PENGARUH PROSENTASE SERBUK ARANG BATOK KELAPA BERMATRIK POLYESTER PADA KOMPOSIT BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Prosentase Serbuk Arang Batok Kelapa Bermatrik Polyester Pada Komposit Bahan Kampas Rem Sepeda Motor

PENGEMBANGAN BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSIT SERAT BAMBU TERHADAP KETAHANAN AUS PADA KONDISI KERING DAN BASAH

VARIASI KUNINGAN 2 GRAM, 4 GRAM, 6 GRAM PADA PEMBUATAN DAN KEKERASAN DENGAN PERBANDINGAN KAMPAS REM YAMAHAPART

KARAKTRISASI MEKANIK BAHAN KAMPAS KOPLING DARI BAHAN SERAT KELAPA, SERBUK TEMPURUNG ARANG KELAPA, SERBUK TEMBAGA DENGAN MATRIK RESIN PHENOLIC

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN PADA KONDISI KERING DAN PEMBASAHAN OLI

VARIASI KOMPOSISI KUNINGAN PADA PEMBUATAN KAMPAS REM NON ASBES BERMATRIK RESIN VINYLESTER TIPE RIPOXY R-802

BAB I PENDAHULUAN. motor mengembangkan kemampuan performa mesin dan teknologi. yang mendukungnya kian pesat. Saat ini perkembangan itu sangat

STUDI PERBANDINGAN KAMPAS REM NON- ASBES BERBAHAN FIBERGLASS DAN KARUNG GONI

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERBUK ALUMINIUM DAN SERBUK KARBON TERHADAP KEKUATAN AUS DAN KEKERASAN KAMPAS REM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

Pengaruh Variasi Ukuran Serbuk Kuningan Dan Alumunium Pada Performa Kampas Rem Dengan Resin Serbuk Sebagai Pengikat

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR PENGARUH SUHU SINTERING PADA PEMBUATAN KAMPAS REM DENGAN RESIN SERBUK SEBAGAI PENGIKAT

PEMBUATAN PRODUK KAMPAS REM NON ASBES PADA SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN PEREKAT VINYLESTER RESIN TYPE RIPOXY R-802

PENGARUH VARIASI BAHAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIS KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN DASAR FIBERGLASS

Pengembangan Bahan Kampas Rem Sepeda Motor dari Komposit Serat Bambu terhadap Ketahanan Aus Pada Kondisi Kering dan Basah

BAB I PENDAHULUAN. material konvensional yang ada telah berkembang dengan sangat. pesat dan semakin banyaknya tipe, merk, dan jumlah kendaraan

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERAT SERABUT KELAPA, PLASTIK PET, SERBUK ALUMUNIUM PADA SIFAT FISIK DAN KOEFESIEN GESEK BAHAN KAMPAS REM GESEK

PENELETIAN PEMBUATAN REM KOMPOSIT KERETA API MENGGUNAKAN SERBUK PASIR BESI NON FERRO DAN SERAT KULIT KELAPA

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin beragamnya tipe, merk, dan jumlah. juga semakin besar. Dengan makin tidak menentunya kondisi

TINJAUAN PEMBUATAN KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSISI SERAT KELAPA PADA KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERAT BAMBU, FIBER GLASS, SERBUK ALUMINIUM TERHADAP KEKUATAN AUS DAN KEKERASAN KAMPAS REM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

Pramuko Ilmu Purboputro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar

STUDI PEMANFAATAN CAMPURAN SERBUK TEMPURUNG KELAPA-ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR NON-ASBESTOS

PENGARUH WAKTU TAHAN SINTERING (EKSOTERM) TERHADAP KEAUSAN DAN KEKERASAN KAMPAS NON ASBES DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN KAMPAS REM DENGAN RESIN POLYESTER SEBAGAI PENGIKAT

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KARAKTER DINAMIS DAN WAKTU GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

PENGARUH BESAR BUTIR ALUMINIUM TERHADAP NILAI KEKERASAN, KEAUSAN, DAN KOEFISIEN GESEK KAMPAS REM

PENGARUH VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KAMPAS KOPLING PLAT GESEK

BAB I PENDAHULUAN. menentunya perekonomian indonesia, maka para produsen otomotif. dapat di jadikan solusi untuk masalah ini, Material komposit dapat

Inovasi Penggunaan Serbuk Kayu Berpenguat Serbuk Kuningan Terhadap Sifat Mekanis Kampas Rem

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sekarang ini yang semakin. berkembang diberbagai bidang terutama dalam bidang otomotif,

Pengaruh Ukuran Fiberglass Terhadap Kekuatan Mekanis Pada Pembuatan Batu Gerinda Tangan 4 Inch

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR KERJA PADA SIFAT KEAUSAN DAN KEKERASAN KAMPAS REM BERBAHAN SERABUT KELAPA 20% ALUMINA PHENOLIC RESIN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2015 dan tempat penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin banyaknya industri pembuatan produk dari logam. belakangan ini, sehingga berdampak besar menghasilkan limbah serbuk

VARIASI UKURAN TERHADAP KEKERASAN DAN LAJU KEAUSAN KOMPOSIT EPOXY ALUMUNIUM-SERBUK TEMPURUNG KELAPA UNTUK KAMPAS REM

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

PENGGUNAAN RESIN EPOXY DAN RESIN POLYESTER SEBAGAI BAHAN MATRIK PEMBUATAN KAMPAS REM

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam.skor:0-100(pan)

PENGARUH VARIASI UKURAN SERBUK KUNINGAN DAN ALUMUNIUM PADA PERFORMA KAMPAS REM DENGAN RESIN SERBUK SEBAGAI PENGIKAT

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat. berkembang cepat dan berpengaruh serta berdampak baik bagi

PENGUJIAN PERFORMA KAMPAS REM NON ASBES VARIASI CALCIUM CARBONATE DENGAN PEREKAT PHENOLIC RESIN

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

KARAKTRISASI MEKANIK BAHAN KAMPAS KOPLING DARI BAHAN SERAT KELAPA, SERBUK TEMPURUNG ARANG KELAPA, SERBUK TEMBAGA DENGAN MATRIK RESIN PHENOLIC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGUJIAN PERFORMA KAMPAS REM NON ASBES VARIASI CALCIUM CARBONATE DENGAN PEREKAT PHENOLIC RESIN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia

STUDI KOMPOSISI RESIN PHENOLIC SEBAGAI BAHAN MATRIK DALAM PEMBUATAN KAMPAS REM METODE CAMPURAN KERING

TUGAS AKHIR PENGARUH UKURAN BESAR BUTIR TEMBAGA (CU) TERHADAP NILAI KEKERASAN, KEAUSAN, DAN KOEFISIEN GESEK KAMPAS REM

Perbandingan Kekerasan dan Kekuatan Tekan Paduan Cu Sn 6% Hasil Proses Metalurgi Serbuk dan Sand Casting

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN SERBUK BAMBU SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL KAMPAS REM NON-ASBESTOS SEPEDA MOTOR. Prisma Frendi Wardana, Yuyun Estriyanto, Suharno.

SIFAT MEKANIK BAHAN KOMPOSIT KAMPAS REM BERBAHAN DASAR SERBUK ARANG KULIT BUAH MAHONI

Gambar 3.2 Resin Polyester

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

PEMANFAATAN SERAT IJUK SEBAGAI BAHAN GESEK ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR. Dian Prasetyo, Yuyun Estriyanto, Budi Harjanto.

Prosiding Seminar Nasional XI Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

PENGEMBANGAN KETAHANAN KEAUSAN PADA BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSIT BONGGOL JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

KAJI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN KAMPAS REM KOMPOSIT SERBUK TEMPURUNG KELAPA PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z

Analisis Patahan Butiran Batu Gerinda Pada Pengujian Impack dan Keausan Dengan Perekat Epoxy Resin

PENGARUH CAMPURAN SERBUK ARANG TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA DAN SERBUK ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR NON-ASBESTOS

BAB II TEORI KEAUSAN. 2.1 Pengertian keausan.

