BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB V MODEL PEMBELARAN DAN RANCANGANNYA. 5.1 Model Pembelajaran Novel Laskar Pelangi melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMP

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak pernah terlepas dari realitas sosial (Pradopo, 2009:114).

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra memiliki sejumlah manfaat. Pertama, karya sastra. karya sastra akan menjadi manusia berbudaya.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan komunikasi, mengemukakan gagasan baik dari dalam maupun

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia kaya dengan keberagaman, yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. hanya dilakukan oleh manusia (Chaer, 2007:239). pihak pendengar atau pembaca (Chaer, 2009:189).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Paradigma inilah

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. LANDASAN TEORI. Salah bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan bentuk karya sastra

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran, tentang apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan.

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang hari dari zaman ke zaman (Semi, 2002:1). Menurut

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu bidang kajian pembelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

Film yang mengupas proses pelestarian lingkungan. Film yang menceritakan pengabdian seorang pelestari bumi. Cara melestarikan lingkungan yang baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriani Yulianti, 2013

1. Identitas Buku. Judul : Sang Pemimpi. Penulis : Andrea Hirata. Judul Resensi:3 Sahabat Mengejar Mimpi. Tahun Terbit:2009

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL SAVIOR KARYA ASHARA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA PADA SISWA KELAS XI SMA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Dalam deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya kepada para pembaca; ia menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek tersebut. Sasaran yang ingin dicapai oleh seorang penulis deskripsi adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya daya khayal (imajinasi) pada para pembaca, seolah-olah mereka melihat sendiri objek tadi secara keseluruhan sebagai yang dialami secara fisik oleh penulisnya. Dari uraian di atas, dapat ditegaskan sekali lagi bahwa deskripsi atau pemerian itu harus menimbulkan daya khayal (Keraf, 1982: 93). Bila ditinjau dari tujuan dan maksud, deskripsi mempunyai pertalian dengan narasi, tetapi sebagai alat, deskripsi mempunyai hubungan pula dengan ketiga bentuk retorika yang lain. Eksposisi, argumentasi, dan narasi dapat berdiri sendiri sebagai sebuah bentuk tulisan yang bulat dan komplet; sebaliknya deskripsi (sugestif) tidak dapat berdiri sendiri. Deskripsi hanya bisa menjadi alat bantu bagi pemaparan (eksposisi), pengisahan (narasi), dan argumentasi (Keraf, 1982: 98).

2 Bila diperhatikan frekuensi kemunculannya, deskripsi lebih sering muncul bersama-sama narasi, daripada dengan bentuk-bentuk tulisan lainnya. Dalam narasi, entah rekaan entah bukan rekaan (fiksi dan nonfiksi), deskripsi dipakai untuk menyiapkan dasar atau latar belakang dari peristiwa-peristiwa, dan adeganadegan yang timbul dalam kerangka jalannya peristiwa. Latar belakang ini dapat mempengaruhi pula perasaan hati seseorang dan suasana sekitarnya (Keraf, 1982: 100). Sebuah tulisan berbentuk narasi, seperti novel (narasi fiksi), tidak terlepas dari unsur latar yang dideksripsikan oleh penulisnya. Latar merupakan salah satu poin dalam unsur intrinsik yang memiliki pengaruh kuat terhadap jalannya sebuah cerita. Kekuatan deskripsi latar dalam sebuah novel mampu membuat novel menjadi lebih hidup. Itulah sebabnya dalam narasi, penulis-penulis selalu menyertakan deskripsi-deskripsi latar secara cemat dan menarik, entah secara khusus dalam sebuah alinea atau lebih, entah dijalin dan dirangkaikan dengan jalannya pengisahan itu sendiri. Seorang penulis yang baik tidak akan merasa puas dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum. Sebab itu, deskripsi menghendaki sebuah objek pengamatan yang cermat dan tepat. Bahkan dalam membuat deskripsi atas sebuah objek yang fantastis, penulis harus menyajikan perincian-perincian sedemikian rupa dengan mempergunakan pengalaman-pengalaman faktualnya sehingga tampak bahwa obyek fantastis tadi benar-benar hidup dan ada.

3 Jadi, dalam menggarap sebuah deskrispi yang baik, dituntut dua hal; pertama, kesanggupan berbahasa dari seorang penulis, yang kaya akan nuansa dan bentuk; kedua, kecermatan pengamatan dan ketelitian penyelidikan. Andrea Hirata seorang penulis kelahiran Belitung, 24 Oktober 1982. Sebagai penulis muda yang baru menapaki dunia sastra di Indonesia, Andrea telah berhasil merebut perhatian para penikmat sastra di Indonesia dengan novel pertamanya yang berjudul Laskar Pelangi, novel sastra paling laris di Indonesia dari tahun 2006 sampai 2007. Laskar Pelangi diterbitkan pertama kali pada September 2005. Sejak kemunculannya, novel Laskar Pelangi mendapat tanggapan positif dari para penikmat sastra. Tingginya apresiasi masyarakat terhadap novel Laskar Pelangi dapat dilihat dari beberapa komentar yang muncul di media cetak dan elektronik. Sebagai penulis pemula, Andrea menakjubkan karena mampu menampilkan deskripsi dengan detail yang kuat sebagaimana yang diungkapkan oleh redaksi Tabloid Indago. Cerita novel Laskar Pelangi diperoleh dari mengeksplorasi kisah persahabatan dan pendidikan di Indonesia. Ia mengemas novel Laskar Pelangi dengan bahasa yang sederhana dan imajinatif dengan tetap memperhatikan kualitas isi. Membaca novel Laskar Pelangi membuat pembaca seolah-olah melihat potret nyata kehidupan masyarakat Indonesia. Sebagai sosok pribadi yang lahir dan tumbuh di Belitong, tak heran jika Andrea mengetahui persis gambaran Pulau Belitong baik secara geografi, ekonomi, maupun sosial. Hal ini berhubungan erat dengan kemampuannya mendeskripsikan Pulau Belitong sebagai latar dalam novel Laskar Pelangi. Dalam novel tersebut,

4 Andrea mampu membuat para pembacanya seolah ikut bermain dan menikmati segala realitas hidup yang dialami tokoh-tokoh Laskar Pelangi. Kalimat demi kalimat saling mengait menggambarkan dengan detail dan hidup kondisi sosial masyarakat Pulau Belitong. Hal ini menunjukkan kemampuan Andrea Hirata dalam mendeskripsikan objek-objek dalam karyanya sebagaimana yang diungkapkan oleh redaksi Majalah Tempo bahwa Andrea berhasil menyajikan kenangannya menjadi cerita yang menarik yang dibalut sejumlah metafora dan deskripsi yang kuat, filmis ketika memotret lanskap dan budaya. Beberapa tanggapan positif tentang Laskar Pelangi dari para penikmat novel pun bermunculan, salah satunya Leni Lesnawati, yang telah dua kali ke Pulau Belitong, memberikan apresiasinya di sebuah guest book pada situs resmi Andrea Hirata. Ia mengungkapkan bahwa buku-buku Andrea Hirata adalah replika dari Pulau Belitong; membaca buku-buku Andrea Hirata serasa menjejak Pulau Belitong. Menurutnya, keadaan Pulau Belitong sebenarnya sesuai persis dengan yang dideskripsikan Andrea dalam buku-bukunya. Hal senada juga diungkapkan oleh Febi Liana, seorang karyawati di Jakarta yang juga seorang pecinta buku. Ia mengatakan bahwa kekuatan deskripsi Andrea Hirata dalam novel Laskar Pelangi membuatnya ingin sekali berjumpa dengan setiap anggota Laskar Pelangi. Kekuatan karakter tokoh-tokohnya membuatnya ingin berbuat sesuatu untuk membantu murid-murid cerdas yang miskin. Laskar Pelangi adalah sebuah buku yang sangat menggerakkan hati untuk berbuat lebih banyak.

5 Begitu besarnya respon para pecinta novel terhadap novel Laskar Pelangi membuat banyak orang juga tertarik untuk mempelajari lebih jauh novel ini dari berbagai sudut pandang, melalui berbagai penelitian, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Ricoh Sanusi dalam blog pribadinya, http://ricohsanusi.wordpress.com/, bahwa Novel pertama Andrea Hirata, Laskar Pelangi, telah berkembang bukan hanya sebagai bacaan sastra, namun sebagai referensi ilmiah. Novel ini banyak dirujuk untuk penulisan skripsi, tesis dan telah diseminarkan oleh birokrat untuk menyusun rekomendasi kebijakan pendidikan. Berdasarkan hal-hal di atas, saya sebagai peneliti tertarik menjadikan novel Laskar Pelangi sebagai obyek penelitian dengan meneliti deskripsi pada unsur latar dalam novel Laskar Pelangi dan kelayakannya sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA. Ruang lingkup penelitian saya batasi pada unsur latar. Latar yang disebut juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan (Nurgiyantoro, 2005: 216). Latar terdiri dari 3 (tiga) unsur yaitu tempat, waktu, dan lingkungan sosial-budaya. Kehadiran ketiga unsur tersebut saling mengait, saling mempengaruhi dan tidak sendiri-sendiri walaupun secara teoritis memang dapat dipisahkan dan diidentifikasi secara terpisah (Nurgiyantoro, 2005: 249-250). Latar berhubungan langsung dan memengaruhi pengaluran dan penokohan sehingga posisi latar novel menjadi penting. Latar merupakan tumpuan konkret dan jelas suatu kejadian yang terdiri dari unsur tempat, waktu, dan lingkungan sosial budaya si tokoh dalam sebuah novel. Latar tempat adalah gelanggang berlangsungnya peritiwa-peristiwa, Latar waktu

