PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KEPUTUSAN IBU DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR. Arisna Kadir

dokumen-dokumen yang mirip
Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Rika herawati : Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Hulu

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA KAMPUNG NANGKA GABUNGAN KECAMATAN LAWE BULAN ACEH TENGGARA

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN KEJADIAN SPOTTING PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

ABSTRAK GAMBARAN AKSEPTOR KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI BPM SRI MAYA TRESIA, SST

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

Universitas Muhammadiyah Semarang.

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNDATA BAJI

MA RIFATUL AULIYAH Subject : Dukungan Suami, MKJP, Akseptor KB DESCRIPTION ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNA KB IUD DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI FAUZIA HATTA PALEMBANG

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR PIL KB KOMBINASI

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. VOLUME 5 Nomor 03 November 2014 Artikel Penelitian

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2015 Vol. 2(3)

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA PRODUKTIF TERHADAP METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB WANITA DI TUWEL

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPM CHOIRUL MALA HUSIN PALEMBANG TAHUN 2015

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

Rendahnya Keikutsertaan Pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Pasangan Usia Subur

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

PENGETAHUAN MEMPENGARUHI PEMILIHAN KB SUNTIK PADA AKSEPTOR YANG MEMERIKSAKAN DIRI BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI TANGERANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI TUBEKTOMI PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI RSUD Dr PIRNGADI MEDAN TAHUN 2012

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB IUD DROP OUT DI PUSKESMAS MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO FAJAR ZUNIAR VINTASARI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMPLANT DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR DI BPS NY. HJ. FAROHAH DESA DUKUN GRESIK

ARTIKEL HUBUNGAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MOP DI DUSUN TEKHELAN DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

FAKTOR YANG MEMBEDAKAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICES

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

Pengaruh Keinginan Pasangan Usia Subur (Pus) dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World

Andria : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB Implan Didesa Margamulya Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PUS TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NUANGAN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

FAKTOR PASANGAN YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR. (Studi di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya)

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

DETERMINAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT PRIA PUS TIDAK MENGGUNAKAN KB MOP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOJATI

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud

PENGARUH DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KETEPATAN KUNJUNGAN ULANG AKSEPTOR KB SUNTIK. Suyati

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING PADA AKSEPTOR KB TERHADAP KETEPATAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK ANNISAH IRMAYANTI

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN PERSEPSI AKSEPTOR KB NON MKJP TENTANG KONTRASEPSI IMPLAN DI PUSKESMAS I DENPASAR UTARA TAHUN 2016

Motivasi Ibu dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: ASFARIZA YUDHI PRABOWO

e-journal Keperawatan (ekp) volume 3 Nomor 2 Oktober 2015

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

PATH ANALYSIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TESIS

Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013


BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

BAB I PENDAHULUAN. bidang kependudukan. Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. disebabkan tingkat kelahiran masih lebih tinggi dibandingkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

NASKAH PUBLIKASI AGUSTIAN SASMITA NIM I

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI KABUPATEN BANDUNG

Transkripsi:

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KEPUTUSAN IBU DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR Arisna Kadir Dosen tetap Program Studi DIII Kebidanan STIKES Nani Hasanuddin Makassar Email: arisna.kadir@gmail.com ABSTRAK Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan memilih alat kontrasepsi di Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dan dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2016. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu yang menggunakan Alat kontrasepsi di Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan non probability sampling dengan metode accidental sampling dan jumlah sampelnya 87 akseptor. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan baik berjumlah 64 responden, dimana terdapat 17,2% yang menggunakan implant, 21,8% yang menggunakan IUD, 21,8% yang menggunakan suntik, dan 26,6% yang menggunakan pil. Sedangkan responden yang berpengetahuan kurang berjumlah 23 responden, dimana terdapat 21,7% yang menggunakan implant, tidak ada responden yang menggunakan IUD, 34,8% yang menggunakan suntik, dan 43,5% yang menggunakan pil diperoleh nilai T hitung (1,358) dengan nilai ρ=0,178. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak ada pengaruh pengetahuan memilih alat kontrasepsi di Diharapkan bagi akseptor untuk membangun komunikasi positif dengan bidan atau tenaga kesehatan yang lain untuk memperoleh informasi yang lengkap tentang manfaat dan kerugian kontrasepsi. Kata kunci : Pengetahuan, Keputusan Memilih Kontrasepsi ABSTRACT Family Planning is action that helps couples to avoid unwanted pregnancies, set the interval between pregnancies, birth control current time in relation to the age of husband and wife and to determine the number of children in the family. The purpose of this study was to determine the effect of knowledge of the mother's decision in choosing a contraceptive at the health center-kassi Kassi Makassar. This research is descriptive analytic and held in May-June 2016. The population in this study are all mothers who use contraceptives at the health center-kassi Kassi Makassar. The sampling method used is non probability sampling with accidental sampling method and sample size 87 acceptors. Based on research conducted at the Public Health Center-Kassi Kassi Makassar indicates that respondents who are knowledgeable both amounted to 64 respondents, where there are 17.2% who use implants, 21.8% who use an IUD, 21.8% were using a syringe, and 26.6 % used the pill. While less knowledgeable respondents amounted to 23 respondents, where there are 21.7% who use implants, no respondents who use an IUD, 34.8% were using a syringe, and 43.5% were using pills obtained value T count (1.358) with value ρ = 0.178. The conclusion of this study is no influence of knowledge on a mother's decision in choosing a contraceptive at the health center-kassi Kassi Makassar. Expected for the acceptor to build positive communication with your midwife or other health worker to obtain complete information about the benefits and disadvantages of contraception. Keywords: Knowledge, Decision Choosing Contraception Healthy Tadulako Journal (Arisna Kadir : 51-56) 51

