STUDI ANALISIS KONTRIBUSI KEGIATAN DI KOMPLEKS TERPADU UKRIDA-PENABUR TERHADAP KAPASITAS RUAS JALAN TANJUNG DUREN RAYA DAN JALAN LETJEN S.

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA SURVEI WAKTU TEMPUH PENGOLAHAN DATA. Melakukan klasifikasi dalam bentuk tabel dan grafik ANALISIS DATA

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

Irvan Banuya NRP : Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

PENGARUH PENUTUPAN CELAH MEDIAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS DI JALAN IR.H.JUANDA BANDUNG

STUDI TINGKAT KINERJA JALAN BRIGADIR JENDERAL KATAMSO BANDUNG

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

STUDI VOLUME, KECEPATAN, KERAPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIRKOJA, BANDUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

BAB III LANDASAN TEORI

Langkah Perhitungan PERHITUNGAN KINERJA RUAS JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN MKJI Analisa Kondisi Ruas Jalan. Materi Kuliah Teknik Lalu Lintas

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN R.E. MARTADINATA BANDUNG

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. JUNJUNAN, BANDUNG

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

ANALISIS HUBUNGAN VOLUME, KECEPATAN DAN KERAPATAN LALU LINTAS PADA JALAN ASIA AFRIKA BANDUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN ABDULRACHMAN SALEH, BANDUNG


III. METODOLOGI PENELITIAN. harus tepat (dapat mengukur variabel yang diinginkan) dan dengan validitas

E:mail :

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SANUR

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut.

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN MENURUT MKJI 1997 ( Studi Kasus : Jalan Sulawesi Denpasar, Bali ) Oleh : Ngakan Putu Ari Kurniadhi NPM.

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

EVALUASI DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. DJUNJUNAN, BANDUNG, AKIBAT PENGARUH LIMPASAN AIR HUJAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

PENGARUH DELMAN TERHADAP KELANCARAN LALU LINTAS DI JALAN GUNUNG BATU BANDUNG

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA JALAN PERKOTAAN STUDI KASUS RUAS JALAN HR. SOEBRANTAS KM 3 PEKANBARU

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

IV. DATA PENELITIAN. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN SAM RATULANGI DENGAN METODE MKJI 1997 DAN PKJI 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. : Biaya Perjalanan, Tundaan.

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN RAYA SUKAWATI AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DARI PASAR SENI SUKAWATI

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN

ANALISA KINERJA RUAS JALAN MANADO BYPASS TAHAP I DI KOTA MANADO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam

EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN KABUPATEN SUKOHARJO

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI WAKTU PERJALANAN DAN TUNDAAN PADA RUAS JALAN DR. SETIABUDI

EVALUASI KORIDOR JALAN SULAWESI JALAN KERTAJAYA INDAH SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN COKROAMINOTO AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DI LOKASI SEMENTARA PASAR BADUNG

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

STUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH OUT A MEDIAN PERFORMANCE

ANALISIS KINERJA PERSIMPANGAN MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 (Studi Kasus : Persimpangan Jalan Sisingamangaraja Dengan Jalan Ujong Beurasok - Meulaboh)

KATA PENGANTAR. penyusunan tugas akhir ini dengan judul Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Lokasi Penelitian. Pengumpulan Data