6 berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi dan Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat, yang diciptakan dalam novel. Dengan penggambaran latar sedemikian rupa, latar mampu membangkitkan image dalam benak pembaca mengenai peristiwa tertentu atau kisah-kisah dalam sebuah novel. Dengan demikian, deskripsi latar dalam sebuah novel begitu penting untuk membuat novel memiliki identitas peristiwa yang jelas dan terlihat nyata. Hal inilah yang menjadikan Laskar Pelangi memiliki keunikan tersendiri karena berlatar Pulau Belitong yang jarang bahkan belum pernah digunakan dalam novel-novel sebelumnya. Selain itu, Andrea Hirata sebagai pengarang Laskar Pelangi merupakan putra daerah asli Melayu dari Pulau Belitong sehingga mampu menyajikan dengan ril gambaran Pulau Belitong sebagai latar dalam novel Laskar Pelangi. Pembahasan tentang unsur latar dan wacana deskripsi terdapat dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah menengah atas (SMA). Pembahasan tentang unsur latar terdapat dalam silabus pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA kelas XII Semester I pada standar kompetensi memahami pembacaan novel pada poin kompetensi dasar (5.2) menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel. Dalam silabus ini, siswa diharapkan mampu menjelaskan unsur-unsur unsur intrinsik dalam penggalan novel yang dibacakan teman, salah satunya unsur latar. Berkaitan dengan tujuan penelitian ini, yaitu memerikan deskripsi latar dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, peneliti berharap siswa mampu

7 memahami wacana deskripsi dalam sebuah novel, khususnya pada unsur latar. Pembahasan mengenai wacana deskripsi pun menjadi salah satu bagian dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah menengah atas (SMA) yang termasuk dalam aspek menulis yang tertuang di dalam GBPP sekolah menengah atas Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada program pengajaran kelas X semester 1, yaitu pada standar kompetensi mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif). (Depdiknas, 2003). Salah satu kompetensi dasar dari standar kompetensi di atas adalah menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif yang kegiatan pembelajarannya di antara lain membaca paragraf deksripsi dan mengidentifikasi paragraf deskriptif, dalam hal ini paragraf deskripsi dalam sebuah novel. Novel Laskar Pelangi sebagai sebuah fenomena di kalangan pembaca sastra (novel) Indonesia telah dikenal dengan kentalnya deskripsi yang dibuat oleh sang penulis, salah satunya deskripsi latar. Tak salah rasanya jika saya sebagai peneliti tertarik untuk menjadikan novel ini sebagai objek penelitian yang kelak dapat dijadikan novel rujukan bagi para guru dan siswa untuk menambah wawasannya dan meningkatkan kemampuannya dalam memahami wacana deskripsi pada unsur latar dalam sebuah novel. Hal ini sejalan dengan pendapat Hardjana (1987: 2-3) yang mengungkapkan bahwa suatu karya sastra yang dapat dijadikan bahan pembelajaran harus memberikan pelajaran moral dengan mempertimbangkan tiga unsur, yaitu (1) memberikan pelajaran moral yang tinggi; (2) memberikan kenikmatan atau hiburan; dan (3) memberikan contoh ketepatan dalam wujud pengungkapan.

8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut. Bagaimanakah deskripsi latar dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dan kelayakannya sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Memerikan deskripsikan latar dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. 2. Menganalisis kelayakan novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk hal-hal berikut ini. 1. Meningkatkan pemahaman apresiasi siswa terhadap karya sastra, khususnya novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. 2. Melatih siswa dalam menganalis wacana deskripsi dalam sebuah novel, khususnya pada unsur latar dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. 3. Membantu guru Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya pada jenjang SMA untuk mendapatkan alternatif bahan ajar sastra di sekolah. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada unsur instrinsik novel khususnya latar dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.