INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DI MUARA SUNGAI PROGO MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

dokumen-dokumen yang mirip
INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK (DAERAH SEKITAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA)

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PADA DAERAH MATA AIR PANAS JATIKURUNG KABUPATEN SEMARANG

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET

Identifikasi Jalur Sesar Opak Berdasarkan Analisis Data Anomali Medan Magnet dan Geologi Regional Yogyakarta

IDENTIFIKASI POLA SEBARAN INTRUSI BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI SUNGAI JENELATA KABUPATEN GOWA

Kata kunci : Metode geomagnet, Mineral Sulfida, Foward Modeling, Disseminated.

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS DIWAK-DEREKAN BERDASARKAN DATA MAGNETIK

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat

BAB III METODE PENELITIAN

Interpretasi Struktur Bawah Tanah pada Sistem Sungai Bribin dengan Metode Geomagnet

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data dipusatkan di kawasan Gunung Peben Pulau Belitung. Untuk

Unnes Physics Journal

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

V. HASIL DAN INTERPRETASI. panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

Kata kunci: Metode geomagnetik, bendungan Karangkates (Lahor-Sutami), jenis batuan

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur

STUDI ZONA MINERALISASI EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA SILIWANGA KECAMATAN LORE PEORE KABUPATEN POSO

PENGARUH POLA KONTUR HASIL KONTINUASI ATAS PADA DATA GEOMAGNETIK INTEPRETASI REDUKSI KUTUB

INTERPRETASI SISTEM PANAS BUMI GUNUNG TELOMOYO BAGIAN UTARA KABUPATEN SEMARANG BERDASARKAN DATA GEOMAGNET

Interpretasi Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Panas Bumi Parang Tritis Kabupaten Bantul DIY Dengan Metode Magnetik

PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK

POSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :

Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat dengan Menggunakan Metode Magnetik Nur Novita Sari a, Okto Ivansyah b, Joko Sampurno a*

ANALISIS DISTRIBUSI ANOMALI MEDAN MAGNET TOTAL DI AREA MANIFESTASI PANASBUMI TULEHU

Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin SARI BACAAN

Pendugaan Zona Rembesan di Bendungan Bajulmati, Kabupaten Banyuwangi Berdasarkan Analisis Litologi dengan Menggunakan Data Magnetik

PENDUGAAN POSISI DAPUR MAGMA GUNUNGAPI INELIKA, FLORES, NUSA TENGGARA TIMUR BERDASARKAN SURVEI MAGNETIK

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

Pengolahan awal metode magnetik

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SESAR JIWO KLATEN DENGAN METODE MEDAN MAGNET TOTAL

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT

PEMODELAN INVERSI ANOMALI MAGNETIK 3D DAERAH MATA AIR PANAS DIWAK DAN DEREKAN

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

Kelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto

SURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA. Eddy Sumardi, Timor Situmorang

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOMAGNET DI JALUR SESAR OYO

DESAIN SURVEI METODA MAGNETIK MENGGUNAKAN MARINE MAGNETOMETER DALAM PENDETEKSIAN RANJAU

Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

2 1 2 D. Berdasarkan penelitian di daerah

APLIKASI METODE GEOMAGNETIK UNTUK MEMETAKAN SITUS ARKEOLOGI CANDI BADUT MALANG JAWA TIMUR

Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 1-8. Jurnal Einstein. Available online

Identifikasi Benda-Benda Megalit Dengan Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Pokekea Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :

INTERPRETASI GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH POTENSI MATA AIR PANAS KALIULO KABUPATEN SEMARANG BERDASARKAN DATA GEOMAGNET MENGGUNAKAN MODEL 2-D & 3-D

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

INTERPRETASI MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DI AREA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT DESA CIHONJE, KECAMATAN GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EKSPLORASI GEOMAGNETIK UNTUK PENENTUAN KEBERADAAN PIPA AIR DI BAWAH PERMUKAAN BUMI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Albert Wenanta 1, Piter Lepong 2. Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia ISBN:

IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT BERDASARKAN INTERPRETASI DATA ANOMALI MAGNETIK DI PERAIRAN TELUK TOLO SULAWESI

