PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR PERTANIAN

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Grafik 1.22 Perkembangan Bongkar Barang

Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2012

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

BERITA RESMI STATISTIK

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN I/2014

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI GORONTALO JULI 2015

BERITA RESMI STATISTIK

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI GORONTALO MARET 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PROPINSI MALUKU TRIWULAN IV Kelompok Kajian Statistik dan Survei BANK INDONESIA AMBON

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI GORONTALO JANUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI GORONTALO JUNI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR - IMPOR FEBRUARI 2014 PROVINSI GORONTALO

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI GORONTALO MEI 2017

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

4. Outlook Perekonomian

BERITA RESMI STATISTIK

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI GORONTALO MARET 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI GORONTALO OKTOBER 2015

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI GORONTALO DESEMBER 2014

Sumber pertumbuhan ekonomi tahun 2012 diprakirakan sebagian besar disumbang oleh permintaan domestik.

Transkripsi:

1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan sehingga mendorong pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan melambat.. Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR 2010 2011 I II III IV I II III 1. PERTANIAN 202,910.92 211,788.25 222,714.91 196,262.44 223,179.82 224,787.49 230,885.98 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 7,961.24 8,142.31 8,682.90 8,359.94 8,257.09 8,584.55 8,895.41 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 55,015.76 55,404.57 58,447.51 58,625.45 57,776.66 59,257.96 60,036.96 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3,955.07 4,057.15 4,179.22 4,325.13 4,384.61 4,478.28 4,606.70 5. BANGUNAN 61,704.57 62,974.76 67,440.50 67,803.09 66,678.94 69,915.64 71,521.92 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 97,125.44 100,459.16 106,849.22 107,653.33 109,420.78 113,410.97 118,852.33 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 74,180.78 76,493.14 79,482.14 80,207.80 81,140.56 83,224.36 85,971.27 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 60,803.88 62,593.54 65,824.82 66,410.89 66,363.76 68,321.45 70,417.46 9. JASA-JASA 137,724.96 142,740.17 146,291.19 141,895.20 143,204.96 148,143.80 151,592.01 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 701,382.61 724,653.05 759,912.40 731,543.26 760,407.19 780,124.51 802,780.04 SEKTOR *) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo I II III IV I II III 1. PERTANIAN 1.52 1.35 1.22 14.10 9.99 6.14 3.67 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 20.65 13.07 7.52 3.20 3.72 5.43 2.45 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 11.05 10.33 6.96 7.23 5.02 6.96 2.72 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7.72 9.15 5.63 8.79 10.86 10.38 10.23 5. BANGUNAN 19.25 12.84 8.86 7.26 8.06 11.02 6.05 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 9.02 9.79 10.59 11.35 12.66 12.89 11.23 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 11.81 9.17 9.10 9.52 9.38 8.80 8.16 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 8.36 9.50 9.08 8.88 9.14 9.15 6.98 9. JASA-JASA 10.92 9.34 4.18 3.84 3.98 3.79 3.62 PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8.38 7.33 5.71 9.26 8.42 7.65 5.64 2010 2011 1.2.1 SEKTOR PERTANIAN Melambatnya kinerja pertanian di Gorontalo masih terus berlangsung hingga triwulan laporan. Perlambatan itu terjadi pada sub sektor tabama, perikanan, kehutanan dan peternakan sementara kinerja sub sektor perkebunan mampu memberikan efek redaman. Jagung dan Padi yang menjadi komoditas unggulan Gorontalo menunjukkan perkembangan yang menurun. Dilihat dari pertumbuhannya, kinerja pertanian jagung tumbuh melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Produksi jagung pada triwulan III-2011 terkontraksi 52,7% (y.o.y) merosot dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 13,8% (y.o.y). Sementara produksi padi terkontraksi 20,7% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 26,7% (y.o.y). Faktor cuaca turut mempengaruhi merosotnya produksi tabama di Gorontalo. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 9

