BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN

AKUNTANSI PERSEDIAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 05 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN

AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB 10 AKUNTANSI PERSEDIAAN

PSAP NO 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB VIII AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB VII KEBIJAKAN AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB VIII AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB II LANDASAN TEORI. keakuratan data dan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam penelitian

KEBIJAKAN AKUNTANSI PERSEDIAAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PERSEDIAAN

LAMPIRAN IX PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 08 AKUNTANSI PERSEDIAAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 12 AKUNTANSI PERSEDIAAN

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 07 AKUNTANSI PERSEDIAAN

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI PERSEDIAAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

Kebijakan Akuntansi Persediaan. Presented by Your Name

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baikdalamrangkamewujudkansemangatgood governance.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VII SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN. 2.1 Telaah Pustaka Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat serta persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan lembaga pemerintahan. Akuntansi Pemerintahan memiliki

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG PERSEDIAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN ATAS METODE PENCATATAN DAN PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG PADA DIREKTORAT AEROSTRUCTURE PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

Akuntansi Persediaan (INVENTORY)

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

B A B III KEBIJAKAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut :

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

I. PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 19 TAHUN 2014 BUPATI MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22.2 TAHUN 2010 TENTANG

PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek

2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN DAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI KABUPATEN SOPPENG

MENGENAL AKUNTANSI PERSEDIAAN BERBASIS AKRUAL

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi Pemerintah yang menggantikan PP No. 24 Tahun 2005 akan

BAB II LANDASAN TEORI

5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

Jurnal Korolari dalam Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

-1- CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUTAN ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD PEMERINTAH DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 029 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BERBASIS AKRUAL

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan.

BAB II LANDASAN TEORI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 102 TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN PRESENTASI KELAS PROGRAM MAKSI UNDIP OLEH: MARYONO DS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB II LANDASAN TEORI

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi bagi para pemakainya. Keberadaan ini membuat penulis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan


Analisis Sistem Akuntansi Persediaan

ANALISIS PENILAIAN ASET TETAP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLITAR PERIODE 2014 DAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan keuangan. Seiring berjalannya waktu, akuntansi

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara yang tergabung sebagai anggota ASEAN, Indonesia termasuk negara yang sepakat untuk mengaplikasikan sistem perdagangan bebas pada akhir tahun 2015, sistem tersebut dikenal dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) atau ASEAN Economic Communty (AEC). Sehubungan dengan sistem tersebut, ada banyak hal yang harus dipersiapkan. Antara lain peningkatan sumber daya manusia, penggunaan produk dalam negeri, perbaikan infrastruktur, dan membangun industri dengan yang dapat menambah pendapatan negara. Hal ini menuntut perusahaan-perusahaan di Indonesia harus meningkatkan kualitas kerjanya agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan asing. Salah satu alat ukur kualitas perusahaan yang bersifat terbuka ialah laporan keuangan yang dapat dibaca oleh seluruh lapisan masyarakat. Laporan keuangan dapat digunakan untuk melihat kinerja perusahaan maupun instansi lainnya. Laporan keuangan terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan operasional, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, serta laporan realisasi anggaran. Posisi keuangan/neraca melaporkan aset, kewajiban dan ekuitas. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja perusahaan terutama yang berhubungan dengan aktivitas masyarakat dan pemerintah, pemerintah mengeluarkan standar akuntansi pemerintah yang tertuang pada PP nomor 71 tahun 2010. Saat ini pemerintah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual. SAP berbasis akrual adalah yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual. Serta mengakui 1

