BAB IV HASIL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Cahaya Fajrin R Pembimbing : Dr.Syntha Noviyana, SE., MMSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Return On invesment(roi), Earning Per Share(EPS), dan. Deviden Per Share (DPS) terhadap harga saham

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurmala Ekatami NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bambang Darmadi, SE., MM.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, INFLASI DAN BI RATE TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA 10 BANK UMUM TERBESAR DI INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. teori yang menjadi dasar dan data yang diperoleh dari Badan

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisa Tabungan Wadiah PT Bank BNI Syariah 2010-2016 Tabungan wadi ah adalah simpanan dana pihak ketiga yang bisa diambil kapan saja berdasarkan kesepakatan bersama dan tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian ( athaya) yang bersifat sukarela. Tabungan wadi ah merupakan dana simpanan masyarakat terbesar yang dimiliki oleh bank syariah. Jika dana masyarakat tersebut dikelola baik, maka akan memberikan dampak pada kemampuan bank syariah dalam memenuhi skala dan volume transaksi yang pada akhirnya menghasilkan pendapatan dan meningkatkan laba. Grafik 4.1. Grafik Tabungan Wadi ah PT Bank BNI Syariah 2010-2016 (Dalam Jutaan Rupiah) 10.000.000 8.000.000 6.000.000 4.000.000 2.000.000-2.479.448 1.296.768 655.549 105.934 5.814.706 4.931.264 8.664.373 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tabungan Wadiah

2 Grafik 4.1 diatas menunjukkan bahwa tabungan wadi ah PT Bank BNI Syariah mengalami kenaikan yang signifikan pada tiap tahunnya. Tabungan wadi ah terendah terjadi pada tahun 2010 sebesar Rp. 105.934. Tabungan wadi ah tertinggi terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar Rp. 8.884.373,-. Semakin besar tabungan wadi ah yang tersedia, maka bank syariah akan lebih banyak menawarkan pembiayaan akan kerja sama usaha yang menghasilkan pendapatan. Dimana pendapatan tersebut digunakan sebagai perbandingan keuntungan bagi para pemilik bank/pemegang saham. Dengan adanya tabungan wadi ah dapat meningkatkan profit yang cukup dan tingkat risiko yang rendah serta menjaga posisi likuiditas bank syariah agar tetap aman. Langkah dasar yang dilakukan oleh tiap lembaga bank syariah untuk dapat menghimpun dana pihak ketiga seperti tabungan wadi ah secara optimal adalah dengan cara mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan perolehan dana pihak ketiga. Menyempurnakan tingkat bagi hasil yang merupakan faktor daya tarik bagi pemilik dana untuk menempatkan dananya, faktor keamanan penerapan prinsip syariah, dan kualitas pelayanan menjadi bahan pertimbangan para pemilik dana untuk menyimpan dana. 2. Analisa Beban Bonus Wadiah PT Bank BNI Syariah 2010-2016 Pemberian bonus wadi ah kepada para penitip dana merupakan bagian dari kegiatan operasional bank syariah. Pemberian bonus ini

3 dilakukan sebagai balas jasa kepada penitip dana karena sudah menyimpan dananya di bank syariah. Pemberian bonus ini tidak diperjanjikan di awal, tetapi tergantung pada kinerja bank syariah. Pemberian bonus tersebut diakui sebagai beban operasional pada saat terjadinya. Grafik 4.2. Grafik Beban Bonus Wadi ah PT Bank BNI Syariah 2010-2016 (Dalam Jutaan Rupiah) 90.000 80.000 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000-77.242 47.496 52.533 24.465 4.474 2.434 4.510 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Beban Bonus Wadiah Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank BNI Syariah triwulan 2010-2016 (www.bi.go.id dan www.bnisyariah.co.id). Grafik diatas menunjukkan bahwa beban bonus wadi ah yang dikeluarkan mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 mengalami kenaikan pada pengeluaran bonus wadi ah, sedangkan pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 mengalami penurunan pada pengeluaran bonus wadi ah. Pengeluaran bonus wadi ah tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar Rp. 72,242

