BAB I PENDAHULUAN. Kuansing, adalah Rantau Kuantan, yaitu daerah dalam kawasan aliran Sungai

dokumen-dokumen yang mirip
D. Sejarah Pacu Jalur

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI. singkatan Kuansing, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

PACU JALUR DAN SOLIDARITAS SOSIAL MASYARAKAT KABUPATEN KUANTAN SINGINGI (Kajian Terhadap Tradisi Maelo)

Olahraga dan Magis: Kajian Terhadap Tradisi Pacu Jalur. Olahraga dan Magis: Kajian Terhadap Tradisi Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. magi sama dengan sihir. Namun demikian, dalam kepercayaan primitif, magi

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau terdiri dari etnik - etnik yang memiliki kesenian

TRANSFORMATION MODEL TRACK SKILLS HANDLER IN KUANTAN SINGINGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangkan, walaupun demikian humas pemerintahan juga senantiaasa

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN BANGKINANG. Kecamatan Bangkinang atau sekarang lebih dikenal dengan

SKRIPSI PROGRAM SI JURUSAN EKONOMI ISLAM. Oleh SUSTI OKTORIA NIM

DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA Alamat Gedung Eko Wisata Mempura Jalan Sri Kembayat Mempura Kabupaten Siak Propinsi Riau Fax : ,

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

Abstrak UNSUR-UNSUR MAGIS DALAM TRADISI PACU JALUR: PERSPEKTIF ANTROPOLOGI AGAMA

DAMPAK KEBERADAAN FESTIVAL PACU JALUR TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI BANTARAN BATANG KUANTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu

Keberadaan Tari Tarik Jalur di Pisang Berebus Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Kuantan Singingi termasuk kepada daerah Melayu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA KERJA BADAN/DINAS/KANTOR/BAGIAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

DAYA TARIK WISATA FESTIVAL BUDAYA PERAHU BAGANDUANG DI LUBUK JAMBI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

BAB I PENDAHULUAN. berketurunan. Secara umum nilai, norma, dan berbagai konsep pengetahuan

KONTRIBUSI EVENT PACU JALUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PULAU BARU KOPAH TELUK KUANTAN KEC. KUANTAN TENGAH ANDRI YULIS

BAB I PENDAHULUAN. tradisi yang sangat unik. Tradisi ini masih berakar kuat sampai sekarang dan

[97] UU Hamidy, Budayawan Melayu: Melayu Butuh Solusi Namun Bukan Demokrasi Sunday, 03 February :58

BAB IV GAMBARAN UIN SUSKA. Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2005 tertanggal 4 Januari Keputusan Menteri Agama RI No. 194 Tahun 1970.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, Kementerian Pariwisata mempublikasikan bahwa industri

CRITERIA WOOD TYPE SELECTION AS JALUR MATERIAL BASED ON SOCIETY PERCEPTION IN KECAMATAN KUANTAN HILIR SEBERANG KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI. Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) adalah salah satu kabupaten di

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB III PENYAJIAN DATA. dari indepth interview, observasi dan pengumpulan document

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

BAB I PENDAHULUAN. oleh warga negara adalah keikutsertaan dalam pemilihan umum. politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Sultan Syarif Kasim Riau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 08 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN HARI JADI PEKANBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB V KESIMPULAN. secara bertahap dimulai dari swadaya, boyongan, dan dibawa ketika terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

TOLERANSI. Media Komunikasi Umat Beragama. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kepada Masyarakat UIN Sultan Syarif Kasim Riau

E. Kunci Jawaban : A. Pembahasan Teks :

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam bentuk perahu besar dan kecil. Sumatera Utara. Belawan berada pada ketinggan 1 meter dari permukaan laut,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan negara dan daerah,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

Hotel Wisata Etnik di Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN. sejarah umat manusia, agama dan kebudayaan memiliki peran sentral yang tak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera, Indonesia. Provinsi Riau dikenal sebagai salah satu provinsi terkaya di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap dampak positif yang muncul dari event harus dapat dikelola dengan

BAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab III ini, penulis menyajikan data-data yang diperoleh dari hasil

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Sumatera Utara.

BAB V PERGESERAN RITUAL UPACARA TABOT DARI MASA ORDE BARU KE MASA REFORMASI

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 6. MEMBACA NON SATRALatihan soal 6.4

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB I PENDAHULUAN. di dunia yang kekayaan alamnya menjadi aset bagi Negara yang berada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Bengkulu memiliki banyak daya tarik wisata mulai dari alam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI ANALISIS PEMUNGUTAN RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM OLEH DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI OLEH SUHARTINI NIM :

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA PEKANBARU IV.1 Sejarah Pekanbaru. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama "Senapelan" yang pada

BAB I PENDAHULUAN. animisme dan dinamisme. Masyarakat tersebut masih mempercayai adanya rohroh

PERAN KOMUNIKASI PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT MESRA PEKANBARAU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V PEMBAHASAN. Pelayanan Kepada Nasabah di Koperasi Islam Patani Berhad. lanjut mengenai pembahasan penerapan sistem manajemen dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 KEMENARIKAN SUNGAI MUSI SEBAGAI WISATA SUNGAI DI KOTA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB I PENDAHULUAN. atas tanah sebagai upacara peniadaan jenazah secara terhormat.

Sosok Pendidik Umat Secara Total dan Dijalani Sepanjang Hayat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia global yaitu meliputi semua negara-negara yang ada di dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari sisi jenis maupun bentuk penyajiannya. Salah satu tradisi yang ada di Gorontalo yaitu tradisi Langga.

III. METODE PENELITIAN

LAPORAN PELAKSANAAN INDIVIDU PEMUDA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN DI PERDESAAN (PSP-3)

ABSTRAK PERANCANGAN MEDIA PROMOSI CANDI MUARA TAKUS PROVINSI RIAU. Oleh: Elvin Winardy

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI GOLONGAN KARYA KABUPATEN ROKAN HILIR DALAM PEMENANGAN PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF KABUPATEN ROKAN HILIR TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Kuansing Kuantan Singingi biasanya disingkat dengan Kuansing, adalah Rantau Kuantan, yaitu daerah dalam kawasan aliran Sungai Kuantan. 1 Di sini terdapat suatu perlombaan tradisional yang sangat populer, tidak hanya di kalangan masyarakatnya, melainkan juga pada tingkat provinsi dan bahkan Nasional, yaitu tradisi Pacu Jalur. Dilaksanakan sekali setahun, festival terbesar masyarakat Kuansing ini berlangsung di Kota Teluk Kuantan sempena perayaan HUT NKRI. 2 Semaraknya perlombaan tradisional ini dibuktikan dengan tumpah ruahnya pengunjung yang datang, bahkan dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Jalur adalah perahu atau sampan yang terbuat dari sebatang pohon kayu dengan panjang 20 hingga 40 meter. Ukuran yang tidak biasa ini dikarenakan jumlah pendayungnya yang fantastis untuk suatu sampan, 40-60 orang. 3 Bisa dikatakan bahwa Pacu Jalur adalah perlombaan mendayung perahu panjang, persis seperti perlombaan Perahu Naga yang terdapat di negeri tetangga, Malaysia dan Singapura. 1 UU. Hamidy, Dukun Melayu Rantau Kuantan Riau (Pekanbaru: Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Melayu, 1985/1986), hlm.1. 2 Suwardi, Bahan Ajar Kebudayaan Melayu (Pekanbaru: Kampus Akademi Pariwisata Engku Puteri Hamidah, 2007), hlm. 126. 3 UU., Dukun Melayu, hlm. 40.

