TRANSFER NILAI PENDIDIKAN DAN KETERAMPILAN DI

dokumen-dokumen yang mirip
Skripsi. oleh : DHANAR WIYANTI SETYOANGGRAHENI NIM. K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Siapa Kami. Visi & Misi. Visi Menjadi Perusahaan Yang Bergerak di Bidang Kerajinan Tembaga Yang Professional. Misi

KAJIAN TENTANG SENI LUKIS KACA DI DWI HASTA GLASS DUKUH PULE DESA NGRICIK KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

SKRIPSI PEMBELAJARAN KREASI SPONGE CUTTING PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 1 POLOKARTO PADA KELAS X IPA 4 TAHUN AJARAN 2014/2015

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR ORNAMEN PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI WANGON KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

KRIYA LOGAM. Oleh: B Muria Zuhdi JURUSAN PENDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SIFAT HANTARAN DAN KEGUNAAN BENDA

Tugas Akhir ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PEMBUATAN KERAJINAN BOKOR PADA MUDA TAMA GALLERY BOYOLALI WAWAN TRI HARYANTO F

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

RPP KRIYA LOGAM III. Bahan Kajian. (materi ajar)

BUNGA MAWAR SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN PERABOT RUANG TERAS TUGAS AKHIR KARYA SENI

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR RAGAM HIAS PADA KELAS VIIIC DI SMP NEGERI 1 KALIGONDANG PURBALINGGA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

MACAM MACAM SAMBUNGAN

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan

Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN PENCIPTAAN JAM LAMPU DINDING DENGAN MOTIF HIAS KLASIK JAWA DAN BALI

PEMBELAJARAN KREASI PAPER QUILLING PADA SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU

3. Scren halus, yang cocok untuk bahan plastic dan mika mempunyai kerapatan:

SOAL TES. Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d.

BAB II METODE PERANCANGAN

commit to user BAB II DASAR TEORI

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan perajin sebagai perwujudan

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

STUDI PEMBELAJARAN SENI RUPA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA BERBASIS KEWIRAUSAHAAN DI MADRASAH ALIYAH AL ISLAM SURAKARTA SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2012/2013

TINGKATAN II MODUL TEMA 3

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR...

TUGAS AKHIR PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP NILAI KEKASARAN PADA BENDA KERJA PLAT DENGAN BAHAN ST 37 PADA PROSES SANDBLASTING

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN

Desain dan Pembuatan Tungku Bakar Arang untuk Proses Pemanasan dan Pembersihan bagi Industri Ukir Tembaga dan Kuningan

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB V KESIMPULAN. mengutamakan keterampilan tangan. Seni kriya termasuk ke dalam seni rupa terapan,

Pada pembuatan produk kriya kulit kertas karton digunakan pada pembuatan

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH ALIYAH

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. Seni kriya sebagai bagian yang tumbuh dan berkembang bersama

BAB 1 SENI RUPA TIGA DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN SENI RUPA DI PAUD 'AISYIYAH III KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

BENDA DAN KEGUNAANNYA

KERAJINAN LIMBAH DRUM BEKAS DAN PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI

Indikator Esensial Mengindentifikasi tahapan dalam membuat benda kerajinan

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan

PENERAPAN IPTEKS. IbM PENINGKATAN PENDAPATAN IBU-IBU PKK MELALUI PEMBUATAN KERAJINAN MANIK-MANIK. Oleh Herlina Jasa Putri Harahap

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Melalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

ANALISIS LAY OUT USAHA HANDYCRAFT BERBAHAN BESI

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif mengarahkan peneliti menjelajahi kancah dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga membentuk suatu sambungan/kampuh. pateri dan mematri keras. Untuk mengelas yang baik dan benar terlebih

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

KATA PENGANTAR Galeri Seni Kriya Logam, Kulit dan Rotan di Denpasar

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

KINERJA KEPALA DESA DALAM MEWUJUDKAN TATA KELOLA

Bahan Baku Peralatan dan Proses Pembuatan Gerabah II Oleh: Drs. I Made Mertanadi, M.Si., Dosen PS Kriya Seni

BAB II METODE PERANCANGAN

Benda dan Sifatnya. Peta Konsep. Benda. Berdasarkan sifat daya hantar panasnya. Penggunaan benda yang bersifat konduktor dan isolator

BAB III METOLOGI PENELITIAN

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

TUGAS AKHIR. Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Laju Pengikisan Plat Baja ST 37 Pada Proses Sandblasting

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

TRANSFER NILAI PENDIDIKAN DAN KETERAMPILAN DI SENI KERAJINAN LOGAM ALUMUNIUM NUANSA DUKUH TUMANG TEGALREJO, DESA CEPOGO, KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI Skripsi oleh : DHANAR WIYANTI SETYOANGGRAHENI NIM. K3210015 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 commit to user

