POPULASI DAN SERANGAN Cnaphalocrosis medinalis (LEPIDOPTERA; PYRALIDAE) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

dokumen-dokumen yang mirip
POPULASI DAN SERANGAN HAMA PUTIH PALSU Cnaphalocrosis medinalis (Guenee) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2014

DESAIN KONSERVASI PREDATOR DAN PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA PERTANAMAN PADI

PERNYATAAN. Surakarta, Yang menyatakan. Usi Hanifah NIM.H

Instruksi. Deskripsi Kasus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar minyak kemangi. Universitas Sumatera Utara

Tabel. Pengamatan Jumlah Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella Hama yang diinfeksikan. Persentase Mortalitas (%)Pengamatan ke-

INSIDENSI PENYAKIT TUNGRO PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON

Lampiran 1. Perubahan bobot tubuh ikan selais (Ompok hypopthalmus) pada setiap perlakuan selama penelitian

ABSTRACT

PENYEBARAN POPULASI HAMA Paraeucosmetus sp. DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN HAMA PUTIH (Nymphula depunctalis Guene) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Perhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Nama. Dicatat Oleh: Waktu Penyelesaian (detik)

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

STATUS KEBERADAAN HAMA POTENSIAL PADA PERTANAMAN PADI HIBRIDA, NON-HIBRIDA DAN PENENTUAN PERIODE KRITIS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN ZEOLIT TERHADAP KEBERADAAN WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI. Oleh SIDIQ DWI WARSITO H

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya.

LAMPIRAN 1. ONE WAY ANOVA

PERKEMBANGAN POPULASI SIPUT SETENGAH CANGKANG (Parmarion sp.) DAN UMUR TANAMAN TERHADAP KERUSAKAN DAN PRODUKSI KUBIS BUNGA

Lampiran 1. Hasil Skrining Fitokimia Kecombrang (Etlingera elatior Jack R. M. Sm) tanin dan triterpenoid/steroid, dapat dilihat pada Tabel 1.

LAMPIRAN A. Angket Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan membahas hasil yang didapat dari pengolahan

Lampiran 1. Analisis presentase karkas ayam pedaging. Perlakuan

Lampiran 1. Hasil Proksimat Pakan Ikan

LAMPIRAN. Arang Sekam (C)

POPULASI HAMA PENGGEREK TONGKOL JAGUNG Helicoverpa

RESPON ENAM VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril) ANJURAN TERHADAP SERANGAN LARVA PEMAKAN DAUN KEDELAI SKRIPSI

LAMPIRAN A STANDARISASI SIMPLISIA HASIL PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN SERBUK Hasil susut pengeringan daun alpukat

PADAT POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN HAMA WALANG SANGIT (Leptocorisa Acuta Thunb.) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

ANALISIS KERUSAKAN TANAMAN KOPI AKIBAT SERANGAN HAMA

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2014

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 TABEL STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

JENIS DAN KEPADATAN POPULASI SERANGGA PADA PERTANAMAN PADI SAWAH FASE VEGETATIF DI DESA TALAWAAN KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA

ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA

Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter

JENIS DAN PADAT POPULASI HAMA PADA TANAMAN PERANGKAP Collard DI SAYURAN KUBIS

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADI

JURNAL. Oleh: SIGIT ADDY PRATAMA. Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Oleh Komisi Pembimbing. Ketua. Ir. James B. Kaligis, MSi.

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara

BAB IV HASIL PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

LAMPIRAN 1 PENGHITUNGAN BESAR SAMPEL. Besar subjek penelitian ditentukan berdasarkan rumus :

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik

Cabai rawit. Lampiran 1. Cara Kerja Penelitian. 1. Pengawetan

= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades.

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean

SKRIPSI. Oleh Okky Ekawati H

POPULASI DAN PERSENTASE SERANGAN LARVA Spodoptera exigua Hubner PADA TANAMAN BAWANG DAUN DAN BAWANG MERAH DI DESA AMPRENG KECAMATAN LANGOWAN BARAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Rasio Kecukupan Modal. Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri)

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L).

LAMPIRAN A: HASIL PENGUJIAN ALAT UKUR A.1. Hasil Uji Coba Inventori Kepuasan kerja. Reliabilitas Kepuasan Kerja. Reliability Statistics.

