MENERAPKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

dokumen-dokumen yang mirip
MENERAPKAN TEKNIK PENYEMBELIHAN HEWAN

MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK HEWAN

MENERAPKAN HIGIENE SANITASI

MENGKOORDINASIKAN PEKERJAAN

MENETAPKAN KESIAPAN HEWAN UNTUK DISEMBELIH

MENETAPKAN STATUS KEMATIAN HEWAN

MEMERIKSA KELAYAKAN PROSES PENYEMBELIHAN

MENYIAPKAN PERALATAN PENYEMBELIHAN

MENERAPKAN PRINSIP KESEJAHTERAAN HEWAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pabrik (plant atau factory) adalah tempat di mana faktor-faktor industri

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Hal ini tercermin dalam pokok-pokok pikiran danpertimbangan dalam undang-undang no. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi juga memiliki karakteristik yang bersifat unik, membutuhkan sumber

PT. BINA KARYA KUSUMA

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

PT MEIWA KOGYO INDONESIA.Slogan Safety First.KARAWANG: 15 JUNI 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja di kawasan industri yang. membawa dampak terhadap keadaan sosial masyarakat.

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi K3 di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung diri dipergunakan untuk melindungi tenaga kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lingkungan. Tentu saja akibat-akibat negatif itu menjadi tanggungan

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara Republik I

Petunjuk : Pilih salah satu jawaban dengan memberikan checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban responden.

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MANAJEMEN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERLUASAN HOTEL MERCURE 8 LANTAI PONTIANAK

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Personal Protective Equipments (PPE)

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, mewujudkan misi dan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu

Hospital by laws. Dr.Laura Kristina

PT. BINA KARYA KUSUMA

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR FORKLIFT (FL)

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan yang datang dari pekerjaan mereka tersebut. Dalam

JUDUL UNIT : Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Dapur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daya (manpower, material, machines, money, method), serta membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 F.45 TPB I 01 BUKU PENILAIAN

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP) PT. ARFAK INDRA

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Indonesia, alih fungsi lahan pertanian merupakan masalah yang

apoteker123.wordpress.com 1 dari 5 DAFTAR PERIKSA Halal Assurance System 23000:1 PERTANYAAN PERIKSA HASIL PERIKSA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

PERSEPSI TERHADAP APD

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

Paparan Pestisida. Dan Keselamatan Kerja

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYEMPROTAN RACUN DISUSUN OLEH: KLK AGRISERVINDO 12/02/2016 KLK AGRISERVINDO

MODUL 2 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kecelakaan dan P3K) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Permasalahan dan Pemecahan Masalah Nonstruktural

c. Tidak mampu bekerja seperti semula. e. Kehilangan nafkah dan masa depan. f. Tidak dapat menikmati kehidupan yang layak.

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

PT. BINA KARYA KUSUMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber Daya Manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat

BAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh

BAB II URAIAN UMUM PERUSAHAAN

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. COCA-COLA BOTLING INDONESIA. Disusun Oleh :

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia yang terampil harus berusaha untuk

KURIKULUM SMK EDISI : Mengikuti Prosedur Keselamatan,Kesehatan Kerja Dan Lingkungan. : OPKR C A B C D E F G

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf dan otak. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OH&S) 1. Prosedur Mengenali Sumber Bahaya di Tempat Kerja

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

FATWA MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG STUNNING, MERACUNI, MENEMBAK HEWAN DENGAN SENJATA API DAN KAITANNYA DENGAN HALAL,

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAHAN AJAR PELATIHAN JURU SEMBELIH HALAL KODE UNIT KOMPETENSI : A. 016200.003.01 MENERAPKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015

DAFTAR ISI I II III IV V VI JUDUL KOMPETENSI DASAR IDIKATOR KOMPETENSI LANGKAH KEGIATAN GAMBAR Teori Fungsioal Pengendalian bahaya pada proses penyembelihan Halaman VII VIII IX ALAT DAN BAHAN ASPEK YANG DINILAI KEAMANAN KERJA DAFTAR PUSTAKA LEMBAR EVALUASI KUNCI JAWABAN TIM PENYUSUN

I. JUDUL : MENERAPKAN KESEHATAN DAN KESALAMATAN KERJA II. KOMPETENSI DASAR : Setelah selesai berlatih peserta dapat menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja dengan benar III. INDIKATOR KOMPETENSI : Setelah selesai berlatih peserta mampu : 1. Mempersiapkan cara bekerja yang aman 2. Menerapkan cara bekerja yang aman III. LANGKAH KERJA No Urutan Uraian 1. Mempersiapkan cara kerja yang aman 1.1 identifikasi alat pelindung diri sesuai standar minimal 1.2 memilih perlengkapan kerja dan material sesuai standar 1.3 mengidentifikasi dengan tepat material berbahaya dan bahaya lain yang berdampak pada pelaksanaan pekerjaan di area kerja 2. Menerapkan cara kerja yang aman 2.1 menggunakan peralatan pelindung sesuai spesifikasi dan standar 2.2 melaksanakan cara kerja yang aman untuk mengendalikan resiko sesuai instruksi kerja yang aman

IV. GAMBAR a b c d e Gambar 1. Alat Pelindung Diri Juru Sembelih Halal : a.helm; b. cattle pack/apron; c. glove baja; d. Sarung pisau; e. Sepatu Boot

