BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Komalasari (2013:58-59) pembelajaran berbasis masalah adalah:

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan negara. Pendididkan memiliki peranan yang sangat penting pada

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makna umum pendidikan adalah sebagai usaha manusia menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

NASKAH PUBLIKASI SD NEGERI 3 KRAGUMAN KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang telah dipelajari mulai dari jenjang sekolah dasar. Bahkan

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sebab penduduk di Indonesia kurang memperhatikan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. baru agar pendidikan di Indonesia bisa berkembang dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menuntun siswa agar mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana dengan

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa beserta unsur-unsur yang ada didalamnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam rangka meningkatkan prestasi sumber daya yang berkualitas yang dapat menjunjung suksesnya pembangunan. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh pada kemajuan diberbagai bidang. Disamping mengusahakan pendidikan yang berkualitas, pemerintah perlu melakukan perataan pendidikan dasar bagi setiap warga negara Indonesia, agar mampu berperan serta dalam memajukan kehidupan bangsa. Pendidikan di Indonesia umumnya dibagi menjadi tiga tahap yaitu pra sekolah, sekolah dasar dan sekolah menengah kemudian perguruan tinggi. Khususnya untuk jenjang sekolah dasar sampai saat ini masih jauh dari apa yang kita harapkan, bahkan dewasa ini pendidikan di Indonesia sedang mengalami perubahan pada kurikulum. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional pengertian kurikulum KTSP menurut Mulyasa (2008:12) adalah, Kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) diseluruh dunia menjadi motivasi untuk meningkatkan pendidikan. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang selalu terkait dengan kehidupan sehari-hari, bahkan matematika adalah sebagai ibu dari seluruh mata pelajaran karena semua pelajaran menggunakan matematika contoh nya operasi

hitung. Bahkan matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Nasution (dalam Megasasty, 2012:16) mengemukakan, Matematika berasal dari kata mathein atau mathenein yang berarti mempelajari, kata matematika diduga erat kaitannya dengan bahasa sansekerta medha atau medya yang artinya kepandaian, keutuhan dan intelegensia. Selanjutnya Soedjadi (dalam Heruman 2014:1) mengemukakan, Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. Selain itu menurut Alisah (dalam Apriliyana, 2014:20) Matematika adalah sebuah bahasa, ini artinya matematika merupakan sebuah cara mengungkapkan atau menerangkan dengan cara tertentu. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang masih sangat kurang diminati oleh siswa, mereka beranggapan bahwa matematika sulit dipahami dan membosankan. Guru harus memahami bahwa kemampuan setiap siswa berbeda-beda, serta tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran matematika. Hal ini terbukti dengan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Masalah ini muncul dari hasil pembelajaran di dalam kelas, siswa masih harus mencatat dan menghafal apa yang dijelaskan oleh guru, sehingga siswa kurang mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru dan mereka tidak berani atau tidak mampu mengeluarkan pendapatnya, serta mereka kurang memahami konsep-konsep matematika yang bersifat abstrak. Keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari cara pendidik mengajar dan siswa belajar, seperti yang dikemukakan Roestiyah (2001:1): Di dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar.

Masalah yang muncul dilapangan pada kegiatan pembelajaran yaitu pembelajaran didalam kelas monoton dan berpusat pada guru, terutama pada sub pokok bahasan bilangan pecahan. Untuk memecahkan masalah yang ada didalam kelas guru harus menggunakan pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran pada sub pokok bahasan bilangan pecahan, salah satunya ialah model pembelajaran berbasis masalah. Menurut Baron (dalam Pitriani, 2014:5) pembelajaran berbasis masalah adalah: Strategi pembelajaran dengan pembelajaran berbasis masalah, mempunyai ciri-ciri diantaranya: (1) menggunakan permasalahan dalam dunia nyata; (2) pembelajaran dipusatkan pada penyelesaian masalah; (3) tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa; dan (4) guru berperan sebagai fasilitator. Adapun pembelajaran aktif secara sederhana menurut Hariyanto dan Warsono (2012:12) didefinisikan sebagai berikut: Metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berfikir tentang apa yang dapat dilakukannya selama pembelajaran. pembelajaran aktif melibatkan siswa untuk melakukan sesuatu dan berfikir tentang sesuatu yang dilakukannya. Maka model pembelajaran berbasis masalah cocok untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar pada materi permasalahan yang melibatkan uang sehingga dapat memecahkan masalah yang ada di dalam kelas. Hariyanto dan Warsono (2012:152) mengemukakan kelebihan dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah antara lain: 1. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah, yang ada dalam kehidupan sehari-hari; 2. Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya; 3. Semakin mengakrabkan guru dengan siswa; 4. Karena ada kemungkinan suatu masalah harus diselesaikan siswa melalui eksperimen hal ini juga akan membiasakan siswa dalam menerapkan metedo eksperimen. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dan merasa sangat perlu membahas mengenai Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Matematika Dengan Materi Permasalahan Yang Melibatkan Uang Dikelas IV SDN Pasigaran. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan hasil observasi sebagaimana telah diutarakan, maka identifikasi masalah dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas belum menggunakan model pembelajaran berbasis masalah untuk mata pelajaran matematika materi permasalahan yang melibatkan uang pada tahun ajaran sebelumnya karena masih menggunakan metode tradisional yaitu ceramah. 2. Sebagian besar siswa kurang tertarik dalam mata pelajaran matematika sehingga menyebabkan hasil belajar siswa rendah dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang diharapkan yaitu 70, kenyataan di dalam kelas hasil belajar siswa baru mencapai 68. 3. Siswa pasif dalam proses kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran matematika pada materi permasalahan yang melibatkan uang karena pelaksanaan pembelajaran belum melaksanakan keunggulan dari model pembelajaran berbasis masalah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Pasigaran pada materi permasalahan yang melibatkan uang? Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan. Maka secara khusus pertanyaan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran matematika dengan materi permasalahan yang melibatkan uang di kelas IV SDN Pasigaran? 2. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran matematika dengan materi permasalahan yang melibatkan uang di kelas IV SDN Pasigaran? 3. Apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan materi permasalahan yang melibatkan uangdi kelas IV SDN Pasigaran? D. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meyimpang dari pokok masalah yang diangkat, maka batasan masalah yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. 2. Dari sekian banyak materi sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah pada mata pelajaran matematika, maka dalam penelitian ini hanya akan mengkaji atau menelaah pembelajaran pada materi memecahkan masalah yang melibatkan uang. 3. Subjek yang diteliti adalah siswa-siswi kelas IV SDN Pasigaran dengan materi permasalahan yang melibatkan uang semester 2 tahun ajaran 2016/2017. E. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran matematika pada materi permasalahan yang melibatkan uang melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah kelas IV SDN Pasigaran. 2. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran berbasis masalah dalam mata pelajaran matematika pada materi permasalahan yang melibatkan uang kelas IV SDN Pasigaran. 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika pada materi permasalahan yang melibatkan uang melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah kelas IV SDN Pasigaran. F. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis hasil penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Menemukan teori atau pengetahuan baru tentang hasil belajar siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah. 2. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. Manfaat praktis hasil penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru: a. Agar guru lebih trampil dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran matematika materi permasalahan yang melibatkan uang. b. Agar guru dapat meningkatkan pengetahuan pada penyusunan perencanaan proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah. 2. Bagi Siswa: a. Agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV. b. Agar dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran matematika materi permasalahan yang melibatkan uang kelas IV. 3. Bagi Sekolah:

a. Agar meningkatkan kualitas pembelajaran yang berlangsung di SDN Pasigaran. b. Agar inovasi pembelajaran bagi guru di lingkungan sekolah semakin meningkat. 4. Bagi Peneliti: a. Agar menambah wawasan tentang penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran matematika materi permasalahan yang melibatkan uang. b. Agar menambah pengalaman sebagai bekal untuk meningkatkan kemampuan dalam perbaikan proses pembelajaran. G. Kerangka Berpikir Pendidikan adalah salah satu faktor pertama dan utama yang menjadi penentu meningkatknya sumber daya manusia, meskipun masih banyak faktor lain tetapi pendidikan menjadi salah satu faktor terpenting. Sehubungan dengan itu di dalam dunia pendidikan guru yang menjadi peran penting mengenai masa depan siswa. Proses kegiatan mengajar guru di dalam kelas, sebaiknya terus ditingkatkan sehingga siswa lebih bersemangat untuk menuntut ilmu dan mereka tidak merasa terpaksa untuk mengikuti kegiatan belajar. Dewasa ini pendidikan terus ditingkatkan supaya mampu menghasilkan generasi muda yang cerdas, kreatif dan berakhlak mulia. Kondisi kenyataan di lapangan kegiatan belajar di dalam kelas dirasa monoton dan kurang menarik, sehingga suasana di dalam kelas membosankan dan hasil belajar siswa pun rendah, karena itu hasil dari tes belajar siswa pun masih belum mencapai KKM. Pelaksanaan pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran, sehingga pembelajaran di dalam kelas berpusat pada guru. Siswa belajar merasa terpaksa karena takut tinggal kelas. Kegiatan siswa di dalam kelas hanya duduk, diam, menghafal dan mencatat materi yang disampaikan, padahal seharusnya siswa berperan lebih aktif dalam belajar sehingga tidak akan menimbulkan rasa bosan.

Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan semua komponen yang dibutuhkan seperti buku pelajaran, pembaharuan kurikulum dan peningkatan kualitas pembelajaran seperti mencakup pembaharuan model, metode, pendekatan dan media pembelajaran. Kualitas proses kegiatan mengajar seorang guru harus terus ditingkatkan sehingga menciptakan generasi baru yang berkualitas. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran pada saat proses kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran ada beberapa macam seperti Problem Based Learning, Projek Based Learning dan Discovery Learning. Dari ketiga macam model tersebut yang dirasa cocok untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas pada mata pelajaran matematika materi permasalahan yang melibatkan uang kelas IV SDN Pasigaran yaitu problem based learning atau sering kita dengar dengan istilah pembelajaran berbasis masalah. Tan (dalam Rusman, 2010:229) pembelajaran berbasis masalah adalah: Inovasi dalam pembelajaran, karena dalam model pembelajaran berbasis masalah kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, siswa akan lebih memahami konsep yang diajarkan, melibatkan secara aktif dalam memecahkan masalah dan menuntut keterampilan siswa lebih tinggi, siswa akan merasakan manfaat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebab masalah yang ada dikaitkan langsung dengan kehidupan kenyataan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan jika model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan itu peneliti ingin mencoba menerapkan model pembelajaran berbasis masalah melalui PTK di SDN Pasigaran dengan kurikulum KTSP. Adapun tujuan peneliti menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun alur pikir penelitian tindakan kelas digambarkan pada bagan berikut ini. Siswa Kondisi awal Tindakan Guru Guru menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dalam menyampaikan pembelajaran Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika pokok bahasan permasalahan yang melibatakan uang Siklus I Menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, siswa secara berkelompok memperhatikan pembelajaran yang diberikan guru Kondisi Diduga melalui model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Pasigaran pada mata pelajaran matematika materi permasalahan yang melibatkan uang Siklus II Menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, siswa secara berkelompok memperhatikan dan mendiskusikan topik pembahasan yang diberikan oleh guru Bagan 1.1 Kerangka Berpikir H. Asumsi Penelitian ini berasumsi bahwa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, diharapkan siswa lebih fokus pada pembelajaran didalam kelas khusus nya pada mata pelajaran matematikamateri permasalahan yang melibatkan uang, sehingga hasil belajar siswa lebih meningkat, dan pembelajaran di dalam kelas lebih aktif dan menyenangkan.

I. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran dan asumsi di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan materi permasalahan yang melibatkan uang pada siswa kelas IV SDN Pasigaran Semester I tahun pelajaran 2016/2017. J. Definisi Operasional Akan dijelaskan beberapa pengertian yang terkait dalam penelitian ini. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Model pembelajaran berbasis masalah adalah model yang menekankan keaktifan siswa. Model pembelajaran ini dituntut untuk memecahkan suatu masalah. 2. Matematika Matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hirarkis, abstrak, bahasa, simbol yang padat arti, dan semacamnya. 3. Hasil belajar Hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.