Gambar 2.1 Karakteristik beban nol generator serempak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

RANCANG BANGUN MODEL KONDENSOR TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT TUNGGAL DIPASANG SECARA HORISONTAL

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2015

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA LAPANGAN. Ananlisi ini menjadi salah satu sarana untuk mencari ilmu yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. tenaga listrik karena berperan dalam penyediaan energi listrik yang sangat

PENGARUH BILANGAN REYNOLDS TERHADAP KARAKTERISTIK KONDENSOR VERTIKAL TUNGGAL TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

Oleh KNIK NEGERI MEDAN MEDAN

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. listrik dimana generator atau pembangkit digerakkan oleh turbin dengan

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mesin Arus Bolak Balik

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II PESAWAT PENGUBAH PANAS (HEAT EXCHANGER )

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Thermosiphon Reboiler adalah reboiler, dimana terjadi sirkulasi fluida

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN MODEL KONDENSOR TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT TUNGGAL DIPASANG SECARA VERTIKAL

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

Tugas Sarjana Bidang ADI SUMANTO L2E JURUSAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TRANSFORMATOR. Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II DASAR TEORI 2012

EVALUASI AKHIR SEMESTER (mg ke 16) [C4, A2, P4]: 8. Mahasiswa memahamimotor induki (mg ke14-15)

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Thermodinamika Teknik Mesin

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : MESIN ELEKTRIK 1 / 5 KODE MK / SKS / SIFAT : AK / 3 SKS / MK LOKAL

LAPORAN KERJA PRAKTEK RELAY PROTEKSI GENERATOR PADA UNIT GT 2.1 PT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR...

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

GENERATOR SINKRON Gambar 1

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

PENGENDALIAN TEGANGAN TERMINAL GENERATOR SINKRON TERHADAP PERUBAHAN ARUS DAN FAKTOR DAYA BEBAN

Gambar 1. Karakteristik torka-kecepatan pada motor induksi, memperlihatkan wilayah operasi generator. Perhatikan torka pushover.

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

STUDI PEMAKAIAN SUPERKONDUKTOR PADA GENERATOR ARUS BOLAK- BALIK

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan. digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri.

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

Pemerataan atau penyeimbangan beban merupakan salah satu cara untuk menekan losses teknik. Penekanan losses terjadi dengan prinsip mengurangi arus yan

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Elektronika daya. Dasar elektronika daya

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

I. Pendahuluan Mahasiswa, di jurusan Teknik Konversi Energi (TKE) Politeknik Negeri Bandung, mempelajari teknologi konversi energi dan pemanfaatan energi secara optimal. Pembangkit listrik merupakan salah satu aplikasi sistem konversi energi, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB). Pemanfaatan energi secara optimal dapat diidentifikasikan melalui parameter efisiensi. Panas bumi merupakan sumber energi terbarukan yang menyimpan kekuatan daya luar biasa dibandingkan dengan sumber energi lain. Kapasitas panas bumi di Indonesia sebesar 20.000 MWe berdasarkan kompilasi data dari PT. Geo Dipa Energi. Pemanfaatan sumber energi ini diyakini dapat memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat Indonesia yang terus meningkat setiap tahun. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di kawasan "the ring of fire' dengan banyak gugusan gunung api penyimpan sumber panas bumi. Salah satu daerah sumber panas bumi di Indonesia terdapat di Dieng (, 2005). Kami memilih PT. Geo Dipa Energi sebagai lokasi kerja praktik berdasarkan dua pertimbangan utama. Pertama, perusahaan ini memanfaatkan sumber panas bumi di Dieng untuk pembangkit listrik berkapasitas 300 MWe. Kedua, teknologi generator, trafo dan kondensor memungkinkan dapat dicermati di perusahaan ini khususnya yang diaplikasikan pada PLTPB. Kerja praktik, adalah salah satu mata kuliah di semester V yang ekuivalen dengan 4 minggu intensif di lapangan/industri (KP) dan 4 jam per minggu dalam satu semester berupa kegiatan workshop Seminar di kelas, KP tersebut dipergunakan untuk mempersiapkan mahasiswa agar lebih percaya diri dalam memasuki dunia industri setelah lulus. 1

