BAB I PENDAHULUAN. Barongsai berasal dari kata Barong dan Sai, barong adalah kata dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BARONGSAI SEBAGAI PERTUNJUKKAN KOMUNIKASI BUDAYA ETNIS TIONGHOA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PEDAHULUA. budaya etnis Tionghoa, yakni Budaya Seni Tari Barongsai. Judul Tayangan : Liukan Barongsai

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang. Selama tahun TVRI mengadakan siaran rata-rata 1 jam

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA IMLEK 2559 DAN CAP GO MEH 2008 Hari/Tanggal : Kamis, 21 Pebruari 2008 Pukul : 09.

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku,

BAB I PENDAHULUAN. Suku Tionghoa merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia. Saat ini

Media Pembelajaran Kebudayaan Masyarakat Etnis Tionghoa Indonesia Berbasis Multimedia Interaktif

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki banyak pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu,

I. PENDAHULUAN. oleh Indonesia adalah suku Cina atau sering disebut Suku Tionghoa.

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANAN MUSIK PADA ATRAKSI BARONGSAI GROUP MAHA VIHARA MAITREYA KOMPLEK CEMARA ASRI MEDAN. Isadarina Br. Ketaren. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

BAB III OBJEK & METODE PENELITIAN. Tim Liong Barongsai Dharma Ramsi dipimpin dan dilatih oleh Eric

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah

BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada saat ini peranan komunikasi sangatlah penting, hampir seluruh

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Arti budaya

BAB I PENDAHULUAN. Upacara Adat Pencucian Pusaka Nyangku merupakan suatu upacara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan. keanekaragaman budaya, suku dan agama. Hal ini terjadi sejak jaman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengamati sejarah perkembangan ekonomi Indonesia sejak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu jiwa (Sensus 2010) 1. Orang

BAB I PENDAHULUAN. juga multikultural, dimana dalam kehidupan tersebut terdapat berbagai macam

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk. berkomunikasi, baik itu verbal ataupun nonverbal. Hal yang sama ini juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Barongsai adalah kesenian tradisional yang berasal dari Tiongkok. Barongsai berasal dari kata Barong dan Sai, barong adalah kata dalam bahasa Indonesia, sedangkan Sai adalah bahasa Tiongkok dialek hokkian yang berarti singa. Barongsai adalah kostum singa yang dimainkan oleh dua orang. Dalam setiap pertunjukan barongsai, minimal ada dua barongsai yang ditampilkan. Selain pemain barongsai, ada pula orang yang bermain alat musik seperti simbal, kenong dan tambur. Musik ini berfungsi untuk memandu gerakan pemain barongsai. Di Tiongkok, Barongsai ditampilkan pada hari tahun baru. Tahun baru ini disebut Imlek. Setelah itu barongsai pun ditampilkan 15 hari setelah tahun baru, yang hari itu disebut Cap Go Meh. Barongsai merupakan mediator antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dan memainkan Barongsai ketika Imlek dan Cap Go Meh merupakan salah satu ungkapan terimakasih kepada Tuhan YME. Dalam pertunjukkan barongsai, kerap pula diisi dengan penampilan Liong atau tarian naga. Naga awalnya merupakan sebuah imajinasi dari rakyat Tiongkok, dimana mereka menggambarkan sebuah ular yang mempunyai mulut buaya, telinga, memiliki tanduk rusa, mata dan kaki elang dan hidup di udara. Mereka menganggap naga (liong) sebagai mediator kepada Tuhan Yang Maha Esa. 1

2 Dalam memainkan barongsai, pemain-pemain dituntut untuk memiliki fisik yang kuat juga memiliki otak yang cerdas karena ekspresi barongsai ditentukan oleh para pemain. Selain itu, pemain-pemain barongsai dituntut untuk memiliki kerja sama yang kuat. Dalam satu kostum barongsai dimainkan oleh dua orang, yakni satu orang memegang kepala barongsai dan satu orang menjadi badan belakang barongsai. Selain itu, para pemain musik mengkomandoi gerakan barongsai. 1 Di Indonesia, kesenian barongsai mengalami keredupan pada tahun 1965 karena konflik politik. Setelah orde baru digantikan orde reformasi, barulah barongsai bisa hidup dan berkembang kembali. (Inilah koran, 24 Jan 2014, hal 8) Dalam perkembangannya, kini diadakan perlombaan barongsai dalam tingkat nasional dan internasional. Ada dua versi pertandingan yakni, akrobat dan perang. Untuk akrobat, barongsai dituntut untuk menampilkan gerakan-gerakan akrobatik yang dimana penilaian ditentukan oleh gerakan yang lebih ekstrim akan mendapatkan nilai yang lebih tinggi. Sedangkan untuk versi perang, ada dua barongsai yang dipergunakan dan memperlihatkan gerakan perang untuk mendapatkan nilai yang tinggi. 1 Eric Mintarja, Pelatih Tim Liong Barongsai Dharma Ramsi, Wawancara, Bandung 31 Januari 2014