2 pendapatan, belanja, dan pembelanjaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. Ketentuan tentang penerapan SAP berbasis akrual dilakukan secara bertahap, pada pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. Sedangkan pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri. Pada Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010, SAP lampiran I berbasis akrual diterapkan mulai peraturan tersebut disahkan dan selambat-lambatnya pada tahun 2014. Sedangkan SAP lampiran II berbasis kas menuju akrual hanya diterapkan hingga 2014. SAP lampiran II dapat tetap diterapkan hingga tahun 2014 apabila pada masa peralihan, rntitas tersebut belum siap menggunakan SAP berbasis akrual. Rumah sakit tergolong organisasi sektor publik yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam upaya memberikan pelayanan publik perlu dilakukan pengukuran kinerja sektor publik untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintahan, membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasarannya yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam memberikan pelayanan publik. (Madiasmo,2006:33). Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo adalah instansi yang bergerak pada bidang jasa pelayanan kesehatan. RSUD Kabupaten Sidoarjo merupakan rumah sakit rujukan di daerah Sidoarjo yang bermotto kesembuhan anda adalah kebahagiaan kami. Persediaan merupakan urat nadi pada perusahaan dagang, manufaktur, organisasi bisnis, dan juga instansi dibidang pelayanan yang masuk di dalam aset lancar. Persediaan adalah pendukung dari kegiatan pelayanan dan juga jual beli, dan cukup berarti pada aset lancar perusahaan. Persediaan adalah hal yang penting bagi rumah sakit, terutama persediaan obat. Pada RSUD Kabupaten Sidoarjo persediaan obat sangatlah beragam. Persediaan obat pada RSUD Kabupaten

3 Sidoarjo dibagi menjadi tiga yaitu reguler, BPJS, dan tindakan. Ada sekitar 112 jenis obat menurut penanganannya. Contohnya adalah obat untuk gigi, demam, dll. Dan ada 24 bentuk obat, contohnya adalah tablet, spray, syrup, dll. Jika di akhir periode catatan persediaan dengan inventarisasi fisik tidak sesuai, maka akan disesuaikan dengan inventarisasi fisik. Berdasarkan pentingnya pengelolaan persediaan obat pada sektor publik yang berbasis pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan mulai berlakunya Standar Akuntansi Pemerintahan tentang akrual basis sehingga mendorong penulis untuk melakukan pengamatan tentang perlakuan akuntansi persediaan obat pada RSUD Kabupaten Sidoarjo. 1.2 Landasan Teori 1.2.1 Persediaan Persedian menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barangbarang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangkapelayanan kepada masyarakat. Menurut Kieso, dkk (2007), persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijualdalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual. Menurut Skousen, dkk (2007), persediaan adalah aktiva yang disimpan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan, juga aktiva yang tersedia untukdigunakan sebagai bahan dalam proses produksi Persediaan (Rudianto,2012:222) adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, dan barang dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut. Sedangkan Menurut PSAP Nomor 05 disebutkan bahwa persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti

4 komponen bekas. Dan menurut Meneg PPPA nomor 17 tahun 2012, persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang diperoleh, disimpan, dan didistribusikan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. 1.2.2 Klasifikasi Persediaan Berdasarkan PP nomor 71 Tahun 2010, persediaan diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Persediaan merupakan aset yang berupa: a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional pemerintah; b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi; c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat; d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan. 2. Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas. 3. Dalam hal pemerintah memproduksi sendiri, persediaan juga meliputi bahan yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alat-alat pertanian. 4. Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai persediaan, contohnya alat-alat pertanian setengah jadi. 5. Persediaan dapat terdiri dari: a. Barang konsumsi;

5 b. Amunisi; c. Bahan untuk pemeliharaan; d. Suku cadang; e. Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga; f. Pita cukai dan leges; g. Bahan baku; h. Barang dalam proses/setengah jadi; i. Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat; j. Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat. 6. Dalam hal pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan strategis seperti cadangan energi (misalnya minyak) atau untuk tujuan berjaga-jaga seperti cadangan pangan (misalnya beras), barang-barang dimaksud diakui sebagai persediaan. 1.2.3 Pengakuan Persediaan Persediaan diakui (a) pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal, (b) pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/ atau kepenguasaannya berpindah. Pada akhir periode akuntansi catatan persediaan disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik. 1.2.4 Pengukuran Persediaan Menurut PP 71 tahun 2010, persediaan disajikan sebesar: a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian; b. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; c. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