TRANSFER NILAI PENDIDIKAN DAN KETERAMPILAN DI SENI KERAJINAN LOGAM ALUMUNIUM NUANSA DUKUH TUMANG TEGALREJO, DESA CEPOGO, KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI Dhanar Wiyanti Setyoanggraheni Universitas Sebelas Maret Surakarta Dhanar0606@gmail.com The purpose of this research are: (1) to find out the implementation of education value and art skill of aluminium metal craft Nuansa, (2) to find out many kind of skill aluminium metal craft Nuansa, (3) to find out of design which used aluminium metal craft Nuansa. This research used a qualitative descriptive. The strategy that was used of this research is a single case strategy stake. Data sources are informant, place, occasion, document and archive. Data collection technique used interview and observation. The sampling technique is purposive sampling. Data validity reached by using data triangulation and review informant. Data analytical technique used is flow model analysis, including: data reduction, data presentation, and conclusion pulling or verification. The results of this research can be concluded that 1) the implementation of education value transfer is derived from the all work activities ranging from knowledge of tools and materials, the implementation of the manufacturing process as well and the attitude of doing any work, the education value transfer consist of a form discipline value, persistence value, accuracy value, responsibility value, affection value, and respectful value. 2) the kinds of skill which applied to aluminium metal craft are skill of cutting plat, making the form, burning, making jabung, engraving, and finishing 3) the kinds of design at aluminium metal craft Nuansa are geometric shapes design which in the product such as bowls, jars, lamps, table, sink keychain and calligraphy, the natural design and at the design of the whole work architectures and the design of the bowl wall lamp in the form of leaf and flower shape, free form designs found in the form of products wall lamp decoration exclusive tune decoration of Surakarta and the imitation mountain shape. Keyword: education value, skill, craft, design. commit to user

PENDAHULUAN Nilai menurut Gordon Allport (Mulyana R, 2004: 9) adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Peranan nilai dalam kehidupan manusia dapat dijadikan sebuah pembelajaran hidup bagi setiap orang sehingga dapat dijadikan upaya mendewasakan dirinya. Di dalam kehidupan manusia, nilai selalu disertakan baik dalam bentuk presepsi, sikap, keyakinan dan tindakan manusia. Pendidikan adalah wahana untuk memperoleh sebuah nilai sehingga peranan pendidikan adalah memberikan prioritas penting untuk membangkitkan nilai-nilai kehidupan. Menurut UU no.2 1989 dan PP No.73 Tahun 1991 (Abdulhak,I dkk, 2012: 17) untuk mendapatkan pendidikan, seseorang dapat menempuh melalui berbagai macam cara pendidikan, berdasarkan ruang lingkupnya pendidikan dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Untuk mendapatkan pendidikan, pendidikan formal bukan satu-satunya yang dapat dijadikan tempat untuk mendapatkan pendidikan, pendidikan informal juga dapat menjadi salah satu jalur pendidikan. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang berlangsung seumur hidup dan dalam proses itu setiap orang memperoleh nilai, sikap keterampilan, dan pengetahuan yang berasal dari pengalaman hidup sehari-hari dan pengaruh sumber-sumber pendidikan dalam lingkungan hidupnya seperti dari keluarga, teman sepermainan, tetangga, pekerjaan, perpustakaan, pasar, media massa, dan sebagainya (Coombs dalam Abdulhak,I dkk, 2012: 18). Oleh karena itu pendidikan informal mampu mengembangkan nilai, pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mewujudkan pendidikan sepanjang hayat. Nuansa merupakan salah satu Home Industri di Dukuh Tumang, Kabupaten Boyolali yang memberikan kontribusi pendidikan untuk menyediakan tempat untuk pemindahan dan mengembangkan nilai pendidikan dan keterampilan bagi masyarakat sekitar desa Tumang. Dengan peranan sebagian pengrajin, mereka mampu memindahkan nilai pendidikan dan keterampilan tersebut kepada peserta baru (pengrajin baru) yang masih membutuhkan suatu keahlian. Hal tersebut dilakukan agar nantinya keahlian tersebut dapat dijadikan bekal hidup tentang commit to user

pengalaman lapangan kerja yang mungkin dapat ditekuni sebagai pilihan hidup dikemudian hari. Seni kerajinan merupakan salah satu sarana penggunaan keterampilan yang erat kaitannya dengan kebutuhan masyarakat. Menurut Soegeng Toekio (1996:18) kerajinan merupakan hasil kegiatan manusia yang berkaitan dengan bebarang guna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berbagai macam kerajinan sudah banyak lahir dari berbagai keterampilan tangan kreatif manusia. Banyak diantaranya yang menghasilkan kerajinan indah dalam berbagai bahan seperti keranjang, tembikar, kerajinan kayu, kerajinan logam. Kerajinan logam alumunium merupakan salah kerajinan yang terbuat dari bahan baku kerajinan yang relatif murah dan mampu dijadikan sumber mata pencaharian bagi warga masyarakat Tumang. Pada awalnya penggunaan alumunium hanya digunakan untuk keperluan sehari-hari, misalnya panci-panci masak, perabotan rumah tangga, kertas-kertas perak untuk pembungkus makanan, tutup-tutup botol susu dan makanan. Namun seiring perkembangan teknologi, bahan alumunium juga berubah dan berkembang menjadi produk kerajinan. Melihat potensi Nuansa dalam memberikan kontribusi pendidikan menjadi ketertarikan bahwa seni kerajinan alumunium dapat dijadikan pembelajaran bagi masyarakat luas terutama warga Tumang. Dengan terus berkembangnya nilai pendidikan dan keterampilan pada seni kerajinan logam alumunium maka akan memberikan sumbangan ilmu bagi masyarakat. Nilai pendidikan dan keterampilan yang terdapat dalam produk seni kerajinan alumunium yang dibuat dari tangan pengrajin yang terus mengembangkan keterampilan baik dilihat dari segi penggunaan alat dan bahan, proses pembuatan, keterampilan kualitas ragam desain produk yang dihasilkan. Dengan melihat latar belakang tentang kesuksesan yang diraih oleh Home Industri Nuansa dapat dijadikan sebagai contoh bagi pengrajin yang lainnya dalam mengembangkan keterampilan dalam usaha- usaha kerajinan, maka masalah penelitian yang dirumuskan adalah (1) bagaimana pelaksanaan transfer nilai pendidikan dan keterampilan seni kerajinan logam alumunium Nuansa Dukuh Tumang Tegalrejo, Desa Cepogo, Kecamatan commit Cepogo, to user Kabupaten Boyolali? (2) apa saja

