I. PENDAHULUAN. menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha mencapai tujuan organisasi. Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol.4, No.5, Desember 2015

I. PENDAHULUAN. kesehatan, perbaikan ekonomi, penyediaan sandang, serta lapangan kerja. Kegiatan. adalah dengan meningkatkan ketahanan pangan.

PANGAN SARI KELOMPOK RUMAH PANGAN LESTARI YANG MENJADI INSPIRASI GUBERNUR BALI

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI PANGAN SARI PADA PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

II. TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. rumah tangga. Menurut (Hanafie, 2010) ketahanan pangan bagi suatu negara

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan selama orde baru yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia sangat bernuansa top-down karena

1. Desa Bukik gadang. 2. Desa Tumpuak Tangah

I. PENDAHULUAN. pertanian dalam arti luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam hayati yang

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dalam pembangunan dapat diartikan sebagai keikutsertaan masyarakat

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5 / 7

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. penelitian, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr.

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah bagian vital yang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Tataniaga Kubis (Brasica Olereacea) Organik Bersertifikat Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Diah Rina K. Seminar Dosen Fakultas Pertanian UMY 21 Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

EKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA. Nini Rahmawati

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERUBAHAN NILAI PENDAPATAN RUMAH TANGGA TANI DI KAWASAN PRIMA TANI LAHAN KERING DATARAN TINGGI IKLIM BASAH KABUPATEN GIANYAR

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor pertanian terhadap petumbuhan ekonomi nasional selalu menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan di suatu negara, dikarenakan hampir seluruh kegiatan perekonomian Indonesia berpusat pada sektor pertanian. Namun, kondisi sektor pertanian di Indonesia saat ini masih belum stabil. Sehingga Pembangunan pertanian adalah hal penting yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi pertanian di Indonesia. Salah satu tujuan pembangunan pertanian adalah mengoptimalkan pemanfaatan berbagai sumberdaya lahan yang disesuaikan dengan potensi, daya dukung lahan, untuk berbagai komoditi (Flamboyan 108, 2010). Pembangunan pertanian menghadapi tantangan yang makin kompleks seiring dengan perubahan iklim, alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian, penurunan kualitas sumber daya ginetik, dan persaingan global (BPPP, 2014). Di Bali, Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi menjadi salah satu tantangan utama dalam pembangunan pertanian. Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, maka permintaan pangan terus meningkat sehingga terjadi ketidakseimbangan antara produksi dan permintaan pangan. Selain itu, perlahanlahan terjadi pergeseran pola masyarakat ke arah yang lebih konsumtif (Budiari, 2013). Perubahan pola hidup ini menyebabkan masyarakat yang dulunya memanfaatkan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan keluarga mulai ditinggalkan. Selain itu, tantangan lainnya berupa pemanasan global yang 1

2 berdampak pada perubahan iklim. Ditambah lagi dengan terbatasnya areal pertanian yang menyebabkan ketahanan pangan semakin menipis. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan (Deptan, 2011). Ketahanan pangan dapat terwujud dengan upaya pemenuhan pangan yang sehat dan bergizi pada rumah tangga adalah hal yang paling utama. Mewujudkan ketahanan pangan dimulai dari setiap rumah tangga yang diharapkan dapat mengoptimalisasi sumberdaya yang dimiliki, termasuk pekarangan dalam menyediakan pangan bagi keluarga (Budiari, 2013). Salah satu upaya membangun ketahanan pangan adalah dengan memanfaatkan sumber daya yang ada yaitu dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah. Pemanfaatan lahan pekarangan rumah merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan dalam rumah tangga. Dengan pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga dan dapat memberikan tambahan penghasilan bagi rumah tangga. Kebijakan kementrian dalam upaya membangun Kemandirian pangan dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian berupa Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Kawasan Rumah Pangan Lestari merupakan upaya pemberdayaan rumah tangga secara lestari dalam satu kawasan dengan tujuan menyediakan pangan keluarga yang beragam, gizi seimbang dan aman melalui pemanfaatan teknologi inovatif, diantaranya

3 pengolahan limbah (kotoran) ternak untuk pupuk, penggunaan sampah rumah tangga menjadi Mikro Organisme Lokal (MOL). KRPL juga mencakup upaya intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dan lainnya), lahan terbuka hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil (Deptan, 2011). Untuk itu, berbagai ragam tanaman jenis hortikultura diprioritaskan dan dalam program KRPL juga dikembangkan unggas, ternak kecil dan ikan. Program KRPL dilaksanakan di Dusun Cengkilung, Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar dibawah binaan Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali. Pelaksanaan program ini dimulai dari tahun 2012 hingga saat ini masih berjalan. Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu rumah tangga. Untuk memudahkan komunikasi mereka membentuk suatu Kelompok Wanita Tani (KWT). Maka dari itu keberadaan dan partisipasi KWT sangat berperan penting untuk menunjang keberhasilan program ini. Program KRPL di Dusun Cengkilung di ikuti oleh 20 anggota dengan nama KWT Pangan Sari. Anggota kelompok memiliki pekerjaan yang beragam mulai dari ibu rumah tangga, buruh tani dan pegawai swasta. Namun semua anggota memiliki komitmen yang sama ingin memajukan Dusun mereka melalui program KRPL (Suyasa dan Budiari, 2012). Salah satu inovasi teknologi yang diaplikasikan pada kegiatan ini adalah menerapkan pola budidaya secara organik. Mulai dari pembibitan, pemupukan dan pemberantasan hama penyakit dilakukan dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik didapatkan melalui kerjasama antara Kelompok Pangan Sari dengan bimbingan dari BPTP Bali untuk pengolahan kotoran hewan ternak menjadi pupuk organik. Sampai saat ini

