2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

dokumen-dokumen yang mirip
2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangk

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lemb

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangka

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No II, Eselon III, Eselon IV, Jabatan Fungsional Auditor Utama, Auditor Madya, Auditor Muda, dan Jabatan Fungsional Widyaiswara sebagai

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No mineral untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis dan dapat dilaksanakan secara berjenjang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan seba

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI SECARA TERBUKA DI LEMBAGA SANDI NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

2016, No Republik Indonesia Nomor 5512); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No pemberhentian dan pensiun, yang merupakan bagian yang terintegrasi dengan Sistem Informasi ASN. Manajemen PNS dalam Peraturan Pemerintah in

2017, No Cara Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keahlian melalui Penyesuaian/I

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangka

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

2 Menetapkan 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembar

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/PMK.04/2014 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

2018, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia N

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Penyesuaian/Inpassing Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Bidang Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keterampilan melalui Penyesuaian/Inpassing di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Ma

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN JABATAN. FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH (Persfektif UU ASN dan RPP Manajemen PNS) Aba Subagja, S.Sos., M.AP.

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 41 TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

- 3 - Pasal Jabatan

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN MELALUI INPASSING

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Peraturan...

2018, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemb

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri (Lembaran Negara Repu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI OGAN KOMERiNG ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

Peraturan...

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Pamong Belajar. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. Pencabutan.

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara (Berita

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

[1] PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA PROVINSI BANTEN

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Transkripsi:

No.1705, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Pegawai Negeri Sipil. Pola Karier. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/M-DAG/PER/10/2014 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pelayanan publik yang baik, efisien, efektif dan berkualitas, perlu didukung Pegawai Negeri Sipil Kementerian Perdagangan yang profesional, bertanggung jawab, adil, jujur dan kompeten dalam bidangnya; b. bahwa dalam rangka peningkatan profesionalisme dan kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Perdagangan perlu diatur pembinaan dan penerapan pola karier pegawai yang adil dan transparan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pola Karier Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Perdagangan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4015), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4332); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4016) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4192); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 164); 7. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 8/P Tahun 2011; 8. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,

3 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 24); 9. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 25); 10.Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/ PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M- DAG/PER/8/2012; 11.Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1126.1/M- DAG/KEP/11/2010 tentang Pemberian Kuasa dan Pendelegasian Wewenang Bidang Kepegawaian di Lingkungan Kementerian Perdagangan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 228/M-DAG/KEP/3/2014; 12.Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 3 Tahun 2013 tentang Kamus Jabatan Fungsional Umum Pegawai Negeri Sipil; 13.Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri Sipil; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Karier adalah seluruh jabatan yang dipangku oleh seseorang selama masa kerjanya.

4 2. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. 3. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. 4. Pola karier adalah pola pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang menggambarkan alur pengembangan karier berdasarkan persyaratan administratif dan kompetensi seorang Pegawai Negeri Sipil sejak pengangkatan pertama sampai dengan pensiun. 5. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional. 6. Unit Organisasi adalah unit organisasi di lingkungan Kementerian Perdagangan, meliputi Unit Eselon I, Unit Eselon II dan Unit Pelayanan Teknis Kementerian Perdagangan. 7. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. 8. Pejabat Fungsional adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Fungsional pada instansi pemerintah. 9. Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi pada instansi pemerintah. 10. Pejabat Pimpinan Tinggi adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi. 11. Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan. 12. Pejabat Administrasi adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Administrasi pada instansi pemerintah. 13. Rumpun jabatan adalah sekelompok jabatan yang terdiri dari pegawai yang memiliki karakterisitik sama atau tugas yang sejenis. 14. Kompetensi adalah karakteristik dan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan/atau fungsi jabatan.

5 15. Kompetensi manajerial adalah soft competency yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan atau fungsi jabatan. 16. Kompetensi teknis adalah kemampuan kerja setiap PNS yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang mutlak diperlukan dalam melaksanakan tugas-tugas jabatan. 17. Tim Penilai Kinerja PNS Kementerian Perdagangan adalah tim yang dibentuk oleh Sekretaris Jenderal untuk memberikan pertimbangan kepada Menteri Perdagangan mengenai pengangkatan, pemindahan, pemberhentian dalam dan dari Administrator dan Pengawas di lingkungan Kementerian Perdagangan. 18. Komisi ASN yang selanjutnya disingkat KASN adalah lembaga non struktural yang mandiri dan bebas dari intervensi politik. 19. Kelas Jabatan (Job Grading) adalah pengelompokan jabatan hasil dari penilaian bobot suatu pekerjaan sebagai salah satu dasar pemberian besaran tunjangan kinerja. 20. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disebut dengan SKP adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang Pegawai Negeri Sipil. 21. Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. BAB II JABATAN DAN RUMPUN JABATAN Pasal 2 Jabatan PNS Kementerian Perdagangan terdiri atas : a. Jabatan Pimpinan Tinggi; b. Jabatan Administrasi; c. Jabatan Fungsional; dan d. Jabatan pada Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri. Pasal 3 (1) Jabatan Pimpinan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri atas: a. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya; dan b. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.

6 (2) Jabatan Administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri atas: a. Jabatan Administrator; b. Jabatan Pengawas; dan c. Jabatan Pelaksana. (3) Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri atas: a. Jabatan Fungsional Keahlian dengan jenjang jabatan sebagai berikut : 1. Ahli Utama; 2. Ahli Madya; 3. Ahli Muda; dan 4. Ahli Pertama. b. Jabatan Fungsional Keterampilan dengan jenjang jabatan sebagai berikut : 1. Penyelia; 2. Mahir; 3. Terampil; dan 4. Pemula. (4) Jabatan pada Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri atas : a. Duta Besar Republik Indonesia untuk World Trade Organization (WTO); b. Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI); c. Wakil Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI); d. Kepala Bagian pada Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI); e. Kepala Bidang pada Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI); f. Konsul Perdagangan; g. Atase Perdagangan; h. Kepala Sub Bagian pada Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI); i. Kepala Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC); j. Wakil Kepala Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC); k. Home Staff. www.peraturan.go.id

7 Pasal 4 (1) Rumpun jabatan PNS Kementerian Perdagangan terdiri atas: a. Rumpun jabatan Kebijakan Dalam Negeri; b. Rumpun jabatan Kebijakan Luar Negeri; c. Rumpun jabatan Diplomasi Perdagangan; d. Rumpun jabatan Promosi Perdagangan; dan e. Rumpun jabatan Penunjang. (2) Rumpun jabatan Kebijakan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan kelompok jabatan yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan perumusan, penerapan dan pengawasan kebijakan di bidang perdagangan dalam negeri dan perlindungan konsumen. (3) Rumpun jabatan Kebijakan Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kelompok jabatan yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan perumusan, penerapan dan pengawasan kebijakan di bidang perdagangan luar negeri khususnya terkait ekspor, impor dan pengamanan perdagangan luar negeri. (4) Rumpun jabatan Diplomasi Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan kelompok jabatan yang mempunyai tugas dan fungsi mewakili negara pada fora internasional dalam meningkatkan akses pasar melalui diplomasi perdagangan dan melakukan pengamanan kebijakan perdagangan nasional. (5) Rumpun jabatan Promosi Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan kelompok jabatan yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan kebijakan dalam mengidentifikasi pasar dan peluang baru bagi para pelaku usaha dalam negeri, serta memperkenalkan produk-produk dalam negeri di pasar internasional. (6) Rumpun jabatan Penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e merupakan kelompok jabatan yang mempunyai tugas dan fungsi kesekretariatan, pelayanan hukum, kehumasan, teknologi informasi, pengkajian kebijakan, pengawasan dan pengendalian, serta peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia Kementerian Perdagangan. BAB III PEMBINAAN KARIER Pasal 5 (1) Pembinaan karier PNS di lingkungan Kementerian Perdagangan dimulai sejak pengangkatan seseorang sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sampai dengan pensiun atau berhenti.

8 (2) Pembinaan karier PNS di lingkungan Kementerian Perdagangan dilaksanakan dengan sistem merit yang mengutamakan kompetensi. (3) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah kompetensi manajerial dan kompetensi teknis. Pasal 6 (1) Masa menduduki jabatan administrasi dan jabatan pimpinan tinggi dalam suatu unit kerja paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun. (2) Unit kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sampai dengan unit kerja terkecil di lingkungan Kementerian Perdagangan. (3) Masa menduduki jabatan pada perwakilan perdagangan di luar negeri paling lama 3 (tiga) tahun. Pasal 7 (1) Masa jabatan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dapat diperpanjang berdasarkan pencapaian kinerja, kesesuaian kompetensi dan kebutuhan organisasi. (2) Pejabat Pimpinan Tinggi harus memenuhi target kinerja tertentu sesuai perjanjian kinerja yang sudah disepakati dengan pejabat atasannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 8 (1) Pejabat Pimpinan Tinggi wajib memenuhi kinerja yang diperjanjikan dalam waktu 1 (satu) tahun. (2) Dalam hal Pejabat Pimpinan Tinggi tidak dapat memenuhi kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan kesempatan selama 6 (enam) bulan untuk memperbaiki kinerjanya. (3) Dalam hal Pejabat Pimpinan Tinggi tidak dapat memperbaiki kinerjanya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pejabat yang bersangkutan harus mengikuti seleksi ulang. (4) Berdasarkan hasil seleksi ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pejabat Pimpinan Tinggi dimaksud dapat dipindahkan pada jabatan lain sesuai dengan kompetensi yang dimiliki atau ditempatkan pada jabatan yang lebih rendah. Pasal 9 Alur pengembangan karier PNS Kementerian Perdagangan adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

9 Pasal 10 Setiap perpindahan karier PNS Kementerian Perdagangan harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: a. Kompetensi teknis; b. Kompetensi manajerial; dan c. Administrasi. BAB IV PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN Pasal 11 (1) PNS diangkat dalam jabatan setelah melalui proses seleksi oleh Panitia Seleksi yang dibentuk oleh Menteri Perdagangan. (2) Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dilaksanakan setelah melalui proses seleksi secara nasional oleh Panitia Seleksi yang dibentuk oleh Menteri Perdagangan dan berkoordinasi dengan KASN. (3) Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dilaksanakan setelah melalui proses seleksi secara terbuka di lingkungan Kementerian Perdagangan oleh Panitia Seleksi yang dibentuk oleh Menteri Perdagangan dan berkoordinasi dengan KASN. Pasal 12 (1) Pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam jabatan Pimpinan Tinggi Madya ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri Perdagangan. (2) Pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam jabatan Pimpinan Tinggi Pratama ditetapkan oleh Menteri Perdagangan atas usul Sekretaris Jenderal. (3) Pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam jabatan Administrator dan Pengawas ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Perdagangan berdasarkan pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS Kementerian Perdagangan. (4) Pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS dalam jabatan pada perwakilan perdagangan di luar negeri mengacu kepada peraturan yang berlaku. Pasal 13 (1) Pengangkatan PNS dalam jabatan Pelaksana berdasarkan kebutuhan organisasi melalui formasi Calon Pegawai Negeri Sipil.

10 (2) Pemindahan PNS antar jabatan Pelaksana dari formasi Calon Pegawai Negeri Sipil dapat dilaksanakan apabila dibutuhkan oleh unit organisasi, telah memiliki masa kerja 2 tahun, dan berada pada kelas jabatan yang sama. (3) Pemindahan PNS jabatan Pelaksana ke dalam jabatan Pelaksana dengan kelas yang lebih tinggi dapat dilaksanakan apabila : a. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku sesuai bidang tugas untuk jabatan yang akan diduduki yang dapat dibuktikan melalui uji kompetensi, kualifikasi pendidikan, atau surat tanda lulus pendidikan dan pelatihan terkait; dan b. mendapatkan rekomendasi dari pimpinan unit kerja setingkat Pimpinan Tinggi Pratama. (4) Pengangkatan dan pemindahan PNS antar jabatan Pelaksana yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Menteri Perdagangan. Pasal 14 (1) Pengangkatan Pejabat Fungsional dapat dilaksanakan berdasarkan kebutuhan organisasi melalui formasi CPNS, perpindahan jabatan, maupun penyetaraan pangkat (Inpassing). (2) Pemindahan Pejabat Fungsional yang pengangkatannya melalui formasi CPNS hanya dapat dilaksanakan berdasarkan kebutuhan organisasi dan telah diangkat dalam Jabatan Fungsional dimaksud. (3) Pemindahan Pejabat Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Menteri. (4) Pengangkatan Pejabat Fungsional dalam Jabatan Pimpinan Tinggi dan Administrasi dapat dilakukan apabila telah memenuhi persyaratan administratif maupun kompetensi sesuai peraturan yang berlaku. Pasal 15 Pengangkatan, pembebasan sementara, dan pemberhentian Pejabat Fungsional dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 16 (1) Pengangkatan PNS dalam jabatan pada perwakilan perdagangan di luar negeri kecuali Kepala Sub Bagian, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Wakil dan Kepala KDEI dilakukan oleh Menteri Perdagangan setelah mendapatkan persetujuan dari Kementerian yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang luar negeri.