jenis keterampilan yang diterapkan pada seni kerajinan logam alumunium Nuansa Dukuh Tumang Tegalrejo, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali? (3) bagaimana ragam desain produk seni kerajinan logam alumunium Nuansa Dukuh Tumang Tegalrejo, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali?. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) untuk mengetahui pelaksanaan transfer nilai pendidikan dan keterampilan seni kerajinan logam alumunium Nuansa Dukuh Tumang Tegalrejo, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali (2) untuk mengetahui jenis keterampilan yang diterapkan pada seni kerajinan logam alumunium Nuansa Dukuh Tumang Tegalrejo, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali (3) untuk mengetahui ragam desain yang diterapkan pada seni kerajinan logam alumunium Nuansa Dukuh Tumang Tegalrejo, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. METODE PENELITIAN Penelitian ini mengambil lokasi di Home Industri Nuansa di Dukuh Tumang, Tegalrejo, Rt.01 Rw.09, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu Home industri yang memiliki tenaga pengrajin cukup banyak dan produk kerajinannya telah mampu menembus pasar ekspor, sehingga membuktikan bahwa produk- produk dari Nuansa sudah mampu menunjukkan kualitas yang baik sehingga mampu bersaing dengan produk dari pengrajin lain baik dari dalam maupun luar negeri. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis dari orang, pelaku, peristiwa atau kejadian yang diamati. Penelitian ini merupakan jenis studi kasus tunggal karena yang diteliti hanya dilakukan pada satu lokasi penelitian. Sumber data yang digunakan berupa informan, tempat dan peristiwa, serta dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara, observasi (pengamatan) dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling. Validitas data commit dicapai to user dengan menggunakan triangulasi

sumber dan review informan. Digunakan analisis model mengalir (flow model of analisis), dimana analisis ini dilakukan bagi penelitian studi kasus tunggal dan pada setiap kasusnya proses analisis yang digunakan adalah model analisis flow model of analisis. Dalam melakukan proses ini, terdapat tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasinya, aktivitasnya dilakukan secara bersama sama sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dan ketiga unsur tersebut merupakan sesuatu saling jalin menjalin. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi / Objek Penelitian Nuansa merupakan salah satu Home Industri kerajinan logam yang berada di Dukuh Tumang, Tegalrejo, Rt.01 Rw.09, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Akses jalan dapat ditempuh dari jalan Cepogo-Selo kurang lebih 1 km. Kondisi lingkungan sekitar Home Industri Nuansa berupa area pemukiman penduduk cukup padat. Walaupun Home Industri Nuansa berada di daerah pegunungan namun bangunan rumah sudah menerapkan gaya modern. B. Pelaksanaan Transfer Nilai Pendidikan dan Keterampilan Seni Kerajinan Logam Alumunium Nuansa Proses pembelajaran dilaksanakan pada saat bekerja yaitu setiap hari Senin sampai Sabtu mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Waktu bekerja akan bertambah pada hari Minggu apabila banyak pesanan produk kerajinan. Selama bekerja, pengrajin dibebaskan untuk menggunakan pakaian kerja, selama pakaian tersebut nyaman dan tidak mengganggu aktivitas bekerja. Peserta pembelajaran di Home Industri Nuansa dilakukan oleh pengrajin senior dan pengrajin junior. Semua pengrajin yang bekerja di Home Industri Nuansa merupakan peserta pelaksanaan transfer nilai pendidikan. Bukan hanya pengrajin saja yang menjadi peserta, akan tetapi warga masyarakat yang ingin belajar di Home Industri Nuansa dapat menjadi peserta baru dalam pelaksanaan transfer nilai pendidikan. Bagi peserta baru yang ingin belajar keterampilan di Home Industri Nuansa, tidak ada persyaratan khusus seperti tingkat commit pendidikan, to user tingkat usia dan status sosial.