Biaya kecelakaan dan penyakit pengobatan/ perawatan gaji (biaya Gaji terus dibayar untuk waktu yang hilang Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/ atau biaya melatih Upah lembur Ekstra waktu untuk kerja administrasi Berkurangnya hasil produksi akibat dari si korban Hilangnya bisnis dan nama baik Kerusakan gangguan Kerusakan peralatan dan perkakas Kerusakan produk dan material Terlambat dan ganguan produksi Biaya legal hukum Pengeluaran biaya untuk penyediaan fasilitas dan peralatan gawat darurat Sewa peralatan Waktu untuk penyelidikan Gambar 2. Teori Gunung Es V. TEORI FUNGSIONAL Syarat penyembelihan yaitu proses penyembelihan dilakukan sesuai dengan Syariat Islam dengan menyebut nama Allah SWT. Operator penyembelih harus beragama Islam, umur minimal 18 tahun atau sudah akil baligh, taat dalam menjalankan ibadah wajib, memahami tata cara penyembelihan Halal dan memiliki sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hewan yang disembelih merupakan hewan Halal dan operator penyembelih wajib menghadap kiblat saat menyembelih. Penyembelihan dilakukan dengan alat sembelih yang tajam dan tidak boleh terbuat dari tulang dan kuku. Operator penyembelih harus memutuskan tiga saluran pada sapi yaitu saluran pernapasan, saluran pencernaan dan saluran

darah. Sapi yang telah disembelih kemudian digantung dengan menggunakan hook (pengait yang terbuat dari besi berfungsi untuk menggantungkan sapi diatas relling). Pada saat penggantungan sapi juga dilakukan penirisan darah sapi sampai habis. Penirisan darah ini kira-kira membutuhkan waktu ± 5 menit. Pengendalian bahaya pada proses penyembelihan diantaranya yaitu petugas harus mengikuti training penyembelihan dan juga harus mengerti Standard Operational Procedures mengenai penyembelihan, selain itu juga dengan menggunakan alat pelindung diri (APD). Alat pelindung diri merupakan peralatan yang dipersiapkan untuk melindungi badan pekerja dari kemungkinan bahaya yang terjadi selama proses kegiatan atau aktivitas dilakukan. Dalam konsep K3, penggunaan APD merupakan pilihan terakhir atau last resort dalam pencegahan kecelakaan. Hal ini disebabkan karena alat pelindung diri bukan untuk mencegah kecelakaan (reduce likelihood) namun hanya sekedar mengurangi efek atau keparahan kecelakaan (reduce consequences).petugas penyembelih harus menggunakan alat pelindung diri yang lengkap seperti apron, helm, sarung tangan karet, sarung tangan baja dan sepatu boots (Gambar 1). Pada saat penyembelihan terdapat potensi bahaya yang dapat terjadi yang dapat menimbulkan resiko bagi pekerja, antara lain tersayat pisau jika pekerja tidak memakai sarung tangan baja saat menyembelih, terhantam kepala sapi saat sapi tiba-tiba bergerak setelah disembelih dan tertimpa hook/pisau yang jatuh dari atas. Potensi bahaya tersebut tidak akan terjadi jika petugas penyembelih sudah menggunakan alat pelindung diri yang lengkap. Kecelakaan akibat kerja dapat menimbulkan beberapa kerugian, antara lain : kerusakan, kekacauan organisasi, keluhan dan kesedihan, kelainan dan cacat serta kematian. Kerugian tersebut juga berdampak pada perusahaan tempat pekerja. Ada 2 macam kerugian yang akan diraskan oleh perusahaan tersebut, antara lain : 1. Kerugian langsung : biaya pemberian pertolongan bagi kecelakaan, pengobatan,biaya rumah sakit, biaya angkutan, upah selama tak mampu

bekerja, kompensasi cacat,dan biaya perbaikan alat-alat mesindan kerusakan bahan-bahan 2. Tidak langsung : kerugian jam kerja, kerugian produksi, kerugian sosial serta kerugian citra danckepercayaan konsumen Biaya yang dikeluarkan perusahaan ibarat gunung es (Gambar 2), sepertinya terlihat kecil namun sebenarnya besar di dasar laut. Program kesehatan bagi karyawan di RPH juga diperlukan untuk menjaga para karyawan agar tetap sehat selama bekerja. Program kesehatan tersebut antara lain dengan medical check up bagi seluruh karyawan setiap setahun sekali. Pengecekan kesehatan bagi karyawan dengan merujuk pada salah satu rumah sakit yang dirujuk. Jika ditemukan adanya karyawan yang terjangkit penyakit atau mengalami gejala penyakit, maka diharuskan untuk menyembuhkan penyakitnya terlebih dahulu dan untuk sementara tidak diijinkan untuk terlibat dalam kegiatan produksi. Program kesehatan yang lain yaitu penerapan penggunaan sabun cuci tangan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan produksi. Penggunaan sabun cuci tangan ini bertujuan untuk menjaga kebersihan tangan karyawan agar tidak mencemari produk. VI. ALAT DAN BAHAN : Alat pengendali ternak (restraint), Alat Pelindung Diri (APD), terdiri atas : sepatu booth, apron, hair net, glove baja, helm, masker. VII. UNSUR YANG DINILAI 1. Ketepatan melaksanakan cara kerja yang aman untuk mengendalikan resiko sesuai instruksi kerja yang aman. VIII. KEAMANAN KERJA Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja untuk menghindari kecelakaan kerja

IX. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.08/Men/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri. Kemennakertran Jakarta. TIM PENYUSUN 1. Drh. Dwi Windiana, MSi 2. Drh. Iskandar Muda, MSc 3. Drh. Reni Indarwati 4. Drh. Wisnu Wasisa Putra, MP 5. Drh. Supratikno, MSi 6. Drs. Asnawi