LAMPIRAN. Tabel Distribusi Frekuensi Frequency Table

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies

SKRIPSI KEBERADAAN POPULASI KEONG EMAS (POMACEA SP.) PADA EMPAT SISTEM BUDIDAYA PADI DI DESA JOHO, MOJOLABAN, SUKOHARJO

Lampiran 1 : Perhitungan Dosis

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data

CICADELIDAE) DI KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON

Lampiran 1 Proses Pembuatan Mi Kering Kontrol dan Perlakuan. Alat. Bahan Utama. Tep.daun kelor. Panci pengukus. Noodle maker

POLA FLUKTUASI POPULASI Plutella xylostella (L.) (LEPIDOPTERA: PLUTELLIDAE) DAN MUSUH ALAMINYA PADA BUDIDAYA BROKOLI DENGAN PENERAPAN PHT DAN ORGANIK

FORMULIR DAYA TERIMA (UJI KESUKAAN) MIE BASAH JAMUR TIRAM

EFEKTIVITAS KOMPOSISI PESTISIDA NABATI TERHADAP HAMA WALANG SANGIT (Leptocorisa acuta Thunberg) PADA TANAMAN PADI DI LAPANG

LAMPIRAN. Kuesioner Penelitian Analisis Financial Literacy, Financial Behavior dan Financial Attitude Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah

BAB IV SIMULASI. 1643, data yang digunakan terlampir. Analisis data menggunakan SPSS versi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS)

HUBUNGAN POPULASI NGENGAT PENGGEREK BATANG PADI YANG TERTANGKAP PERANGKAP LAMPU DENGAN INTENSITAS SERANGAN PENGGEREK BATANG PADI DI SEKITARNYA

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Universitas Sumatera Utara

1. Persentasi penyerapan zat besi dari tiga jenis makanan sebagai berikut (data fiktif)

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal

Uji hedonik (uji kesukaan)

KELIMPAHAN POPULASI PARASITOID Trichogramma sp DAN SERANGAN HAMA PENGGEREK BATANG PADI SAWAH DI KABUPATEN MINAHASA

STUDI KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN BULA, KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR, PROPINSI MALUKU

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir

HUBUNGAN INTENSITAS SERANGAN DENGAN ESTIMASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT SERANGAN HAMA PENGGEREK BUAH KOPI

PENGARUH PENGEMBALIAN BERBAGAI BIOMASSA TANAMAN TERHADAP SERANGAN HAMA PENGGEREK BATANG KEDELAI Agromyza sojae Zehntn

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sirih hijau (Piper betle L.) sebagai pengendali hama Plutella xylostella tanaman

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

Transkripsi:

POPULASI DAN SERANGAN Cnaphalocrosis medinalis (LEPIDOPTERA; PYRALIDAE) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA POPULATION AND INSECT PESTS ATTACK OF Cnaphalocrosis medinalis (LEPIDOPETRA ; PYRALIDAE) ON RICE IN SOUTHEAST MINAHASA Moulwy F. Dien dan Daisy S. Kandowangko *) *) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi e-mail: roydien@yahoo.com 35 ABSTRACT The experiment was conducted using a survey method at 4 locations/district in the Southeast Minahasa Regency is Belang,Tombatu, North Tombatu, and East Tombatu. Each location/districts determined three paddy fields (repeats) as a place of observation and sampling. The study lasted for 10 months ie from January to October 2015. Sampling is done diagonally to the respective fields. So one rice field consists of 5 sub-plot as a point of sampling Samples are larvae present in the leaf roll. Implementation of the sampling carried out on rice plants vegetative phase once a week for 6 weeks. The results showed that the average population of C. medinalis (per-10 clumps) on paddy rice cultivation in Southeast Minahasa Regency highest found in the location of the North Tombatu 10.99, then Eastern Tombatu 10.44, Belang 10.43 and lows in the Tombatu 0.94. Observations of percentage of pests C. medinalis highest in Southeast Minahasa Regency found in the sample locations in the North Tombatu which reached 33.95%, Belang 32.51%, Eastern Tombatu 31.86%, and the lowest in the Tombatu 4.08%. Keywords : rice, Cnaphalocrosis medinalis ABSTRAK Penelitian dilaksanakan pada pertanaman padi sawah di Kabupaten Minahasa Tenggara. Waktu penelitian selama 10 bulan yakni sejak bulan Januari sampai dengan Oktober 2015. Penelitian menggunakan metode survei pada 4 lokasi di Kabupaten Minahasa Tenggara, yakni di Kecamatan Belang, Kecamatan Tombatu, Kecamatan Tombatu Utara, Kecamatan Tombatu Timur. Masing-masing lokasi/kecamatan ditentukan tiga petak sawah (ulangan). Pengambilan sampel dilakukan secara diagonal pada masing-masing petak sawah. Jadi 1 petak sawah terdiri dari 5 sub petak sebagai tempat pengambilan sampel sampel adalah larva yang terdapat di dalam gulungan daun. Rata-rata populasi Cnaphalocrosis medinalis (per-10 rumpun) pada pertanaman padi sawah di Kabupaten Minahasa Tenggara tertinggi ditemukan pada lokasi Kecamatan Tombatu Utara yakni mencapai 10,99 ekor, kemudian Kecamatan Tombatu Timur 10,44 ekor, Kecamatan Belang 10,43 ekor dan Kecamatan terendah di Kecamatan Tombatu 0,94 ekor. Serangan C. medinalis tertinggi dijumpai pada tanaman berumur 6 minggu setelah tanam (mst) yakni mencapai 20,66 %, kemudian tanaman berumur 5 mst mencapai 13,55 %, tanaman berumur 4 mst mencapai 10,88 %, tanaman berumur 3 mst mencapai 7,55 %, tanaman berumur 2 mst mencapai 0,18 % ; sedangkan pada tanaman berumur 1 tidak dijumpai serangan. Persentase serangan hama Cnaphalocrosis medinalisdi Kabupaten Minahasa Tenggara tertinggi dijumpai pada lokasi sampel di Kecamatan Tobatu Utara yakni mencapai 33,95 %, kemudian berturut-turut Kecamatan Belang 32,51 %, Kecamatan Tombatu Timur 31,86 % dan terendah di Kecamatan Tombatu 4,08 %,. Kata kunci : padi, Cnaphalocrosis medinalis Eugenia Volume 23 No. 1 Pebruari 2017

Eugenia Volume 23 No. 1 Pebruari 2017 PENDAHULUAN Upaya peningkatan hasil pertanian terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) dengan mengembangkan lahan produktif yakni berupa sawah dan ladang. Berdasarkan data yang dimiliki Distanak Mitra, jumlah lahan produktif di daerah tersebut mencapai 2.978 Hektar (Ha). Namun meski demikian, lahan produktif tersebut belum memberikan hasil seperti yang diharapkan (Anonim, 2014). Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan pesemaian sampai tanaman tersebut bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi (Anonim, 2007a; Anonim, 2008). Dalam proses intensifikasi sekarang ini berbagai kendala sosial ekonomi dan teknis bermunculan. Masalah Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang mengakibatkan penurunan produksi dan masalah ini belum dapat diatasi dengan memuaskan. Kehilangan hasil akibat OPT diperkirakan 40-55 %, bahkan dapat terancam gagal panen (Anonim, 2003; Baehaki, 2009). Cnaphalocrosis medinalis merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi (Kalshoven, 1981). Hasil pengamatan ditemukan beberapa petak tanaman padi sawah khususnya di Kabupaten Minahasa Tenggara terserang hamac. medinalis. Hal ini terlihat dari adanya gejala serangan berupa terlipatnya daun tanaman padi dan terdapat larva di dalamnya. Salah satu kendala di dalam upaya peningkatan produksi padi adalah adanya gangguan serangga hama sebagai organisme penganggu tanaman. Cnaphalocrosis medinalis merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi. Hama ini mulai menyerang sejak tanaman masih muda sampai tanaman yang telah berbuah Gangguan hama ini dapat menurunkan produksi padi dan pada serangan berat dapat menyebabkan gagal panen. 36 C. medinalis merupakan salah satu hama penting yang menyerang tanaman padi yang akibat serangannya akan berdampak pada terjadinya penurunan produksi padi. Mengetahui keadaan serangan dan populasi hama ini merupakan langkah awal di dalam upaya pengendaliannya sehingga dapat diketahui penyebaran dan penyebab tingginya populasi dan tingkat kerusakan pada tanaman padi. Tujuan penelitian ini adalah: a) Mengetahui seberapa besar serangan hamac. medinalis pada tanaman padi sawah di Kabupaten Minahasa Tenggara; b) Mengetahui populasi hama C. medinalis pada tanaman padi sawah di Kabupaten Minahasa Tenggara Hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui serangan dan populasi hama C. medinalis pada pertanaman padi sawah yang merupakan informasi penting sebagai bahan pertimbangan di dalam penyusunan strategi pengendalian hama C. medinalis di masa yang akan datang. Dengan demikian petani dapat mengantisipasi populasi dan serangan C. medinalis sehingga kerusakan tanaman dapat segera di cegah. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada pertanaman padi sawah di Kabupaten Minahasa Tenggara. Waktu penelitian selama 10 bulan yakni sejak bulan Januari sampai dengan Oktober 2015. Penelitian menggunakan metode survei pada 4 lokasi di Kabupaten Minahasa Tenggara, yakni di Kecamatan Belang, Kecamatan Tombatu, Kecamatan Tombatu Utara, Kecamatan Tombatu Timur. Masing-masing lokasi/kecamatan ditentukan tiga petak sawah (ulangan). Survei bertujuan untuk mengetahui dan menetapkan lokasi penelitian. Kriteria lokasi penelitian adalah terdapatnya pertanaman padi sawah berumur <1 minggu sekurang-kurangnya berjumlah tiga petak sawah.