4 dan pengeluaran bonus wadi ah terendah terjadi pada tahun 2015 sebesar Rp. 2,434. Pengeluaran bonus yang berlebihan dan terus menerus akan mengakibatkan menurunnya laba bank syariah. Oleh karena itu, bank syariah harus memperhatikan dan meminimalisir pemberian bonus yang berlebihan kepada si penyimpan dana. Pemberian bonus harus bisa dikontrol supaya beban operasional yang dikeluarkan tidak membengkak. Selain itu, tidak menurunnya laba dan keuntungan bagi para pemegang saham atau pemilik dana sehingga tidak mengganggu keberlangsungan bank syariah. 3. Analiasa Pendapatan Non Operasional PT Bank BNI Syariah 2010-2016 Pendapatan non operasional adalah semua pendapatan yang benar-benar telah diterima dan tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank. Contoh pendapatan non operasional meliputi pendapatan sewa ruangan kantor, sewa kendaraan bermotor yang digunakan oleh pihak lain, dan keuntungan dari penjualan aktiva tetap dan inventaris. Pendapatan non operasional yang terdapat dalam pos laporan laba rugi PT Bank BNI Syariah meliputi, (a) keuntungan penjualan aktiva tetap dan inventaris, (b) keuntungan penjabaran transaksi valuta asing, dan (c) pendapatan non operasional lainnya.

5 Grafik 4.3 Grafik Pendapatan Non Operasional PT Bank BNI Syariah 2010-2016 (Dalam Jutaan Rupiah) 120.000 100.000 104.619 80.000 60.000 40.000 20.000-1.275 4.567 8.883 1.159 10.364 13.757 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Pendapatan Non Operasional Sumber: Laporan Keuangan PT Bank BNI Syariah triwulan 2010-2016 (www.bi.go.id dan www.bnisyariah.co.id). Grafik 4.3 diatas menunjukkan bahwa pendapatan non operasional PT Bank BNI Syariah bersifat fluktuatif atau naik turun. Pendapatan non operasional terendah terjadi pada tahun 2013 sebesar Rp. 1,159. Pendapatan non operasional tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar Rp. 104,270. Dengan adanya pendapatan non operasional ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan laba di bank syariah, sehingga mampu memberikan keuntungan bagi para pemegang saham dan pemilik dana.

78 4. Analisa Laba PT Bank BNI Syariah 2010-2016 Pada umumnya, ukuran yang sering kali digunakan untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah dengan melihat laba yang diperoleh perusahaan. Dengan adanya laba para pemegang saham dan investor akan dapat mengetahui kinerja dan perkembangan bank syariah. Dapat dijadikan sebagai indikator dalam mengukur kemampuan modal bank syariah dalam menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham. Grafik 4.4 Grafik Laba PT Bank BNI Syariah 2010-2016 (Dalam Jutaan Rupiah) 800000 700000 600000 500000 400000 300000 200000 100000 0 713429 530755 368166 246827 293535 198404 36512 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Laba Sumber: Laporan Keuangan PT Bank BNI Syariah triwulan 2010-2016 (www.bi.go.id dan www.bnisyariah.co.id). Grafik 4.4 diatas menunjukkan bahwa laba PT Bank BNI Syariah pada tiap tahunnya mengalami peningkatan. Perolehan laba terendah terjadi pada tahun 2010 sebesar Rp. 36,512,-. Perolehan laba