6 Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. Persediaan dapat dinilai dengan menggunakan: a. Metode sistematis seperti FIFO atau rata-rata tertimbang b. Harga pembelian terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material dan bermacam-macam jenis. Barang persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual, seperti pita cukai, dinilai dengan biaya perolehan terakhir. Harga pokok produksi persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis. Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakkan dinilai dengan menggunakan nilai wajar. Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar (arm length transaction). Dalam mengelola transaksi pembelian dan penjualan persediaan barang dagang Akuntansi memiliki dua metode pencatatan dan perusahaan dapat memilih salah satu diantaranya, kedua metode pencatatan tersebut adalah: Metode Pencatatan Persediaan Perpetual (Perpetual Inventory Method). Metode Pencatatan Persediaan Fisik/Periodik (Physical Inventory Method/Periodic System). Metode Pencatatan Persediaan Perpetual (Perpetual Inventory Method) Menurut Dunia A. Firdaus (2005;160) pengertian metode persediaan perpetual adalah sebagai berikut : Pencatatan perpetual yaitu pencatatan atas transaksi persediaan yang dilaksanakan setiap waktu, baik terhadap pemasukan maupun terhadap pengeluaran persediaan.

7 Dalam metode ini, pencatatan persediaan dilakukan dalam kartu persediaan yang menggambarkan persediaan sebenarnya. Pencatatan atas transaksi dilakukan secara terus-menerus untuk setiap jenis persediaan dan untuk menjamin keakuratan jumlah persediaan perhitungan fisik persediaan biasanya dilakukan setahun sekali. Pencatatan persediaan dengan menggunakan metode ini ditujukan terutama untuk barang yang bernilai tinggi dan untuk barang yang mudah dicatat pemasukan dan pengeluarannya digudang. Karakteristik akuntansi dari metode pencatatan perpetual Menurut Kieso, Weygandt, & Warfield (2007;394) adalah : 1. Pembelian barang dagang untuk dijual atau pembelian bahan baku untuk produksi didebet ke persediaan dan bukan ke pembelian. 2. Biaya transportasi masuk, retur pembelian dan pengurangan harga, serta diskon pembelian didebet ke persediaan dan bukan ke akun terpisah. 3. Harga pokok penjualan diakui untuk setiap penjualan dengan mendebet akun harga pokok penjualan, dan mengkreditkan persediaan. 4. Persediaan merupakan akun pengendalian yang didukung oleh buku besar pembantu yang berisi catatan persediaan individual. Buku besar pembantu memperlihatkan kuantitas dan biaya dari setiap jenis persediaan yang ada ditangan. Metode Pencatatan Persediaan Fisik/Periodik (Physical Inventory Method/Periodic System). Menurut Kieso, Weygant, & Warfield (2007;404) pengertian metode persediaan fisik yaitu sebagai berikut : The quantity of inventory in the hands of determined, as implied by its name, periodically. All purchase of inventory during the by debiting the account purchase accounting period are recorded.

8 Penjelasan kutipan diatas adalah : Kuantitas persediaan ditangan ditentukan, seperti yang tersirat oleh namanya, secara periodik. Semua pembelian persediaan selama periode akuntansi dicatat dengan mendebet akun pembelian. Pada metode ini setiap pemasukan dan pengeluaran persediaan dicatat dalam perkiraan yang berbeda yaitu pembelian dan penjualan. Kelemahannya yaitu perusahaan tidak dapat mengetahui besarnya persediaan yang ada pada suatu saat tertentu dan tidak dapat mengetahui harga pokok barang yang dijual untuk setiap transaksi penjualan yang terjadi. Pada umumnya metode periodik digunakan pada perusahaan yang menjual barang yang harganya relatif murah tapi frekuensi penjualannya cukup sering. Berikut adalah perhitungan harga pokok penjualan : Persediaan Awal Rp XXX Pembelian Bersih Rp XXX + Barang yg tersedia untuk dijual Rp XXX Persediaan Akhir Rp XXX - Harga Pokok Penjualan Rp XXX 1.2.7 Pengungkapan Persediaan Persediaan disajikan dalam kelompok aset lancar pada neraca pemerintah berdasarkan harga perolehan terakhir jika persediaan diperoleh dengan pembelian, sebesar biaya standar yang dikeluarkan jika persediaan diproduksi sendiri dan sebesar nilai wajar jika diperoleh dengan cara lain seperti donasi/rampasan. Persediaan disajikan didalam neraca dengan akun lawan cadangan persedian yang merupakan bagian dari ekuitas dana lancar. Kedua akun tersebut harus disajikan dengan jumlah yang sama (self balancing). Disamping penyajian diatas hal-hal lain yang dipandang perlu untuk diungkapkan dalam laporan keuangan sehubungan dengan persediaan meliputi: a) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan; b) Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang

9 digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat; c) Kondisi persediaan; Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Hal-hal tersebut di atas tidak dilaporkan dalam neraca tetapi diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan keuangan. 1.3 Tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut : 1. Memenuhi syarat kelulusan dari program studi Diploma III Akuntansi Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. 2. Untuk membandingkan penerapan teori yang diperoleh selama kuliah dengan praktik yang terjadi di lapangan. 3. Untuk memperoleh data, keterangan serta ilmu pengetahuan secara langsung yang dibutuhkan sehubungan dengan topik yang diambil. 4. Mengetahui perlakuan akuntansi atas persediaan pada RSUD Kabupaten Sidoarjo. 1.4 Manfaat Praktik Kerja Lapangan Dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya : a Bagi Penulis 1. Sebagai penerapan disiplin ilmu akuntansi yang diperoleh selama kuliah.

10 2. Dapat mengetahui secara langsung permasalahan yang berkaitan dengan akuntansi terutama pada kasus nyata yang terjadi di rumah sakit. 3. Dapat mengetahui secara langsung permasalahan yang berkaitan dengan akuntansi terutama pada kasus nyata yang terjadi di rumah sakit. 4. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pengakuan, pengukuran dan pengungkapan perseidaan obat pada rumah sakit umum daerah. b Bagi Subyek Praktik Kerja Lapangan 1. Sebagai media untuk meningkatkan kerjasama antara RSUD Kabupaten Sidoarjo dengan Universitas Airlangga. 2. Membagi pengetahuan bagi mahasiswa untuk mengetahui kinerja yang ada pada RSUD Kabupaten Sidoarjo. 3. Meningkatkan peran sosial RSUD Kabupaten Sidoarjo kepada masyarakat khususnya mahasiswa karena telah membantu dalam menyusun tugas akhir. c Bagi Universitas Airlangga 1. Mampu menghasilkan para lulusan yang handal dan memiliki pengalaman di bidangnya. 2. Menjadi tolak ukur pembelajaran dan sarana peningkatan kualitas pengajaran di masa yang akan datang. d Bagi Pembaca 1. Sebagai bahan bacaan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan menambah khasanah perbendaharaan buku, karena laporan ini dibuat dari beberapa referensi buku.

11 2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan yang diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan sejenis di masa yang akan datang. 1.4 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di RSUD Kabupaten Sidoarjo di Jalan Mojopahit No. 667 Sidoarjo selama satu bulan dan dimulai tanggal 1-30 September 2015. Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan disesuaikan dengan jadwal perkuliahan dan disesuaikan dengan kebijakan dari rumah sakit. Bidang yang diambil adalah Akuntansi Sektor Publik, dengan topik pengakuan akuntansi persediaan obat pada RSUD Kabupaten Sidoarjo. Adapun jadwal kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) secara lengkap disajikan dalam tabel 1.1.

12 Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan PKL No Keterangan Agustus Septemer Oktober Nopember Desember Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. 2. 3. 4. 5. Pengajuan permohonan ijin PKL dan pembuatan proposal Pengesahan Proposal Pelaksanaan PKL Penyusunan laporan PKL Presentasi laporan PKL