3 Tionghoa: Terdapat beberapa fungsi barongsai yang diyakini oleh orang etnis 1. Menghilangkan energi negatif Suara yang nyaring dari drum dan gembrengan akan menyucikan atau membersihkan sebuah daerah/tempat yang chi/energi negatif dan jelek, menjadi energi yang baru dan bagus. 2. Mengusir roh halus yang tidak baik Kekuatan dari tarian dan keberadaan dari barongsai akan cukup untuk mengusir roh jahat keluar dari lokasi pertunjukkan. 3. Membawa Keberuntungan Sebagai simbol kekuatan dan membawa keberuntungan, dengan keberadaan barongsai 2 Gambar 1.1 Pertunjukan Barongsai Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014 2 http://www.dckliondance.com/about-us/fungsi-barongsai/ (diunduh pada Selasa, 18 Febuari 2014 pukul 15:04)

4 Barongsai merupakan hasil budaya Tiongkok yang berkembang di Indonesia melalui proses dinamis. Barongsai mulai dibudayakan seiring dengan bertambahnya populasi warga etnis Tionghoa di Indonesia. Kebudayaan menurut Edward Burnett Tylor dalam buku Dasar- Dasar Komunikasi Antar Budaya karangan Dr. Alo Liliweri, M.S. adalah: Kebudayaan adalah kompleks dari kesuluruhan pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, adat istiadat dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota suatu masyarakat. (2011:107) Ada tiga wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat (1979: 186-187). Pertama wujud kebudayaan sebagai ide, gagasan, nilai, atau norma. Kedua wujud kebudayaan sebagai aktifitas atau pola tindakan manusia dalam masyarakat. Ketiga adalah wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud pertama berbentuk abstrak, sehingga tidak dapat dilihat dengan indera penglihatan. Ide atau gagasan banyak hidup bersama dengan masyarakat. Gagasan itu selalu berkaitan dan tidak bisa lepas antara yang satu dengan yang lainnya. Keterkaitan antara setiap gagasan ini disebut sistem. Wujud kebudayaan yang kedua disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial dijelaskan Koentjaraningrat sebagai keseluruhan aktifitas manusia atau segala bentuk tindakan manusia yang berinteraksi dengan manusia lainnya. Aktifitas ini dilakukan setiap waktu dan membentuk pola-pola tertentu berdasarkan adat yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

5 Kemudian wujud ketiga kebudayaan disebut dengan kebudayaan fisik. Wujud kebudayaan ini bersifat konkret karena merupakan bendabenda dari segala hasil ciptaan, karya, tindakan, aktivitas, atau perbuatan manusia dalam masyarakat. Sama dengan masyarakat lainnya, orang Tionghoa yang tinggal di Indonesia pun hidup berbudaya. Budaya yang dibawa dari negeri asal berupa makanan, minuman, kesenian, pakaian, perayaan, dan sebagainya. Kedatangan leluhur etnis Tionghoa (yang berasal dari negara Tiongkok) untuk bermigrasi ke Indonesia terjadi pada ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu (utamanya pada abad ke 16-19). Mereka datang ke Indonesia dengan tujuan awal untuk berdagang (dalam perniagaan). Ramainya interaksi perdagangan di daerah pesisir tenggara Tiongkok, menyebabkan banyak orang yang tinggal di daerah pesisir Tiongkok ingin ikut berlayar untuk berdagang. Tujuan utama mereka saat itu adalah Asia Tenggara, karena kegiatan pelayaran sangat tergantung pada angin musim. Setiap tahunnya para pedagang akan bermukim di wilayah-wilayah yang mereka singgahi. Salah satu wilayah yang mereka singgahi di Asia Tenggara adalah Indonesia (yang pada waktu itu masih era kolonial Belanda). Demikian seterusnya ada pedagang yang memutuskan untuk menetap dan menikahi wanita setempat, ada pula pedagang yang kembali ke Tiongkok untuk terus berdagang. Lama-kelamaan, mereka yang tinggal membaur dengan masyarakat asli Indonesia, dan akhirnya terjadi asimilasi serta akulturasi