Dien, M.F. dan D.S, Kandowangko: Populasi dan Serangan Cnaphalocrosis medinalis... 37 Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan secara diagonal pada masing-masing petak sawah. Jadi 1 petak sawah terdiri dari 5 sub petak sebagai tempat pengambilan sampel. Sampel adalah larva yang terdapat di dalam gulungan daun. Sampel yang ditemukan dikoleksi di dalam alkohol 70 %, kemudian dibawa ke Laboratoriun Entomologi dan Hama Tumbuhan untuk diidentifikasi. Pengambilan sampel dilakukan pada tanaman fase vegetatif seminggu sekali selama enam minggu. Hal-hal yang diamati Populasi Larva Ditetapkan 10 rumpun secara acak pada masing-masing sub-petak yang akan diamati. Pengamatan pupulasi dilakukan dengan cara mengambil larva yang di temukan pada sub-petak kemudian dihitung jumlahnya. Untuk menghitung populasi larva C. medinalis digunakan rumus: Jumlah larva yang ditemukan Rata-rata = ------------------------------------------ Banyaknya pengamatan Persentase Serangan Pada masing-masing sub-petak ditentukan 50 rumpun yang akan diamati. Jadi, jumlah rumpun yang diamati pada masing-masing petak sebanyak 250 rumpun. Persentase serangan dilakukan dengan mengamati sampel tanaman terserang yang menunjukkan gejala serangan hama putih palsu, kemudian menghitung jumlah rumpun yang terserang. Untuk menghitung persentase serangan hama putih palsu digunakan rumus sebagai berikut: n S = ----- x 100 % N Keterangan: S = persentase tanaman terserang n = jumlah rumpun terserang N = jumlah rumpun yang diamati Analisis Data Data serangan C. medinalis yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis One Way Anova dengan SPSS Ver. 21. HASIL DAN PEMBAHASAN Populasi Larva Pengamatan populasi hama menunjukkan bahwa rata-rata populasi Cnaphalocrosis medinalis (per-10 rumpun) pada pertanaman padi sawah di Kabupaten Minahasa Tenggara tertinggi ditemukan pada lokasi Kecamatan Tombatu Utara yakni mencapai 10,99 ekor, kemudian Kecamatan Tombatu Timur 10,44 ekor, Kecamatan Belang 10,43 ekor dan Kecamatan terendah di Kecamatan Tombatu 0,94 ekor, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan tabel 1, bahwa serangan C. medinalis tertinggi dijumpai pada tanaman berumur 6 minggu setelah tanam (mst) yakni mencapai 20,66 %, kemudian tanaman berumur 5 mst mencapai 13,55 %, tanaman berumur 4 mst mencapai 10,88 %, tanaman berumur 3 mst mencapai 7,55 %, tanaman berumur 2 mst mencapai 0,18 %; sedangkan pada tanaman berumur 1 tidak dijumpai serangan. Tabel 1, menunjukkan kecenderungan bahwa semakin tinggi umur tanaman semakin tinggi serangan hama C. medinalis. Pada tanaman berumur 1 minggu setelah tanam tidak ditemukan serangan. Hal ini diduga karena jumlah daun pada tanaman berumur 1 minggu masih relatif sedikit menyebabkan intensitas cahaya disekitar tanaman menjadi tinggi. Tingginya intensitas cahaya matahari dapat menyebabkan terjadinya peningkatan suhu sehingga diduga merupakan salah satu penyebab rendahnya populasi hama pada tanaman yang berumur 1 minggu setelah tanam. Setiap spesies serangga mempunyai jangkauan suhu masing-masing dimana ia dapat hidup, dan pada umumnya jangkauan suhu yang efektif adalah suhu minimum. Serangga memiliki kisaran suhu tertentu untuk kehidupannya. Diluar kisaran suhu tersebut serangga dapat mengalami kematian. Efek ini terlihat pada proses fisiologis serangga, dimana pada suhu tertentu aktivitas serangga tinggi dan akan berkurang (menurun) pada suhu yang

Eugenia Volume 23 No. 1 Pebruari 2017 lebih rendah. Pada umumnya kisaran suhu yang efektif adalah suhu minimum 15 0 C, suhu optimum 25 0 C dan suhu maksimum 45 0 C. Pengaruh suhu jelas terlihat pada proses fisiologis serangga. Di luar kisaran suhu tersebut serangga akan mati kedinginan atau kepanasan. Fakta ini memperlihatkan bahwa semakin tinggi suhu akan semakin pendek umur serangga. Suhu udara memegang peranan penting karena mempengaruhi kecepatan proses metabolisme dan kehidupan serangga dalam berbagai segi antara lain aktivitas serangga, penyebaran, mortalitas, dan perkembangannya. Lamanya perkembangan hidup serangga tergantung pada keadaan suhu lingkungan, sebab suhu yang rendah umumnya memperpanjang stadium telur serangga sebaliknya suhu yang tinggi dapat memperpendek stadium telur. Tanaman padi yang terserang C. medinalis menunjukkan gejala berupa terdapatnya gulungan-gulungan pada daun tanaman padi. Larva hidup di dalam gulungan daun, dan memakan jarringan hijau daun, sehingga menyebabkan terbentuknya garis-garis putih transparan sepanjang 15-20 cm. Jika gulungan daun dibuka biasanya ditemukan seekor larva di dalamnya. 38 Persentase Serangan Pengamatan terhadap persentase serangan hama Cnaphalocrosis medinalis di Kabupaten Minahasa Tenggara tertinggi dijumpai pada lokasi sampel di Kecamatan Tobatu Utara yakni mencapai 33,95 %, kemudian berturut-turut Kecamatan Belang 32,51 %, Kecamatan Tombatu Timur 31,86 % dan terendah di Kecamatan Tombatu 4,08 %, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil analisis menunjukkan tidak adanya perbedaan pengaruh lokasi terhadap serangan C. medinalis. Rendahnya serangan C. medinalis diduga disebabkan karena kondisi lahan yang terawat. Lokasi lahan yang terawat menyebabkan tidak terdapatnya gulma yang dapat digunakan oleh hama sebagai inang alternatif. Hasil penelitian Warti (2006) melaporkan bahwa pada kondisi lahan yang bersih dimana tidak dijumpai gulma serangan C. medinalis cenderung rendah dibandingkan dengan lahan-lahan kotor dan tidak terawat. Dengan adanya sejumlah gulma maka dapat berkembang biak dengan baik. Gulma dapat berfungsi sebagai tempat yang baik untuk menghindari cahaya matahari ataupun bersembunyi dari predator. Tabel 1. Rata-rata Populasi C. medinalis pada Tanaman Padi di Kabupaten Minahasa Tenggara (Table 1. Average Larval Populations of C. medinalis to Rice in Southeast Minahasa Regency) Lokasi / Kecamatan Umur Tanaman (minggu setelah tanam) per 10 rumpun Rata-rata Populasi 1 2 3 4 5 6 (ekor) Belang 0,00 0,20 1,60 11,60 19,40 29,80 10,43 Tombatu 0,00 0,00 0,33 1,40 1,06 2,86 0,94 Tombatu Utara 0,00 0,40 2,06 12,46 22,4 28,66 10,99 Tombatu Timur 0,00 0,13 1,20 8,46 18,53 34,33 10,44 Rata-rata 0 0,18 7,55 10,88 13,5 20,66 Tabel 2. Rata-rata persentase serangan C. medinalis pada tanaman padi di Kabupaten Minahasa Tenggara (Table 2. Average percentage of attacks C. medinalis to rice in Southeast Minahasa Regency) Lokasi / Kecamatan Umur Tanaman (minggu setelah tanam) Rata-rata 1 2 3 4 5 6 persentase Belang 0,00 0,40 9,46 36,66 57,46 91.13 32,51 Tombatu 0,00 0,00 2,00 6,00 4,80 11,73 4,08 Tombatu Utara 0,00 0,26 9,73 35,46 69,33 88,93 33,95 Tombatu Timur 0,00 0,00 7,33 27,46 61,73 94,66 31,86

