BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tercantum dalam al-qur`an:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Teras, 2010), hlm Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur an,

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

ISLAM IS THE BEST CHOICE

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ataupun kesuksesan. Keberhasilan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. guna meraih bekal-bekal keilmuan untuk keberlangsungan hidupnya. Islam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa,

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

ع ل ي ك م ب س ن ت ي و س ن ة ال خ ل ف اء الر اش د د الر د دي ي

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

MATERI UJIAN KOMPREHENSIF: KOMPETENSI KHUSUS. Meliputi ujian tentang ayat dan hadis yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

Iman Kepada KITAB-KITAB

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

حفظو هللا Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc, MA. Publication : 1437 H_2016 M. Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

Dalam Bahasa Arab, kata keluhan dan aduan diungkap dengan Syakwa شكوى) ). Asal kata ini

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

PERAYAAN NATAL BERSAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

IDENTIFIKASI PEMBOROSAN MENGGUNAKAN METODE VALUE STREAM MAPPING DAN SIX SIGMA DENGAN MENGIMPLEMENTASI KONSEP LEAN MANUFACTURING TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. dalam perjuangan. Kalbunya masih bersih, suci, dan polos. Jika dia dibiasakan

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian menunjukkan bahwa rutinitas ibadah shalat wajib memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

Post

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak diciptakan Allah SWT dengan segala potensi yang berbeda

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

TAFSIR SURAT اإلنفطار. (T e r b e l a h) Surat Makkiyah, Surat ke 82: 19 Ayat. Publication : 1437 H_2015 M. Tafsir Surat Al-Infithaar ( Terbelah )

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah dirasakan oleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya anak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan fitrah sebagaimana yang tercantum dalam al-qur`an: ف أ ق م و ج ه ك ل لد ين ح ن يف ا ف ط ر ت ا ه لل اله ت ف ط ر النهاس ع ل ي ه ا ل ت ب د يل ل ل ق ا ه لل ذ ل ك الد ين ال ق ي م و ل ك هن أ ك ث ر النهاس ل ي ع ل م ون Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) tetapkanlah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Dan dalam hadis disebutkan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi. ع ن أ ب ه ر ي ر ة أ نهه ك ان ي ق و ل :ق ال ر س و ل هللا صلى هللا عليه وسلم : م ا م ن م و ل و د إ له ي و ل د ع ل ى ال ف ط ر ة. ف أ ب و اه ي ه و د ان ه و ي ن ص ر ان ه و ي ج س ان ه. Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Tidak dilahirkan seorang anak melainkan dengan fitrah, maka orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi. (HR. Al-Bukhori) berdasarkan kedua sumber tersebut, jelas bahwa yang mempengaruhi perilaku anak itu dan menjadi salah satu faktor yang paling kuat adalah lingkungan, terutama keluarganya. Keluarga merupakan pranata sosial yang di dalamnya terdapat anggota-anggota yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga memiliki fungsi yang strategis bagi pembentukan

2 pribadi anak. Keluarga dalam kenyataannya bukan hanya sekedar pertemuan antar komponen yang ada di dalamnya, tetapi lebih dari itu keluarga juga mempunyai fungsi reproduktif, religius, rekreatif, edukatif, sosial dan protektif (Fuaduddin, 1999: 6). Dalam kaitannya dengan fungsi edukatif ini, lingkungan keluarga memberikan pengaruh yang sangat besar dan menentukan dalam pendidikan anak. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Maka dari itu, setiap perbuatan ataupun perilaku yang diterapkan dalam keluarga baik disadari ataupun tidak, akan berpengaruh terhadap pendidikan anak. Menurut Khatib Santhut, kedua orang tua merupakan figur yang paling berpengaruh terhadap anak (Sujanto, 1982: 222). Karena anak dibesarkan dalam lingkungan keluarga, maka layaklah jika kemungkinan tumbuhnya pelanggaran itu sebagian besar dari keluarga. Oleh karena itu, keluarga harus menciptakan situasi yang baik dalam arti situasi yang terdidik dan dalam hal ini memerlukan kesadaran dari kedua orang tua sebagai pendidik kodrati untuk mendidik anak-anak mereka dengan baik. Karena anak-anak merupakan amanah Allah yang dimintai pertanggung jawabannya. Meskipun sudah banyak orang tua yang menyadari akan kewajiban terhadap anak-anaknya namun dalam prakteknya mereka sudah merasa puas ketika anaknya sekolah, berprestasi, dan menjadi anak yang cerdas. Namun sayang sekali, orang tua kurang memberikan respon yang bersahabat kepada anak-anaknya dan terkesan otoriter. Orang tua hanya memperhatikan pada