Selama pemilik masih mengizinkan untuk membantu pekerjaan pengrajin, setiap orang yang ingin menjadi peserta baru untuk bekerja diperbolehkan dengan senang hati. Akan tetapi selama masih dalam tahap belajar, peserta baru belum diberi upah seperti layaknya pengrajin tetap, tetapi untuk makan siang selalu disediakan dari tempat kerja. Awal mula proses pelaksanaan pembelajaran diberikan dari oleh 2 pengrajin senior yaitu Jumeri dan Suyarno. Jumeri merupakan salah satu warga desa Tumang sekaligus salah satu tetangga dari pemilik Home Industri Nuansa. Jumeri bertugas untuk memotong bahan, membentuk pola produk, pembakaran serta finishing produk. Sedangkan Suyarno merupakan pengrajin senior yang bekerja di Home Industri Nuansa yang bertugas untuk membuat jabung dan membuat hiasan kerajinan dengan ukir. Materi pembelajaran berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh pengrajin Home Industri Nuansa dalam membuat kerajinan logam. Dalam pelaksanaan pembelajaran, materi pembelajaran yang didapatkan selama mengikuti kegiatan bekerja yaitu berupa aspek keterampilan, aspek pengetahuan dan aspek sikap. Materi pembelajaran tersebut yaitu: 1. Aspek Pengetahuan Aspek pengetahuan merupakan aspek yang berkaitan dengan informasi untuk memperoleh pemahaman. Aspek pengetahuan tidak secara langsung diberikan kepada peserta baru, tetapi peserta baru secara mandiri mengetahui pengetahuan tersebut selama membantu pekerjaan pengrajin. Semakin bertambahnya pekerjaan yang dibantu, maka pengetahuan yang diperoleh juga bertambah. Aspek pengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan tentang bahan dan alat yang digunakan untuk membuat kerajinan. Alat dab bahan tersebut yaitu: Ondel, Suwul dan Jantur, Ganden, Jangka Besi, Gunting Besi, Pahat yang terdiri dari pahat ukir terdapat 5 pahat baku yaitu pahat pengawi, pahat pemplaku, pahat dop, pahat ulir dan pahat lemahan, Tabung Las Karbit, Blander (Torch), Mesin Gerinda commit Tangan, to user Amplas, Alat Blower, Kompor gas,

Kawat Alumunium, Plat alumunium, H2SO4, Larutan Pijer, Jabung, Batu Bara, Batu Hijau atau Langsol. 2. Aspek Keterampilan Awal pembelajaran pada aspek keterampilan dilakukan dengan memberikan keterampilan berupa kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan pengrajin pada saat bekerja. Pekerjaan yang dilakukan oleh peserta baru masih dalam kategori ringan dan masih dalam pengawasan pengrajin karena masih belum terampil dan masih dalam proses belajar. Selanjutnya, apabila peserta sudah beradaptasi dengan baik, peserta baru diberi kesempatan pengrajin untuk melakukan pekerjaan tanpa di bimbing oleh pengrajin. Kegiatan keterampilan dapat berupa kegiatan dalam membuat produk kerajinan dari awal sampai akhir. Proses pembuatan kerajinan ada beberapa tahapan antara lain: a. Persiapan alat dan bahan Langkah awal dalam proses pembuatan kerajinan logam alumunium adalah menyiapkan bahan dan alat. Bahan meliputi plat alumunium, kawat alumunium, larutan H2SO4, air pijer, batu hijau atau langsol. Selain bahan tersebut disiapkan, maka perlu disiapkan juga alat-alat yang diperlukan dalam proses pembuatan kerajinan logam alumunium. Peralatan tersebut antara lain penggaris besi, meteran, jangka besi, ondel, ganden, suwul dan jantur, tabung las pijar, blander, korek api, perapian batubara, blower, gerinda, dan amplas. b. Pembuatan Pola Bentuk Tahap pembuatan pola bentuk dilakukan dengan merancang desain produk pada selembar kertas dengan menggunakan spidol atau pensil. Rancangan desain produk tersebut berupa ukuran produk, sketsa kasar bentuk dan motif hiasan. c. Pembentukan Proses pembentukan terdiri dari beberapa tahapan proses yang harus dilalui. commit Tahapan to pembentukan user merupakan tahapan yang

harus dilakukan dengan telaten dan memerlukan waktu yang lama. Kesulitan pembentukan tergantung pada kesulitan pola desain yang dibuat. Tahapan pembentukan terdiri dari beberapa tahapan antara lain: 1) Penyambungan Pertama Tahapan pertama yang harus dilakukan dalam pembentukan yaitu penyambungan pola bentuk. Tahapan penyambungan bertujuan agar pelat logam satu dengan lainnya dapat tersambung sehingga dapat terbentuk konstruksi sesuai desain agar nantinya lebih mudah untuk dipukul. 2) Pembakaran Tahapan ini dilakukan apabila kontruksi pola bentuk logam telah selesai dibuat. Kontruksi pola bentuk dipanaskan diatas tempat perapian. Dalam tempat perapian bahan baku yang digunakan adalah batu bara dan dibantu alat blower sebagai alat penghasil udara agar batu bara dapat panas lebih cepat. 3) Pemukulan Tahapan pemukulan dilakukan dengan memukul permukaan kontruksi plat logam dengan menggunakan alat ganden, ondel, suwul, dan Jantur. Proses pemukulan dilakukan sampai kontruksi plat logam terbentuk sempurna. Pukulan harus tepat pada permukaan plat logam, hal ini agar hasil pukulan dapat berurutan sesuai dengan intruksi pukulan dari pengrajin. 4) Penyambungan Kedua Proses penyambungan kedua dilakukan apabila konstruksi masing-masing bagian bentuk telah terbentuk. Penyambungan kedua ini bertujuan agar setiap bagian kontruksi pola bentuk menjadi satu kesatuan agar apabila masuk proses menghias kontruksi bentuk lebih mudah untuk diukir. d. Menghias commit to user