79 tertinggi terjadi pada tahun 2016 sebesar Rp. 713,429,-. Semakin besar laba yang diperoleh, maka semakin besar pula kemampuan modal disetor bank syariah dalam menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham. Dengan adanya laba yang stabil seringkali perusahaan dapat memperkirakan berapa besar laba dimasa yang akan datang. Perusahaan seperti ini biasanya cenderung membayarkan laba dengan presentase yang lebih tinggi. 1 B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data digunakan untuk mengecek apakah data yang sedang diteliti tersebut berasal dari populasi yang mempunyai sebaran normal atau tidak. Uji normalitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Uji ini digunakan untuk menguji goodnesss of fits antardistribusi sampel dan distribusi lainnya. Uji ini dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi beberapa data. Ketentuan normalitas data dapat digunakan nilai probabilitas (sig) di PSAW (Predictive Analytics Software). Ketentuan tersebut adalah sebagai berikut, a. Jika nilai signifikan < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. b. Jika nilai signifikan > 0,05 maka data berdistribusi normal 1 Muhammad, Manajemen Keuangan Syariah,......, hlm.542.

80 Tabel 4.1 Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tabungan Wadiah Beban Bonus Wadiah Pendapatan Non Operasional N 32 32 32 32 Normal Mean 13.1161 8.2422 6.9628 11.1260 Parameters a Std. Deviation 1.12177 1.38820 2.00416.80624 Most Extreme Differences Laba Absolute.142.172.133.106 Positive.091.172.069.052 Negative -.142 -.155 -.133 -.106 Kolmogorov-Smirnov Z.803.971.755.601 Asymp. Sig. (2-tailed).540.302.619.863 a. Test distribution is Normal. Sumber: Output SPSS 16.0 Berdasarkan Tabel 4.1 One Sample Kolmogorov Smirnov Test diatas dapat diketahui bahwa, a. Nilai Asyimp. Sig (2-tailed) pada Tabungan Wadi ah adalah 0,540 > 0,05. Hal ini berarti tabungan wadi ah berdistribusi normal. b. Nilai Asyimp. Sig (2-tailed) pada beban bonus wadi ah adalah 0,302 > 0,05. Hal ini berarti beban bonus wadi ah berdistribusi normal. c. Nilai Asyimp. Sig (2-tailed) pada pendapatan non operasional adalah 0,619 > 0,05. Hal ini pendapatan non operasional berdistribusi normal. d. Nilai Asyimp. Sig (2-tailed) pada laba adalah 0,863 > 0,05. Hal ini berarti laba berdistribusi normal.

81 Tabel 4.2 Keputusan Uji Normalitas Data Variabel Asyimp. Sig (2-tailed) Taraf Signifikan Tabungan wadi ah 0,540 0,05 Beban bonus wadi ah 0,302 0,05 Pendapatan operasional non 0,619 0,05 Laba 0,863 0,05 Ke putusan No rmal No rmal No rmal No rmal 2. Uji Asumsi Klasik a. Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada dan tidaknya multikolonieritas dapat menggunakan dua cara yaitu dengan menggunakan r < 0,60 dan menggunakan α (VIF = 20). Berikut mendeteksi ada dan tidaknya multikolonieritas dengan menggunakan cara kedua yaitu Variance Inflation Factor (VIF),

82 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas Model 1 (Constant) Coefficients Collinearity Statistics Tolerance VIF Tabungan Wadiah.693 1.443 Beban Bonus Wadiah.963 1.038 Pendapatan Non Operasional.693 1.443 a. Dependent Variable: Laba Sumber: Output SPSS 16.0 Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai VIF hitung variabel bebas tabungan wadi ah adalah sebesar 1,443, beban bonus wadi ah adalah sebesar 1,038, dan pendapatan non operasional adalah sebesar 1,443. Variabel bebas tersebut menunjukkan bahwa semuanya lebih kecil daripada 20 atau (< 20). Sehingga disimpulkan bahwa persamaan regresi di atas tabungan wadi ah, beban bonus wadi ah, dan pendapatan non operasional tidak mengandung multikolonieritas. b. Autokolonieritas Pengujian untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode Durbin Watson. Adapun ketentuan-ketentuan untuk mengetahui autokorelasi, 1. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2).