PENDAHULUAN Menurut WHO (World Health Organisation) expert comitte 1970: Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. [1] Gerakan KB bermula dari kepeloporan beberapa tokoh di dalam dan luar negeri. Pada awal abad 19 di inggris upaya KB timbul atas prakarsa sekelompok orang yang menaruh perhatian pada masalah kesehatan ibu antara lain, Maria Stopes pada tahun 1980-1950 yang mengatur kehamilan kaum buruh di Inggris. Margareth Sanger, tahun 1883-1966merupakan pelopor KB modern di AS yang telah mengembangkan tentang program Birh Control, bermula pada tahun 1917 mendirikan Nasional Birth Control (NBC) dan pada tahun 1921 diadakan American NBC Conference. Hasil Konferensi tersebut yaitu didirikannya American Birth Control League dan Margaret Sanger sebagaia ketuanya. Pada tahun 1952 diresmikan berdirinya International Planned Parenthood Federation (IPPF), dan sejak saat itu berdirilah perkumpulan-perkumpulan KB di seluruh Dunia termasuk di Indonesia. Pelopor KB di Indonesia, yaitu dr.sulianti Saroso pada tahun 1952 menganjurkan para ibu untuk membatasi kelahiran karena angka kelahiran bayi sangat tinggi sedangkan di DKI jakarta mulai dirintis di bagian kebidanan dan kandungan FKUI/RSCM oleh Prof. Sarwono Prawirohardjo. [1] Menurut WHO (World Health Organisation) tahun 2011, 99 % kematian banyak terjadi di negeri berkembang. Dalam jangka waktu yang sama, tak kurang dari 50 juta aborsi akibat kehamilan tak diinginkan terjadi di muka bumi ini. Kontrasepsi kemudian dijadikan program untuk menekan angka-angka yang mengerikan itu. Di Afrika tercatat, sekitar 82% penduduknya tidak berkontrasepsi. Di Asia Tenggara, Selatan, dan Barat, hanya 43 % yang sadar kontrasepsi. Negeri maju di Asia Timur, seperti Jepang dan Korea Selatan, selangkah lebih sadar, hanya 20 % warganya yang menolak kontrasepsi. [2] Berdasarkan kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN) 2015, menyatakan bahwa jumlah pengguna alat kontrasepsi dari februari 2014 s/d februari 2015 sebanyak 1.032.054 peserta. Dengan rincian akseptor KB IUD sebanyak (6,97%), MOW (1,41%), Implant (8,78%), Suntik (52,93%), Pil (24,43%), MOP (0,09%), dan Kondom (5,4). Kemudian untuk jumlah peserta KB lama yang melakukan kunjungan ulang dan diberi alat kontrasepsi sesuai dengan metode sampai dengan februari 2014 s/d februari 2015 5.805.364 peserta. Dengan rincian pengguna KB IUD (0,18%), Implant (0,64%), Kondom (2,55%), Suntikan (47,07%), dan Pil (49,56%). [3] Berdasarkan data Provinsi Sulawesi Selatan, jumlah peserta KB Baru sebanyak (9.929 peserta) dengan rincian pengguna IUD (3,41%), MOW Healthy Tadulako Journal (Arisna Kadir : 51-56) 52

(1,68%), MOP (), Kondom (6,1), Implant (11,53%), dan yang tertinggi yaitu Suntik (50,3), serta Pil (26,98%). Kemudain untuk jumlah pemberian kontrasepsi ulang pada tahun 2015 sebanyak (90.555 peserta) dengan rincian pengguna IUD (0,06%), MOW (1,05%), MOP (0,1) Kondom (4,96%), Implant (0,65%), Suntik (49,9), serta Pil (26,98%). [3] Di Makassar Jumlah peserta KB baru s/d maret 2014 sebanyak (9.068 peserta) dengan rincian pengguna IUD (5,99%), MOW (2,28%), MOP (0,01%), Kondom (4,09%), Implan (2,99%), Suntik (59,9%) serta Pil (24,7%). Kemudian untuk jumlah Peserta KB aktif sebanyak (112.131 peserta) dengan rincian penggunaan IUD (9,92%), MOW (3,52%), MOP (0,56%), Kondom (3,55%), Implan (10,33%), Suntik (43,78%), serta Pil (28,36%). [4] Berdasarkan data awal yang diperoleh dari Puskesmas Kassi-Kassi Makassar dari bulan Januari 2014 s/d Desember 2015 jumlah keseluruhan pengguna alat kontrasepsi sebanyak (15.376 peserta) dengan rincian pengguna IUD (1,03%), MOW (), MOP (), Kondom (0,75%), Implan (2,1%), Suntik (91%) serta Pil (4,68%). BAHAN DAN CARA Desain, Waktu Penelitian, Populasi dan Sampel Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Menggunakan pendekatan secara cross sectional yaitu untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor risiko dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time apporoach). [5] Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar pada Tanggal 9 Mei- 9 Juni 2016. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu yang menggunakan Alat kontrasepsi di Puskesmas Kassi- Kassi Makassar. Besar populasi dalam penelitian ini adalah 15.371 akseptor dengan rata-rata 641 akseptor perbulan, Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 87 akseptor. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data primer dan data sekunder.data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari respondendengan menggunakan alat kuesioner yang dibagikan kepada responden Healthy Tadulako Journal (Arisna Kadir : 51-56) 53

HASIL PENELITIAN Pengaruh Pengetahuan Terhadap Keputusan Ibu Dalam Memilih Alat Kontrasepsi di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar Keputusan memilih kontrasepsi Pengeta Implant IUD Suntik Pil Total huan % % % % % Baik 1 12. 6 8 20. 7 8 20. 7 7 19. 5 4 73.6 Kurang 5.7 0.0 9.2 0 11. 5 3 26.4 Total 6 18. 4 8 20. 7 6 29. 9 7 31. 0 7 100. 0 α = 0,05 ρ = 0,178 Sumber: Data primer 2015 PEMBAHASAN Kontrsepsi merupakan suatu usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha ini dapat bersifat sementara dan dapat juga bersifat permanen (Prawirohardjo, 1994), yang bersifat sementara terdiri dari Pil, suntik KB, kondom, AKDR, implant dan alat kontrasepsi lainnya. Sedangkan yang bersifat permanen berupa medis operasi wanita (MOW) dan medis operasi pria (MOP). Cara kerja alat/ obat kontrasepsi bermacam-macam, pada umumnya adalah mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma dan menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma. [6] Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan baik berjumlah 64 responden, dimana terdapat 11 responden (17,2%) yang menggunakan implant, 18 responden (21,8%) yang menggunakan IUD, 18 responden (21,8%) yang menggunakan suntik, dan 17 responden (26,6%) yang menggunakan pil. Sedangkan responden yang berpengetahuan kurang berjumlah 23 responden, dimana terdapat 5 responden (21,7%) yang menggunakan implant, tidak ada responden yang menggunakan IUD, 8 responden (34,8%) yang menggunakan suntik, dan 10 responden (43,5%) yang menggunakan pil. Hasil uji Regresidiperoleh nilai T hitung (1,358) dengan nilai ρ=0,178. Karena nilai ρ>α = 0,05 maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Interpretasi tidak pengaruh pengetahuan terhadap keputusan ibu dalam memilih alat kontrasepsi di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Pengetahuan responden dalam penelitian ini sebagian besar masuk dalam kategori baik. Hal ini dipengaruhi oleh pendidikan dan usia akseptor. Dalam penelitian ini sebagian besar akseptor KB berpendidikan SMA keatas dan sudah berumur 20 tahun ke Healthy Tadulako Journal (Arisna Kadir : 51-56) 54

atas. Menurut Notoatmodjo 2003 dalam Titik Lestari (2015), mengemukakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan mempengaruhi perilaku seseorang termasuk dalam pemilihan kontrasepsi. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dalam penelitian ini responden yang menggunakan implan hanya sebagian kecil, hal ini disebabkan oleh cara pemasangan implan yang menurut akseptor masih ekstrim sehingga membuat akseptor takut untuk menggunakan kontrasepsi implan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Annisa Rahma Adhyani (2011) yang mengemukakan bahwa dari 60 responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang terdapat 21 responden. Sedangkan 31 responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sedangkan 8 responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Analisis bivariat hubungan tingkat pendidikan dengan pemilihan kontrasepsi didapat nilai p sebesar 0,371 (p> 0,05) maka secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi. Pengetahuan dipengaruhi oleh pengalaman seseorang, faktorfaktor luar orang tersebut (lingkungan), baik fisik maupun non fisik dan sosial budaya yang kemudian pengalaman tersebut diketahui, dipersepsikan, diyakini sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak dan pada akhirnya terjadi perwujudan niat berupa perilaku. [7] Menurut asumsi peneliti, semakin baik pengetahuan seseorang tentang kontrasepsi maka semakin tepat pula perilaku dalam pemilihan kontrasepsi. Semakin tinggi pengetahuan akseptor tentang alat kontrasepsi, maka semakin besar kemungkinannya untuk tidak memilih kontrasepsi yang memiliki banyak efek samping dan memilih kontrasepsi yang mempunyai banyak keuntungan untuk akseptor. Dari hasil yang peneliti dapatkan pengetahuan responden secara umum termasuk dalam kategori baik, namun tidak ada pengaruh antara pengetahuan dengan keputusan ibu dalam memilih alat kontrasepsi, dikarenakan ibu yang berpengetahuan baik secara umum tidak menggunakan alat kontrasepsi tersebut dan menggunakan alat kontrasepsi lain sebagai pilihan serta lebih banyak responden yang menggunakan alat kontrasepsi suntik dan pil yang memiliki lebih banyak efek samping. Keputusan tersebut dipengaruhi oleh faktor pengalaman dan lingkungan yang kemudian diaplikasikan pada keputusan ibu. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh pengetahuan terhadap keputusan ibu dalam memilih alat kontrasepsi di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan ibu secara umum tentang alat kontrasepsi di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar masuk dalam kategori baik. Healthy Tadulako Journal (Arisna Kadir : 51-56) 55

2. Keputusanakseptor dalam memilih alat kontrasepsi di Puskesmas Kassi- Kassi Makassar sebagian besar memilih suntik dan pil. 3. Terdapat pengaruh pengetahuan memilih alat kontrasepsi Implan di 4. Terdapat pengaruh pengetahuan memilih alat kontrasepsi IUD di 5. Tidak ada pengaruh pengetahuan memilih alat kontrasepsi Suntik di 6. Tidak ada pengaruh pengetahuan memilih alat kontrasepsi Pil di 7. Tidak ada pengaruh pengetahuan ibu secara umumterhadap keputusan ibu dalam memilih alat kontrasepsi di UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Kepala Puskesmas Kassi-Kassi Makassar yang telah banyak membantu pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Suratun et all. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Cetakan III. CV. Trans Info media: Jakarta. 2. Ferawati. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Non Hormonal Di Wilayah Kerja Puskesmas Peukan Baro Kecamatan Peukan Baro. 3. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2015. Hasil Pelaksanaa Sub sistem Pencatatan dan Pelaporan. Direktorat Pelaporan dan Statistik: Jakarta.(online).(http://www.bkkbn. go.id). Sitasi, 05 April 2016. 4. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2014. Hasil Pelaksanaa Sub sistem Pencatatan dan Pelaporan. Direktorat Pelaporan dan Statistik: Jakarta.(online).(http://www.bkkbn. go.id). Sitasi, 05 April 2016. 5. Machfoedz Ircham, MS. 2014. Metodologi Penelitian. Cetakan 10. Fitramaya: Yogyakarta. 6. Lestari Titik. 2015. Kumpulam Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan. Cetakan I. Nuha Medika : Yogyakarta. 7. Adhyani, A.R. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Non IUD Pada Akseptor KB Wanita Usia 20-39 Tahun. Artikel Ilmiah. https://core.ac.uk.sitasi, 10Juli 2016. Healthy Tadulako Journal (Arisna Kadir : 51-56) 56