Teori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2

Kata Kunci : Metode Geomagnet, suseptibilitas magnetik, perbandingan

Pendugaan Model Sumber Anomali Magnetik Bawah Permukaan di Area Pertambangan Emas Rakyat Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015

Identifikasi Keberadaan Heat Source Menggunakan Metode Geomagnetik Pada Daerah Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI

PENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG

PENDUGAAN MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DESA DARMAKRADENAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS

PEMODELAN 3D RESISTIVITAS BATUAN ANDESIT DAERAH SANGON, KAB. KULONPROGO, PROVINSI DIY

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN JALUR SESAR DI DUSUN PATEN DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

Physics Communication

IDENTIFIKASI RESERVOAR DAERAH PANASBUMI DENGAN METODE GEOMAGNETIK DAERAH BLAWAN KECAMATAN SEMPOL KABUPATEN BONDOWOSO

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Tuban adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Penduduknya

MAPPING OF DISTRIBUTION OF TEMPLE GATE COMPOSING STONE IN LOSARI TEMPLE, SALAM VILLAGE, SALAM SUBDISTRICT, MAGELANG REGENCY BASED ON MAGNETIC METHOD

Journal of Creativity Students

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 3, No. 2, April 2014, Hal

PENERAPAN METODA TIE-LINE LEVELLING PADA DATA MAGNET LAPANGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI KOREKSI HARIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIT X: Bumi dan Dinamikanya

ESTIMASI ZONA BIJIH BESI DI DAERAH LAMPUNG MENGGUNAKAN PEMODELAN MAGNETIK

Interpretasi Lokasi Source Rock Rembesan Minyak di Desa Cipari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap Berdasarkan Survei Magnetik

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

Kata kunci: anomali magnet, filter, sesar, intrusi

PEMODELAN 2D RESERVOAR GEOTERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA KASIMBAR BARAT ABSTRAK ABSTRACT

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

Analisis Data. (Desi Hanisa Putri) 120

PEMODELAN 3-D SUSEPTIBILITAS MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LANGSA, SELAT MALAKA-SUMATERA UTARA

Identifikasi Jalur Patahan Dengan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Wilayah Palu Barat

Sigit Darmawan, Hernowo Danusaputro, Tony Yulianto

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH MANIFESTASI PANASBUMI GEDONG SONGO GUNUNG UNGARAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika. Nilai Gayaberat di

2014 INTERPRETASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH LEUWIDAMAR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRAL DATA GAYABERAT

EKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH MANIFESTASI EMAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI DAERAH GARUT JAWA BARAT

Transkripsi:

Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 409-416 INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DI MUARA SUNGAI PROGO MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK Dewi Andri 1), Muhammad Irham 1) dan Udi Harmoko 1) 1) Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang E-mail: dewiandri@st.fisika.undip.ac.id ABSTRACT Progo fault is one of the active faults located in the south of Yogyakarta. Progo fault is suspected that located in Progo River estuary area, Banaran, DIY. However, studies are still needed to support the scientific basis of the position and the type of fault in Progo River estuary. Magnetic survey has been carried out in DIY Progo River estuary to determine the subsurface structure in the area. Data needed in the processing of magnetic data is a magnetic anomaly data obtained from the values of the total magnetic field strenghthas been corrected. In this study, magnetic data acquisition was carried out in 97 points by using a PPM (Proton Precession Magnetometer) geometrics 856X. Data Processing began with International Geomagnetic Reference Field (IGRF) correction and diurnal correction to get the total magnetic anomaly. The total magnetic anomaly contour created by using Surfer that has been used to process upward continuation and then made reduction to the poles. The result of research showed the total magnetic anomaly closure pair of positive and negative indicated a fault zone below the surface. Mag2D used to create 2D modelling to obtain the subsurface structure and susceptibility values. To reinforce the results of subsurface structure, 3- modelling has been created by used Mag3D. In 2D-modelling of subsurface structure is obtained in the form of fault zones in the west an the east of the River Progo. The interpretation is reinforced by the result of 3D-modelling in the area. There are tworeserve faults in Progo River estuary area, first in the west of the Progo River and second in east Progo River to a depth of 1000 meters. Keywords : fault, total magnetic field anomaly, residual anomal, susceptibility ABSTRAK Sesar Progo merupakan salah satu sesar aktif yang ada di selatan Yogyakarta. Diduga Sesar Progo Berada di muara Sungai Progo, kecamatan Banaran, DIY. Namun masih dibutuhkan kajian-kajian sebagai pendukung secara ilmiah mengenai posisi serta jenis sesar di daerah muara Sungai Progo. Survei magnetik telah dilakukan di muara Sungai Progo DIY kecamatan Banaran, kabupaten Kulon Progo yang bertujuan untuk mengetahui struktur bawah permukaan di daerah tersebut. Data yang dibutuhkan dalam pengolahan data magnetik merupakan data anomali magnetik yang didapat dari nilai kuat medan magnet total yang telah dikoreksi. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran sebanyak 97 titik menggunakan satu set Proton Precession Magnetometer (PPM) Geometrics 856X. Untuk mendapatkan nilai anomali medan magnetik total dilakukan koreksi variasi harian dan koreksi International Geomagnetic Reference Field (IGRF). Anomali medan magnet total dibuat kontur menggunakan sofware Surfer yang nantinya akan digunakan untuk proses pengangkatan keatas dan reduksi ke kutub. Hasil penelitian berupa anomali medan magnet total yang menunjukan pasangan klosur positif-negatif yang mengindikasikan adanya sesar dibawah permukaan. Dilakukan pemodelan 2 dimensi menggunakan Mag2dc terlebih dahulu untuk mendapatkan struktur bawah permukaan serta nilai suseptibilitas batuannya. Untuk memperkuat hasilnya, kemudian dilakukan pemodelan 3D dengan menggunakan Mag3DC. Pada pemodelan 2D didapatkan struktur bawah permukaan berupa zona sesar naik di barat dan di timur Sungai Progo. Penafsiran tersebut diperkuat dengan hasil pemodelan 3 dimensi di daerah tersebut. Terdapat dua sesar di daerah muara Sungai Progo, satu di barat Sungai Progo hingga kedalaman 1000 meter dan satu sesar di timur Sungai Progo. Kata kunci : sesar, anomali medan magnet total, anomali residual, suseptibilitas, 409

Dewi Andri, dkk Interpretasi Struktur... PENDAHULUAN Daerah selatan Pulau Jawa memiliki kondisi geologi yang sangat kompleks dikarenakan adanya pertemuan lempenglempeng yang membentuk jalur-jalur pertemuan lempeng kompleks. Kondisi ini menjadikan daerah Pualu Jawa rawan terhadap bencana alam yang terjadi karena hasil pelepasan energi dan pertemuan kedua lempeng tersebut. Proses endogenik yang menghasilkan adanya gaya tektonik berperan dalam pembentukan struktur geologi. Aktivitas tektonik mempengaruhi kekuatan dan sifat fisik dari material yang dihasilkan selama proses deformasi. Adanya sistem sesar atau patahan menyebabkan deformasi batuan yang mengakibatkan munculnya sesar baru atau sesar minor. Ada beberapa sistem sesar yang diduga masih aktif yang menyebabkan wilayah Yogyakarta dan sekitarnya menjadi wilayah rentan gempa, yaitu Sesar Opak, Sesar Oyo, Sesar Dengkeng, Sesar Progo dan sesar lainnya yang belum teridentifikasi [1] Sesar Progo diperkirakan terletak disekitar Sungai Progo, yaitu di bagian selatan Yogyakarta. Namun, dibutuhkan kajian tambahan mengenai letak persis serta struktur geologi sesar Progo. Untuk mengetahui posisi persis dan bagaimana struktur geologi sesar Progo maka dilakukan penelitian di muara Sungai Progo, yaitu di daerah Banaran, Galur, Kabupaten Kulon Progo, D.I.Yogyakarta. Untuk mengetahui struktur bawah permukaan dapat digunakan beberapa metode geofisika, salah satunya adalah metode magnetik yang dapat digunakan untuk menentukan struktur geologi besar bawah permukaan bumi. Metode magnetik cukup bagus digunakan sebagai survei pendahuluan karena juga memiliki ketelitian pengukuran yang cukup tinggi dan peralatan serta pengoperasian di lapangan relatif sederhana, mudah dan cepat [2]. Metode magnetik dapat menunjukan variasi medan magnet bumi yang diukur di permukaan bumi. Hasil interpretasi dengan metode ini bertujuan untuk mengetahui struktur geologi bawah permukaan daerah penelitian. DASAR TEORI Medan Magnet Bumi Medan magnet bumi merupakan medan dimana dapat dideteksi distribusi gaya magnet. Sifat kemagnetan bumi disebabkan oleh bumi yang berotasi. Nilai medan magnet bumi total setiap lokasi di berbagai belahan dunia tidak sama. Sumber medan magnet bumi terdiri dari 3 macam unsur medan magnet yang ada di bumi [3]. Tiga sumber medan magnet tersebut meliputi: 1. Medan Magnet Utama Bumi Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu dan hasil yang terukur di permukaan bumi hampir seluruhnya disebabkan oleh sumber dari dalam bumi [4]. Untuk menyeragamkan nilai- nilai utama bumi, dibuat standar nilai yang diperbaharui 5 tahun sekali yang disebut International Geomagnetics Refrence Field (IGRF). 2. Medan Magnet Luar Medan magnet bumi juga dipengaruhi oleh medan magnet luar. Aktivitas bintik matahari dapat menyebabkan pengaruh magnetik terhadap medan magnet luar. Partikel-partikel yang terionisasi dalam lapisan ionosfer oleh radiasi matahari menghasilkan fruktuasi arus yang menjadi sumber medan magnet luar. 3. Anomali Medan Magnet Medan anomali magnet merupakan magnetisasi yang dibangkitkan oleh medan utama bumi dan dipengaruhi sifat kemagnetan batuan di bawah permukaan bumi. Variasi medan magnetik yang terukur di permukaan bumi merupakan target dari survei magnetik. 410

Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 409-416 Metode Geomagnet Metode magnetik merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui struktur bawah permukaan bumi berdasarkan nilai medan magnet pada batuan yang disebabkan oleh pengaruh medan magnet bumi saat pembentukan batuan tersebut. Pengamatan medan magnet biasanya didapat dari anomali magnetik daerah tersebut yang dipengaruhhi suseptibilitas batuan tersebut. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan bentuk geometri, intrusi dan patahan. Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi kecil medan magnet bumi yang disebabkan oleh perbedaan sifat magnetisasi batuan di bumi yang akhirnya menimbulkan medan magnet bumi yang tidak homogen atau disebut anomali magnetik [5]. Kontinuasi ke Atas Kontinuasi ke atas (upward continuation) merupakan cara untuk menghilangkan anomali lokal. Penentuan tinggi pengangkatan keatas dilakukan dengan cara trial and error dengan melihat kecenderungan pola kontur hasil kontinuasi. Prinsip dari kontinuasi ke atas adalah bahwa suatu medan magnet potensial dapat dihitung pada setiap titik di dalam suatu daerah berdasarkan sifat medan pada permukaan yang dilingkupi daerah tersebut. Reduksi ke Kutub Reduksi ke kutub merupakan salah satu filter pengolahan data magnetik untuk menghilangkan pengaruh sudut inklinasi magnetik. Metode reduksi ke kutub magnet bumi dapat mengurangi salah satu tahap rumit dalam interpretasi, dimana anomali medan magnet menunjukkan posisi bendanya sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1. Reduksi ini dilakukan dengan cara mengubah sudut inklinasi dan deklinasi menjadi 90 0 dan 0 0. Gambar 1. Anomali magnet (kiri) dan anomali hasil reduksi ke kutub (kanan) [6] Sesar Sesar merupakan bidang rekahan pada batuan yang mengalami pergeseran sejajar dengan bidang pecahannya. Sesar terjadi di sepanjang retakan kerak bumi yang terdapat slip antara dua sisi yang terdapat sesar tersebut [7]. Berdasarkan pergerakannya, sesar diklasifikasikan menjadi sesar normal, sesar naik dan sesar mendatar. Sesar normal merupakan sesar yang memiliki hanging wall relatif turun terhadap foot wall atau foot wall yang relatif naik terhadap hanging wall. Sesar naik terjadi saat kerak bumi mengalami tekanan yang disebabkan oleh lempeng yang saling bertumbukan. Gerak pada sesar naik blok hanging wall relatif naik terhadap foot wall. Sesar mendatar atau sesar geser terjadi karena pergerakan mendatar lempeng bumi yang disebabkan oleh gaya gesekan. Gerak utama sesar ini adalah horizontal dan sejajar bidang sesarnya. Geologi Regional Sesar progo merupakan salah satu sesar yang masih aktif di Yogyakarta [1]. Daerah Kulon Progo merupakan tinggian yang dibatasi oleh tinggian dari rendahan Kebumen di bagian barat dan Yogyakarta timur [8]. Berdasarkan letaknya, Kulon Progo merupakan bagian dari zona Jawa Tengah bagian selatan maka daerah Kulon Progo merupakan salah satu plato yang sangat luas yang terkenal dengan nama Plato Jonggrangan [9]. Daerah ini 411