Proses menghias dilakukan dengan memberikan hiasan pahat berupa ukiran pada kontruksi bentuk kerajinan logam telah selesai. Tahapan menghias terdiri dari beberapa tahapan yaitu: 1) Penuangan Jabung Penuangan jabung dilakukan sebelum proses menghias dikerjakan. Tahapan ini bertujuan untuk membuat bidang alas pada kontruksi bentuk untuk mengukir. Jabung yang telah dimasak langsung dimasukkan kedalam bentuk produk yang bentuk kontruksi bentuk telah selesai dibuat. 2) Pembuatan Sketsa Motif Ukiran Pembuatan sketsa motif ukiran dilakukan dengan cara menggambar motif ukiran di atas kertas dengan menggunakan pensil atau spidol. Bentuk motif ukiran dibuat oleh pengrajin sesuai dengan pesanan, dan ragam motif ukiran biasanya berupa motif ragam hias berbentuk obyek alami seperti bentuk bunga, buah, dan daun. Ada pula bentuk geometris seperti lingkaran, persegi panjang, segitiga, dan setengah lingkaran. 3) Pemahatan Proses pemahatan dilakukan dengan menggunakan alat pahat berupa pahat baja dengan berbagai bentuk ujung pahat dan menggunakan martil besi sebagai pemukul pahat. Proses memahat berlangsung 1-7 hari dan tidak menutup kemungkinan waktu pemahatan lebih lama sesuai dengan tingkat kesulitan bentuk motif ukiran. 4) Pencopotan Jabung Tahapan pencopotan jabung dilakukan apabila proses pemahatan sudah selesai. Proses pencopotan jabung dilakukan dengan cara membakar hasil ukiran dengan menggunakan kompor. Untuk memudahkan dalam pencopotan jabung, kontruksi bentuk ukiran diberi pengait agar dapat digantung sehingga lebih commit memudahkan to user dalam proses pencopotan. Apabila

bentuk kerajinan tersebut tidak dapat diberi pengait, maka hanya perlu di kaitan pada tangkai besi saja. e. Pembersihan Awal Pembersihan awal merupakan tahapan yang dilakukan apabila jabung selesai dicopot. Tahapan pembersihan bertujuan untuk menghilangkan lelehan jabung yang masih menempel di plat alumunium. Tahapan selanjutnya adalah pemolesan larutan H2SO4 pada seluruh permukaan bentuk produk. Tahapan tersebut bertujuan agar larutan H2SO4 dapat membantu menghilangkan lelehan jabung secara menyeluruh. Setelah larutan H2SO4 telah selesai dioleskan, maka kontruksi bentuk produk kembali dibakar agar lelehan jabung yang tersisa menjadi lebih bersih. f. Pembersihan Kedua Pembersihan kedua dilakukan setelah proses pembakaran produk kerajinan dengan larutan H2SO4 selesai. Sifat larutan H2SO4 yang dapat mengikis kerak dan sisa larutan jabung sehingga setelah pembakaran selesai, produk tersebut disiram air dan dicuci dengan deterjen agar proses pengikisan pada plat alumunium dapat langsung dihentikan. g. Penyempurnaan Bentuk Penyempurnaan bentuk kerajinan dilakukan dengan memukul kembali bagian-bagian bentuk yang belum sempurna dengan alat ondel. Penyempurnaan bentuk bertujuan agar bentuk bagian-bagian yang masih kasar dapat diperbaiki kembali. Proses penyempurnaan dilakukan dengan cara memukul bagian-bagian pada permukaan kerajinan yang kasar dengan menggunakan alat ondel agar bentuk yang kurang sempurna bisa sempurna. h. Penghalusan Tahapan ini dilakukan dengan menghaluskan bagianbagian bentuk kerajinan commit to dengan user menggunakan kertas amplas.