11 (2) Pengangkatan PNS dalam jabatan pada perwakilan perdagangan di luar negeri yaitu Kepala Sub Bagian, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Wakil dan Kepala KDEI dilakukan oleh Menteri Perdagangan. (3) Pemindahan PNS pemangku jabatan pada perwakilan perdagangan di luar negeri dapat dilaksanakan dalam waktu paling singkat 2 (dua) tahun dalam masa jabatan atau ditentukan lain oleh Menteri Perdagangan. Pasal 17 (1) Perpindahan jabatan dilakukan secara horizontal, vertikal, dan diagonal dalam satu rumpun jabatan maupun antar rumpun jabatan. (2) Perpindahan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara horizontal yaitu perpindahan jabatan dalam jenjang jabatan yang sama, secara vertikal yaitu perpindahan yang bersifat kenaikan jabatan atau promosi, dan secara diagonal yaitu perpindahan dari Jabatan Administrasi dan Pimpinan Tinggi ke dalam Jabatan Fungsional dan Jabatan pada Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri atau sebaliknya. BAB V PERSYARATAN PENGANGKATAN DALAM JABATAN Pasal 18 (1) Untuk menduduki sebuah jabatan pada suatu rumpun jabatan, PNS Kementerian Perdagangan harus memenuhi persyaratan administratif dan kompetensi yang dipersyaratkan pada setiap jabatan. (2) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas persyaratan umum sebagaimana peraturan yang berlaku dan persyaratan khusus. (3) Pemenuhan persyaratan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan melalui seleksi kompetensi yang akan diatur dalam Keputusan Menteri Perdagangan. Pasal 19 (1) Persyaratan khusus pengangkatan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya adalah sebagai berikut: a. pendidikan paling rendah Sarjana (S1); b. telah mengikuti dan lulus Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I (Diklatpim Tk.I); c. semua unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai BAIK dalam 2 (dua) tahun terakhir;

12 d. tidak pernah atau tidak dalam proses dikenakan tindakan hukuman disiplin tingkat sedang sampai dengan berat. (2) Persyaratan khusus pengangkatan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama adalah sebagai berikut: a. pendidikan paling rendah Sarjana (S1); b. telah mengikuti dan lulus Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II (Diklatpim Tk.II); c. semua unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai BAIK dalam 2 (dua) tahun terakhir; d. tidak pernah atau tidak dalam proses dikenakan tindakan hukuman disiplin tingkat berat. (3) Persyaratan khusus pengangkatan Jabatan Administrator adalah sebagai berikut: a. pendidikan paling rendah Sarjana (S1); b. telah mengikuti dan lulus Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III (Diklatpim Tk.III); c. semua unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai BAIK dalam 2 (dua) tahun terakhir; d. tidak pernah atau tidak dalam proses dikenakan tindakan hukuman disiplin tingkat berat. (4) Persyaratan khusus pengangkatan Jabatan Pengawas adalah sebagai berikut: a. pendidikan paling rendah Sarjana (S1); b. telah mengikuti dan lulus Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV (Diklatpim Tk.IV); c. semua unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai BAIK dalam 2 (dua) tahun terakhir; d. tidak pernah atau tidak dalam proses dikenakan tindakan hukuman disiplin tingkat berat. BAB VI SELEKSI CALON PEJABAT Pasal 20 (1) Seleksi calon pejabat yang diusulkan untuk diangkat dalam jabatan Pimpinan Tinggi, Administratif, Fungsional, dan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri dilakukan melalui penilaian berdasarkan unsur-unsur sebagai berikut:

13 a. Kompetensi Manajerial; b. Kompetensi Teknis; c. Administratif. (2) Bobot penilaian untuk setiap unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 21 Tahapan seleksi calon pejabat Kementerian Perdagangan dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut : a. Pengumuman; b. Seleksi administratif; c. Seleksi kompetensi; d. Penetapan calon pejabat. BAB VII PANITIA SELEKSI Pasal 22 Seleksi Calon Pejabat Pimpinan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dilakukan oleh Panitia Seleksi Calon Pejabat Kementerian Perdagangan, sedangkan seleksi calon Pejabat Administratif, Fungsional, dan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri dilakukan oleh Tim Penilai Kinerja PNS Kementerian Perdagangan. Pasal 23 Dalam melaksanakan tugasnya Panitia Seleksi Kementerian Perdagangan dan Tim Penilai Kinerja PNS Kementerian Perdagangan dibantu oleh Tim Penilai kompetensi independen. BAB VIII PENUTUP Pasal 24 Semua ketentuan bidang kepegawaian di lingkungan Kementerian Perdagangan yang bertentangan dengan Peraturan Menteri ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 25 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

14 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Oktober 2014 MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, MUHAMMAD LUTFI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN

15 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/M-DAG/PER/10/2014 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL POLA KARIER STRUKTURAL FUNGSIONAL Keterangan 1. KT : Kompetensi Teknis 2. MAN : Kompetensi Manajerial 3. ADM : Administrasi MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, MUHAMMAD LUTFI www.peraturan.go.id

16 LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/M-DAG/PER/10/2014 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL OBOT PENILAIAN UNSUR-UNSUR DALAM SELEKSI CALON PEJABAT UNSUR PENILAIAN JABATAN Kompetensi Teknis Kompetensi Manajerial Administrasi Pimpinan Madya Tinggi 50% 40% 10% Pimpinan Pratama Tinggi 50% 35% 15% Administrator 55% 30% 15% Pengawas 60% 20% 20% Fungsional Utama 60% 30% 10% Fungsional Madya 50% 20% 30% Fungsional Muda 40% 20% 40% MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, MUHAMMAD LUTFI www.peraturan.go.id