83 2. Tidak terjadi autokorelasi, jika berada diantara -2 atau + 2 atau -2 DW +2. 3. Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW diatas -2 atau DW > -2. Adapun cara mendeteksi terjadi autokorelasi dalam model analisis regresi dengan menggunakan metode Durbin Watson dapat dijelaskan sebagai berikut, Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.686 a.470.414.61734 1.313 a. Predictors: (Constant), Pendapatan Non Operasional, Beban Bonus Wadiah, Tabungan Wadiah b. Dependent Variable: Laba Sumber: Output SPSS 16.0 Dari Tabel 4.4. Model Summary diatas menunjukkan bahwa hasil uji autokorelasi Durbin Watson adalah sebesar 1,313. Dengan demikian hasil uji autokorelasi Durbin Watson di atas berada di antara -2 1,313 +2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terjadi autokorelasi. c. Heterosekedasitas Uji asumsi klasik ini digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam sebuah data dengan melihat

84 grafik scatterplot pada output SPSS. Pada prinsipnya uji heteroskedastisitas dengan metode ini adalah melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel independen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas dengan grafik scatterplot adalah sebagai berikut, 1. Jika terdapat pola tertentu dapa grafik scatterplot SPSS, seperti titik-titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang dan menyebar kemudian menyempit), maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar, maka indikasinya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

85 Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan output scatterplot di halaman sebelumnya, menunjukkan bahwa titik-titik di atas menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Titik-titik data menyebar di sekitar angka nol (0) di atas dan di bawah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedatisitas. 3. Analisis Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda dapat digunakan untuk melakukan prediksi permintaan di masa yang akan datang, berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independen) terhadap satu variabel tak bebas (dependen). Rumus regresi linier berganda adalah Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + + b n X n + e

86 Hasil uji linier berganda ini dapat dilihat dalam tabel penelitian sebagai berikut, Sumber: Output SPSS 16.0 Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Model Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.334 1.606 3.943.000 Tabungan Wadiah.302.119.421 2.547.017 Beban Bonus Wadiah -.019.081 -.032 -.229.821 Pendapatan Non Operasional a. Dependent Variable: Laba Berdasarkan hasil dari Tabel Coefficient di atas, maka dapat dikembangkan model persamaan regresi sebagai berikut T Sig..141.066.350 2.119.043 Y = 6,334 + 0,302 X 1 + (- 0,019 X 2 ) + 0,141 X 3 Keterangan: a. Konstanta sebesar 6,334 menyatakan bahwa jika tidak ada tabungan wadi ah, beban bonus wadi ah, dan pendapatan non operasional, maka besar laba sebesar 6,334 satu-satuan. b. Koefisien regresi X 1 (tabungan wadi ah) sebesar 0,302 menyatakan bahwa setiap kenaikan satu-satuan tabungan wadi ah, akan meningkatkan laba sebesar 0,302 satu-satuan. Dan sebaliknya, jika setiap penurunan satu-satuan tabungan wadi ah, akan menurunkan laba sebesar 0,302 satu-satuan dengan anggapan X 2 dan X 3 tetap.

87 c. Koefisien regresi X 2 (beban bonus wadi ah) sebesar -0,019 menyatakan bahwa setiap kenaikan satu-satuan beban bonus wadi ah akan meningkatkan laba sebesar -0,019 satu-satuan. Dan sebaliknya jika setiap penurunan beban bonus wadi ah satu-satuan maka akan menurunkan laba sebesar -0,019 satu-satuan dengan anggapan X 1 dan X 3 tetap. d. Koefisien regresi X 3 (pendapatan non operasional) sebesar 0,141 menyatakan setiap kenaikan satu-satuan pendapatan non operasional akan meningkatkan laba sebesar 0,141 satu-satuan. Dan sebaliknya jika setiap penurunan pendapatan non operasional satu-satuan maka menurunkan laba sebesar 0,141 satu-satuan dengan anggapan X 1 dan X 2 tetap. e. Tanda (+) menandakan arah hubungan yang searah, sedangkan tanda (-) menunjukkan arah hubungan yang berbanding terbalik antara variable independen (X) dengan variable dependen (Y). 4. Koefisien Determinasi (R 2 ) Uji koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tabungan wadi ah, beban bonus wadi ah, dan pendapatan non operasional terhadap laba. Nilai koefisien determinasi antara 0 sampai dengan 1. Dimana jika semakin mendekati angka 1 maka pengaruh tabungan

88 wadi ah, beban bonus wadi ah, dan pendapatan non operasional terhadap laba semakin kuat. Dan sebaliknya jika semakin mendekat angka 0 maka pengaruh tabungan wadi ah, beban bonus wadi ah, dan pendapatan non operasional terhadap laba semakin lemah. Hasil uji koefisien determinan dapat dilihat dalam tabel 4.6 di bawah ini, Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.686 a.470.414.61734 1.313 a. Predictors: (Constant), Pendapatan Non Operasional, Beban Bonus Wadiah, Tabungan Wadiah b. Dependent Variable: Laba Sumber: Output SPSS 16.0 Dari tabel hasil uji koefisien determinasi di atas dapat dilihat bahwa angka koefisien korelasi (R) adalah 0,470. Hal ini hubungan antar variable independen dengan variabel dependen sebesar 47%. Dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen lemah, karena mendekati angka 0. Sedangkan nilai koefisien determinasi yang tertulis dalam Adjust R Square (R 2 ) adalah 0,414. Kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasinya perubahan variabel dependen sebesar 41,4%, sedangkan sisanya sebesar 58,61% (100% - 41,4% = 58,6%) dipengaruhi oleh variabel lain di luar model regresi yang dianalisis.

89 5. Pengujian Hipotesis Untuk menguji bisa atau tidaknya model regresi tersebut digunakan dan untuk menguji kebenaran hipotesis yang dilakukan, maka diperlukan pengujian statistik yaitu uji t dan uji f. Uji t adalah pengujian terhadap variabel independen secara parsial (individu) dilakukan untuk melihat signifikan pengaruh variabel secara individual terhadap variabel dependen. Sedangkan uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. 1.Uji T Untuk pengujian dengan uji T ini dapat dilakukan dengan kriteria-kriteria berikut, a. Jika t hitung < t tabel maka H 0 diterima atau menolak H a, artinya bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Jika t hitung > t tabel maka H 0 ditolak atau menerima H a, artinya bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Atau a. Jika Sig. > 0,05 maka H 0 diterima atau menolak H a, artinya bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

90 b. Jika Sig. < 0,05 maka H 0 ditolak atau menerima H a, artinya bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengaruh tabungan wadi ah, beban bonus wadi ah, dan pendapatan non operasional terhadap laba secara parsial dapat disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.7 Hasil Uji T Model Sumber: Output SPSS 16.0 Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.334 1.606 3.943.000 Tabungan Wadiah.302.119.421 2.547.017 Beban Bonus Wadiah -.019.081 -.032 -.229.821 Pendapatan Non Operasional a. Dependent Variable: Laba T Sig..141.066.350 2.119.043 berikut, Dari Tabel 4.7 Hasil Uji t di atas dapat dijelaskan sebagai a. Pengaruh Tabungan Wadi ah terhadap Laba Tabel Coefficients a di atas menunjukkan bahwa nilai t hitung tabungan wadi ah sebesar 2,547. T tabel sebesar 2,048 diperoleh dari ( α/2 = 0,05/2 ; df = n 3-1 = 32 3-1 = 0,025 ; 28, nilai kritik sebaran t = 2,048). Nilai t hitung > t tabel yaitu 2,547 > 2,048, maka dapat simpulkan bahwa H 0 ditolak atau H 1 diterima artinya bahwa