6 budaya. Sejak negara Indonesia merdeka, orang Tionghoa yang berkewarganegaraan Indonesia digolongkan sebagai salah satu suku dalam lingkup nasional Indonesia, sesuai Pasal 2 UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. 3 Etnis Tionghoa yang tinggal di Indonesia membawa budayabudaya warisan dari negeri asal. Untuk makanan, mereka memperkenalkan mie, bakso, bakcang, siomay, bakpao, kue keranjang. Untuk pakaian, mereka memperkenalkan Cheongsam, baju yang banyak digunakan ketika ada perayaan-perayaan Tiongkok. Selain itu, budaya etnis Tionghoa yang masuk ke Indonesia adalah pada hal perayaan Imlek. Pada tahun 1968-1998 perayaan Imlek dilarang dirayakan di depan umum yang ditandai dengan keluarnya Intruksi Presiden nomor 14 tahun 1967 yang berlaku hingga runtuhnya rezim orde baru. Pada tahun 2001, Presiden Abdurahman Wahid mencabut Inpres nomor 14 tahun 1967. Kemudian Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden nomor 19/2001 pada 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur yang fakultatif. Pada 17 Febuari 2002, Presiden Megawati Soekarno Putri meresmikan tahun baru Imlek sebagai hari libur nasional. 3 http://www.tionghoa.info/suku-tionghoa-di-indonesia/#more-2104 diunduh pada Selasa, 18 Febuari 2014 pukul 15:40

7 Dalam setiap perayaan Imlek, vihara-vihara kerap menampilkan barongsai. Vihara Dharma Ramsi misalnya, pada hari Imlek selalu menyajikan pertunjukan barongsai saat malam Imlek dan hari Imlek. Di kota Bandung, banyak tim atau komunitas barongsai yang berdiri dan melestarikan budaya etnis Tionghoa. Salah satu tim barongsai yang eksis hingga kini adalah Tim Liong Barongsai Dharma Ramsi yang berasal dari vihara Dharma Ramsi. Tim Liong Barongsai Dharma Ramsi berdiri sejak 1998 dan diketuai atau dilatih oleh Eric Mintardja. Tim barongsai tersebut berlatih di Vihara Dharma Ramsi, di jalan Gg. Ibu Aisyah No. 18/19A Bandung. Anggota tim tersebut adalah warga sekitar vihara yang merupakan warga Indonesia asli. Tim Liong Barongsai Dharma Ramsi mengkomunikasikan budaya barongsai kepada masyarakat keturunan Tionghoa pada khususnya dan kepada masyarakat Indonesia pada umumnya. Salah satu fungsi dari komunikasi yang dilakukan adalah untuk pelestarian budaya, dan juga untuk regenerasi pemain barongsai oleh angkatan yang lebih muda. Dalam setiap pertunjukan, barongsai mengkomunikasikan pesan ekspresif. Pesan-pesan yang disampaikan pada penonton adalah bagian dari proses komunikasi. Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar menyatakan bahwa: Komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih (Mulyana, 2010:46)

8 Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel?to whom?with what effect?) (Mulyana. 2010:147) Dari pengertian di atas, pertunjukan barongsai merupakan bagian dari proses terjadinya komunikasi. Dimana pemain barongsai merupakan komunikator dan penonton adalah komunikan dan pesan yang disampaikan akan memunculkan persepsi. Barongsai merupakan budaya yang dikomunikasikan dengan cara nonverbal. Karena pada saat dipertunjukan, barongsai tidak mengeluarkan kata-kata. Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter. : Komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima (Mulyana 2007:343). Seperti yang diungkapkan Albert Mahrabian (1972) dalam buku Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya karangan Dr. Alo Liliweri, M.S. mengatakan bahwa 55% dari komunikasi manusia dinyatakan dalam simbol non verbal, 38% melalui nada suara dan 7% komunikasi yang efektif dinyatakan melalui kata-kata. (2011:6)