Tradisi pacu jalur yang diadakan sekali setahun ini pada awalnya dimaksudkan sebagai acara memperingati hari-hari besar umat Islam, seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, ataupun peringatan tahun baru Hijriah. Pada Masa penjajahan Belanda festival ini pernah dijadikan salah satu kegiatan dalam memperingati hari lahir Ratu Wihelmina (Ratu Belanda) yang biasanya jatuh bulan November. Namun setelah kemerdekaan Indonesia, perlombaan ini dijadikan icon pertandingan dalam merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. 4 Perlu diketahui bahwa selain sebagai event olahraga yang banyak menyedot perhatian masyarakat, tradisi pacu jalur juga melibatkan hal-hal yang berbau magis. Festival pacu jalur dalam wujudnya memang merupakan hasil budaya dan karya seni khas yang merupakan perpaduan antara unsur olahraga, seni, dan olah batin. Namun, masyarakat sekitar sangat percaya bahwa yang banyak menentukan kemenangan dalam perlombaan ini adalah olah batin dari pawang perahu atau dukun perahu di samping kekuatan otot pendayungnya. Biasanya sebelum pacu jalur dimulai diawali dengan upacara sakral dan magis oleh Pawang jalur. Bila diamati banyak hal yang unik dan menarik yang terdapat pada sebuah jalur dan pada pacu jalur ini, seperti ada patuo, dukun jalur, anak jalur. Adapun yang dimaksud dengan patuo jalur ini adalah orang yang dituakan, dipercaya atau mungkin tepatnya pada masa sekarang manager, yang bertugas mencari, memilih dan menentukan kayu jalur, menentukan tukang dan tenaga bantuan dari masyarakat, menentukan dukun jalur, mengadakan rapat-rapat 4 Suwardi, Bahan Ajar, hlm. 126-127. 2

tentang jalur, mengatur kepentingan tukang jalur selama bekerja di hutan dan penyelesaian pekerjaan lainnya, mengurus kepentingan anak jalur, mengurus kepentingan dukun jalur dalam upacara jalur. 5 Dukun jalur adalah orang yang dipercaya mempunyai ilmu batin yang nantinya akan memanterai jalur dan anak pacu agar terhindar dari segala marabahaya selama berpacu, kebanyakan setiap jalur mempunyai satu orang dukun walau kadang ada yang lebih. Tugas dukun adalah memberi masukan tentang penentuan dan memilih kayu jalur pada patuo, memimpin upacara menobang jalur, menentukan langkah jalur, seperti waktu maelo, waktu turun ke batang kuantan, waktu berangkat ke tempat pacu dan lainnya, menawari jalur seperti membacakan matera, memberikan ramalan-ramalan mengenai jalur, hal ini mengenai ramalan-ramalan mengenai lawan yang akan dihadapi bahkan ramalan jalur mana yang akan berhasil mencapai pemenang pertama, mempersiapkan anak jalur termasuk memberikan motivasi dan semangat. 6 Mengingat kayu itu berasal dari pohon besar yang usianya ratusan tahun. Maka kayu tersebut memiliki mambang atau penunggu kayu. Hanya orang-orang yang memiliki ilmu kebatinan lah yang bisa melakukan menaklukkan mambang tersebut, idak sembarang orang. 7 Menariknya masyarakat Kuansing sendiri meyakini betul bahwasanya terjadinya kekacaun dari anak-anak pacu dalam mengayuh dayungnya, atau karamnya jalur yang dikendalikan, sakit perut satu 5 UU. Hamidy, Kesenian Jalur di Rantau Kuantan (Pekanbaru: Dinas Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata Propinsi Riau, 2005), hlm. 39-40. 6 Ibid. 7 UU., Dukun Melayu, hlm. 40. 3

atau dua orang anak pacu sebelum berlomba, itu disebabkan oleh peranan dukun jalur lawan. Maka si dukunlah yang mengetahui bagaimana cara untuk menaklukan kayu itu hingga ia bisa dijadikan jalur. Setelah dijadikan jalur, dari sudut pandang si dukun, kayu itu tetap hidup dan si dukun lah yang tahu bagaimana jalur itu bisa kencang dan itu pula sebabnya segala prosesi yang berkaitan dengan jalur itu mulai dari mencari, membuat, dan melepas jalur ke arena pacuan, peranan sang dukun sangat menentukan. Banyak faktor yang memengaruhi jalur bisa menjadi pemenang. Peranan anak pacu dalam keserasian mendayung, jalur itu sendiri dan peranan dukun pacu. Semuanya kompleks. Dukun jalur itu sudah berperanan sejak mulai dari memilih kayu yang akan dijadikan jalur hingga ke arena pacuan. Dia yang akan memberikan intruksi kapan waktu akan berangkat dari kandang (tempat daerah mereka m enuju arena pacuan). Kapan berangkat dari tempat parkir jalur menuju garis start. Untuk berangkat ke pancang pertama garis start harus tepat pelangkahannya. Untuk itulah sebelum turun berpacu seorang dukun akan menentukan kapan turun ke kandang, dan kapan menuju ke garis start. Sebelum berangkat ke garis start ada hal-hal yang mesti dilakukan dukun. Di antaranya ritual dengan menyiapkan limau purut, bunga tujuh warna dengan kemenyan yang kemudian dimantra-mantrai ke jalur. Tujuannya adalah agar jalur tetap stabil dan anak pacu dalam kondisi yang baik selama lomba. Dan si dukun jalur juga mengetahui dan bisa memprediksi apakah jalur yang ditukanginya bisa menang. Hal ini kembali 4

bergantung kepada kuat atau tidaknya mambang yang dimiliki jalur dan kehebatan dukun jalur lawan. Mencermati uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji masalah ini dalam suatu penelitian dengan judul: Unsur-Unsur Magis Dalam Tradisi Pacu Jalur Di Kuantan Singingi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Unsur-unsur magis apa saja yang terdapat dalam tradisi pacu jalur di Kuantan Singingi? 2. Faktor-faktor yang menyebabkan adanya unsur-unsur magis dalam tradisi pacu jalur di Kuantan Singingi? C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi tujuan adalah: 1. Untuk mengetahui unsu-unsur magis yang terdapat dalam tradisi pacu jalur di Kuantan Singingi. 2. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan adanya unsurunsur magis dalam tradisi pacu jalur di Kuantan Singingi. 5

D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan konsep-konsep dalam bidang sosiologi dan antropologi, khususnya sosiologi dan antropologi agama. 2. Kegunaan Institusional, halis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah penelitian sosial-budaya dan antropologi agama Fakultas Ushuluddin khususnya dan UIN Suska Riau umumnya. 3. Kegunaan Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan petimbangan bagi pihak-pihak terkait, pertama, di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi dalam mengembangkan olahraga ini, dan kedua, bagi tokoh-tokoh agama dalam mencerahkan pemikiran masyarakat agar terhindar dari hal-hal yang bersifat magis. E. Penelitian Terkait Terdapat beberapa karya ilmiah yang membahas tentang tradisi Pacu Jalur. Wilman Nasata, misalnya, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA RIAU), pada tahun 2010 melakukan penelitian dengan judul : Partisipasi Humas PT. Duta Palma dalam Mensukseskan Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi. Inti dari penelitian ini adalah pentingnya menjalin hubungan yang harmonis dan komunikasi dua arah antara perusahaan dan pemerintah dearah guna mensukseskan pacu jalur. 6

Pada tahun 2011 pula Susti Oktoria mahasiswa Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA RIAU), pada tahun 2011 melakukan penelitian dengan judul Kontribusi Even Pacu Jalur Terhadap Ekonomi Masyarakat Desa Seberang Taluk. Kesimpulannya menunjukkan betapa festival ini telah menjadi salah satu usaha tambahan yang primer di luar dari yang biasa mereka geluti, Suatu kondisi yang bisa dibuktikan dengan menjamurnya pedagang-pedagang musiman dari masyarakat lokal pada setiap event-nya. Terakhir penelitian Syaiful Bakri mahasiswa program studi Pendidikan Luar Sekolah Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, yang dilakuka pada tahun 2012. Studi Tentang Tradisi Pacu Jalur di Desa Banuaran Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi. Inti dari penelitian ini terfokus pada pengenalan pacu jalur yang terdapat di Desa Banuaran, Kabupaten Kuantan Singing. Dari pemaparan di atas diketahui bahwa tradisi tahunan ini belum sepenuhnya disentuh secara akademis, salah satunya yang berkaitan dengan unsur-unsur magis yang tersembunyi di setiap perhelatannya. Oleh karena itu, pada penelitian ini unsur-unsur tersebut akan dibicarakan secara komprehensif dan sistematis, sehingga bisa dipahami dengan saksama. 7