PENGARUH WAKTU SINTERING DENGAN VARIASI 60, 90, DAN 120 MENIT DENGAN SUHU 250 C PADA PEMBUATAN BRAKEPAD DENGAN MATRIK PHENOLIC RESIN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT

ANALISA SIFAT FISIS DAN MEKANIK BAJA KARBURISING DENGAN BAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR HOT PRESS PADA SIFAT KEAUSAN DAN KEKERASAN KAMPAS REM BERBAHAN SERABUT KELAPA 20% ALUMINA PHENOLIC RESIN

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI PENGEREMAN KAMPAS REM

SIFAT FISIS DAN MEKANIS AKIBAT PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KOMPOSIT SERAT BATANG PISANG YANG DICUCI DENGAN K(OH) MENGGUNAKAN MATRIK VINYLESTER REPOXY

SIFAT FISIS DAN MEKANIK BAJA KARBONISASI DENGAN BAHAN ARANG KAYU JATI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU SINTERING PADA PENCETAKAN BOLA PLASTIK BERONGGA PROSES ROTATION MOLDING

PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEAUSAN, KEKUATAN TARIK DAN IMPACT KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU BERMATRIK POLYESTER

SKRIPSI KARAKTERISASI KEAUSAN KAMPAS REM BERBASIS HYBRID KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISC. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia otomotif zaman sekarang khususnya kendaraan roda dua

TUGAS AKHIR PENGARUH UKURAN BESAR BUTIR ALUMINIUM TERHADAP NILAI KEKERASAN, KEAUSAN, DAN KOEFISIEN GESEK KAMPAS REM

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI PENGEREMAN KAMPAS REM KOMPOSIT SERBUK TEMPURUNG KELAPA

PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN KOMPAKSI TERHADAP PERFORMA KAMPAS REM DENGAN MATRIKS PHENOLIC RESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Pengaruh variasi komposisi arang kelapa dan kayu berpenguat serat ijuk terhadap sifat fisik dan mekanik komposit kampas rem

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENGARUH VARIASI GAYA TEKAN PADA PROSES KOMPAKSI KAMPAS REM DENGAN MATRIKS PHENOLIC RESIN

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI PENGEREMAN KAMPAS REM SERAT BAMBU SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF KAMPAS REM MOBIL

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR SINTERING TERHADAP KETAHANAN AUS BAHAN REM SEPATU GESEK

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim 2

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PENGARUH FRAKSI MASSA TEMPURUNG KELAPA PADA KOMPOSIT SERBUK UNTUK PEMBUATAN KAMPAS REM

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 100 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PROSENTASE SERBUK ARANG BATOK KELAPA BERMATRIK POLYESTER PADA KOMPOSIT BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR Makalah Seminar Tugas Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh: RHONI WIDI ASMORO NIM : D 200.02.0156 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

PENGARUH PROSENTASE SERBUK ARANG BATOK KELAPA BERMATRIK POLYESTER PADA KOMPOSIT BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR Rhoni Widi Asmoro, Pramuko Ilmu P, Amin Sulistyanto Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura E-Mail : bangrony84@gmail.com ABSTRAKSI Seiring dengan pertumbuhan industri manufaktur permintaan suku cadang kampas rem sepeda motor juga meningkat, akan tetapi kampas rem yang ada dipasaran saat ini masih ada yang menggunakan asbes sebagai bahan penyusunnya, sedangkan asbes itu sendiri dapat menganggu kesehatan terutama organ paruparu. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan memanfaatkan serbuk arang batok kelapa dan resin polyester serta katalis sebagai pengikatnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kekerasan, ketahanan aus, dan foto makro pada kampas rem yang telah divariasikan komposisi bahan penyusunnya. Proses pembuatan diawali dengan mencampur serbuk arang batok kelapa dengan resin polyester dengan perbandingan 50% serbuk + 50% resin, 60% serbuk + 40% resin, dan 70% serbuk + 30% resin, selanjutnya dipress dengan gaya 3 ton selama 10 menit lalu disinterring pada suhu 150 0 C selama 20 menit. Pengujian spesimen yang dilakukan adalah uji kekerasan Brinell dan Uji Gesek dengan standar pengujian CNS (China National Standard) GB5763, pada pengujian ini yang digunakan sebagai media pembanding kampas rem merk Aspira. Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan kampas rem dengan komposisi serbuk arang batok kelapa 50% memiliki tingkat kekerasan tertinggi sebesar 82,17 BHN. Keausan tertinggi terjadi pada kampas rem dengan komposisi 70% serbuk arang batok kelapa yaitu sebesar 0,028 mm, dan jika dilihat dari foto makro pada komposisi tersebut juga memiliki alur-alur yang lebih banyak bekas gesekan dengan piringan cakram. Kata kunci : kampas rem, serbuk arang, ketahanan aus, foto makro

PENDAHULUAN Pertumbuhan industri manufaktur diindonesia mengalami kenaikan yang signifikan. Kenaikan ini turut mempengaruhi permintaan suku cadang sepeda motor itu sendiri. Kampas rem salah satunya, namun saat ini komposisi dari kampas rem itu sendiri masih ada yang menggunakan bahan asbes sehingga membahayakan kesehatan manusia. Debu yang berasal dari asbes jika terhirup dalam konsentrasi yang cukup tinggi bisa mengakibatkan penyakit asbestosis dan tumor ganas pada membran paru-paru. Dari beberapa hal di atas mendorong penulis untuk merancang pembuatan kampas rem non asbes yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan serbuk arang batok kelapa. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bahan yaitu serbuk arang batok kelapa, resin polyester jenis BQTN 157 dan katalis sebagai pengikatnya. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui tingkat kekerasan kampas rem yang terbuat dari serbuk arang batok kelapa. 2. Mengetahui tingkat keausan kampas rem berbahan serbuk arang batok kelapa. 3. Mengetahui foto makro setelah dilakukan uji kekerasan dan uji keausan. BATASAN MASALAH Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian sehingga tujuan penelitian dapat dicapai, perlu adanya pembatasan masalah, yaitu: 1. Bahan Bahan yang digunakan untuk pembuatan kampas rem ini adalah serbuk arang batok kelapa, dengan pengikat resin polyester. 2. Perbandingan komposisi bahan yang digunakan sebagai berikut : Variasi komposisi serbuk arang batok kelapa yaitu : 50% serbuk arang batok kelapa + 50% resin polyester 60% serbuk arang batok kelapa + 40% resin polyester 70% serbuk arang batok kelapa + 30% resin polyester. 3. Pengujian Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan dua pengujian yaitu pengujian kekerasan dan keausan kampas rem. Pengujian kekerasan dilakukan dengan menggunakan alat uji kekerasan Brinell, sedangkan pengujian keausan dilakukan dengan alat uji gesek kampas sesuai standar CNS (China National Standard) GB 5763, yang alatnya dirancang oleh Bapak Bambang W.F.,ST, MT. dan Mas Ala. Pada penelitian ini peneliti menggunakan kampas rem yang umum dipakai yaitu kampas rem produk aspira sebagai kontrol atau media pembanding.

TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Tri Wahyudi (2010), pembuatan dan pengujian sifat fisis dan mekanis kampas rem dengan bahan dasar serbuk Al, arang tempurung kelapa dengan matriks epoxy, komposisi serbuk Al dan serbuk arang tempurung kelapa mempengaruhi tingkat kekerasan dari kampas rem, kemudian Taufik Agus Riyanto (2011), variasi komposisi kuningan pada pembuatan kampas rem non asbes bermatriks resin venylester type ripoxy R-802, penambahan serbuk kuningan pada kampas rem dapat meningkatkan ketahanan aus. LANDASAN TEORI A. Komposit Istilah komposit (composite) secara etimologis merupakan kata sifat yang berarti susunan atau gabungan. Composite ini berasal dari kata kerja to compose yang berarti menyusun atau menggabung. Jadi definisi komposit dalam lingkup ilmu material adalah gabungan dua buah material atau lebih yang digabung untuk memperoleh campuran material yang baru yang bisa digunakan untuk proses selanjutnya. B. Proses Kompaksi Pemberian tekanan yang sangat besar terhadap material serbuk yang bertujuan untuk mendapatkan spesimen yang diinginkan. Kompaksi terdiri dari dua jenis metode yaitu hot compaction dan cold compaction, dimana keduanya mempunyai fungsi dan prinsip kerja yang hampir sama, akan tetapi yang paling membedakan adalah pada jenis hot compaction, karena pada jenis kompaksi ini terjadi perlakuan panas disaat proses penekanan punch berlangsung, sehingga material memadat dan sekaligus mendapat perlakuan panas, pada penelitian ini kami menggunakan metode kompaksi tanpa temperatur (cold compaction) yang disebabkan oleh keterbatasan alat yang ada. C. Sintering Istilah sintering berasal dari bahasa jerman, sinter dalam bahasa inggris berasal dengan kata cinder yang berarti bara. Sintering merupakan metode pembuatan material dari serbuk dengan pemanasan sehingga terbentuk ikatan partikel pada suhu tinngi. Sintering adalah pengikatan bersama antar partikel pada suhu tinggi. Sintering dapat terjadi dibawah suhu leleh (melting point) dengan melibatkan transfer atomic pada kondisi padat. D. Kekerasan Pada penelitian ini menggunakan pengujian kekerasan Brinell. Pada pengujian kekerasan dengan metode Brinell sebuah bola baja yang telah dikeraskan ditekankan pada permukaan benda uji dengan gaya tertentu selama beberapa saat. Sebelum dilakukan pengujian

sebaiknya dilakukan penghalusan permukaan dan pemolesan dengan menggunakan pensil 2B agar hasil pengujian mudah dibaca pada mikroskop. Kekerasan Brinell dapat dicari dengan rumus dibawah ini :...(1). Keterangan : HB : Brinell Hardness Number P : Beban yang menekan (Kg) D : Diameter Penetrator (mm) d : Diameter injakan penetrator (mm) E. Keausan Keausan dapat didefinisikan sebagai rusaknya permukaan padatan, umumnya melibatkan kehilangan material yang progesif akibat adanya gesekan (friksi) antar permukaan padatan. Keausan bukan merupakan sifat dasar material, melainkan respon material terhadap sistem luar (kontak permukaan). Keausan kampas rem dapat dicari dengan rumus dibawah ini :.. (2) Keterangan : V = volume keausan (mm 3 /Nm) A = luas permukaan kampas (mm 2 ) d 1 = tebal awal kampas (mm) d 2 = tebal akhir setelah pengujian (mm) R = jarak titik pusat kampas ke titik pusat cakram(mm) f m = gaya gesek (N) n = putaran(rpm) Material jenis apapun akan mengalami keausan dengan mekanisme yang beragam. Berikut mekanisme-mekanisme yang terdapat pada fenomena keausan. 1. Keausan Adhesive Keausan adhesive terjadi bila kontak permukaan dari dua material atau lebih mengakibatkan adanya perlekatan satu sama lainnya (adhesive) serta deformasi plastis dan pada akhirnya terjadi pelepasan (pengoyakan) salah satu material (Gambar 1). Dalam kasus lain dapat pula disebabkan karena tidak adanya pelumas, kemudian pengoyakan akibat permukaan geser antara kedua material.

Gambar 1. Keausan Adhesive (www.scribd.com/doc/21704473/uji_keausan) 2. Keausan Abrasive Keausan abrasive terjadi bila suatu partikel keras (asperity) dari material tertentu meluncur pada permukaan material lain yang lebih lunak sehingga terjadi penetrasi atau pemotongan material yang lebih lunak (Gambar 2). Gambar 2. Keausan Abrasive (www.scribd.com/doc/21704473/uji_keausan) 3. Keausan Fatique (lelah) Keausan lelah merupakan mekanisme yang relatif berbeda dibandingkan dua mekanisme sebelumnya, yaitu dalam hal interaksi permukaan. Baik keausan adhesive maupun abrasive melibatkan hanya satu interaksi sementara pada keausan lelah dibutuhkan interaksi multi. Keausan ini terjadi akibat interaksi permukaan dimana permukaan yang mengalami beban berulang akan mengarah pada pembentukan retak-retak mikro. Retak-retak mikro tersebut pada akhirnya menyatu dan menghasilkan pengelupasan material

(Gambar 3). Tingkat keausan sangat bergantung pada tingkat pembebanan. Permukaan yang mengalami beban (surface in compression) dan berulang akan mengarah pada pembentukan retak-retak mikro (microcracks), retak-retak tersebut pada akhirnya menyatu dan menghasilkan pengelupasan material (cracks). Tingkat keausan sangat tergantung pada tingkat pembebanan. 4. Keausan Korosif Gambar 3. Keausan Lelah (www.scribd.com/doc/21704473/uji_keausan) Pada prinsipnya mekanisme ini dimulai dengan adanya perubahan kimiawi material di bagian permukaan oleh faktor lingkungan. Kontak dengan lingkungan ini akan menghasilkan pembentukan lapisan pada permukaan dengan sifat yang berbeda dengan matrial induk (Gambar 4). Sebagai konsekuensinya, material pada lapisan permukaan akan mengalami keausan yang berbeda. Hal ini selanjutnya mengarah kepada perpatahan interface antara lapisan permukaan dan material induk dan akhirnya seluruh lapisan permukaan itu akan tercabut. Gambar 4. Keausan Korosif (www.scribd.com/doc/21704473/uji_keausan)

METODE PENELITIAN Berikut ini diagram alir yang menggambarkan proses alur penelitian: MULAI Studi Pustaka dan Studi Lapangan Persiapan Bahan Serbuk Arang Batok Kelapa, Resin Polyester Penyaringan Bahan Pencampuran Bahan Komposisi Serbuk Arang Batok Kelapa 50%, Resin Polyester 50% Komposisi Serbuk Arang Batok Kelapa 60 %, Resin Polyester 40 % Komposisi Serbuk Arang Batok Kelapa 70 %, Resin Polyester 30 % Kompaksi Dengan Gaya 3 Ton Sintering Dengan Suhu 150 0 C Uji Kekerasan Uji Keausan Foto Makro Hasil&Pembahasan Kesimpulan SELESAI Bahan dan Alat Gambar 5. Skema Diagram Alir Penelitian Bahan 1. Serbuk Arang Batok Kelapa 2. Resin Polyester dan Katalis Alat 1. Alat Penyaring 2. Timbangan 3. Cetakan (dies) 4. Mesin press 5. Oven 6. Infrared Thermometer

Spesimen Uji Dalam komposisi setiap spesimen dibuat berbeda-beda dengan tujuan mengetahui pengaruh variasi komposisi dari serbuk arang batok kelapa dan resin polyester, setiap komposisi dibuat empat spesimen kampas rem agar didapat perbandingan dari setiap komposisi kampas rem, variasi dari setiap spesimen yaitu : Variasi komposisi dari serbuk arang batok kelapa yaitu : 1. 50% serbuk arang batok kelapa +50% resin polyester 2. 60% serbuk arang batok kelapa +40% resin polyester 3. 70% serbuk arang batok kelapa +30% resin polyester Komposisi 1 Komposisi 2 Komposisi 3 Gambar 6. Sampel spesimen kampas rem Lokasi Penelitian Penelitian spesimen kampas rem ini dilaksanakan di Laboratorium Bahan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Jln. Grafika no.2 Yogyakarta pada hari senin tanggal 22 Maret 2012 dan kediaman Bapak Bambang Waluyo F. ST. MT. Jalannya Penelitian Penelitian dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan pembuatan kampas rem dan mencari referensi sebagai acuan dan dasar penelitian. Setelah bahan didapatkan kemudian diproses dan ditentukan komposisinya. Kemudian bahan-bahan tersebut dicampur menjadi satu dan dimasukan ke dalam cetakan dan dipress. Setelah itu dilakukan proses sintering. Setelah semua spesimen selesai dibuat maka spesimen siap untuk dilakukan pengujian. Dengan pengujian sebagai berikut : 1. Pengujian kekerasan Brinell Pengujian kekerasan (Hardness) dengan metode Brinell dipilih karena bahan termasuk jenis komposit. Pengujian kekerasan bertujuan untuk mengetahui ketahanan benda uji terhadap penetrasi suatu material yang lebih keras dengan bentuk dan dibawah pengaruh gaya tertentu sehingga akan didapatkan harga kekerasan dari benda uji.

Gambar 7. Alat Uji Kekerasan Brinell (Lab.Bahan UGM) 2. Pengujian Keausan Pengujian keausan dapat dilakukan dengan alat uji gesek dengan standard CNS (China National Standard) GB 5763, yang alatnya dirancang oleh Bapak Bambang W.F.,ST, MT. dan Mas Ala, dimana benda uji memperoleh beban gesek dari piringan cakram yang berputar (revolving disc). Pembebanan gesek ini akan menghasilkan kontak antar permukaan yang berulang-ulang yang pada akhirnya akan mengambil sebagian material pada permukaan benda uji. Besarnya jejak permukaan dari material tergesek itulah yang dijadikan dasar penentuan tingkat keausan pada material. Semakin besar dan dalam jejak keausan maka semakin tinggi volume material yang terkelupas dari benda uji. Gambar 8. Pengujian keausan dengan alat uji gesek standar CNS GB5763

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Grafik Hasil Uji Kekerasan Variasi Serbuk Arang Batok Kelapa BHN (Kg/mm2) 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 82.17 79.66 75.49 63.49 50% serbuk arang + 50% polyester 60% serbuk arang + 40% polyester 70% serbuk arang + 30% polyester Aspira Keterangan Spesimen Gambar 9. Grafik Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk Arang Batok Kelapa Terhadap Kekerasan Kampas Dari grafik diatas terlihat harga kekerasan yang paling baik yaitu serbuk arang batok kelapa sebesar 50% dengan harga kekerasan 82,17 Kg/mm 2. Hal ini melebihi tingkat kekerasan kampas rem produk aspira dengan harga kekerasan 63,49 Kg/mm 2. B. Grafik Hasil Uji Keausan Variasi Serbuk Arang Batok Kelapa Volume Keausan (mm/menit) 0.0045 0.004 0.0035 0.003 0.0025 0.002 0.0015 0.001 0.0005 0 0.0005 0.0017 0.0028 0.004 50 % serbuk arang 60 % serbuk arang 70% serbuk arang Aspira Prosentase Serbuk Arang Gambar 10. Grafik Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk Arang Batok Kelapa Terhadap Keausan Kampas

Dari grafik diatas, harga keausan yang paling tinggi terjadi pada kampas rem produk Aspira 0,004 mm 2 /menit. kemudian kampas rem dengan komposisi serbuk arang batok kelapa 70% yaitu sebesar 0,028 mm 2 /menit. C. Hasil Foto Makro Setelah Uji Keausan alur bekas gesekan sedikit (jarang) Gambar 13. Foto Makro Kampas Rem dengan Komposisi Serbuk Arang 50% alur bekas gesekan lebih banyak Gambar 16. Foto Makro Kampas Rem dengan Komposisi Serbuk Arang 60% alur semakin banyak (alur lebih rapat) Gambar 17. Foto Makro Kampas Rem dengan Komposisi Serbuk Arang 70% KESIMPULAN 1. Kampas rem dengan variasi komposisi serbuk arang batok kelapa 50% memilki harga kekerasan tertinggi dibandingkan pada komposisi 60%,70% serbuk arang batok kelapa, dan kampas rem produk Aspira. 2. Harga keausan kampas rem dengan komposisi 70% serbuk arang batok kelapa lebih mendekati harga keausan dari kampas rem produk Aspira. 3. Dari foto makro dapat dilihat komposisi serbuk arang batok kelapa 70% memiliki alur-alur bekas gesekan lebih banyak dibandingkan pada komposisi 60%, dan 50% serbuk arang batok kelapa.

SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan beberapa saran, jika ingin diaplikasikan pada motor hendaknya menggunakan piringan cakram (disk brake) khusus, karena kalau dipakai pada disk brake pada umumnya dikhawatirkan terjadi selip

DAFTAR PUSTAKA Diharjo, K., dan Triyono, T., 2003, Buku Pegangan Kuliah Material Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. German, R.M., 1984. Powder Metallurgy Science. Metal Powder Industries Federation. Princeton, New Jersey. James, 2003 "Stability Analysis of Disk Brake Model". www.fkm.utm.my/arahim/chapter6.pdf. Kurniawan Alek, 2009. Kampas Rem Berbahan Serbuk Kayu dan Serabut Kelapa.http://www.google.com/kampas-remberbahan-serbuk-kayu dan.html. Lister C.E., 1984. Electric Circuits and Machines. McGraw hill company,lrc Matejka V,dkk.,2008. Effects Of Silicon Carbide In Semi-Metallic Brake Materials On Friction Perfomance And Friction Layer Formation, p 1121-1128 Riyanto T.A., 2011., Variasi Komposisi Kuningan Pada Pembuatan Kampas Rem Non Asbes Bermatriks Resin Venylester Type Ripoxy R-802., Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sutrisno, 1997. Fisika Dasar Mekanika, ITB Bandung. Wahyudi T., 2010., Pembuatan Dan Pengujian Sifat Fisis Dan Mekanis Kampas Rem Dengan Bahan Dasar Serbuk Al,

Arang Tempurung Kelapa Dengan Matriks Epoxy., Universitas Muhammadiyah Surakarta. Untoro, H.T, 2010. Pengaruh Lingkungan Terhadap Keausan, Daya, Koefisien Gesek, Suhu Kampas Rem, Dan Waktu Pengereman Kampas Rem Berbahan Fiberglass. Tugas akhir S1, Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta. www.scribd.com/doc/21704473/ujikeausan