9 Barongsai yang setiap pertunjukannya mengkomunikasikan pesanpesan nonverbal kepada para penonton yang berbeda latar belakang kebudayaan. Hal ini merupakan proses dari komunikasi antar budaya. Menurut Larry A.Samovar dan Richard E.Porter yang dikutip Dr. Alo Liliweri, M.S. dalam buku Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya mengatakan bahwa Komunikasi antar budaya terjadi di antara produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya berbeda. Menurut Lustig dan Koester yang dikutip Dr. Alo Liliweri, M.S. dalam buku Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya mengatakan bahwa: Komunikasi Antar Budaya adalah suatu proses komunikasi simbolik, interpretative, transaksional, kontekstual yang dilakukan oleh sejumlah orang yang karena memiliki perbedaan derajat kepentingan tertentu memberikan interpretasi dan harapan secara berbeda terhadap apa yang disampaikan dalam bentuk perilaku tertentu sebagai makna yang dipertukarkan. (2011:11) Dalam pertunjukan barongsai, partisipan yang terlibat adalah individu-individu yang berbeda latar belakang kebudayaan. Barongsai merupakan kebudayaan asli dari Tiongkok atau China yang kemudian dibawa ke Indonesia oleh etnis Tionghoa. Tim Liong Barongsai Dharma Ramsi memiliki pemain yang merupakan warga asli Indonesia mengkomunikasikan kebudayaan etnis Tionghoa. Di dalam Tim Liong Barongsai Dharma Ramsi pun terjadi komunikasi antar budaya, dikarenakan pelatih tim tersebut adalah warga keturunan etnis Tionghoa.

10 Selain itu, interaksi yang terjadi dengan para penonton pun merupakan tindak komunikasi antar budaya. Penonton yang menyaksikan berasal dari latar belakang kebudayaan berbeda. Penonton yang hadir mulai dari warga asli Indonesia hingga warga etnis Tionghoa itu sendiri. Untuk mengetahui pesan-pesan dan komunikasi yang ada dalam pertunjukan barongsai, peneliti merasa perlu untuk meneliti hal tersebut dalam pendekatan etnografi komunikasi. Etnografi Komunikasi adalah pengkajian peranan bahasa dalam perilaku komunikatif suatu masyarakat, yaitu cara-cara bagaimana bahasa dipergunakan dalam masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya. (Kuswarno, 2011:11) Dengan demikian dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana Barongsai sebagai Pertunjukkan Komunikasi Budaya Etnis Tionghoa? 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Rumusan Masalah Makro Bagaimana Barongsai sebagai Pertunjukkan Komunikasi Budaya Etnis Tionghoa? 1.2.2. Rumusan Masalah Mikro 1. Bagaimana situasi komunikatif dalam Barongsai sebagai pertunjukkan komunikasi budaya etnis Tionghoa?

11 2. Bagaimana peristiwa komunikatif dalam barongsai sebagai pertunjukkan komunikasi budaya etnis Tionghoa? 3. Bagaimana tindak komunikatif barongsai sebagai pertunjukkan komunikasi budaya etnis Tionghoa? 1.3. Maksud dan Tujuan 1.3.1. Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Barongsai sebagai Pertunjukkan Komunikasi Budaya Etnis Tionghoa? 1.3.2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui situasi komunikatif dalam barongsai sebagai pertunjukkan komunikasi budaya etnis Tionghoa 2. Untuk mengetahui peristiwa komunikatif dalam barongsai sebagai pertunjukkan komunikasi budaya etnis Tionghoa 3. Untuk mengetahui tindak komunikatif barongsai sebagai pertunjukkan komunikasi budaya etnis Tionghoa 1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi mengenai Barongsai sebagai Pertunjukkan Komunikasi Budaya Etnis Tionghoa

12 1.4.2. Kegunaan Praktis 1. Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang selama ini diterima secara teori dibangku perkuliahan. 2. Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan dijadikan literatur dalam mendukung materi-materi perkuliahan bagi universitas, program studi, dan mahasiswa mahasiswi ilmu komunikasi, 3. Masyarakat Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi masyarakat umum mengenai Barongsai yang dilihat dari sudut pandang ilmu komunikasi.