Dien, M.F. dan D.S, Kandowangko: Populasi dan Serangan Cnaphalocrosis medinalis... 39 Tabel 3. Hasil Analisis One Way Anova dengan SPSS Ver. 21 Serangan C. medinalis pada Tanaman Padi di Kabupaten Minahasa Tenggara (Table 3. Results of Analysis of One Way Anova with SPSS Ver. 21 Attacks C. medinalis to Rice in Southeast Minahasa Regency) Descriptives Persentase 95% Confidence Interval for N Mean Std. Std. Mean Deviation Error Lower Upper Minimum Maximum Bound Bound Belang 6 32.5417 36.57552 14.93189-5.8420 70.9253.00 91.13 Tombatu 6 4.0883 4.47987 1.82890 -.6130 8.7897.00 11.73 Tombatu 6 33.9517 37.81812 15.43918-5.7360 73.6394.00 88.93 Utara Tombatu Timur 6 31.8633 38.69692 15.79795-8.7466 72.4733.00 94.66 Total 24 25.6113 33.06581 6.74953 11.6488 39.5737.00 94.66 ANOVA Persentase Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 3719.506 3 1239.835 1.157.351 Within Groups 21427.499 20 1071.375 Total 25147.005 23 Sig (0,351) > a (0,05) Persentase serangan tidak dipengaruhi oleh lokasi (Tempat) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Populasi hama Cnaphalocrosis medinalis di Kabupaten Minahasa Tenggara tertinggi ditemukan pada yakni mencapai 10,99 ekor, lokasi Kecamatan Tombatu Utara kemudian Kecamatan Tombatu Timur 10,44 ekor, Kecamatan Belang 10,43 ekor dan di Kecamatan Tombatu 0,94 ekor. Serangan C. medinalis tertinggi dijumpai pada tanaman berumur 6 minggu setelah tanam (mst) yakni mencapai 20,66 %, kemudian tanaman berumur 5 mst mencapai 13,55 %, tanaman berumur 4 mst mencapai 10,88 %, tanaman berumur 3 mst mencapai 7,55 %, tanaman berumur 2 mst mencapai 0,18 %; sedangkan pada tanaman berumur 1 mst tidak dijumpai serangan. Saran Perlu penelitian lanjutan terutama untuk mengetahui populasi dan serangan hama-hama tanaman padi lainnya. UCAPAN TERIMA KASIH Disampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Tulisan ini merupakan hasil penelitian Research Unggulan Universitas Sam Ratulangi (RUU) Tahun 2015 yang dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor: SP DIPA 042.04.2.400097/2015 Tanggal 15 April 2015. Satuan Kerja Universitas Sam Ratulangi. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Eugenia Volume 23 No. 1 Pebruari 2017 DAFTAR PUSTAKA Amirullah, A. 2008. Budidaya Padi. http://amiere.multiply.com/ journal/item/27 /Budidaya padi. Anonim. 2003. Pedoman Rekomendasi Pengendalian Hama Terpadu Pada Tanaman Padi. Direktorat Perlindungan Tanaman, Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan. Dep. Pertanian. Jakarta., 2007a. Peningkatan Produksi Padi Menuju 2020. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. http://www.puslittan. bogor.net /index., 2008. Teknologi Padi. Informasi Ringkas. http://www.knowledgebank.irri.org/ indonesia/pdf%20files/penggerek_bw.pd f. 40,2009. Hama Putih Palsu.Cnaphalocrocis medinalis Guenee.Pusat penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. http://www.pustaka-deptan.go.id, 2014. Pemkab Minahasa Tenggara Terus Optimalkan Lahan Produktif. http://indonesia-timur.co/2014/02/08/ pemkab-minahasa-tenggara-terusoptimalkan-lahan-produktif/ Arifin, S. 2012. Hama Putih Palsu Sebabkan Tanaman Padi Mati. http://theglobe journal.com/varia/-hama-putih-palsusebabkan-tanaman-padi-mati/index. Baehaki, S. E. 2009. Strategi Pengen-dalian Hama Terpadu Tanaman Padi dalam Perspektif Praktek Pertanian yang Baik. (Good Agricultural practice). www.pus-takadeptan.go.id/publikasi/ip.pdf.