ARL 200 ADISTI RIZKYARTI A

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI R E K O M E N D A S I

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan)

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB V KONSEP PERANCANGAN

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

b e r n u a n s a h i jau

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

sentuhan TROPIS pada DINDING HIJAU

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Subdivisi Arsitektur Lanskap. Redinuka Ashil Karamah. Sempervivum tectorum

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Udang di Balik Batu. Parahita Galuh Kusumaningtyas

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

UTS SPA 5 RAGUAN

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

BAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

dan perancangan konsep perencanaan 45 I BAB 4 Sehingga akan menimbulkan kemudahan akses terhadap perencanaan fasilitas panggung terbuka

TEORI VITRUVIUS : 3. FIRMITAS KEKUATAN

Lampiran 1. Peraturan Pendakian

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur

FUNGSI TANAMAN BAMBU DALAM LANSEKAP BERDASARKAN KARAKTER FISIK DAN VISUAL. Oleh : RETNO ISMURDIATI

Metode Image Board pada Desain Interior

MATA DIAFRAGMA VISUALISASI DENAH DENAH STUDIO

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A

BAB V Konsep. 5.1 Konsep Ide dasar

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Desain Logo dan Pylon A care Dental Clinic dan Dimas Ayu Salon & Spa. Dalam

Desain Interior SMP Negeri untuk membentuk Karakter Disiplin Siswa

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Griya Asri The Arsana Estate Edition 2008

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

B A B 4 A N A L I S I S

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

BAB III ELABORASI TEMA

TINJAUAN PUSTAKA Estetika

BAB V KONSEP PERANCANGAN

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

BAB III STUDI LAPANGAN. Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang ABSTRAK Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PRODUKSI MEDIA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

Architecture. Home Diary #007 / 2014

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

masyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis dan lingkungannya dalam arti karakteristrik. Lansekap ditinjau dari segi

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

Transkripsi:

ARL 200 ADISTI RIZKYARTI A24080164

3. LANSKAP Dari Gambar lanskap di atas dapat di jelaskan keadaan lereng gunung yang di kelilingi dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentuknya dari segi fisik, bentuk bangunan yang tidak mempunyai atap yang tinggi hal tersebut karena di lereng gunung terlihat suasana yang dingin. Atap yang pendek dapat membuat suasana rumah yang lebih hangat. Jarak antar rumah pun cukup dekat walaupun kondisi topografinya tidak beraturan hal tersebut memungkinkan menghambat aliran angin yang dihembuskan dari puncak pegunungan yang membuat udara dingin. Segi teknik, dapat dilihat bangunan tersebut dibuat dari bata yang disusun hingga berbentuk kubus, dengan beberapa jendela depan. Segi sosial budaya, setiap rumah jaraknya berdekatan, dimana penghuni dapat bersosialisasi satu sama lain dengan tetangganya. Dari segi psikologi, dengan pengaturan bentuk bangunan rumah yang seperti itu, menimbulkan suasana yang hangat, harmonis dan penuh kedekatan dengan sekitar. Tetapi kalo dilihat dari segi ekonmi, tidak terlihat pengaruhya karena suasananya masih di lingkungan yang jauh dari perekonomian. Lanskap yang terlihat masih terlihat kaku, dengan tingginya gunung di tambah dengan bentuk bangunan yang terlihat jelas garis yang membentuknya. Lingkungannya tidak memperlihatkan elemen yang soft dikarenakan tidak terdapat tumbuhan yang dapat menetralkan bentuk bangunan dan gunung tersebut. Elemen mayor seperti gunung terlihat jelas di gambar tersebut, dan elemen minor seperti tanah juga terlihat jelas di gambar tersebut. Sehingga, yang paling menonjol adalah perkerasan. Elemen yang membangun diantaranya titik, garis, warna (dengan warna coklat muda yang merupakan warna dingin),bentuk dan ruang (pada bangunan), tekstur (terlihat kasar, tidak beraturan). Gambar lanskap yang ke dua ini, adalah sebuah mall yang berada di perkotaan, Jepang. Bangunannya dibuat menarik dengan garis yang bergelombang tidak beraturan dan tidak kaku. Atap dari setiap ruang diberi elemen yang soft berupa tanaman sebagai penyeimbang dari beridirinya bangunan tersebut. Di perkotaan sangatlah banyak mengguanakan perkerasan mulai