3 aspek jiwa yang langsung teramati pada saat itu juga. Mereka tidak menyadari bahwa anak akan mempunyai masalah-masalah di masa depannya yang penyelesaiannya tidak hanya ditentukan oleh aspek kognis atau kecerdasan kognitif (IQ) saja, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah kecerdasan spiritual. Hal ini disebabkan karena adanya asumsi bahwa suskes dan gagalnya hidup seseorang tergantung seberapa tinggi nilai IQ yang dimilikinya tanpa memperhatikan nilai spiritual yang menjadi kesuksesan bagi tiap orang untuk menuju surga. Dari hadis di atas juga dapat dipahami bahwa pentingnya peran orang tua dalam membentuk kepribadian anak dimasa yang akan datang. Dalam al-qur`an surat luqman ayat 16: ي ب ن ه إ ه ن ا إ ن ت ك م ث ق ال ح بهة م ن خ ر د ل ف ت ك ن ف ص خ ر ة أ و ف ال هسم او ات أ و ف ا ل ر ض ي ت ب ا ا ه لل إ هن ا ه لل ل ط يف خ ب ي (luqman berkata): hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha halus lagi Maha mengetahui. (QS. Luqman: 16) Orang tua hendaknya memperhatikan anak dari segi muroqobah Allah yakni dengan menjadikan anak merasa bahwa Allah selamanya mendengar bisikan dan pembicaraannya, melihat setiap gerak-geriknya serta mengetahui apa yang dirahasiakan dan disembunyikan. Terutama masalah kecerdasan spiritual anak (SQ). SQ merupakan landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia (sukidi, 2002: 37).

4 Pada saat ini kita telah mengenal tiga kecerdasan. Ketiga kecerdasan itu adalah kecerdasan otak (IQ), kecerdasan hati (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ), bahkan kecerdasan spiritual yang justru merupakan penyempurnaan atas kualitas kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ). Kecerdasan-kecerdasan tersebut memiliki fungsi masingmasing yang kita butuhkan dalam hidup di dunia ini (sukidi, 2002: 37). Nilai-nilai spiritual sudah terkandung atau ada dalam diri manusia sejak manusia dilahirkan, dan semakin terasa setelah orang menginjak dewasa. Setiap manusia memiliki nilai spiritual dan tergantung pada usaha untuk mengembangkan potensi yang telah ada dalam diri manusia. Nilai spiritual ini dapat berupa rasa kasih sayang, kejujuran dan kreativitas (Agustian, 2003: 85-86) Kecerdasan spiritual tersebut akan sangat mempengaruhi kepribadian, bahkan mungkin kegagalan atau kesuksesannya. Namun bukan berarti proses itu semuanya telah usai, tidak dapat diubah dan tidak dapat dipengaruhi. Karena kepribadian seseorang bersumber dari bentukan keluarga, sekolah dan lingkungan. Orang tua, pendidik dan lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam mengarahkan dan mengembangkan potensi yang telah diberikan oleh Allah pada diri anak tersebut. Kunci pertama dalam pengembangan kecerdasan anak terletak pada lingkungan, terutama orang tua. Ada pepatah mengatakan bahwa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, baik buruknya anak tergantung didikan orang tuanya, karena orang tua

5 adalah madrasah pertama anaknya. Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar yang tidak boleh dilupakan. Anak selain bagian dari keluarga, juga merupakan bagian dari masyarakat, yang dipundaknya terpikul beban pembangunan di masa mendatang dan juga sebagai generasi penerus dari sebelumnya. Oleh karena itu, orang tua harus lebih memperhatikan dan selalu membimbing serta mendidik anaknya dengan baik, sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan kebahagian akhirat. Sebagaimana dalam Al-Qur`an surat An-Nisa ayat 9, Allah mengingatkan kepada orang tua agar memperhatikan keturunannya. و ل ي خ ش الهذ ين ل و ت ر ك وا م ن خ ل ف ه م ذ ر يهة ض ع اف ا خ اف وا ع ل ي هم ف ل ي تهق وا ا ه لل و ل ي ق ول وا ق و ل Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar. (QS. An-Nisa : 9). Ayat di atas mengisyaratkan kepada orang tua agar tidak meninggalkan anak mereka dalam keadaan lemah. Lemah yang dimaksud adalah lemah dalam segala aspek kehidupan, seperti: lemah mental, psikis, pendidikan, ekonomi, terutama lemah iman (spiritual). Fenomena yang terjadi dalam pendidikan saat ini yang masih menganggap bahwa seseorang yang cerdas adalah yang mendapat nilai tertinggi, IQ-nya berada di atas rata-rata. Siswa yang cerdas adalah siswa yang nilai rapotnya tinggi. Sementara sikap, kepribadian dan spiritualitasnya belum mendapat penilaian yang proporsional. Sehingga