91 variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen. Hal ini menunjukkan bahwa tabungan wadi ah berpengaruh posiif terhadap laba. Tabel Coefficients a di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan tabungan wadi ah sebesar 0,017 dan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05. Sig. < α yaitu 0,017 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak atau menerima H a, artinya bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini menunjukkan bahwa tabungan wadi ah berpengaruh signifikan terhadap laba. b. Pengaruh Beban Bonus Wadi ah terhadap Laba Tabel Coefficients a di atas menunjukkan bahwa nilai t hitung beban bonus wadi ah sebesar - 0,229. T tabel sebesar 2,048 diperoleh dari (α/2 ; n-k-1 = 0,05/2 ; 32-3-1 = 0,025 ; 28, nilai kritik sebaran t = 2,048). Nilai t hitung < t tabel yaitu 0,229 < 2,048 maka dapat simpulkan bahwa H 0 diterima atau H 1 ditolak artinya bahwa variabel independen berpengaruh negatif terhadap variabel dependen. Hal ini menunjukkan bahwa beban bonus wadi ah berpengaruh negatif terhadap laba. Tabel Coefficients a di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan beban bonus wadi ah sebesar 0,821 dan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05. Sig. > α yaitu 0,821 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima atau H a ditolak, artinya bahwa

92 variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini menunjukkan bahwa beban bonus wadi ah tidak berpengaruh signifikan terhadap laba. c. Pengaruh Pendapatan Non Operasional terhadap Laba Tabel Coefficients a di atas menunjukkan bahwa nilai t hitung pendapatan non operasional sebesar 2,119. T tabel sebesar 2,048 diperoleh dari (α/2 ; n-k-1 = 0,05/2 ; 32-3-1 = 0,025 ; 28, nilai kritik sebaran t = 2,048). Nilai t hitung > t tabel yaitu 2,119 > 2,048 maka dapat simpulkan bahwa H 0 ditolak atau H 1 diterima artinya bahwa variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan non operasiona berpengaruh positif terhadap laba. Tabel Coefficients a di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan pendapatan non operasional sebesar 0,043 dan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05. Sig. < α yaitu 0,043 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak atau H a diterima, artinya bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan non operasional berpengaruh signifikan terhadap laba. 2. Uji F Untuk pengujian dengan uji F ini dapat dilakukan dengan kriteria-kriteria sebagai berikut,

93 a. Jika f hitung < f tabel maka H 0 diterima dan H a ditolak, artinya bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Jika f hitung > f tabel, maka H 0 ditolak dan H a diterima artinya bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Atau a. Jika Sig. > 0,05 maka H 0 diterima dan H a ditolak, artinya bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Jika Sig. < 0,05 maka H 0 ditolak dan H a diterima artinya bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengaruh tabungan wadi ah, beban bonus wadi ah, dan pendapatan non operasional terhadap laba secara bersama-sama dapat disajikan dalam tabel di bawah ini Tabel 4.8 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 9.480 3 3.160 8.292.000 a Residual 10.671 28.381 Total 20.151 31 a. Predictors: (Constant), Pendapatan Non Operasional, Beban Bonus Wadiah, Tabungan Wadiah b. Dependent Variable: Laba

94 Sumber: Output SPSS 16.0 Dari Tabel 4.8 Hasil Uji F di atas dapat dijelaskan sebagai bahwa diperoleh F hitung sebesar 8,292. Nilai F tabel sebesar 2,95. F hitung lebih besar dari pada F tabel (F hitung > F tabel ) yaitu 8,292 > 2,95 maka dapat disimpulkan bahwa tabungan wadi ah, beban bonus wadi ah, dan pendapatan non operasional secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap laba. Dijelaskan pula dalam Tabel 4.8 menunjukkan bahwa Sig. sebesar 0,000 dan taraf signifikan sebesar 0,05. Nilai Sig. 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tabungan wadi ah, beban bonus wadi ah, dan pendapatan non operasional secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap laba.