dari jalan yang diaspal dan bangunan yang tinggi menjulang, sehingga dibutuhkan sesuatu yang membutanya agar tidak monoton. Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukannya antara lain, dari segi fisik adalah bangunan tersebut dibuat seunik mungkin dan cukup bila di tempatkan di daerah perkotaan. Begitupun tanaman yang ditaruh di mall tersebut. Segi teknik, sangat terlihat karena bentuknya yang unik bila terlihat dari atas dan penggunaan tanaman yang menempel pada dinding tersebut membuat teknik yang dibutuhkan cukup baik. Dari segi sosial budaya, mall yang merupakan hal yang sangat umum untuk saat ini, dipadukan dengan tanaman yang merupakan unsur natural yang sangat dibuthkan di daerah perkotaan, dikala lahan yang cukup sempit kini telah dimanfaatkan dengan baik. Pengaruh dari segi psikologi dapat langsung dirasakan oleh penduduk di sekitar selain menambah keindahan sebagai estetika juga menyamankan suasana, bisa juga menjadi sebagian kecil yang dapat mencegah global warming, serta mengurangi polusi yang sering terjadi di daerah perkotaan karena pusat perekonomian yang tinggi. Beginilah bila mall tersebut terlihat dari atas.

2. TAMAN psikologis, taman ini dapat membuat kenyamanan dan rasa senang bagi yang melihatnya. Dari segi teknik, sangat kreatif dalam menentukan tema-tema yang akan diterapkan dalam taman tersebut agar terlihat menarik. Dari segi sosial, karena taman ini cukup luas berarti taman ini memang diperuntukan untuk didatangi banyak orang utnuk rekreasi ataupun keluarga yang ingin berkunjung ka taman ini. Gambar di atas terdapat di taman bunga Mekarsari puncak, Bogor. Daun dan bunga yang di susun secara teratur sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Seperti yang dilihat bentuk susunan tersebut menyerupai seekor hewan yantu merak (di sebelah kanan dan kelinci (di sebelah kanan). Hal tersebut membuat taman menjadi lebih menarik, khususnya bial yang berkunjung adalah anak-anak yang dapat rekreasi sambil belajar. Beberapa elemen pembentuknya berbentuk soft material, karena komponen tumbuhan lebih banyak di tampilkan daripada perkerasan, lampu atau jalan yang menjadi unsur hard material. Elemen minor lebih mendominasi seperti tanah, air dll. Elemen warna yang juga ikut andil dalam penataan taman ini agar bentuk lebih terlihat. Tetapi dalam perwatanya sedikit sulit karena membutuhkan banyak tenaga, disebabkan luasnya taman tersebut. Dari segi Taman di samping ini, menampilkan desain taman yang full color, dengan warna-warna yang ditonjolkan, dan warna merupakan elemen yang paling dominan pada taman ini. Dari segi fisiologis sangat membuat seseorang yang melihat ataupun mengunjungi taman ini menjadi lebih segar (fresh), senang, karena warna-warna tersebut, cocok untuk seorang yang sangat butuh kesegaran di hidupnya yang sibuk, bisa juga dikunjungi oleh sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta. Segi fisik taman ini, dibuat jalan yang kecil (setapak) agar lebih fokus dalam melihat tanaman yang indah tersebut,biasanya tanaman yang berwarna disenangi oleh

kupu-kupu, apalagi warna kuning dan biru. Dengan adanya hewan tersebut, dapat membuat semarak taman tersebut dan menjadikannya lebih indah. Segi sosial budaya menjelaskan dengan ukuran jalan setapak yang kecil sehingga memungkinkan kedekatan antara orang yang berjalan di sepanjang jalan tersebut. Taman ini banyak menggunakan unsur garis yang organik, bergelombang. Dari keseluruhan taman ini cukuo menarik hati. Taman ini merupakan salah satu model taman yang berada di Jepang. Perpaduan antara soft material dan hard material terlihat jelas. Soft material dapat dilihat dari tumbuhan dan air yang terdapat di dalamnya, sedangkan hard material dilihat pada lampu taman, batu, dan perkerassan lantai sebagai tempat pijakan atau jalan. Bentuk kanopi pohon pun berbeda, kubah, menjuntai, serta ada pula yang menyebar. Taman ini sangat menekankan unsur natural. Elemen pembentuknya terdiri dari garis yang membangun bentuk taman tersebut mulai dari jalan setapak hingga pepohonannya, warna yang merupakan dominan hijau pada taman tersebut. Elemen yang mempengaruhi pembentukannya mulai dari segi fisik yang dibuat tertata dengan jalan setapaknya, ditambah kolam kecil yang berada di tengah taman tersebut. Dari segi fisiologi taman ini cukup membuat ketenangan dan ketentraman karena dipadukan dengan air yang bersifat naturalis, cocok untuk seorang yang sedang ingin menyendiri dan berfikir dengan suasana tenang. Taman tersebut cukup efektif Gambar taman kecil ini diperuntukan untuk lahan yang kecil misalnya di perkotaan atau pusat keramaian yang mungkin memiliki tempat yang terbatas.