Tahapan tersebut dilakukan bertujuan agar menghaluskan bentuk produk yang tadinya masih kasar menjadi lebih halus. Kertas amplas yang dapat mengikis permukaan benda dapat membantu untuk menghaluskan sebelum nantinya produk dipoles. i. Pemolesan Tahapan pemolesan adalah tahapan terakhir untuk membuat produk kerajinan. Tahapan pemolesan adalah tahapan dimana bentuk akhir kerajinan yang telah selesai, dipoles menggunakan mesin gerinda. Mesin gerinda dipasang piringan berupa kardus bekas yang di geruskan pada langsol atau batu hijau pada bagian yang cacat/lecet dapat menipis dan hilang. Pemberian pembelajaran membuat kerajinan dilaksanakan tidak sesuai dengan urutan dan pedoman, melainkan pemberian pembelajaran dilaksanakan apabila pengrajin melakukan pekerjaan. Pemberian pembelajaran disesuaikan dengan pekerjaan yang sedang dilakukan oleh pengrajin dalam membuat kerajinan logam alumunium. Tahapan pembuatan logam yaitu memotong bahan plat, tahap membentuk, pembuatan landasan ukir, membuat hiasan kerajinan dengan teknik ukir, pembersihan lelehan jabung, serta pemolesan. Apabila tahap awal adalah pemotongan bahan logam, namun pengrajin telah memasuki tahapan membentuk maka peserta baru juga harus mengikuti pembuatan pola bentuk 3. Aspek sikap Aspek yang disalurkan oleh pengrajin kepada peserta baru berupa nilai sikap rasa tanggung jawab, nilai kedisiplinan, nilai kesabaran dan ketelitian. Nilai kedisiplinan (discipline) diperoleh dengan memberikan pembelajaran berupa kedisiplinan waktu selama bekerja Nilai Ketekunan (diligence) diperoleh dengan memberikan kesempatan bertanya dan berlatih membuat kerajinan logam alumunium secara berkesinambungan. Nilai Ketelitian (carefulness) diperoleh dari kegiatan bekerja dimana pada saat melakukan pekerjaan commit dituntut to user ketelitian agar kerajinan logam

alumunium yang dibuat tidak terdapat kesalahan dalam proses pembuatan. Nilai tanggungjawab diperoleh dengan memberikan pembelajaran berupa tanggungjawab merawat dan menggunakan alat-alat yang telah digunakan dalam membuat kerajinan logam alumunium. Nilai kasih sayang diperoleh dengan memberikan kasih sayang yaitu mengayomi dan membimbing pengrajin junior (peserta baru) yang masih dalam tahap belajar bekerja. Nilai hormat kepada orang yang lebih tua dengan memberikan pembelajaran berupa selalu menghormati, mematuhi nasehat yang diberikan dan selalu menghargai perkataan yang dikatakan pengrajin senior. Nilai-nilai tersebut merupakan bentuk nilai nilai pendidikan yang diberikan oleh pengrajin senior kepada pengrajin junior (peserta baru). Kegiatan tersebut dapat membimbing peserta baru agar memiliki sikap disiplin, tanggung jawab, ketelitian, ketekunan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan transfer nilai pendidikan dan keterampilan dapat berupa pemindahan keahlian berupa nilai pengetahuan, nilai sikap dan keterampilan dari pengrajin senior kepada pengrajinpengrajin lainnya di lingkungan Home Industri Nuansa dan pemilik Home Industri Nuansa tidak ikut terlibat dalam proses pelaksanaan transfer nilai pendidikan dan keterampilan. Semua nilai pendidikan dan keterampilan yang diperoleh akan di transfer atau dipindahkan kepada pengrajin-pengrajin junior yang masih perlu pengalaman dalam membuat kerajinan logam alumunium. Jenis-jenis Keterampilan Seni Kerajinan Logam Alumunium Nuansa Keterampilan dalam membuat kerajinan logam dapat dipelajari oleh siapa saja yang ingin mempelajarinya. Mengingat bahwa Home Industri Nuansa lebih banyak menghasilkan kerajinan logam alumunium sehingga keterampilan yang ada merupakan keterampilan membuat kerajinan logam berbahan alumunium. Jenisjenis keterampilan yang diterapkan pada seni kerajinan logam alumunium yaitu: commit to user

1. Keterampilan Memotong Plat Memotong bahan baku plat merupakan salah satu keterampilan yang penting dimiliki seorang pengrajin untuk memulai proses pembuatan bentuk produk kerajinan. Keterampilan memotong plat dilakukan dengan cara memotong bagian plat logam yang terpola dengan menggunakan gunting besi. Jenis gunting yang digunakan merupakan jenis gunting lurus, lengkung. Gunting lurus dipergunakan untuk menggunting tepi-tepi lurus dan lengkunganlengkungan dalam. Sedangkan gunting lengkung dipergunakan untuk lengkungan-lengkungan dalam saja. 2. Keterampilan Membentuk Keterampilan membentuk merupakan keterampilan dalam membentuk kontruksi pola bentuk kerajinan logam alumunium. Keterampilan membentuk terdiri dari beberapa keterampilan yaitu keterampilan mengetok (memukul) dan keterampilan membuat bentuk cekung. Kedua keterampilan tersebut menggunakan alat ondel sebagai pemukul serta alat suwul sebagai landasan. a. Keterampilan Mengetok (Memukul) Keterampilan mengetok (memukul) merupakan keterampilan membentuk plat logam tipis dengan cara memukul pada seluruh permukaannya dengan menggunakan martil atau martil kayu. Martil disini lebih dikenal dengan nama Ondel, sedangkan martil kayu lebih dikenal dengan nama ganden. Keterampilan mengetok dilakukan dengan cara melakukan pukulan-pukulan ringan dengan pergelangan tangan dimulai dari tengah-tengah bentuk ke arah tepi bentuk. b. Keterampilan Membuat Bentuk Cekung Keterampilan mencekung merupakan keterampilan dalam membuat kontruksi produk kerajinan logam dimana bentuk yang dibuat adalah bentuk cekung. Keterampilan mencekung dilakukan dengan memukul terus menerus dengan menggunakan alat ganden dan ondel sehingga nantinya akan terbentuk kontruksi bentuk melengkung. Keterampilan ini dilakukan commit dengan to user membentuk cekungan dengan

memukulkan ganden tepat diluar titik penopang. Pengerjaanya dilakukan dengan memutarkan bentuk plat berlawanan jarum jam setelah setiap pukulan. 3. Keterampilan Membakar Keterampilan membakar merupakan keterampilan dalam membakar plat diatas perapian. Keterampilan membakar dimaksudkan agar pori-pori plat logam dapat terbuka sehingga saat plat alumunium dipukul, tekstur plat alumunium dapat lebih lunak. Hal yang paling terpenting untuk mengetahui plat logam alumunium sudah lunak atau belum adalah dengan memberikan pasir. Pasir memberikan tanda pada plat logam pada saat proses pembakaran apabila pelat logam telah panas sempurna. Pasir akan berwarna kemerahan tanda panas apabila plat logam telah panas sempurna. 4. Keterampilan Menyambung Keterampilan menyambung merupakan keterampilan membuat sambungan pada saat akan membuat kontruksi bentuk kerajinan logam alumunium. Keterampilan menyambung plat logam dilakukan dengan menggunakan teknik las karbit. Keterampilan mengelas berupa keterampilan menggunakan alat las dan keterampilan membuat sambungan. 5. Keterampilan Membuat Jabung Keterampilan membuat jabung terdiri dari beberapa keterampilan antara lain keterampilan mengukur takaran bahan jabung, memasak jabung, dan melepas jabung. Ketiga keterampilan tersebut dilakukan berurutan sampai keterampilan jabung benar-benar siap digunakan menjadi landasan bidang ukiran. Keterampilan tersebut yaitu keterampilan Mengukur Takaran Bahan, Keterampilan Memasak, Keterampilan Menuangkan Jabung. Keterampilan Melepas Jabung 6. Keterampilan Mengukir. commit to user

Keterampilan mengukir sejatinya terdiri dari beberapa keterampilan, keterampilan tersebut yaitu berupa keterampilan memindahkan gambar motif pada bidang ukir, keterampilan memegang pahat, keterampilan membuat alur pahat, dan keterampilan ukir. 7. Keterampilan Finishing Keterampilan finishing merupakan keterampilan dimana bentuk kerajinan masuk dalam tahapan penyelesaian. Keterampilan ini sangat penting dikuasai karena keterampilan ini merupakan keterampilan terakhir sebelum produk yang dibuat selesai diproduksi. Keterampilan tersebut yaitu Keterampilan Pembersihan, Keterampilan Memoles. Ragam Desain yang Diterapkan pada Seni Kerajinan Logam Alumunium Nuansa Ragam desain dalam kerajinan logam Alumunium Nuansa berupa perkembangan dari produk perabotan rumah tangga yang terdiri produk dekorasi dan produk terapan. 1. Produk dekorasi Produk dekorasi berupa produk yang digunakan untuk pajangan dan dapat digunakan sebagai hiasan ruang. Desain produk dekorasi tersebut berupa a) mangkuk (Bowl ) yang terbagi menjadi mangkuk untuk tempat meletakkan pot bunga dan tempat meletakkan buah b) Guci (Guci) c) lampu (lamp) yang terbagi menjadi lampu gantung, lampu dinding (Wall Lamp), lampu meja (table lamp) d) kaligrafi e) gantungan kunci. Bentuk produk mangkuk (bowl), guci, lampu gantung, lampu meja, lampu dinding kebanyakan memiliki bentuk geometris dengan perpaduan bentuk seperti persegi panjang, segi banyak, lingkaran, setengah lingkaran, oval, balok, kubus, serta tabung dengan panjang berbeda dan banyak variasi. Khusus untuk hiasan lampu dinding terdapat bentuk produk ragam hias khas Surakarta dan bentuk gunungan wayang. Tekstur yang terdapat pada permukaan desain produk hiasan terbagi menjadi 2 tekstur, yaitu tekstur kasar berupa ukiran timbul dan berlubang, serta tekstur halus berupa efek mengkilat pada permukaan kerajinan. Motif ornamen yang pada desain produk hiasan commit bagian to besar user menampilkan bentuk ornamental

dengan mengambil bentuk alami seperti bunga, ikan, daun, dan buah. Tetapi terdapat pula bentuk ornamen geometris seperti lingkaran, oval, persegi dan segi banyak. Desain produk hiasan juga dapat disesuaikan dengan selera pelanggan. 2. Gambar 1. Desain Bowl (Mangkuk) Sebagai Tempat Buah dengan Motif Ornamen Bentuk (a) Bunga (b) Daun (c) Tanpa Ukiran (Mengkilat) (Sumber: Dokumentasi Dhanar Wiyanti, 2014) 3. Bentuk produk terapan Bentuk produk terapan yang di buat Home Industri Nuansa berupa produk perabotan rumah tangga, meja dan bak cuci. Bentuk desain yang dibuat antara lain berupa a) Desain perabotan rumah tangga memiliki bentuk dengan macam variasi bentuk teko, dandang, wajan b) Desain bak cuci yang memiliki bentuk oval dengan berbagai ukuran c) Desain meja memiliki bentuk volume padat dengan raut volume silindris dan raut volume variasi. Sebagian besar tekstur desain produk terapan yang dibuat memiliki tekstur halus. Tetapi untuk desain bak cuci dan meja juga terdapat tekstur kasar berupa ukiran. Motif ornamen ukiran tersebut lebih banyak menampilkan bentuk ornamental dengan mengambil bentuk bebas dan kombinasi bentuk alami seperti bunga, daun, dan buah, commit to user

PENUTUP Kesimpulan Gambar 2. Desain meja (a) Tekstur halus (b) Tekstur kasar (Sumber: Dokumentasi Dhanar Wiyanti, 2014) 1. Pelaksanaan transfer nilai pendidikan berisi tentang pemindahan proses pembelajaran yang berasal dari pengrajin senior kepada pengrajin junior (peserta baru) di Home Industri Nuansa. Proses pembelajaran tersebut berupa nilai-nilai pendidikan antara lain nilai tentang aspek nilai pengetahuan, nilai sikap dan nilai keterampilan. Jenis-jenis keterampilan yang diterapkan pada seni kerajinan logam alumunium berasal antara lain a) keterampilan memotong plat b) keterampilan membentuk c) keterampilan membakar e) keterampilan mengukir f) keterampilan finishing. Ragam desain pada kerajinan logam Alumunium Nuansa berupa desain bentuk geometris, bentuk alami dan bentuk bebas. Desain bentuk geometris terdapat pada bentuk produk mangkuk (bowl), guci, lampu, meja, bak cuci gantungan kunci dan kaligrafi commit to user dengan perpaduan bentuk seperti persegi panjang, segi banyak, lingkaran,

setengah lingkaran, oval, balok, kubus, serta tabung dengan ukuran yang berbeda dan banyak variasi. Desain bentuk alami terdapat pada bentuk desain lampu dinding dan mangkuk berupa bentuk daun dan bunga. Desain bentuk bebas terdapat pada bentuk produk lampu dinding berupa bentuk ragam hias khas Surakarta dan bentuk gunungan wayang. Implikasi Berdasarkan simpulan yang telah diambil dalam penelitian ini didapatkan yang mengungkap tentang transfer nilai nilai pendidikan dan keterampilan pada seni kerajinan logam alumunium sehingga penelitian ini berimplikasi sebagai media pelestarian nilai-nilai budaya lokal, pelestarian nilai-nilai estetis. Bagi masyarakat pada umumnya dapat menambah tempat tujuan baru sebagai destinasi wisata kerajinan logam, memberi kontribusi yang yang berkaitan dengan pengembangan teknologi. Bagi peneliti lain berimplikasi sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai transfer nilai nilai pendidikan dan keterampilan pada seni kerajinan logam alumunium Saran Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disampaikan saran yang berkaitan dengan transfer nilai pendidikan dan keterampilan seni kerajinan logam alumunium, diharapkan pengrajin Home Industri Nuansa lebih meningkatkan nilai tanggungjawab terhadap kerapian ruangan sehingga setelah pemakaian ruangan dapat sedikit lebih tertata dan bersih, diharapkan pengrajin junior yang masih dalam tahap belajar di Home Industri Nuansa lebih meningkatkan nilai kedisiplinan agar tepat waktu dalam memulai pekerjaan sehingga proses pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung dengan teratur dan diharapkan Home Industri Nuansa lebih meningkatkan bentuk ragam desain bukan hanya bentuk geometris dan bentuk alam saja akan tetapi dapat bentuk lainnya dengan lebih sering mengikuti pameran sehingga wawasan bentuk ragam desain lebih banyak. commit to user

DAFTAR PUSTAKA Abdulhak,I & Suprayogi,U. (2011). Penelitian Dalam Pendidikan Nonformal. Jakarta: PT.Raja grafindo Persada Mulyana, R. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta Soegeng Toekio (1996). Tinjauan Kekriyaan Indonesia. Surakarta: Sekolah Tinggi Seni Indonesia Sudjana, N. & Ibrahim. (1988). Penelitian dan Penilaian. Bandung: Sinar Sutopo H.B. (1984). Metoologi Penelitian Kualitatif. Surakarta.UNS Press. Sachari A., &Suryana Y.Y. (2000). Desain dan Dunia Kesenirupaan Indonesia dalam Wacana Transformasi Budaya. Bandung: ITB. commit to user