BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pertanian sudah pasti tidak dapat dilakukan. perbaikan cara bercocok tanam. (Varley,1993).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

PENGELOLAAN IRIGASI DI DESA SEI MUKA KECAMATAN TALAWI KABUPATEN ASAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, sehingga wajar apabila prioritas

PENDAHULUAN. mereka berniat meningkatkan produksi padi semaksimal mungkin menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian.

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Azwar Wahirudin, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini. Berdasarkan UU RI No.7

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG POLA TANAM DAN RENCANA TATA TANAM PADA DAERAH IRIGASI TAHUN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara Pertanian, artinya sektor pertanian dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan di bidang

I PENDAHULUAN. Petani merupakan pekerjaan yang telah berlangsung secara turun-temurun bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, dan perbaikan sarana irigasi. seluruhnya mencapai ± 3017 Ha di Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan P. Sei.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Irigasi pada hakekatnya merupakan upaya pemberian air pada tanaman

Evaluasi Teknis Operasional jaringan Irigasi Gondang Th 2005 Desa Bakalan Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi.

Perencanaan Operasional & Pemeliharaan Jaringan Irigasi DI. Porong Kanal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

penduduk yang semakin meningkat, karena secara tidak langsung kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menuju kemandirian sebagai daerah otonom tersebut, pemerintah daerah

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. merata pada tingkat harga yang terjangkau masyarakat. Sehubungan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. transportasi, Wisata air, olah raga dan perdagangan. Karena kondisi lahan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara agraris yang artinya sebagian besar

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air memiliki karakteristik unik dibandingkan dengan sumber daya alam

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjadi daerah asal padi adalah India Utara bagian timur, Bangladesh Utara dan daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

1. BAB I PENDAHULUAN

SISTEM PEMBERIAN AIR IRIGASI

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PAPER TUTORIAL PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN. Kebijakan Produksi (Intesifikasi melalui BIMAS)

BAB II KERANGKA TEORITIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan I 1

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Kebutuhan yang paling banyak memerlukan air yaitu lahan pertanian.

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

I. PENDAHULUAN. dan sumber devisa negara, pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

WALIKOTA TASIKMALAYA,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

I. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat

Air Irigasi: Mendatangkan Kemakmuran dan Kesejahteraan Petani Rarang

BAB I PENDAHULUAN. dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi jenis ini tidak berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

BAB I PENDAHULUAN. berwawasan lingkungan, transparan, akuntabel, dan berkeadilan. Irigasi

PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN AIR YOGI OKTOPIANTO

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Padi merupakan komoditas yang sangat penting, karena saat ini beras

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

TUGAS AKHIR RC OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI PADI POMAHAN PROPINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris karena sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. Kuta Baru Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai terancam

Beras dan perkembangannya.

Evaluasi Teknis Operasional Jaringan Irigasi Pudaksari Tahun 2005 Desa Puloniti Kecamatan Bangsal ABSTRAK

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

TINJAUAN PUSTAKA. rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Irigasi

BAB I PENDAHULUAN. Bali memiliki sumberdaya air yang dapat dikembangkan dan dikelola secara

TINJAUAN PUSTAKA. menjangkau beberapa teknis sebagai berikut : 1. Pengembangan sumber air dan penyediaan air bagi keperluan usaha tani.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan

PENDAHULUAN. masih dilakukan secara tradisional, dikerjakan pada lahan-lahan yang sempit

TINJAUAN PUSTAKA. seluruh uang atau hasil material lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

I. LATAR BELAKANG MASALAH. Desa Padang Mutung Terletak di Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

BAB I PENDAHULUAN I - 1. Resti Viratami Maretria, 2011 Perencanaan Bendung Tetap Leuwikadu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

Formulir PuPS versi 1.1

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan yang dilakukan. Seperti halnya yang terjadi di Bali.

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha pertanian. Cara mengaliri air ketanaman yaitu dengan sistem irigasi,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir semua kegiatan makhluk hidup dimuka bumi memerlukan air, mulai dari kegiatan rumah tangga sehari-hari sampai pada kegiatan industri sekalipun. Didalam bidang pertanian air atau yang lebih dikenal dengan nama irigasi sama pentingnya dengan keberadaan tanah. Sebab jika tidak ada air, kegiatan pertanian sudah pasti tidak dapat dilakukan. Keberhasilan Indonesia dalam berswasembada pangan (1984) khususnya beras tidak terlepas dari peranan irigasi yang termasuk dari sistem intensifikasi pertanian atau yang lebih dikenal dengan nama Panca Usaha Tani. Adapun komponen yang mendukung Panca Usaha Tani adalah : (a) penggunaan varietas unggul, (b) penggunaan pupuk, (c) penggunaan obat-obatan, (d) Irigasi, (e) perbaikan cara bercocok tanam. (Varley,1993). Dalam usaha tani atau produksi tanaman khususnya tanaman padi, irigasi dengan sistem-sistemnya mempunyai peranan yang sangat besar, bahkan menurut Suzanna (1995) Penyebab utama dari merosotnya produksi beras di Indonesia yang sebagian besar berasal dari Jawa adalah rusaknya jaringan-jaringan irigasi. Selain keberadaan irigasi akan dapat menguntungkan tapi dapat juga merugikan para petani, yaitu akan sangat tergantung pada ketersediaan irigasi. Program pemerintah dalam pembuatan irigasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat petani secara langsung merupakan salah satu bagian yang dapat menunjang keberhasilan program intensifikasi BIMAS, hal ini sudah banyak dijumpai dibeberapa daerah pertanian sawah yang sudah memiliki jaringan irigasi,

2 para petaninya akan merasa mudah dalam pengelolaan lahan pertanian sawahnya, terlebih lagi jika didalam ketersediaan irigasi tersebut terdapat organisasi yang mengatur pengadaan, pengaliran dan pembagian air untuk kepentingan pertanian maka akan sangat terbantu dalam pengelolaan sawahnya. Hal ini sesuai dengan pendapat sofyan (1981) bahwa pengelolaan irigasi ditingkat sawah akan dapat terlaksana dengan baik bila terpenuhi syarat-ayarat berikut : (1) mempunyai jaringan tersier yang lengkap dan debit air yang cukup tersedia, (2) memerlukan tenaga yang terampil untuk pelaksanaan pengelolaannya. Proses ketersediaan irigasi seperti penyadapan air dari sumbernya, pengaliran air disaluran pembawa, pembagian air irigasi kesaluran cabang, pembagian air kesetiap petak sawah dalam jumlah dan saat yang tepat serta pembuangan air yang berlebihan harus dilakukan secara terpadu agar proses kegiatan irigasi berjalan dengan baik untuk pemanfaatan irigasi semaksimal mungkin. Untuk menuju pelaksanaan ketersediaan irigasi yang baik dan terpadu, masih banyak usaha-usaha perbaikan dan pembinaan yang perlu dilakukan. Sampai sekarang pelaksanaan pengelolaan diberbagai daerah masih jauh dari yang diharapkan. Begitu banyak kondisi-kondisi dan situasi jaringan irigasi yang sangat tidak layak, seperti kerusakan-kerusakan saluran irigasi penyempitan saluran dan pendangkalan saluran yang disebabkan endapan lumpur (erosi) dan sampah. Kurangnya kesadaran para petani pemakai air irigasi dan kurangnya pembinaan dari pihak yang berwenang merupakan salah satu penyebab terjadinya keadaan tersebut.