Pemerintah Daerah telah melakukan upaya rehabilitasi terkait rusaknya lahan-lahan pertanian padi akibat banjir pada triwulan II-2011, di kab. Pohuwato, Pemprov mengucurkan bantuan Rp 800 juta untuk memperbaiki lahan-lahan pertanian yang rusak, penggantian biaya pengadaan saprodi pertanian kepada petani namun upaya tersebut tidak serta merta mampu mendorong upaya peningkatan produksi panen karena membutuhkan waktu rehabilitasi yang tidak sebentar. Grafik 1.23 Grafik 1.24 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian Realisasi Panen Pertanian Tabama Grafik 1.25 Grafik 1.26 Perkembangan Luas Panen Jagung Perkembangan Luas Panen Padi Sampai dengan akhir tahun 2011, secara tahunan perkembangan pertanian padi diperkirakan melambat dibandingkan tahun 2010. Dinas Pertanian dan BPS dalam ARAM III-2011 memperkirakan bahwa produksi padi tahun 2011 tumbuh 13,17 % (y.oy) lebih rendah dibandingkan produksi padi tahun 2010 sebesar 33,74 % (y.o.y) sementara produksi jagung tahun 2011 terkontraksi 1,34% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan produksi jagung tahun 2010 yang tumbuh 6,69% (y.o.y). Semakin terbatasnya luas lahan menjadi kendala yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan produksi pertanian di Gorontalo. 10 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA

Tabel 1.4 ARAM III Pertanian Padi Tabel 1.5 ARAM III Pertanian Jagung 1.2.2 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Perkembangan sektor pengangkutan pada triwulan III-2011 menunjukkan kondisi yang melambat. Pada triwulan III-2011 sektor ini tumbuh 8,16% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan II-2011 sebesar 8,80% (y.o.y). Perlambatan hampir terjadi pada seluruh sub sektor yaitu angkutan darat, laut dan ferry sementara kinerja angkutan udara diperkirakan mampu meredam perlambatan yang terjadi. Krisis BBM di Gorontalo diperkirakan menjadi salah satu faktor pendorong perlambatan di sektor ini. Krisis BBM yang masih terus berlangsung menjadi salah satu pemicu menurunnya kinerja sub sektor angkutan darat. Antrian yang terjadi hampir di seluruh SPBU dan langkanya bahan bakar menjadikan proses operasional angkutan darat terganggu. Pemerintah Daerah dan Pertamina telah menerbitkan aturan pelarangan pengisian BBM untuk jerigen dan galon (pengisian ilegal) namun dalam pelaksanaannya masih terkendala di lapangan. Penjualan BBM ilegal yang dilaksanakan di luar SPBU semakin menunjukkan peningkatan. Pertamina mencatat bahwa angka penjualan premium tumbuh 38,79% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 17,26% (y.o.y) namun pertumbuhan penjualan premium tersebut tidak memberikan dorongan positif bagi pertumbuhan sub sektor angkutan darat. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 11

Disisi lain itu menurunnya kegiatan sub sektor angkutan darat sedikit diredam oleh peningkatan penjualan kendaraan di Gorontalo. Hal tersebut dikonfirmasi oleh tingkat penghimpunan pajak kendaraan yang tumbuh dibandingkan triwulan sebelumnya. Tercatat penghimpunan pajak kendaraan bermotor tumbuh 48,93% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 20,97% (y.o.y). Grafik 1.27 Grafik 1.28 Perkembangan Pajak Kendaraan Realisasi Penjualan BBM Transportasi Kinerja sub sektor angkutan laut dan ferry pada triwulan III-2011 juga menunjukkan penurunan. Selama triwulan laporan, jumlah penumpang ferry tercatat terkontraksi 12,80% (y.o.y) atau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 26,50% (y.o.y). Sementara arus penumpang kapal laut juga menunjukkan kondisi yang serupa. Pada musim lebaran, diperkirakan warga masyarakat lebih memilih menggunakan moda transportasi udara dibandingkan tarnsportasi laut dan ferry. Grafik 1.29 Grafik 1.30 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut Disisi lain sub sektor angkutan udara mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Peningkatan arus penumpang udara selama triwulan laporan didorong oleh musim lebaran, Tercatat selama triwulan III-2011 jumlah penumpang angkutan udara yang terlayani sebanyak 92.221 penumpang lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya sebanyak 82.143 penumpang. Jumlah penerbangan yang tiba dan berangkat dari Gorontalo juga 12 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA

meningkat dari 796 penerbangan menjadi 807 penerbangan. Tren peningkatan kinerja sub sektor penerbangan di Gorontalo direspon positif oleh maskapai penerbangan, Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo menyebutkan bahwa Maskapai Lion Air merencanakan untuk menambah jadwal penerbangan di Gorontalo diluar jadwal penerbangan yang telah ada saat ini. Upaya peningkatan kualitas layanan udara juga direspon positif oleh Pemerintah Daerah dengan pembangunan Instrument Light System (ILS) di Bandara Jalaluddin sehingga operasional malam nantinya dapat dilaksanakan. Grafik 1.31 Grafik 1.32 Perkembangan Penumpang Pesawat Perkembangan Bagasi Pesawat 1.2.3 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perkembangan sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR) di Gorontalo menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sektor PHR pada triwulan III-2011 tumbuh 11,23% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan II- 2011 sebesar 12,89% (y.o.y). Musim lebaran ternyata kurang memberikan dorongan bagi perekonomian, melemahnya kinerja PHR didorong oleh pelemahan kinerja sub sektor perdagangan dan restoran sementara kinerja sub sektor perhotelan menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Menurunnya kinerja sektor PHR terutama didorong oleh penurunan kinerja sub sektor perdagangan, sektor ini tumbuh sebesar 12,23% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 14,02% (y.o.y). Indikator melemahnya kinerja sektor perdagangan dikonfirmasi oleh penurunan pertumbuhan kredit, volume bongkar muat barang di pelabuhan laut serta volume bongkar barang di pelabuhan udara. Tekanan kinerja sektor perdagangan tampak dari merosotnya perdagangan ekspor luar negeri maupun perdagangan ekspor antar pulau. Hal ini merupakan imbas dari penurunan sektor pertanian sehingga memicu penurunan kinerja perdagangan komoditas pertanian secara umum. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 13

Grafik 1.33 Grafik 1.34 Kredit Perdagangan Volume Muat Pelabuhan Penyerapan belanja barang dan jasa pemerintah menjadi salah satu faktor pendorong menurunnya kegiatan perdagangan di Gorontalo. Hal ini disebabkan pemerintah daerah masih mendominasi kegiatan ekonomi di Gorontalo. Tercatat penyerapan belanja barang dan jasa triwulan III-2011 mencapai 65,69%. Grafik 1.35 Grafik 1.36 Kargo Pesawat Tingkat Penghunian Hotel 14 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA

1.2.4 SEKTOR BANGUNAN Perkembangan kinerja sektor bangunan menunjukkan perlambatan, pada triwulan III- 2011 kinerja sektor ini tumbuh sebesar 6,05% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,02 % (y.o.y) Grafik 1.37 Grafik 1.38 Penjualan Semen Kredit Konstruksi Penurunan kinerja sektor bangunan dikonfirmasi oleh menurunnya beberapa prompt indikator sektor bangunan yaitu : Proyek infrastruktur yang dibiayai APBD Belanja Modal Pemprov sampai dengan September 2011 hanya mencapai Rp 8,76 Miliar lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai Rp 17,39 Miliar. Proyek infrastruktur yang dibiayai APBN juga menunjukkan penurunan, realisasi keuangan masih 68% atau lebih rendah dibandingkan target yang ditetapkan oleh Pemprov sebesar 75% pada akhir TW III- 2011. Dari hasil evaluasi kinerja, hanya kab. Bone Bolango yang berhasil mendekati capaian realisasi anggaran infrastruktur sebesar 70%. Sementara itu kinerja kredit konstruksi juga menunjukkan penurunan. Kredit pada bulan September 2011 terkontraksi hingga 3,35% (y.o.y). Beberapa proyek infrastruktur utama yang realisasinya masih rendah yaitu : Nama Proyek Realisasi Fisik Anggaran Pembangunan Jalan Petikemas Dermaga Pelabuhan III Kota Gorontalko 47% 30% Pembangunan Dermaga Penyeberangan Marisa Tahap V 65% 20% Pembangunan Dermaga III Pelabuhan Gorontalo Tahap IV 2,9% 20% Pembangunan Dermaga Pelabuhan Anggrek 60% 50% Pembangunan ILS Bandara Jalaluddin Tahap II 20% 20% BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 15

1.2.5 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Kinerja sektor keuangan tumbuh melambat 6,98% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 9,15% (y.o.y). Melemahnya kinerja sub sektor keuangan terutama disebabkan karena melemahnya kinerja sektor keuangan perbankan. Net Interet Margin (NIM) perbankan Gorontalo menunjukkan arah yang melambat Sampai dengan bulan September 2011, NIM perbankan mencapai Rp 383 Miliar atau tumbuh 14,57% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan NIM periode Juni 2011 yang tumbuh 15,04% (y.o.y). Kondisi ini didorong oleh menurunnya pendapatan bunga perbankan. Grafik 1.39 Grafik 1.40 NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban 1.2.6 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Perkembangan sektor industri di Gorontalo menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor industri pada triwulan III-2011 tumbuh 2,72% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 6,96% (y.o.y). Menurunnya kinerja disektor ini ditunjukkan oleh beberapa prompt indikator yaitu realisasi SKDU industri pengolahan, penjualan BBM industri, penjualan listrik industri, dan survei industri pengolahan besarsedang. Menurunnya kinerja industri pengolahan dikonfirmasi oleh hasil survei kegiatan dunia usaha Bank Indonesia pada triwulan laporan. Angka penjualan listrik dan BBM turut mengkonfirmasi turunnya kinerja sektor industri di Gorontalo. Konsumsi listrik industri tumbuh 17,44 % (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 39,33% (y.o.y), sementara itu konsumsi BBM terkontraksi 17,86% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 39,33% (y.o.y). 16 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA

Grafik 1.41 Grafik 1.42 Konsumsi Listrik Industri Perkembangan Kredit Perdagangan Grafik 1.43 Tabel 1.6 Konsumsi BBM Industri Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang 1.2.7 SEKTOR LAINNYA Kinerja sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan III-2011 tumbuh 7,53% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 10,23% (y.o.y). Daya tersambung sampai dengan September 2011 mencapai 120.851 KVA namun pertumbuhan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Grafik 1.44 Grafik 1.45 Daya Listrik Tersambung PLN Realisasi Kredit Jasa-jasa. Kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan III-2011 melambat dibandingkan triwulan II-2011. Sektor ini tumbuh 2,45% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,43% (y.o.y). Hal ini seiring dengan perkembangan kinerja sektor bangunan di Gorontalo yang menunjukkan penurunan. Kinerja sektor jasajasa pada triwulan III-2011 tumbuh 3,62% (y.o.y) relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2011 yang tercatat sebesar 3,79% (y.o.y). BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 17

BOKS I : PENURUNAN KINERJA EKSPOR GORONTALO BAB 1 Perkembangan ekspor Gorontalo pada tahun 2011 menunjukkan pernurunan yang cukup signifikan selama 3 tahun terakhir. Tekanan ekspor tersebut bersumber pada merosotnya kinerja ekspor luar negeri sementara kinerja ekspor antar pulau relatif menurun namun dengan besaran yang lebih kecil. Data statistik ekspor luar negeri mencatat bahwa pada periode Jan-Sept 2011 sebesar US$ 589.425 atau menurun signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 11 juta maupun tahun 2009 yang mencapai US$ 10 juta. Sementara untuk kinerja ekspor antar pulau pada periode Jan- Sept 2011 mencapai 139 ribu ton lebih rendah dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 181 ribu ton. Grafik 1.46 Grafik 1.47 Kinerja Ekspor Luar Negeri Kinerja Ekspor Antar Pulau Selama tahun 2011, dari 10 negara tujuan ekspor sebelumnya hanya Philipina dan Korea Selatan yang masih bertahan yaitu komoditas kayu sementara untuk komoditas lainnya tidak dilakukan pengiriman. Dua komoditas yang mengalami penurunan cukup signifikan adalah Jagung dan Kopra, hasil liason yang dilakukan oleh Bank Indonesia Gorontalo kepada beberapa pengusaha eksportir adalah sebagai berikut : Komoditas Faktor yang mempengaruhi Jagung - Perkiraan produksi jagung 2011 menurun dibandingkan tahun 2010. Kondisi tersebut disebabkan oleh produktivitas yang menurun sebesar -2,33% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain karena penurunan luas lahan panen, penurunan produksi juga terkendala karena pengaruh cuaca. Penurunan produksi ini juga mengakibatkan beberapa kuota ekspor luar negeri tidak dapat terpenuhi sehingga pengusaha menjadikan pasar domestik sebagai alternatif lainnya. 18 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA

- Penurunan ekspor luar negeri diperkirakan juga sebagai imbas dari melemahnya harga jagung internasional dibandingkan harga perolehan domestik. Pada akhir triwulan III-2011 harga jagung internasional mencapai US$ 5,71/bushel atau setara dengan Rp 2.000/kg sementara penyerapan harga domestik berkisar Rp 2.200-2.500/kg. Kopra - Tekanan harga kopra internasional menjadikan penjualan kopra kurang menarik bagi petani. Hasil liason pada PT. Trijaya Tangguh Isimu Utama Raya menyatakan bahwa harga kopra telah merosot hingga Rp 4500-6000/kg sehingga mendorong masyarakat mengalihkan produksi kelapa dari kopra menjadi bahan baku tepung kelapa mengingat harga tepung kelapa masih bertahan cukup baik. Harga kopra ideal menurut petani Gorontalo berkisar Rp 9.000 10.000. - Penurunan harga kopra internasional seiring dengan penurunan harga CPO internasional sebagai bahan baku minyak goreng. - Selain permasalahan harga internasional, menurunnya produksi kopra juga disebabkan usia kelapa di Gorontalo umumnya sudah tua sehingga produktivitasnya menurun. Upaya peremajaan kelapa perlu dilakukan untuk mempertahankan produksi kopra. Tabel 1.7 Ekspor Luar Negeri Gorontalo Periode Jan-Sept Negara Tujuan 2009 2010 2011 Jepang 49,247 - - China 38,580 - - Singapura 151,663 710,582 - Hongkong 526,400 530,000 - Taiwan 60,330 1,043,210 - Malaysia 1,634,000 2,576,450 - Philipina 5,796,431 5,641,832 484,000 India 1,062,375 530,100 - Rep. Korea 76,434 167,098 105,425 Vietnam 953,134 606,773 - TOTAL 10,348,594 11,806,045 589,425 Komoditas 2009 2010 2011 Jagung 7,430,431 7,201,922 484,000 Kayu, Barang dari Kayu 111,688 162,908 105,425 Bungkil Kopra 847,400 1,677,150 - Rotan Poles 250,573 114,532 - Lemak&Minyak Hewan/nabati 1,062,375 - - Gula & Kembang Gula 632,134 2,649,533 - Mutiara & batu permata 13,993 - - TOTAL 10,348,594 11,806,045 589,425 BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 19

Merosotnya kinerja ekspor tentu saja memberikan tekanan cukup signifikan bagi perkembangan perekonomian di Gorontalo. Kontraksi ekspor yang cukup besar mendorong pertumbuhan ekonomi menurun cukup signifikan. Pada triwulan III-2011 kontraksi ekspor telah mencapai 18,21% (y.o.y) sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi turun hingga 5,64% (y.o.y). Dilihat dari struktur PDRB sisi permintaan dalam dua tahun terakhir, perkembangan net ekspor/impor Gorontalo semakin menunjukkan peningkatan. Kondisi ini tentu saja tidak memberikan dorongan positif melainkan tekanan negatif bagi pertumbuhan ekonomi regional. Nampak dalam perkembangan grafik dibawah ini, capaian pertumbuhan ekonomi semakin tergerus oleh kondisi net impor yang semakin besar. Dalam beberapa hal, net impor sebenarnya akan mendororong produksi dalam negeri apabila impor yang dilakukan adalah impor bahan baku produksi, sementara di Gorontalo net impor lebih didominasi oleh impor bahan konsumsi sehingga kurang memberikan multiplier effect bagi perekonomian. Grafik 1.48 Perkembangan Net Ekspor Impor Gorontalo 20 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA