SOFT SKILLS DALAM PEMBELAJARAN DOKKAI. Fajria Noviana Prodi S1 Sastra Jepang FIB Undip ABSTRACT ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Softskill, Kurikulum, Dosen, dan Mahasiswa. Bertalya Universitas Gunadarma

Interpersonal Skills Communications

MAHASISWA SEBAGAI PEMIMPIN PERUBAHAN PENDIDIKAN

Fenni Agustina

IMPLEMENTASI PENGINTEGRASIAN HARD SKILLS DAN SOFT SKILLS DALAM PEMBELARAN

TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI SEBAGAI DASAR KREATIVITAS MAHASISWA. Oleh : DINDIN ABDUL MUIZ LIDINILLAH

Interpersonal Communication Skill

(Development of Soft Skills Learners in Schools)

TRANSFORMATION OF CREATIVE CHARACTERS. ToT Soft Skills UNY 2012

Soft Skills? Apa dan Bagaimana. Pengembangan Soft Skills untuk meningkatkan mutu lulusan:

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS

ETIK UMB MANFAAT SOFT SKILL. Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc. Ekonomi. Manajamen. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

DINAMIKA KEMAHASISWAAN DAN ARAH KEBIJAKAN UNY DALAM PEMBINAAN KEMAHASISWAAN. Oleh Herminarto Sofyan

COMPLETE: Profile Lulusan Undip

Apa yang dimaksud dengan Interpersonal Skill?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

PERANAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) TERHADAP PEMBENTUKAN SOFTSKILL MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

2015 SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Agustinus Hariyana, SS.MSi, Karina Adinda SS.MSi Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Inggris Abstract

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

C. Melawati. et. al. JRPK Vol. 4 No. 1 Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan formal maupun nonformal. mempermudah mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data dari Badan

BAB I PENDAHULUAN. Kerja Praktik Industri merupakan salah satu mata kuliah wajib jurusan

DESKRIPSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 9 PONTIANAK MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI KSP

SOFT SKILLS YANG DIBUTUHKAN TENAGA KERJA PADA USAHA JASA KONSTRUKSI DI KOTA PADANG ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN MEDIA KONKRIT DI SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN SOFT SKILL BAGI MAHASISWA UNY OLEH JUMADI

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

21/04/2006 Draft MODUL TEACHING LEARNING

PENGEMBANGAN SOFT SKILL DAN KARAKTER MAHASISWA

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF: THINK-PAIR- SHARE (TPS) DALAM MATA KULIAH ANALISIS WACANA DI PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI LESSON STUDY UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PROSES DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA

MEMILIH METODE/BENTUK/MODEL PEMBELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

SILABUS INTERPERSONAL AND LIFE SKILL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAGIAN SATU. Mengapa Harus Berubah? Penerapan Metode Problem-Based Learning (PBL)

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENYUSUNAN PANDUAN KEGIATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN BERBASIS SOFT SKILL (Materi IV)

Penyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada

MELATI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Untuk mengikuti perkembangan

WHAT ARE YOU GOING TO BE

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ADVERTISING PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA 2016

Economic Education Analysis Journal

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Pengantar Teknik dan Sistem Industri (PTSI) Introduction to Industrial System and Engineering. Minggu pertama, JTI ITS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

MANAJEMEN PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI BERBASIS PBL (PROJECT BASED LEARNING) DI MA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SDN 08 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT

Sarinawati Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Bahorok Surel :

Model Kompetensi. Dalam hal ini untuk mengidentifikasi perilaku seseorang yang sesuai dengan visi, misi & strategi organisasi.

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 2011

2.1 Definisi konflik 2.2 Jenis konflik 2.3 Tingkatan konflik 2.4 Penyelesaian konflik 2.5 Gaya manajemen konflik

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan Aktivitas Pembelajaran

PIK Orang*

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat serta persaingan global menuntut lulusan pendidikan

Standar Kurikulum Penilaian landasan penumbuh kembangan kompetensi abad 21 dan karakter bangsa

I. PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri. Bahasa merupakan alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( RPS)

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based

PENINGKATAN KECAKAPAN BERPIKIR MELALUI IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

Pertama Diterima: 27 April 2017 Bukti Akhir Diterima: 06 Mei 2017

Annika Maizeli*, Siska Nerita Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumbar. (Diterima Agustus 2015, disetujui Oktober 2015) ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA DALAM HATI SECARA INTENSIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DISCOVERY INQUIRY DI KELAS X SMK AL HIKMAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Tegalsari 04 Ambulu Jember

yahoo.com

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE DI SDN 46 KOTO PANJANG PADANG

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Transkripsi:

SOFT SKILLS DALAM PEMBELAJARAN DOKKAI Fajria Noviana Prodi S1 Sastra Jepang FIB Undip fajrianoviana0701@gmail.com ABSTRACT Learning process in universities in Indonesia today have not give the students balanced competencies in soft skills (such as communication, adaptation, leadership, teamwork, etc) and hard skills yet, because the lecturers tend to focuse on hard skills competencies only. Some students who don t realize the soft skills competencies in learning foreign language and literature has made this worse. Therefore, this paper attempt to present to lecturers and students about how soft skills competencies can be presented in foreign language and literature learning. With Action Research s method, in once reading learning of Diponegoro University Japanese Study Program s 3 rd grade students, the enhancement of students compentencies in soft skills can be known. The result is, competencies in soft skills teaching material can be added in language and literature learning. Keyword: soft skills, competency, reading, learning process ABSTRAK Proses pembelajaran di perguruan tinggi di Indonesia saat ini secara umum belum mampu membentuk mahasiswa memiliki kompetensi nonteknis yang mencakup komunikasi, adaptasi, kepemimpinan, kerjasama dalam tim, dan lain-lain (soft skills) yang seimbang dengan kompetensi teknis yang berhubungan dengan latar belakang keahlian atau keahlian yang diperlukan di dunia kerja (hard skills), karena sebagian besar proses pembelajaran masih ditekankan pada pencapaian kompetensi hard skills. Hal ini diperparah oleh ketidaktahuan sebagian mahasiswa mengenai kompetensi soft skills apa saja yang bisa mereka dapatkan saat mempelajari bahasa dan sastra asing. Berdasarkan hal tersebut, tulisan ini berusaha untuk menyampaikan kepada pengajar dan pembelajar mengenai seberapa jauh kompetensi soft skills dapat diberikan dalam pembelajaran bahasa dan sastra asing. Dengan penelitian tindakan kelas, dapat diketahui seberapa jauh peningkatan soft skills mahasiswa semester 6 program studi Sastra Jepang Universitas Diponegoro setelah mengikuti satu kali perkuliahan. Hasilnya, penyisipan beberapa materi kompetensi soft skills dalam satu kali pembelajaran dokkai di semester 6 tercapai di semua poinnya, meskipun beberapa mahasiswa yang hanya mampu meningkatkan kompetensi mereka pada beberapa poin saja. Kata kunci: soft skills, kompetensi, dokkai, proses pembelajaran A. PENDAHULUAN Berdasarkan hasil tracer study yang dilakukan beberapa perguruan tinggi di Indonesia, kompetensi sarjana di dunia kerja dapat dibagi ke dalam dua aspek. Pertama, aspek teknis yang berhubungan dengan latar belakang keahlian atau keahlian yang diperlukan di dunia kerja yang disebut hard skills. Kedua, aspek non teknis yang mencakup komunikasi, adaptasi,

kepemimpinan, kerjasama dalam tim, dan lain-lain yang disebut soft skills (Sailah, 2008: 11-12). Dunia kerja mensyaratkan sederet kompetensi teknis maupun non teknis yang berbeda bagi orang-orang yang ingin memasukinya. Namun, pada umumnya jenis kompetensi nonteknis lebih banyak dibandingkan dengan kompetensi teknis. Sebagai contoh, berbagai iklan lowongan kerja di surat kabar maupun dalam job fair yang diadakan oleh perguruan tinggi sering mengajukan persyaratan tentang kemampuan bekerja sama dalam tim, kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tulisan, kemampuan bekerja di bawah tekanan, leadership, jujur, bertanggung jawab, dan lain-lain. Telah terjadi kesenjangan persepsi antara dunia pendidikan tinggi dan industri. Perguruan tinggi memandang bahwa lulusan yang high competence adalah lulusan dengan IPK tinggi dan lulus dalam waktu yang cepat (< 4 tahun). Sementara, dunia industri menyatakan bahwa yang dimaksud dengan lulusan yang high competence yaitu mereka yang memiliki kemampuan dalam aspek teknis dan sikap yang baik (Sailah, 2008: 13). Dari paparan di atas, dapat dikatakan bahwa kesuksesan seseorang dalam dunia kerja era sekarang ternyata lebih ditentukan oleh kemampuan soft skills daripada hard skills. Oleh karena itu, para mahasiswa harus menguasai kompetensi soft skills karena 80% kesuksesan seseorang ditentukan oleh kompetensi ini (Hariyana dan Adinda, 2016: 120). Kompetensi ini seharusnya ditumbuhkembangkan jauh sebelum seseorang melangkah masuk ke dalam dunia kerja. Salah satunya adalah saat seseorang belajar di perguruan tinggi. Sampai saat ini, masih terdapat anggapan bahwa kompetensi soft skills jauh lebih sulit untuk dimasukkan dalam perkuliahan-perkuliahan di fakultas sastra daripada fakultas-fakultas lain di perguruan tinggi. Selain itu, umumnya mahasiswa hanya tahu kompetensi hard skills dari ilmu yang mereka pelajari. Ketidaktahuan sebagian mahasiswa, terutama di fakultas sastra, mengenai kompetensi soft skills apa saja yang bisa mereka dapatkan saat mempelajari bahasa dan sastra asing, dapat membuat mereka bertanya-tanya apa manfaat belajar bahasa dan sastra. Mengingat pentingnya kompetensi soft skills ini bagi mahasiswa, terutama mahasiswa fakultas satra, maka masalah yang diangkat dalam tulisan ini adalah seberapa jauh kompetensi soft skills dapat diberikan dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Mata kuliah yang digunakan dalam penelitian ini adalah mata kuliah dokkai atau pemahaman bacaan, yaitu Membaca Lanjut 2 yang diberikan kepada mahasiswa semester 6 Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Pemilihan mata kuliah dokkai untuk dijadikan sarana penelitian adalah karena pemahaman bacaan merupakan salah satu dari empat keahlian berbahasa yang dianggap sulit oleh pembelajar bahasa asing. A.1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Action Research) pada kuliah Membaca Lanjut 2 untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan soft skills mahasiswa setelah mengikuti satu kali perkuliahan. Dalam prosesnya, dilakukan langkah-langkah perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan pengamatan, dan refleksi. Instrumen penelitian ini adalah mahasiswa kelas Membaca Lanjut 2 sebanyak 28 orang, materi pembelajaran, dan hasil pembelajaran. Materi pembelajaran yang digunakan adalah cerpen karya Dazai Osamu berjudul Hashire Merosu. Cerpen ini dipilih karena bercerita

tentang usaha gigih seorang penggembala untuk menyampaikan kebenaran, melawan kesewenang-wenangan penguasa, dan menepati janji sekaligus menyelamatkan nyawa temannya, dimana hal ini berhubungan dengan kompetensi soft skills. Hasil pembelajarannya berupa perubahan kemampuan mahasiswa yang berhubungan dengan kompetensi soft skills. Lokasi penelitian adalah di kampus Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Karena dalam penelitian ini dibutuhkan hasil pembelajaran yang berhubungan dengan kompetensi soft skills, maka dilakukan metode Small Group Discussion dengan membagi kelas yang diikuti 28 orang mahasiswa menjadi 4 yang dilakukan oleh peneliti, untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. A.2. Kerangka Teori Definisi soft skills menurut Bernthal (melalui Sailah, 2008: 17) adalah Personal and interpersonal behaviors that develop and maximize human performance (e.g. coaching, team building, initiative, decision making etc.). Soft skills does not include technical skills such as financial, computing and assembly skills. Sementara, menurut Aribowo (melalui Sailah, 2008: 17), soft skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills). Yang termasuk dalam keterampilan mengatur dirinya sendiri antara lain: transforming character transforming beliefs change management stres management time management creative thinking processes goal setting and life purpose acelerated learning techniques Sementara, yang termasuk dalam keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain antara lain: communication skill relationship building motivation skills leadership skills self-marketing skills negotiatian skills presentation skills public speaking skills Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa atribut soft skills meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter, dan sikap. Atribut soft skills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh kebiasaan berpikir, berkata, bertindak, dan bersikap. Namun, atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri dengan hal-hal yang baru. Soft skills dapat diberikan kepada mahasiswa melalui pembelajaran yang menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Dalam KBK, proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan Student Centered Learning (SCL) menjadi salah satu alternatif. Soft skills dikembangkan tidak melalui satu mata kuliah, melainkan diselipkan di setiap mata kuliah. Apabila atribut soft skills yang akan dikembangkan adalah komunikasi lisan, maka proses pembelajaran yang menggunakan presentasi, diskusi, dan atau diskusi menjadi perlu dilakukan. Namun, apabila kerjasama yang akan difokuskan, maka penugasan berlah yang banyak diberikan (Sailah, 2008: 34). Beberapa contoh metode yang dapat digunakan dalam pendekatan SCL antara

lain Small Group Discussion, Role-Play & Simulation, Case Study, Discovery Learning, Self-Directed Learning, Cooperative Learning, Project Based Learning, dan lainlain. Menentukan jenis kemampuan yang ingin diubah dari mahasiswa setelah menjalani pembelajaran, baik dari sisi hard skills maupun soft skills, merupakan hal utama yang harus dilakukan saat menentukan metode pembelajaran. Jika mata kuliah tersebut mengharapkan peningkatan atribut soft skills komunikasi, kerjasama, dan berfikir analitis dan kritis, maka diskusi diikuti dengan penyajian lisan akan menjadi pilihan untuk diterapkan. Dengan demikian, pendekatan pembelajaran SCL belum tentu cocok antara satu mata kuliah dengan mata kuliah lainnya. (Sailah, 2008: 37) Dalam pembelajaran yang berbasis pada paradigma SCL, konsep pembelajaran yang konstruktif mensyaratkan adanya keterpaduan antara pembelajaran, penugasan, dan penilaian. Jadi tampak bahwa proses belajar terjadi bersama dengan penugasan dan penilaian. Pada pembelajaran dengan paradigma seperti inilah, soft skills dapat dikembangkan. Penilaian yang diacu dalam pembelajaran SCL untuk mengembangkan soft skills dilakukan dengan mengacu pada proses pengambilan keputusan pada hasil belajar dan penugasan terhadap suatu kriteria kualitas kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya. Model penilaian kompetensi tersebut tidak mensyaratkan alat ukur, sehingga pengajar tidak mengalami kesulitan dalam pengembangan penilaian soft skills. B. PEMBAHASAN Sebelum melakukan penelitian tentang kompetensi soft skills dalam mata kuliah dokkai di dalam kelas, lebih dulu ditentukan jenis kemampuan yang ingin diubah setelah menjalani pembelajaran dengan menggunakan materi bacaan berupa cerpen berjudul Hashire Merosu. Jenis kemampuan yang ingin diubah setelah mengikuti pembelajaran tersebut meliputi interpersonal skills dan intrapersonal skills. Interpersonal skills dalam penelitian ini berupa kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerjasama dalam, kemampuan memimpin, dan kemampuan mempresentasikan. Sementara, untuk intrapersonal skills meliputi kemampuan dalam manajemen waktu dan manajemen stres 1. Oleh karena itu, metode pembelajaran yang dianggap tepat adalah Small Group Discussion (SGD). Penjelasan kegiatan dengan metode SGD dapat dilihat pada tabel berikut. Yang Melakukan Mahasiswa Dosen Yang Dilakukan Membentuk 4 Menentukan bagian dari cerpen bagi tiap anggota untuk dipahami Mendiskusikan bagian cerpen masing-masing Menyatukan bagian cerpen masing-masing Mempresentasikan isi cerpen dengan kalimat sendiri (menceritakan ulang) Mendiskusikan bersama lain Menentukan materi bacaan berupa cerpen berjudul Hashire Merosu 1 Dalam KBBI, stres didefinisikan sebagai gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar; ketegangan

Menentukan anggota dari masing-masing Menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan dengan bacaan tersebut Menjelaskan aturan diskusi dan presentasi Memoderatori semua sesi diskusi antar Berikut ini adalah pemaparan dari perubahan kemampuan mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran. B.1. Interpersonal Skills Perubahan keterampilan seorang mahasiswa saat ia harus berhubungan dengan mahasiswa lain, baik dalam nya maupun luar, dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini. B.1.1. Kemampuan berkomunikasi Kemampuan berdiskusi adalah kemampuan dasar dalam metode pembelajaran SGD. Tanpa kemampuan ini, dapat dipastikan bahwa seorang mahasiswa tidak akan mampu menyampaikan gagasannya secara singkat, padat, dan jelas, atau bahkan sama sekali tidak mampu menyampaikan gagasannya. Hal ini akan berdampak sangat buruk bagi mahasiswa tersebut dalam dunia akademis dan dunia kerja. Dalam usaha untuk memahami isi cerpen dan menceritakannya kembali, mahasiswa dipaksa untuk berdiskusi dalam kecil yang beranggotakan 7 orang. Meskipun bahasa yang digunakan campur aduk antara bahasa Indonesia, bahasa Jepang, dan bahkan bahasa daerah masing-masing, namun umumnya gagasan tiap mahasiswa dapat tersampaikan dengan cukup baik dalam masingmasing. B.1.2. Kemampuan bekerjasama dalam Dalam berdiskusi, kadang-kadang ditemui anggota yang memaksakan kehendak pribadinya dan atau tidak mau apa yang sudah disepakati dalam. Mahasiswa seperti ini biasanya beranggapan bahwa pendapatnya adalah yang paling benar. Dari hal ini dapat dilihat bahwa tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan untuk bekerjasama dalam. Meskipun demikian, jumlah mahasiswa seperti ini dapat dikatakan sangat kecil. B.1.3. Kemampuan memimpin Untuk menyatukan banyak gagasan dari masing-masing anggota bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya seseorang yang mampu mengkoordinir dan bertindak sebagai pemimpin. Sebenarnya, dalam tiap sudah dipastikan ada mahasiswa yang memiliki kemampuan memimpin. Namun, pada prakteknya mahasiswa yang diperkirakan mampu memimpin anggota nya tersebut belum tentu tampil. Kadang-kadang ia justru membiarkan atau memberi kesempatan salah satu anggota nya untuk bertindak sebagai pemimpin. Dari hal ini, dapat dikatakan bahwa mahasiswa yang dianggap memiliki kemampuan memimpin tersebut memang betul-betul memiliki jiwa

kepemimpinan. Karena seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang mampu mengajak atau membuat orang lain berubah menjadi lebih baik, alih-alih hanya menonjolkan kemampuan pribadi. B.1.4. Kemampuan mempresentasikan Kemampuan mempresentasikan tidak dapat dipisahkan dari kemampuan berkomunikasi, karena presentasi yang baik adalah presentasi yang singkat, padat, dan mudah dipahami. Dari keempat yang melakukan presentasi, semua menggunakan sistem presentasi bergantian dan saling dukung antar anggota dalam satu. Hal ini menunjukkan gabungan kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerjasama dalam, kemampuan memimpin, dan kemampuan mempresentasikan. B.2. Intrapersonal Skills Perubahan keterampilan seorang mahasiswa saat ia harus mengatur dirinya sendiri agar mampu menyelesaikan tugas yang diberikan, dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini. B.2.1. Manajemen waktu Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan pembelajaran dokkai dengan materi bacaan berupa cerpen berjudul Hashire Merosu ini hanya selama 90 menit. Sepertiga dari waktu tersebut digunakan untuk berdiskusi dalam, 20 menit untuk menyusun presentasi, dan sisanya untuk presentasi sekaligus diskusi antar. Total waktu pembelajaran sebenarnya 100 menit, akan tetapi 10 menit pertama digunakan oleh pengajar untuk membuat, menentukan anggota dari masingmasing, menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan dengan bacaan tersebut, serta menjelaskan aturan diskusi dan presentasi. Dengan waktu yang sangat terbatas ini, 3 dari 4 berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan dengan cukup baik. Sementara, 1 tidak berhasil melakukan presentasi karena ketidakmampuan tersebut dalam mengatur waktu dari tiap hal yang harus dilakukan, sehingga berakibat tidak terselesaikannya tugas yang diberikan. B.2.2. Manajemen stres Dalam kaitannya dengan penyelesaian tugas yang dibebankan, manajemen stres ini berhubungan erat dengan manajemen waktu. Dalam waktu yang relatif singkat, tiap mahasiswa dalam tiap dibebani tugas yang harus diselesaikan. Apabila pengaturan waktunya baik, maka tingkat stres akan menurun. Namun sebaliknya, apabila pengaturan waktunya buruk, maka tingkat stres pun umumnya akan meningkat. Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen waktu berbanding lurus dengan manajemen stres, meskipun tidak selalu demikian. Karena ada kalanya seseorang yang manajemen waktunya baik tetap tidak mampu mengendalikan emosi 2. 2 Dalam KBBI, emosi didefinisikan antara lain sebagai 1) luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; 2)keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan, keharuan, kecintaan

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa orang mahasiswa yang terlihat kurang baik dalam mengelola rasa stres yang mereka rasakan. Sebagian dari mahasiswa tersebut terlihat diam dan sebagian lainnya terlihat menarik diri hampir sepanjang diskusi dan presentasi. Secara ringkas, hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Pemberian tanda pada kolom keberhasilan menunjukkan prosentase mahasiswa yang memperlihatkan perubahan atau peningkatan kompetensi soft skills mereka. Poin Kemampuan berkomunikasi Kemampuan bekerjasama dalam Kemampuan memimpin Kemampuan mempresentasikan Manajemen waktu Manajemen stres Keberhasilan 80-100% <80% C. SIMPULAN Untuk menilai apakah penyisipan materi soft skills dalam tiap mata kuliah dikatakan telah tercapai atau berhasil, maka cara termudah adalah dengan melakukan pengamatan untuk melihat apakah pada atribut soft skills yang lemah sudah ada perbaikan. Pada saat awal ketika identifikasi atribut soft skills yang menjadi kelemahan mahasiswa dilakukan, maka hal tersebut harus disertai dengan fakta. Perubahan dari fakta inilah yang akan menunjukkan tingkat keberhasilan. Berdasarkan pada hal tersebut di atas dan data hasil penelitian, maka dapat dikatakan bahwa penyisipan beberapa materi soft skills dalam satu kali pembelajaran dokkai di semester 6 sebagian besar tercapai. Dikatakan sebagian besar karena meskipun semua poinnya tercapai, namun ada beberapa mahasiswa yang hanya mampu meningkatkan kompetensi mereka pada beberapa poin saja, bukan pada seluruh poin tersebut. Oleh karena itu, penyisipan materi soft skill pada mata kuliah-mata kuliah yang ada di prodi bahasa dan sastra asing, khususnya Jepang, dapat diteruskan, terutama dengan menggunakan materi berupa karya sastra.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dan Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bina Rupa Aksara. Hariyana, Agustinus dan Adinda, Karina. 2016. Peningkatan Kompetensi Soft Skills Mahasiswa Sastra Unsada Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Novel Woman Warrior Karya Sastra Etnis Amerika. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Ganjil 2015/2016 Volume IV Nomor 1. Jakarta: Universitas Darma Persada. Mulatsih, Sri. 2013. Peningkatan Hard Skills dan Soft Skills Mahasiswa Melalui Metode Pembelajaran Menulis Teks Bahasa Inggris Berbasis Genre. Prosiding Semantik 2013. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro. Sailah, Illah. 2008. Pengembangan Soft Skills Di Perguruan Tinggi. Jakarta: Dirjendikti. Tim Penyusun. 2008. Pengembangan Soft Skills Dalam Proses Pembelajaran Di Perguruan Tinggi. Jakarta: Dirjendikti.