3 Desa Sidourip Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani padi sawah telah lama menggunakan jaringan irigasi, yang penggunaannya terdiri dari kelompokkelompok tertentu yang cara kerjanya/bertugas secara bergantian, mulai dari membersihkan aliran air yang terendam lumpur sampai mengatur aliran air pada taliair, dalam mengelolah lahan pertanian sawahnya dengan luas areal sawah yang ada 61 ha (Kantor Kepala Desa Sidourip) yang semakin lama semakin berkurangnya areal persawahan karena adanya alihfungsi lahan. Menurut dinas pengairan untuk tanaman padi, besarnya kebutuhan air untuk tanaman padi : 1. Periode pengolahan tanah = 1,125 1/det/ha 2. Periode pertumbuhan = 0,850 1/det/ha 3. Periode panen = 0,300 1/det/ha Walaupun pada kenyataannya dimusim kemarau debit air di saluran skunder dapat mencapai 453,3 liter/detik namun kekurangan air masih dapat diatasi dengan pemberian bergilir. Tetapi biarpun demikian pada kenyataannya seringkali ditemukan areal pertanian pada musim kemarau mengalami kekeringan air walaupun pada saat itu debit air cukup untuk mengairi setiap petak sawah petani. Padahal pada awal pengelolahan sawahnya petani sangat memerlukan air untuk dapat mengolah tanahnya yang keras agar dapat menjadi lumpur, oleh karena itu para petani sering menyerobot air walaupun pada saat itu ia tidak dapat mendapat giliran memperoleh air. Tentu saja hal ini dapat menimbulkan konflik diantara para petani. Selain itu pada musim hujan seringkali ditemukan areal sawah yang mengalami kebanjiran sehingga petani dapat mengalami gagal panen

4 karena tanaman padinya sudah terendam air. Dari hasil pengamatan hal ini disebabkan karena kondisi aliran irigasi di desa ini sudah banyak yang mengalami kerusakan yang ditandai dengan keadaan saluran yang tidak memadai dan kondisi saluran aliran air yang sudah terendam lumpur yang menghambat air mengalir. Selain itu ketersediaan irigasi mulai dari pengadaan, pengambilan pengaliran, paembagian, dan penggunaan air yang belum teratur semakin menambah persoalan yang dihadapi petani. Dengan demikian perlu diadakan penelitian terhadap masalah tersebut agar masalah yang selama ini terjadi dapat teratasi sehingga petani dapat mengatasi permasalahan yang dihadapinya dalam beririgasi. B. Identifikasi Masalah Melihat sebagian besar masyarakat di Desa Sidourip Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang bermata pencaharian sebagai petani padi sawah dan menggunakan irigasi para petani yang bertugas mengadakan, mengalirkan, dan membagi air kelahan pertanian. Berdasarkan latar belakang masalah diatas ternyata terdapat masalah yang dihadapi para petani dalam beririgasi. Mulai dari kondisi debit air yang tak mencukupi dimusim kemarau, kondisi jaringan irigasi yang sudah banyak yang mangalami kerusakan dan ketersediaan irigasi yang belum teratur yang meliputi : pengadaan, pengaliran, dan pembagian air ke lahanlahan pertaniannya, sehingga petani kesulitan dalam mengolah lahan pertaniannya.

5 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, banyak faktor yang menyebabkan petani kesulitan mengolah lahan pertaniannya, maka penelitian ini perlu dibatasi. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah kondisi debit air irigasi dan ketersediaan saluran irigasi di Desa Sidourip Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang yang meliputi : pengadaaan air, pengaliran dan pembagian air. D. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini masalah yang dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi debit air irigasi di Desa Sidourip Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang? 2. Bagaimana ketersediaan irigasi dalam pertanian padi sawah yang meliputi pengadaan, pengaliran, pembagian air irigasi di Desa Sidourip Kecamata Beringin Kabupaten Deli Serdang? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kondisi debit air irigasi di Desa Sidourip Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2. Untuk mengetahui ketersediaan irigasi dalam pertanian padi sawah yang meliputi pengadaan, pengaliran, pembagian air irigasi di Desa Sidourip Kecamata Beringin Kabupaten Deli Serdang

6 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan informasi yang berarti tentang ketersedian irigasi bagi masyarakat terutama bagi petani 2. Untuk menambah wawasan berfikir penulis dan pengalaman penulis sendiri 3. Sebagi bahan referensi bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi