dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Upaya tersebut ditinjau dari beberapa aspek, di

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh karena anak tidak memahami mengapa harus dirawat,

PENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. 12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan ke 8 tahap mulai bayi (0-18 bulan), toddler (1,5 3 tahun), anakanak

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi adalah prosedur yang dilakukan untuk memberikan kekebalan. tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin

BAB 1 : PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup yang lebih baik pada

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. masih cenderung tinggi, menurut world health organization (WHO) yang bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cuci tangan mengunakan sabun telah menjadi salah satu gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat gigi masih kurang.

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

Lampiran 4. Lembar Permohonan Menjadi Responden

BAB I PENDAHULUAN. baik karena ada kerusakan jaringan aktual maupun tidak. Nyeri pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. imunisasi antara lain untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Widyaningtyas, 2006). bayi dan menempati posisi pertama angka kesakitan balita.

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan. National Comorbidity Study (NSC) mengungkapkan 1 dari 4 orang

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/gad),

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB III METODE PENELITIAN

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. didalam tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan rasa

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

BAB I. Pendahuluan. cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian. Kanker adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. juga menimbulkan dampak negatif terutama dalam lingkungan sosial. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

EFEKTIFITAS LINGKUNGAN TERAPETIK TERHADAP REAKSI HOSPITALISASI PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang. menular serta dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat awam pada umumnya cenderung memberi kesan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MENONTON FILM DENGAN TERAPI BERMAIN TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN ANAK UMUR 6-8 TAHUN SELAMA PERAWATAN GIGI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia, seperti yang disampaikan oleh UNICEF sebagai salah. anak, perlindungan dan pengembangan anak (James, 2000).

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengalami tindakan invasif seperti pembedahan. Dilaporkan pasien mengalami

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMAN 1 Kasihan memiliki jumlah siswa yang cukup banyak sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia toddler (1-3 thn) merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan selanjutnya dari seorang anak, dimana anak usia toddler ini termasuk dalam periode balita (Ahmad, 2012). Pada usia toddler merupakan golden period dalam rentang kehidupan manusia oleh sebab tersebut pada masa ini anak harus mendapat perhatian tentang proses tumbuh kembang. Pada masa tumbuh kembang anak dapat mengalami beberapa masalah seperti gangguan tumbuh kembang dan juga masalah kesehatan. Masalah kesehatan umum yang terjadi pada anak usia toddler yaitu demam berdarah dengue, diare, infeksi saluran napas, influenza dan campak. Penyakit infeksi yang terjadi pada anak usia toddler dapat dicegah salah satunya dengan imunisasi. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Kemenkes, 2013). Pada penelitian yang dilakukan oleh Aswati dkk (2013) imunisasi adalah cara efektif untuk mengontrol infeksi hepatitis B sampai saat ini, anak yang diimunisasi memperoleh proteksi 5-10 tahun. Hasil penelitian Sundoro dkk (2014) menyebutkan bahwa pemberian imunisasi DT dapat meningkatkan sistem imun pada anak. Pada sidang World Health Assembly (WHA) pada bulan Mei 2010 menyepakati target pencapaian pengendalian penyakit campak pada tahun 2015 yaitu : mencapai cakupan imunisasi campak sebelum usia 1 tahun > 90% secara nasional dan minimal 80% di seluruh kabupaten/kota. Kasus kematian anak akibat campak terjadi di tahun 2013 sekitar 145.700 orang, sekitar 400 kematian yang terjadi setiap hari atau 16 kematian setiap jam dan sebagian besar terjadi pada anak-anak dibawah 5 tahun. Prevalensi angka keberhasilan imunisasi campak selama tahun 2000-2013 berhasil menurunkan 15,6 juta (75%) kematian akibat campak diseluruh dunia. Cakupan imunisasi campak pada tahun 2009 meningkat menjadi 83% dan pada tahun 2013 angka keberhasilan imunisasi campak dalam mengurangi kematian akibat campak masih tetap 83-84% (WHO, 2014). Imunisasi yang diberikan pada anak usia toddler antaranya DPT 4 yang diberikan saat usia 18 bulan yang diberikan melalui injeksi intramuskular serta imunisasi ulangan campak pada usia 2,5 tahun yang diberikan melalui injeksi subcutan (Mulyani, 2013). Cara

pemberian imunisasi melalui injeksi akan menimbulkan ketakutan pada imunisasi (Taddio, 2012). Ketakutan yang dialami anak usia toddler yang akan menerima imunisasi akan menimbulkan kecemasan pada anak tersebut. Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan takut atau khawatir yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2013). Kecemasan timbul akibat seringnya kekhawatiran yang menghantui dalam menghadapi sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan (Lumongga, 2009). Pada penelitian Rosiana (2015), menunjukan bahwa anak usia toddler yang akan menerima imunisasi menunjukan ketakutan dan kecemasan dengan menangis sampai pingsan, seperti di Kanada dari 883 balita yang diimunisasi 85% menangis, 38% berteriak, 33% memukul, 23% menahan diri dari prosedur, 20% melarikan diri, 15% menendang, 4% sesak nafas, 2% pingsan. Penelitian Rosiana (2015), menunjukan bahwa sebanyak 30 responden yang didampingi ibu saat imunisasi 26,7% masuk dalam kategori cemas sedangkan 18 responden yang didampingi nenek saat imunisasi termasuk dalam kategori cemas sebanyak 83,3%, hal tersebut menunjukan bahwa ada perbedaan kecemasan antara anak yang diimunisasi dengan didampingi oleh ibu dan didampingi oleh nenek. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kecemasan pada anak, diantaranya terapi bermain, terapi mendengarkan musik dan distraksi. Distraksi adalah pengalihan perhatian pada sesuatu selain nyeri, hal ini bertujuan agar pasien fokus terhadap sesuatu yang lain tersebut, agar tidak merasakan nyeri yang sedang dialami. Terdapat empat tipe distraksi yaitu visual, auditori, taktil dan intelektual (Berman dkk, 2009). Penelitian Dayani (2015), menunjukan bahwa terapi bermain clay berpengaruh dalam menurunkan tingkat kecemasan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi. Bermain clay termasuk jenis bermain yang aktif, Keberhasilan pemberian terapi bermain dalam menurunkan kecemasan anak prasekolah selama menjalani hospitalisasi dipengaruhi oleh alat dan jenis permainan yang cocok dan sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak, sehingga apabila sesuai dengan tumbuh kembang anak maka akan membuat anak tertarik terhadap permainan yang disediakan (Dayani, 2015). Penelitian Setyaningsih (2014), menunjukan bahwa terapi musik yang diberikan selama 15-20 menit kepada anak usia 3-6 tahun yang mengalami kecemasan akibat hospitalisasi dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak yang dirawat ruang teratai RS Dr. Oen Surakarta. Penelitian MacLaren dan Cohen (2005), pada anak usia 1-7 tahun

didapatkan anak dengan teknik distraksi pasif seperti menonton lebih teralihkan dan distresnya lebih rendah dibandingkan dengan anak yang beri terapi bermain aktif. Penelitian Lee (2012), selingan film kartun merupakan salah satu cara yang mudah dan efektif untuk menurunkan kecemasan pasien anak sebelum mereka menjalani operasi termasuk pembedahan. Menonton kartun dapat mengurangi kecemasan karena memfokuskan pasien anak dengan hal lain selain nyeri yang dirasakan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Bugangan anak usia toddler yang akan menerima imunisasi menunjukan kecemasan dan ketakutan dengan menangis dan mencoba menjauh dari petugas kesehatan. Menurut petugas kesehatan puskesmas Bugangan untuk menurunkan tingkat kecemasan anak petugas kesehatan akan menyarankan ibu untuk memberikan ASI, dampak dari saran tersebut cukup efektif tetapi anak tetap menangis saat diimunisasi. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan terapi untuk mengurangi tingkat kecemasan anak usia toddler peneliti tertarik melakukan penelitian tentang gambaran kecemasan anak usia toddler saat imunisasi yang diberikan distraksi video film kartun. B. Rumusan Masalah Imunisasi adalah salah satu upaya yang efektif untuk meningkatkan kekebalan dan menghindarkan anak dari penyakit yang dapat menganggu pertumbuhan dan perkembangan anak, pemberian imunisasi yang dilakukan melalui injeksi dapat menimbulkan kecemasan pada anak. Kecemasan anak terjadi akibat nyeri akibat tindakan injeksi saat imunisasi. Kecemasan yang terjadi akan berdampak pada perkembangan anak apabila tidak mendapatkan penanganan untuk mengatasi kecemasan tersebut. Distraksi video adalah salah satu cara mengalihkan perhatian anak dari rasa nyeri saat imunisasi dan diharapkan distraksi video film kartun dapat menurunkan kecemasan anak. Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran kecemasan anak usia toddler saat imunisasi yang diberi distraksi video film kartun? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kecemasan anak usia toddler saat imunisasi yang diberi distraksi video film kartun. 2. Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan karakteristik anak usia toddler saat imunisasi yang diberikan distraksi video film kartun berdasarkan jenis kelamin. b. Mendiskripsikan gejala kecemasan yang dilihat berdasarkan aktivitas anak usia toddler saat imunisasi yang diberikan distraksi video film kartun. c. Mendiskripsikan gejala kecemasan yang dilihat berdasarkan suara anak usia toddler saat imunisasi yang diberikan distraksi video film kartun. d. Mendiskripsikan gejela kecemasan yang dilihat berdasarkan ekpresi emosi anak usia toddler saat imunisasi yang diberikan distraksi video film kartun. e. Mendiskripsikan gejela kecemasan yang dilihat berdasarkan keadaan anak usia toddler saat imunisasi yang diberikan distraksi video film kartun. f. Mendiskripsikan gejala kecemasan yang dilihat berdasarkan interaksi dengan keluarga anak usia toddler saat imunisasi yang diberikan distraksi video film kartun. g. Mendiskripsikan kecemasan anak usia toddler saat imunisasi yang diberikan distraksi video film kartun. D. Manfaat Penelitian 1. Responden Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi keluarga untuk mengurangi kecemasan anak. 2. Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi bagi mahasiswa keperawatan sehingga menambah wawasan keilmuan. 3. Perawat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata tentang tingkat kecemasan anak saat imunisasi. E. Bidang Ilmu Penelitian yang akan dilakukan termasuk dalam bidang ilmu kesehatan khususnya Ilmu Keperawatan Anak.

F. Keaslian Penelitian Tabel 1.1. Keaslian Penelitian Nama No peneliti/ tahun 1. Adnanda Yauanggustin Hapsari (2016) Judul/ Variabel yang diteliti Pengaruh distraksi video terhadap kecemasan anak usia 6-8 tahun selama tindakan dental di RS TK IV 04.07.02 SLAMET RIYADI Desain penelitian Hasil penelitian Perbedaan Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuasi eksperimen dengan jumlah sampel sebanyak 30 anak yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 15 anak pada kelompok perlakuan dan 15 anak pada kelompok kontrol. Hasil penelitian menunujukkan bahwa hasil rerata selisih denyut nadi pada kelompok kontrol (tanpa menggunakan distraksi video film kartun) mengalami kenaikan sebesar 5,67 sedangkan pada kelompok perlakuan (dengan menggunakan distraksi film kartun) mengalami penurunan sebesar 10,00. Hasil uji analisis independent t-test menunjukkan nilai p = 0,000). Perbedaannya adalah pada respon peneliti mengukur tingkat pada anak usia toddler saat imunisasi 2. Joengwoo Lee (2012) 3. Rika Sarfika, Nova Yanti, Ruspita Winda (2015) Pengaruh terapi menonton kartun terhadap tingkat kecemasan anak saat induksi anastesi Pengaruh distraksi video film animasi terhadap nyeri anak usia pra sekolah saat pemasangan infus di RSUP DR. M DJAMIL PADANG Penelitian ini mengunakan random sampling dengan perlakuan yang berbeda Penelitian menggunakan desain quasyexperimental dengan pendekatant he posttest only with control group design. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling Peneliti menyimpulkan tampilan kartun animasi efektif untuk mengurangi kecemasan pada pasien pediatrik. Analisa data dilakukan dengan uji Mann- Whitney untuk menilai perbedaan skala nyeri antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan rata-rata skalan yeri yang signifikan (Pv<0,05) antara anak yang diberikan teknik distraksi Perbedaannya terdapat pada responden dan peneliti mengukur tingkat kecemasan saat imunisasi Perbedaannya peneliti mengukur tingkat kecemasan

menonton kartu nanimasi dengan anak yang tidak diberikan teknik distraksi saat dilakukan pemasangan infus.