peneliti merupakan guru di SD N 5 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai pada bulan Oktober 2013 hingga bulan Februari 2014. Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangrayung dengan jumlah siswa 39 anak yang terdiri 19 anak laki-laki dan 20 anak perempuan. Subyek guru adalah Guru Kelas VI SD Negeri 5 Karangrayung Tahun Pelajaran 2013/2014 sebagai peneliti. Penelitian Tidakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua tahap yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan. Pada tahap persiapan ini yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) Mengidentifikasi masalah melalui observasi dengan siswa, dan memantau kegiatan belajar mengajar di kelas; b) Guru menentukan tindakan pemecahan masalah, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif TGT; c) Membuat skenario pembelajaran dengan menyusun rencana pembelajaran yang dilengkapi LKS; d) Menyiapkan alat dan bahan pelajaran untuk pelaksanaan pengamatan maupun diskusi; dan e) Membuat lembar observasi, angket dan soal-soal turnamen. Pada tahap pelaksanaan penelitian terdiri dari dua siklus, adapun langkah-langkah tiap siklus adalah sebagai berikut: a) Perencanaan (planning), b) Pelaksanaan Tindakan (acting), c) Pengamatan (observing), dan d) Refleksi (reflecting). Dalam tahap perencanaan ini meliputi pengenalan pembelajaran kooperatif model TGT dan sedikit tentang penilaian autentik; membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan perbedaan prestasi belajar yang dilihat dari ratarata nilai ulangan harian mata Pelajaran IPA, dimana setiap kelompok terdiri atas empat atau enam siswa; serta menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.

7 Pelaksanaan tindakan merupakan suatu kegiatan dilaksanakannya skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Dalam penelitian ini bentuk tindakan yang dilakukan untuk tiap siklusnya hampir sama, dimana tiap pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tahap-tahap pembelajaran TGT seperti yang telah dijelaskan di atas. Perbedaan dari masing-masing siklus adalah pada sub materi yang dipelajari dan juga bentuk turnamen yang diberikan oleh guru. Pada kegiatan pengamatan ini, guru mengobservasi pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauhmana efek pembelajaran TGT dalam memaksimalkan pembelajaran IPA yang dapat dilihat dari motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Guru sedikit ikut terlibat dalam pembelajaran seperti meluruskan konsep yang salah saat siswa berdiskusi kelompok, dan mengarahkan agar kegiatan kelompok berjalan dengan baik. Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang sudah disiapkan. Hasil observasi kemudian dianalisis, hasilnya akan digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Refleksi merupakan suatu kegiatan mengulas secara kritis perubahan yang terjadi pada siswa, suasana pembelajaran di kelas. Dalam tahap ini, guru menentukan langkah-langkah perbaikan untuk siklus selanjutnya. Langkah penelitian masing-masing siklus adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Pengamatan, dan 4) Refleksi. Pada Siklus I terdiri : 1) Perencanaan, yang meliputi: a) Permasalahan diidentifikasi melalui observasi awal siswa, kemudian permasalahan dirumuskan, b) Bersama guru berkolaborasi merencanakan untuk menerapkan model pembelajaran TGT, c) Membuat instrumen penelitian yang meliputi rencana pembelajaran (RP), lembar observasi, dan soal-soal. 2) Pelaksanaan, yang meliputi: a) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang tiap kelompok terdiri atas lima siswa. Dalam satu kelompok diharapkan semua dapat aktif dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas, b) Guru bersama siswa menyiapkan 5 meja turnamen, c) Pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya lebih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap

8 individu dan sekaligus skor kelompok asal, d) Siswa pada tiap meja turnamen sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium, e) Pada turnamen kedua dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama, dan f) Pemberian penghargaan baik secara kelompok maupun individual berdasarkan skor individual pada turnamen. 3) Pengamatan, yang meliputi: a) Guru mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai kinerja guru, aktivitas masing-masing siswa, maupun aktivitas kelompok selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, b) Menilai hasil tes latihan terkontrol II yang telah dikerjakan siswa secara individual. 4) Refleksi, Peneliti melakukan analisis terhadap hasil pengamatan selama proses pembelajaran dan hasil refleksi ini akan digunakan untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Pada Siklus II, terdiri 1) Perencanaan, yang meliputi: a) Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi pada siklus I, b) Merancang kembali instrumen penelitian seperti pada siklus I yang meliputi RPP, lembar observasi, dan soal-soal. 2) Pelaksanaan, yang meliputi: a) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang terdiri 5 siswa seperti pada siklus I, b) Guru bersama siswa menyiapkan 5 meja turnamen, c) Pelaksanaan turnamen, d) Pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar, dan e) Pemberian penghargaan. 3) Pengamatan, yang meliputi: a) Guru mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai aktivitas masing-masing siswa, maupun aktivitas kelompok selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, b) Menilai hasil tes yang telah dikerjakan siswa secara individual. 4) Refleksi, Peneliti setelah melaksanakan kegiatan sesuai rencana, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga motivasi belajar siswa meningkat. Data kualitatif pada Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri atas: 1) Data motivasi belajar siswa, dan, 2) Data penerapan model pembelajaran TGT. Sumber data pada Penelitian Tindakan Kelas ini: 1) Data yang diperoleh dari siswa, berupa data hasil pengamatan atau observasi tentang motivasi belajar siswa, dan

9 2) Data yang diperoleh dari guru, berupa data hasil pengamatan atau observasi tentang pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran TGT. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes yang terdiri dari: observasi, dokumentasi dan catatan lapangan. Indikator pencapaian dalam penelitian ini, yaitu: 1) peningkatan motivasi belajar siswa, dan 2) penggunaan model pembelajaran TGT. Teknik analisis data untuk motivasi belajar siswa, dianalisis dengan analisis komparatif, yaitu dengan cara membandingkan hasil observasi per siklus dengan indikator kinerja per siklus. Sedangkan data penggunaan metode TGT dianalisis dengan analisis kritis, yaitu dengan cara mengungkap kelemahan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan. Hasil dari analisis kritis ini digunakan sebagai dasar dalam menentukan tindakan berikutnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siswa yang memiliki gairah yang tinggi pada pra siklus 12,82% setelah menggunakan model pembelajaran TGT pada pelajaran IPA pada Siklus I menjadi 61,54% dengan demikian terjadi peningkatan walaupun belum mencapai kriteria keberhasilan siklus I yaitu 75% dan pada Siklus II meningkat menjadi 87,18%. Dengan demikian setelah Siklus II terjadi peningkatan yang melebihi kriteria keberhasilan yaitu 75%. Siswa yang penuh semangat dalam belajar pada pra siklus 20,51%, setelah menggunakan model pembelajaran TGT pada pelajaran IPA Siklus I menjadi 69,23%, dengan demikian terjadi peningkatan walaupun belum mencapai kriteria keberhasilan siklus I yaitu 75% dan pada Siklus II meningkat menjadi 92,31%. Dengan demikian setelah Siklus II terjadi peningkatan yang melebihi kriteria keberhasilan yaitu 75%. Siswa yang memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi pada pra siklus 15,38%, kemudian pada Siklus I menjadi 56,41%, dengan demikian terjadi peningkatan walaupun belum mencapai kriteria keberhasilan siklus I yaitu 75% dan pada Siklus II meningkat menjadi 82,05%. Dengan demikian setelah Siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan yang melebihi kriteria keberhasilan

10 yaitu 75%. Siswa yang mampu jalan sendiri ketika ketika guru meminta mengerjakan sesuatu pada pra siklus 7,69%, kemudian pada Siklus I menjadi 51,28%, dengan demikian terjadi peningkatan walaupun belum mencapai kriteria keberhasilan siklus I yaitu 75% dan pada Siklus II meningkat menjadi 76,92%. Dengan demikian setelah Siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan yang melebihi kriteria keberhasilan yaitu 75%. Siswa yang memiliki rasa percaya diri pada pra siklus 10,26%, kemudian pada Siklus I menjadi 58,97%, dengan demikian terjadi peningkatan walaupun belum mencapai kriteria keberhasilan siklus I yaitu 75% dan pada Siklus II meningkat menjadi 79,49%. Dengan demikian setelah Siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan yang sudah melebihi kriteria keberhasilan yaitu 75%. Siswa yang memiliki daya konsentrasi lebih tinggi pada pra siklus 25,64%, kemudian pada Siklus I menjadi 74,36%, dengan demikian terjadi peningkatan walaupun belum mencapai kriteria keberhasilan siklus I yaitu 75% dan pada Siklus II meningkat menjadi 94,87%. Dengan demikian setelah Siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan yang sudah melebihi kriteria keberhasilan yaitu 75%. Siswa yang menganggap kesulitan sebagai tantangan yang harus diatasi pada pra siklus 17,95%, kemudian pada Siklus I menjadi 53,85%, dengan demikian terjadi peningkatan walaupun belum mencapai kriteria keberhasilan siklus I yaitu 75% dan pada Siklus II meningkat menjadi 84,62%. Dengan demikian setelah Siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan yang sudah melebihi kriteria keberhasilan yaitu 75%. Siswa yang memiliki kesabaran dan daya juang yang tinggi pada pra siklus 23,08%, kemudian pada Siklus I menjadi 71,79%, dengan demikian terjadi peningkatan walaupun belum mencapai kriteria keberhasilan siklus I yaitu 75% dan pada Siklus II meningkat menjadi 89,74%. Dengan demikian setelah Siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan yang melebihi kriteria keberhasilan yaitu 75%. Secara umum motivasi belajar siswa pada pra siklus 16,67%, kemudian pada Siklus I menjadi 62,18%, dan pada Siklus II meningkat menjadi 85,90%.

11 Dengan demikian setelah Siklus II terjadi peningkatan motivasi belajar siswa yang melebihi kriteria keberhasilan yaitu 75%. Hasil observasi dari ke-8 indikator tersebut semua sudah melebihi kriteria keberhasilan pada tiap siklusnya oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran TGT dapat meningkatkan motivasi belajar dalam pelajaran IPA pada kelas VI SD Negeri 5 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2013/2014. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi Diduga melalui model pembelajaran TGT dapat meningkatkan motivasi belajar dalam pelajaran IPA pada kelas VI SD Negeri 5 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2013/2014 diterima. Prinsip dalam pembelajaran kooperatif TGT, yaitu: 1) Pembelajaran terpusat pada siswa, 2) Proses pembelajaran dengan suasana berkompetisi, 3) Pembelajaran bersifat aktif (siswa berlomba untuk dapat menyelesaikan persoalan), 4) Pembelajaran diterapkan dengan mengelompokkan siswa menjadi tim-tim, 5) Dalam kompetisi diterapkan sistem poin, 6) Dalam kompetisi disesuaikan dengan kemampuan siswa atau dikenal kesetaraan dalam kinerja akademik, 7) Kemajuan kelompok dapat diikuti oleh seluruh kelas melalui jurnal kelas, 8) Dalam pemberian bimbingan guru mengacu pada jurnal, 9) Adanya sistem penghargaan bagi siswa yang memperoleh poin banyak. (Sumber: http://ekocin.wordprees.com/model-pembelajaran-teams-games-tournament. Penerapan model pembelajaran TGT pada siswa Kelas VI SD Negeri 5 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran IPA khususnya materi Perubahan pada Benda dan Pemilihan Benda berdasar Kegunaannya, dapat dilihat dari Perbandingan penggunaan model pembelajaran TGT pada Siklus I dan II. Penggunaan model pembelajaran TGT pada Siklus I sebesar 69,44% berarti masih di bawah kriteria keberhasilan tiap siklus yaitu 75% dan pada Siklus II meningkat menjadi 88,90%. Dengan demikian setelah Siklus II terjadi peningkatan yang melebihi kriteria keberhasilan yaitu 75%. Berdasarkan data hasil observasi penggunaan metode TGT pada siklus I, maka yang perlu

12 diperbaiki yaitu: pelaksanaan turnamen, pergeseran tempat duduk pada meja turnamen, pemberian penghargaan. Sesuai dengan prinsip dalam penggunaan model TGT maka pada siklus II, prinsip yang perlu pembenahan antara lain: 1) Proses pembelajaran dengan suasana berkompetisi, 2) Pembelajaran bersifat aktif, 3) Adanya sistem penghargaan bagi siswa yang memperoleh poin banyak. SIMPULAN Dari hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan yaitu penggunaan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) dalam pelajaran IPA dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2013/2014.

13 DAFTAR PUSTAKA Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran, CV. Bandung: Wacana Prima. Mulyasa. 2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi belajar mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Slavin. 1995. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Balai Pustaka. Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press. Tri Srimurdani. 2013. Peningkatan Motivasi Belajar IPA dengan Menggunakan Model Pembelajaran TGT pada Peserta Didik Kelas VIB SD Negeri 2 Brabo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi, UMS Surakarta, Tidak dipublikasikan. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung: Yrama Widya. http://ekocin.wordprees.com/model-pembelajaran-teams-games-tournament Sabtu, 16 November 2013 Jam 09.10.