4 program KRPL masih berlanjut dengan perkembangan yang semakin bagus, karena anggota KWT turut mengembangkan KRPL secara individu di pekarangan rumah masing-masing. Selain peran aktif BPTP Bali, KWT Pangan Sari juga memiliki peran dan tanggung jawab dalam melaksanakan progam tersebut, sehingga partisipasi kelompok sangat mutlak diperlukan. Namun, masih ada beberapa hal yang belum disadari oleh banyak pihak. Menurut Soetrisno (1995), partisipasi sering dipahami secara keliru dan sepihak. Para perencana pembangunan, pemerintah dan aparatnya memahami partisipasi sebagai dukungan yang harus diberikan oleh rakyat pada keputusan, rencana pembangunan yang sudah diputuskan dari atas (top-down). Partisipasi top-down adalah perencanaan yang dilakukan oleh lembaga pemerintah sebagai pemberi gagasan awal, dalam hal ini pemerintah berperan lebih dominan mengatur jalannya program yang berawal dari perencanaan hingga poses evaluasi, sehingga peran masyarakat tidak begitu berpengaruh. Salah satu kelemahan dari sistem top-down adalah terjadinya ketidakseimbangan antara apa yang diberikan oleh pemerintah dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Melihat kelemahan sistem top-down, maka pembangunan sebagai proses menuju kesejahteraan masyarakat seharusnya menerapkan pola partisipasi bottomup. Bottom-up adalah perencanaan yang dilakukan masyarakat. Masyarakat lebih berperan dalam hal pemberian gagasan awal sampai dengan mengevaluasi program sedangkan pemerintah hanya sebagai fasilitator dalam suatu program. Berdasarkan hal tersebut partisipasi sangat berperan penting dalam sebuah program, termasuk partisipasi KWT Pangan Sari pada program KRPL.

5 Dalam berpartisipasi setiap anggota mempunyai bentuk partisipasi sebagai keterlibatan dan keikutsertaan anggota dalam mengembangkan program KRPL. Maka perlu dikaji mengenai hal-hal yang berkaitan dengan partisipasi KWT Pangan Sari dan kendala-kendala yang dihadapi KWT Pangan Sari dalam melaksanakan program KRPL di Dusun Cengkilung, Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimana tingkat partisipasi anggota Kelompok Wanita Tani Pangan Sari di Dusun Cengkilung, Desa Peguyangan Kangin dalam melaksanakan program Kawasan Rumah Pangan Lestari? 2. Apa kendala-kendala yang dihadapi Kelompok Wanita Tani Pangan Sari di Dusun Cengkilung, Desa Peguyangan Kangin dalam mengikuti program Kawasan Rumah Pangan Lestari? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dua hal sebagai berikut. 1. Untuk menganalisis tingkat partisipasi anggota Kelompok Wanita Tani Pangan Sari di Dusun Cengkilung, Desa Peguyangan Kangin dalam melaksanakan program Kawasan Rumah Pangan Lestari.

6 2. Untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi Kelompok Wanita Tani Pangan Sari di Dusun Cengkilung, Desa Peguyangan Kangin dalam mengikuti program Kawasan Rumah Pangan Lestari. 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi anggota Kelompok Wanita Tani Pangan Sari, penelitian ini dapat menambah pengetahuan sejauh mana anggota kelompok harus berpartisipasi dalam mendukung program Kawasan Rumah Pangan Lestari atau kebijakan pemerintah. 2. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam hal keterkaitan antara partisipasi anggota kelompok, pertanian, serta Kawasan Rumah Pangan Lestari. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk melakukan penelitianpenelitian selanjutnya. 3. Bagi mahasiswa, dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti perkuliahan pada kehidupan nyata dan sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Pertanian Universits Udayana. 4. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan-kebijakan terkait dengan program Kawasan Rumah Pangan Lestari.

7 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup yang terbatas pada tingkat partisipasi dan kendala yang dihadapi Kelompok Wanita Tani Pangan Sari dalam menjalankan program Kawasan Rumah Pangan Lestari di Dusun Cengkilung, Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. Tingkat partisipasi yang diukur dilihat dari bentuk partisipasi (partisipasi finansial, partisipasi material, partisipasi jasa, partisipasi moral), sedangkan kendalakendala yang dihadapi petani dilihat dari aspek teknis, aspek ekonomi dan aspek sosial.