6 keyakinan umum di masyarakat bahwa jika anak mereka mendapat nilai A, maka mereka akan meraih gelar yang baik dan mendapat pekerjaan yang layak, dengan gaji yang memuaskan yang akan menjamin keberhasilan dan kebahagiaan sepanjang hidupnya. Paradigma tersebut masih dapat ditemukan saat ini, dan itu bukan karena kebanyakan orang masih berpikir dengan cara lama, tapi juga karena memang paradigma dan sistem evaluasi pendidikan belum beranjak dari paradigma lama dan cara berpikir positivistik (Effendi, 2005: 180). Jika paradigma dan hal ini terus terjadi di dalam pendidikan indonesia, apa yang terjadi di kemudian hari?. Orang tua tentu menginginkan anaknya dapat menjadi pribadi yang unggul, tidak hanya cerdas secara intelektualnya saja, melainkan cerdas secara spiritual. Cerdas secara intelektual tidak bisa dijadikan parameter untuk menentukan tinggi-rendahnya kecerdasan manusia dan intelektual bukanlah satu-satunya penentu sebuah keberhasilan. Danah Johar dan Ian Marshall mendefinisikan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah kecerdasan jiwa, yaitu kecerdasan yang dapat membantu manusia menyembuhkan dan membangun diri manusia secara utuh (Zohar, dan Marshall, 2001: 135). SQ adalah landasan yang diperlukan untuk

7 memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi seorang manusia. Kecerdasan spiritual juga memungkinkan diri menyatukan hal-hal yang bersifat intrapersonal dan interpersonal, serta mejembatani kesenjangan antara diri dan orang lain. SQ juga membantu menjalani hidup pada makna yang lebih dalam, menghadapi baik dan jahat, hidup dan mati, serta asal-usul sejati dari penderitaan dan keputus-asaan manusia (Effendi, 2005: 209). Ketiadaan kecerdasan spiritual bisa sangat berbahaya. Karena, bisa saja ketika seseorang memiliki IQ tinggi dan EQ tetapi tidak diimbangi dengan SQ maka bisa terjadi ketimpangan dalam pribadi seseorang dan bisa saja akibat dari ketimpangan tersebut akan berdampak pada lingkungan sosial. Misalnya orang yang pandai membuat bom atau senjata, ketika IQnya tidak diimbangi dengan SQ maka bom atau senjata tersebut disalahgunakan untuk tindak kejahatan (kriminalitas), seperti fenomena yang bisa dilihat sekarang ini banyak sekali aksi terorisme yang meresahkan masyarakat, perilaku bunuh diri dan korupsi yang sudah merajalela kini sudah mewarnainya dan menjadi masalah serius bangsa ini. Dalam hal ini peneliti akan meneliti peranan orang tua dalam pengembangan kecerdasan spiritual anak pada keluarga aktivis islam di Kaliurang tepatnya di Desa Hargobinangun. Aktivis islam yang dimaksud tidak hanya orang yang aktif di jalanan untuk demo saja tapi orang yang senantiasa memakmurkan masjid dan meningkatkan kualitas iman

8 masyarakat islam sehingga terwujudnya masyarakat islam yang senantiasa beramal sesuai dengan tuntunan al-qur`an dan hadis Nabi saw. Peneliti mengambil daerah tersebut sebagai tempat penelitian karena di daerah tersebut khususnya dalam kegiatan islami seperti pengajian tiap hari ahad, TPA, kajian ibu-ibu serta perlombaan antar anak TPA begitu aktif begitu pula dengan kegiatan sosial seperti kerja bakti tiap hari ahad dijalankan dengan tidak ada rasa mengeluh, sehingga peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian di daerah tersebut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di atas, maka rumusan masalahnya adalah : 1. Bagaimana perkembangan kecerdasan spiritual anak? 2. Bagaimanakah peran orang tua dalam pengembangan kecerdasan spiritual anak? C. Tujuan Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis tuliskan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mendalami sejauh mana perkembangan kecerdasan spiritual anak. 2. Untuk mendalami dan menjelaskan peranan orang tua dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak.

9 D. Kegunaan Sedangkan kegunaannya adalah sebagai berikut: 1. Dengan adanya penelitian ini bisa memperkaya khazanah ilmu dan pengetahuan yang akan dijadikan modal untuk kelak ikut serta berkontribusi dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak. 2. Orang tua, melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan membantu orang tua dalam mendidik kecerdasan spiritual anak mereka menjadi lebih optimal. 3. Anak, melalui penelitian ini bisa mencerdaskan spiritual anak. E. Sistematika Pembahasan Adapun gambaran dari masing-masing bab adalah sebagai berikut: Bab I berfungsi sebagai pendahuluan atau pengantar. Oleh karena itu bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika penulisan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam memahami penelitian ini. Bab II berisikan tinjauan pustka dan kerangka teori yang akan diuraikan dengan tema ini. Bab III memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan, baik jenis penelitian, lokasi, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, definisi konsep dan variabel, serta analisis yang digunakan. Bab IV merupakan hasil dan pembahasan mengenai tentang peranan orang tua dalam pengembangan kecerdasan spiritual anak pada keluarga

10 aktivis Kaliurang Yogyakarta. Bab V penutup yang meliputi kesimpulan dan saran dari penulis. Kemudian dilengkapi daftar pustaka.