II. Landasan Ilmu Pengetahuan Akademik 2.1 Generator Pembangkit listrik pada umumnya menggunakan generator AC sinkron tiga fasa. Generator sinkron memiliki beberapa karakteristik yang ditunjukan oleh gambar di bawah. Gambar 2.1 menunjukan karakteristik generator sinkron pada saat beban nol. Pada kondisi ini, tegangan induksi (Eo) dipengaruhi oleh nilai arus fluksi (If). Titik A merupakan batas kemampuan suatu bahan menghasilkan fluksi yang berbanding lurus terhadap arus fluksi disebut juga resistansi kritis. Gambar 2.2 memberikan ilustrasi karakteristik hubung singkat dimana arus induksi (Io) dipengaruhi oleh arus fluksi (If). Gambar 2.3 menggambarkan karakteristik berbeban generator sinkron. Beban induktif menyebabkan terjadinya lagging, sedangkan beban kapasitif menyebabkan terjadinya leading. Gambar 2.4 menunjukan karakteristik pengaturan generator sinkron. Parameter yang menunjukan kondisi ini adalah faktor daya (cos φ), suatu generator yang ideal memiliki nilai faktor daya sebesar 1. Gambar 2.1 Karakteristik beban nol generator serempak 2

Gambar 2.2 Karakteristik hubung singkat geneator serempak Gambar 2.3 Karakteristik berbeban generator serempak Gambar 2.4 Karakteristik pengaturan generator serempak 3

2.2 Proteksi trafo daya Trafo merupakan alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan, selain itu trafo berfungsi sebagai proteksi pada sistem kerja paralel. Salah satu jenis proteksi trafo adalah proteksi differensial. Proteksi differensial bekerja berdasarkan perbandingan arus terkecil antara sumber arus 1 (CT1) dengan sumber arus 2 (CT2). Gambar 2.5 menggambarkan cara kerja proteksi trafo differensial. Pada kondisi normal arus dari sumber 1 (I 1 ) harus sama dengan arus dari sumber 2 (I 2 ), sehingga I 1 + I 2 = selisih arus yang melewati trafo (i1 + i 2 ). 0. Komparator bekerja sebagai penghitung Gambar 2.5 Diagram proteksi trafo differensial Gambar 2.6 memperlihatkan diagram proteksi trafo differensial dimana terdapat gangguan pada salah satu sumber yang menyebabkan i 1 i 2. Selisisih arus (i d ) yang terjadi menyebabkan sistem saklar pada trafo bekerja menjadi normaly open. Kondisi ini mengakibatkan kondisi paralel menjadi terputus (kerja mandiri). Gambar 2.6 Diagram proteksi trafo differensial dengan gangguan di luar trafo 4

Gambar 2.7 mengilustrasikan gangguan terjadi di dalam trafo, Arus hubung singkat pada lilitan sisi sumber 2 mengakibatkan rangkaian tertutup, sehingga i 2 = 0. Kondisi ini mengakibatkan sistem pada trafo menjadi normaly open. Gambar 2.7 Diagram proteksi trafo differensial dengan gangguan di dalam trafo 2.3 Kondensor Kondensor merupakan suatu alat penukar panas (Heat Exchanger) yang berguna untuk mengembunkan/mengkondensasikan uap. Di dalam kondensor perpindahan panas terjadi dari uap yang akan diembunkan ke fluida kerja yang memiliki temperatur lebih rendah (Gambar 2.8). Hal ini dapat menyebabkan uap berubah menjadi cairan yang biasa disebut kondensat. Gambar 2.8 Arah perpindahan panas pada kondensor Kondensor dapat dibedakan berdasarkan mekanisme perpindahan panas dari kedua fluida. Pertama, direct contact condenser; pada kondensor tipe ini, uap (fluida yang akan dikondensasikan) dicampur langsung dengan fluida pendingin, 5

sehingga temperatur keduanya saat keluar kondensor sama (Gambar 2.9). Perpindahan panas yang terjadi antara kedua fluida tersebut adalah cara konduksi.. Gambar 2.9 Mekanisme direct contact condenser Kedua, surface condenser; pada kondensor ini, kedua fluida tidak mengalami kontak langsung. Perpindahan panas terjadi melalui dinding pemisah antara kedua fluida tersebut, misal pipa logam (Gambar 2.10). Temperatur kondensat yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan temperatur kondensat pada direct contact condenser. Perpindahan panas yang terjadi antara uap dengan dinding pemisah adalah konveksi, sedangkan perpindahan panas antara dinding pemisah dengan fluida pendingin adalah konduksi. Gambar 2.10 Distribusi temperatur pada penukar kalor dengan aliran searah III. Pelaksanaan 3.1 Waktu pelaksanaan Pelaksanaan dijadwalkan selama 4 minggu. Sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh jurusan Teknik Konversi Energi mulai tanggal 14 Agustus 2006 sampai 9 September 2006. 6

3.2 Anggota kelompok Kelompok kami terdiri dari 3 orang mahasiswa, yaitu : 1. Kurnia Romadhoni (KR) Nim. 04221041 2. Andri Budi Priandi (ABP) Nim. 04221064 3. Boby Noviandi (BN) Nim. 04221066 3.3 Rencana kerja Kegiatan kerja praktik yang akan kami laksanakan memiliki 4 kegiatan utama, yaitu: pengamatan secara langsung, penggalian ide, pengambilan data, presentasi/laporan akhir. Tabel 1 menunjukan jadwal kerja praktik. Tabel 1. Jadwal kerja praktik di PT. Geo Dipa Energi Waktu Pelaksanaan No. Kegiatan Agustus September M-3 M-4 M-5 M-1 M-2 1. Observasi PT. Geo Dipa Energi Sistem organisasi Sistem produksi Sistem energi 1 12 12 2. Pengamatan generator (KR) Pengamatan trafo (BN) Pengamatan kondensor (ABP) 345 345 345 12345 12345 12345 Penyusunan laporan teknis 123 3. Kompilasi data Pengkajian hasil pengamatan 45 45 4. Presentasi Penyusunan draft laporan akhir 123 45 5. Penyelesaian laporan di luar jadwal 123 kerja praktik Pengesahan dan penyerahan 45 Cat : M-angka = minggu kesatu, kedua, ketiga, dan seterusnya; 1,2,3, dan seterusnya hari 1,2,3, pada M- 1,2,. 7

IV. Penutup Proposal kerja praktik ini kami susun untuk melengkapi pengajuan kerja praktik kepada Manajemen PT. Geo Dipa Energi. Pilihan objek yang kami ajukan memungkinkan disesuaikan dengan kondisi perusahaan agar kerja praktik lebih bermanfaat. Pelaksanaan kerja praktik menjadi ajang berlatih mahasiswa untuk lebih mengenal, beradaptasi dan berkomunikasi dengan dunia kerja. Kami bersiap diri melaksanakan kegiatan ini sesuai ketentuan perusahaan. Kerjasama menjadi langkah awal kami merealisasikan peluang berlatih di industri. Bandung, Agustus 2006 Menyetujui : Ketua Kelompok Koordinator Kerja Praktik Jurusan Teknik Energi Kurnia Romadhoni Ratna Budiawati. M.A Nim. 04221041 Nip. 131870100 Pembimbing: Ketua Jurusan: Ratna Budiawati. M.A Ali Mashar. M.Eng.Sc Nip. 131870100 Nip. 131625256 8

Referensi: Brahim, Hamzah, Pengantar Teknik Tenaga Listrik, Andi offset, Yogyakarta,1991. Brandige, KS, Condensers. Foster Wheler Corp,, 1950. Sumanto, Dasar Dasar Mesin Pendingin, Andi, Yogyakarta, 2002., Pengantar, PT. Geo Dipa Energi,, 2005. http:\\ www.geodipa.co.id Sumanto, Transformator, Andi, Yogyakarta, 1991. 9