Dewi Andri, dkk Interpretasi Struktur... merupakan daerah uplift yang membentuk dome yang luas. Struktur geologi yang dijumpai di Kubah Kulon Progo ini adalah kekar dan sesar. Pada kompleks pegunungan Kulon Progo terjadi penurunan cekungan sampai di bawah permukaan laut yang menyebabkan terbentuknya sinklin pada kaki selatan pegunungan Menoreh. Kulon Progo merupakan dataran rendah dan pada puncak Menoreh membentang pegunungan sisa dengan ketinggian sekitar 400 m. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah Satu set PPM (Proton Precission Magnetometer) geometrics G-856AX yang digunakan untuk mengukur nilai kuat medan magnet total di permukaan bumi, kompas geologi yang digunakan sebagain penunjuk arah utara dan GPS Garmin yang digunakan untuk membaca koordinat penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan metode looping di daerah Muara Sungai Progo, Banaran, Galur, Kabupaten Kulon Progo, D.I.Yogyakarta. Secara geografis daerah penelitian berada pada koordinat 7,99 0 LS dan 110,17 0 BT sampai 7,91 0 LS dan 110,27 0 BT. Desain survei pengambilan data dilakukan seperti pada Gambar 2. Gambar 2. Desain Survei pengambilan data Gambar 3. Diagram alir penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Anomali Medan Magnet Anomali magnetik total merupakan nilai medan magnet yang dihasilkan oleh batuan di bawah permukaan bumi yang menjadi target penelitian dengan menggunakan metode magnetik ini. Tinggi atau rendahnya nilai anomali magnetik juga dipengaruhi dari keberadaan sebaran dan banyaknya mineral di bawah permukaan bumi. Nilai anomali total dihasilkan dengan menghilangkan pengaruh medan magnet utama dan medan magenet luar dengan dilakukan koreksi IGRF (International Geomagnetic Refrence Field) dan koreksi variasi harian. Peta anomali magnetik total sebagai respon batuan bawah permukaan di daerah penelitian dapat diplot dalam peta kontur menggunakan software Surfer 11 seperti pada Gambar 4. 412

Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 409-416 Gambar 4. Peta kontur medan anomali total daerah penelitian Kontinuasi ke Atas Data anomali total merupakan data anomali lokal yang bercampur dengan anomali magnetik lain yang berasal dari sumber yang sangat dalam dan luas di bawah permukaan bumi yang disebut dengan anomali magnetik regional. Target penelitian adalah struktur geologi bawah permukaan yang bersifat lokal, sehingga dugunakan filter kontinuasi ke atas untuk memisahkan pengaruh yang disebabkan anomali regional yang sangat luas. Pada penelitian ini dilakukan pengangkatan ke atas setinggi 4000 m untuk memisahkan efek regional dan residual seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5. Peta kontur (a) anomali regional (b) anomali lokal setelah dilakukan pengangkatan ke atas 4000 m Reduksi ke Kutub Reduksi ke kutub dilakukan untuk menghilangkan pengaruh sudut inklinasi magnetik dan dilakukan dengan menggunakan software magpick. Data anomali magnetik total kemudian di reduksi ke kutub untuk mempermudah dalam interpretasi secara kualitatif. Hasil dari reduksi ke kutub menunjukan klosur positif-negatif menjadi satu kutub. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 6. Peta kontur reduksi ke kutub Di bagian barat dan timur Sungai Progo terlihat adanya anomali rendah yang diduga terdapat benda penyebab anomali yang letaknya dekat dengan Sungai Progo dan pesisir pantai selatan. Pasangan klosur yang telah bersatu 413

Dewi Andri, dkk Interpretasi Struktur... diindikasikan adanya struktur geologi berupa patahan, sehingga pasangan klosur yang berada di dekat Sungai Progo dibuat sayatan kemudian dilakukan pemodelan menggunakan software Mag2DC (Gambar 7). Pada pemodelan sayatan A-A menunjukan adanya sesar di bagian barat Sungai Progo. Berdasarkan hasil pemodelan terlihat permukaan bagian barat lebih naik terhadap permukaan di bagian timurnya, diperkirakan sesar tersebut merupakan sesar turun. Adanya sesar diperkuat dengan adanya kenampakan dipermukaan yaitu dengan adanya sungai (Sungai Progo) yang berupakan sungai patahan. Gambar 8. Pemodelan 2 dimensi hasil sayatan A-A Gambar 7. Peta kontur residual dioverlay dengan peta Geologi Lembar Pemodelan 2D Yogyakarta Pemodelan pada sayatan A-A ditunjukan pada Gambar 8. Berdasarkan pemodelan pada sayatan A-A tersusun atas 3 lapisan batuan dengan nilai suseptibilitas yang berbeda. Lapisan pertama dalam pemodelan ini berupa kerakal, pasir, lanau dan lempung. Lapisan ini berada hingga kedalaman 295 meter dengan nilai suseptibilitas 0,0001 (satuan SI) yang merupakan dataran alluvium hasil endapan piroklastik erupsi Gunungapi Merapi. Pada lapisan yang kedua merupakan batuan gamping dari formasi sentolo dengan suseptibilitas 0.0500 (satuan SI) yang berada pada kedalaman 128 meter hingga 900 meter. Kemudian lapisan ketiga merupakan breksi atau tuff dari formasi Gunungapi muda yang berada pada kedalaman 490 meter hingga kedalaman 1000 meter dengan nilai suseptibilitas 0,567 (satuan SI). Lapisan ketiga memiliki nilai suseptibilitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan lapisan pertama dan kedua. Pada sayatan B-B yang ditarik dari barat-timur di bagian timur Sungai Progo didapatkan 3 lapisan batuan menggunakan pemodelan 2 dimensi. Pada lapisan pertama terdapat pasir pada endapan alluvial. Lapisan ini berada hingga kedalaman 350 meter dengan nilai suseptibilitas 0,0001 (satuan SI) yang merupakan dataran alluvium hasil rombakan dari batuan yang lebih tua. Pada lapisan yang kedua merupakan batuan gamping yang merupakan batuan tersier (berumur tua) dengan suseptibilitas 0.0162 (satuan SI) yang berada pada kedalaman 150 meter hingga 900 meter. Kemudian lapisan ketiga merupakan breksi atau tuff dari formasi Gunungapi muda yang berada pada kedalaman 500 meter hingga kedalaman 1000 meter dengan nilai suseptibilitas 0,600 (satuan SI). Gambar 9 merupakan hasil dari pemodelan pada sayatan B-B menunjukan 414

Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 409-416 adanya sesar turun pada kedalaman 250 meter yang merupakan batuan gamping. dan sayatan B-B pada bujur 416500 dan lintang 9200000 dalam UTM. Kontras suseptibilitas yang ada di daerah tersebut diindikasikan terdapat struktur geologi pada kedalaman 250 sampai 300 meter. Gambar 9. Pemodelan 2 dimensi hasil sayatan B-B Pada hasil pemodelan pada sayatan A-A dan B-B dapat diinterpretasikan bahwa sesar Progo berada pada bagian timur Sungai Progo dan sesar pada bagian barat Sungai Progo merupakan sesar minor yang disebabkan oleh aktifitas tektonik. Hal ini dibuktikan pada analisis struktur Yogyakarta yang menyatakan bahwa terdapat struktur di bagian timur Sungai Progo yang dicurigai sebagai sesar Progo [10]. (a) Pemodelan 3 Dimensi Untuk mengetahui kondisi bawah permukaan pada lokasi penelitian tidak cukup hanya dengan melakukan interpretasi kualitatif. Perlu dilakukan interpretasi kuantitatif untuk memastikan kondisi bawah permukaan berdasarkan pemodelan magnetik dan geologi. Interpretasi kuantitatif dilakukan dengan pemodelan 2 dimensi menggunakan software Mag2dc dan pemodelan 3D dilakukan dengan menggunakan Mag3D. Pada pemodelan Mag3D terlihat jelas kontras suseptibilitas tinggi dan rendah, hal ini mengindikasikan terdapat struktur geologi di daerah tersebut. Seperti pada Gambar 10 terlihat jelas pada daerah yang diindikasikan terdapat dislokasi struktur geologi pada interpretasi kualitatif yang berada pada sayatan A-A pada bujur 411400 dam lintang 9119000 dalam UTM (b) Gambar 10. Hasil pemodelan 3 Dimensi (a) sayatan A-A kedalaman (b) sayatan B-B kedalaman Sesar yang diduga sebagai sesar Progo berarah timur laut-barat daya [11]. Sesuai dengan hasil pemdelan 3 dimensi, bahwa diindikasikan arah sesar pada sayatan A-A dan B-B berarah timur laut-barat daya yang berarti searah dengan Sungai Progo. 415

Dewi Andri, dkk Interpretasi Struktur... KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari pengolahan data sampai pemodelan dapat diperoleh kesimpulan : 1. Pada hasil sayatan A-A dan B-B ditemukan struktur geologi berupa sesar pada bujur 411541 dan pada sayatan B- B ditemukan sesar pada bujur 416527. Pada pemodelan 3 dimensi didapatkan kontras suseptibilitas pada sayatan A- A pada bujur 411400 dam lintang 9119000 dalam UTM dan sayatan B-B pada bujur 416500 dan lintang 9200000 dalam UTM. 2. Dari hasil pemodelan 2 dimensi dan 3 dimensi diinterpretasikan bahwa sayatan A-A dan B-B merupakan sesar turun yang berarah timur laut-barat daya. DAFTAR PUSTAKA [1]. Daryono, 2010, Aktivitas Gempa Bumi Tektonik Di Yogyakarta Menjelang Erupsi Merapi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Yogyakarta. [2]. Maulana A, 2013, Pemodelan 3D Magnetik Menggunakan Mag3D untuk Identifikasi Sebaran Bijih Besi di Daerah RAM-UNILA, Volume 1 : UNILA. [3]. Telford, W.M., L.P. Geldart, dan R.E. Sheriff,. 1990, Applied Geophysics, second edition, Cambridge: University Press, London. [4]. Sarkowi, M. 2007. Gaya berat mikro antar waktu untuk analisa perubahan kedalaman muka air tanah (Studi Kasus Dataran Aluvial Semarang). Disertasi. ITB Bandung. [5]. Santosa, B. J., 2013, Magnetic Method Interpretation to Determine Subsurface Structure Around Kelud Volcano,Indian Journal of Applied Research 3(5): 328-331. [6]. Blakely, R.J., 1995, Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications, Cambridge University Press, USA [7]. Williams, Collin F., 2004, Heat Flow in the SAFOD Pilot Hole and Implications for The Strength of The San Andreas Fault. Geophysical Research Letters. (Vol. 31, L15S14, doi: 10.1029/2003 GL019352, 2004). [8]. Sujanto, F.X., dan Roskamil, 1975, The Geology and Hidrocarbon Aspects Of The South Central Java, Indonesia Association of Geologist (IAGI), Bandung. [9]. Van Bemmelen, R.W.,1970, The Geology of Indonesia, volume 1. A.Haque. Netherlands. [10]. Barianto, D.H, Aboud, E., Setjadji. L.D., 2009, Structural Analysis using Landsat TM, Gravity Data, and Paleontological Data from Tertiary Rocks in Yogyakarta, Indonesia, Memoirs of The Faculty of Engineering, Kyushu University, Vol 69, No. 2, 13 hal. [11]. Smyth, H., Hall R., 2005, East Java : Cenozonic Basins, Volcanoes and Ancient Basement. Proceedings, Indonesian Petroleum Association. 416