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

III. METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Transkripsi:

Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer STUDI ANALISIS KONTRIBUSI KEGIATAN DI KOMPLEKS TERPADU UKRIDA-PENABUR TERHADAP KAPASITAS RUAS JALAN TANJUNG DUREN RAYA DAN JALAN LETJEN S. PARMAN STUDY OF ANALYSIS OF CONTRIBUTION ACTIVITY IN UKRIDA PENABUR TOWARD THE CAPACITY IN TANJUNG DUREN RAYA AND LETJEN S. PARMAN ROADS Yonny Melvin Leatemia 1, Theodorus Agung Adhisantoso 2, Amelia Makmur 3 Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Tanjung Duren Raya No. 4 Jakarta Barat 11470 1 yonny.2011ts010@civitas.ukrida.ac.id 2 theodorus.2013ts002@civitas.ukrida.ac.id 3 amelia@ukrida.ac.id Abstrak Di jalan Tanjung Duren Raya terdapat kompleks terpadu Ukrida-Penabur. Sebagian besar murid dan mahasiswa menggunakan sarana mobil antarjemput sehingga menyebabkan kepadatan arus lalu lintas terhadap ruas jalan Tanjung Duren Raya dan jalan Letjen S. Parman. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kontribusi kegiatan di kompleks Ukrida-Penabur terhadap kapasitas ruas jalan Tanjung Duren Raya dan jalan Letjen S. Parman. Total kendaraan terbanyak yang lewat di tiga ruas Jl. Letjen S.Parman dan Jl. Tanjung Duren Raya adalah Sepeda Motor sebanyak 36.375 pada hari Jumat dengan periode waktu 06:00-09:00 WIB dan 14:00-17:00 WIB. Derajat Kejenuhan Jl. Letjen S. Parman sebesar 1,827 sudah melebihi 82,7% dari kapasitas normal, tingkat pelayanannya adalah F (arus dipaksakan atau macet) dan derajat Kejenuhan Jl. Tanjung Duren Raya sebesar 0,987 tingkat pelayanannya adalah E (arus tidak stabil). Persentase total kendaraan terbesar terdapat pada hari Jumat, yaitu sebesar 20,27% dikarenakan adanya kegiatan acara di kompleks Ukrida-Penabur dan pada hari biasa saat tidak ada acara kegiatan yang diselenggarakan di kompleks ini, maka kontribusi kendaraan terbesar, yaitu pada hari Selasa sebesar 15,46%. Kata kunci: arus lalu lintas, ruas jalan, dan kapasitas. Abstract Jalan Tanjung Duren Raya has an integrated educational complex consisting of Ukrida-Penabur. There are many students who use personal light vehicles to accommodate their transport which results in traffic density of Jl. Tanjung Duren Raya and Jl. Letjen S. Parman The purpose of this research is to analyze the contribution of Ukrida-penabur Complex towards the road capacity of Jl. Tanjung Duren Raya and Jl. Letjen S. Parman. Motorcycle is the most frequent vehicles that pass through Jl. Letjen S Parman and Jl. Tanjung Duren Raya. 36.375 motorcycles on Friday starting from 06:00-09:00 WIB and 14:00-17:00 WIB. Degree of saturation in Jl. Letjen S.Parman is 1.827, and it s 82,7% more than the normal capacity, the level of service is F (forced flow or traffic jam) and degree of saturation in Jl. Tanjung Duren Raya is 0,987 with level of service is E (current unstable). The biggest total percentage of vehicles is on Friday, 20,27% because there is an event activities in Ukrida-Penabur area. In another day where there is no event activities in this area, the biggest total percentage of vehicles is on Tuesday, 15,46%. 257

Vol. 05 No. 19, Jul Sep 2016 Keywords: traffic flow, road section, and capacity Tanggal Terima Naskah : 19 Desember 2015 Tanggal Persetujuan Naskah : 04 April 2016 1. PENDAHULUAN Kompleks terpadu Universitas Kristen krida Wacana (Kampus I) dan Penabur terletak di Jalan Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat. Kompleks ini dikelilingi oleh pusat perbelanjaan dan pusat tempat tinggal, yaitu Mal Central Park, Mal Taman Anggrek, Apartemen Central Park, Apartemen Meditrerania Garden, dan Apartemen Royal Mediterania Garden. Lalu lintas di ruas Jl. Tanjung Duren Raya dan Jl. Letjen S. Parman menyebabkan kemacetan di sepanjang hari, terutama pagi dan sore hari. Sebagian besar siswa di sekolah Penabur menggunakan sarana mobil untuk antar-jemput, baik sarana yang dikelola pihak sekolah maupun kendaraan pribadi orang tua sehingga terjadi kemacetan di kompleks terpadu ini akibat keluar-masuknya mobil. Akibat adanya pemberhentian mobil antar-jemput, interaksi Jl. Letjen S. Parman dan hambatan samping di Jl. Tanjung Duren Raya mengakibatkan kemacetan yang tidak dapat dihindari. Untuk itu, diperlukan studi kasus terhadap kemacetan di daerah kompleks terpadu ini, sehingga dapat dicari solusi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas tersebut dan dapat diterapkan secara efektif di area yang ditinjau. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi kegiatan kompleks Ukrida- Penabur terhadap kapasitas ruas Jalan Tanjung Duren dan ruas Jalan Letjen S. Parman. Penelitian dilakukan pada gerbang akses masuk-keluar kompleks Terpadu Ukrida- Penabur, ruas Jalan Tanjung Duren, dan ruas Jalan Letjen S.Parman. Untuk melihat kontribusi dari aktivitas tersebut dan mengecek kapasitas kedua jalan, jenis survei yang dilakukan adalah pengambilan data dari berbagai tipe kendaraan yang melewati Jl. S. Parman dan Jl. Tanjung Duren Raya, pemberhentian mobil antar-jemput di depan kompleks terpadu dan pengambilan data kendaraan yang masuk dan keluar pada Kompleks Ukrida-Penabur. 2. KONSEP DASAR Berdasarkan MKJI 1997, fungsi utama dari suatu jalan adalah memberikan pelayanan transportasi sehingga pemakai jalan dapat berkendaraan dengan aman dan nyaman [1]. Parameter arus lalu lintas yang merupakan faktor penting dalam perencanaan lalu lintas adalah volume, kapasitas, hambatan samping, dan derajat kejenuhan sebagai berikut: 2.1 Volume Volume (Q) merupakan jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang tertentu pada suatu ruas jalan dan diukur dalam satuan kendaraan per satuan waktu tertentu [2]. Nilai volume lalu lintas mencerminkan komposisi lalu lintas dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang (smp) yang dikonversikan dengan mengalikan nilai ekivalensi mobil penumpang (emp). Volume kendaraan dapat dihitung berdasarkan persamaan: Keterangan: Q = volume (kend/jam)... (1) 258

Studi Analisis Kontribusi N = jumlah kendaraan (kend) T = waktu pengamatan (jam) 2.2 Kapasitas Kapasitas jalan didefenisikan sebagai volume maksimum per jam yang dapat melewatkan kendaraan yang akan melintasi pada suatu jalan raya, baik untuk satu arah atau dua arah pada jalan raya satu jalur ataupun banyak jalur pada satuan waktu tertentu, di bawah kondisi jalan dan lalu lintas yang umum. Kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp) sebagai berikut: C = C O x FC W x FC SP x FC SF x FC CS... (2) Keterangan: C = Kapasitas (smp/jam) C O = Kapasitas dasar untuk kondisi ideal (smp/jam) FC W = Faktor penyesuaian lebar jalur arus lalu lintas FC SP = Faktor penyesuaian pemisah arah FC SF = Faktor penyesuaian hambatan samping FC CS = Faktor penyesuaian ukuran kota (jumlah penduduk) Menurut MKJI 1997, penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan, antara lain kondisi geometrik, meliputi faktor penyesuaian dimensi geometrik jalan terhadap geometrik standar jalan yang meliputi tipe jalan, lebar efektif lapisan keras jalan, lebar efektif atau kereb jalan, lebar efektif median jalan, dan alignment jalan [3]. Faktor kedua, yaitu kondisi lalu lintas, meliputi karakteristik kendaraan yang lewat, diantaranya faktor arah, gangguan samping badan jalan, termasuk banyaknya kendaraan umum yang berhenti di sepanjang jalan, jumlah pejalan kaki, dan akses keluar-masuk. Selain itu, faktor terakhir yang mempengaruhi kapasitas jalan adalah kondisi lingkungan yang berpengaruh pada ukuran kota yang dinyatakan dalam jumlah penduduk kota [4]. 2.3 Derajat Kejenuhan Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus jalan terhadap kapasitas yang digunkan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan [5]. Nilai DS menunjukan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Persamaan dasar untuk menentukan derajat kejenuhan, yaitu: Keterangan: DS = Derajat kejenuhan Q = Arus lalu lintas (smp/jam) C = Kapasitas (smp/jam)... (3) 259

Vol. 05 No. 19, Jul Sep 2016 3. METODE PENELITIAN 3.1 Data Arus dan Komponen Lalu Lintas Pengambilan data dilakukan dengan survei (pengamatan langsung) terhadap objek penelitian, yaitu kapasitas dan volume lalu lintas. Data arus dan komponen lalu lintas untuk menghitung kapasitas jalan di ruas Jl. Letjen S. Parman dan ruas Jl. Tanjung Duren Raya adalah sebagai berikut: a. Data ruas jalan Letjen S. Parman terdiri atas 3 lajur 1 arah dengan lebar masingmasing jalur sebesar 3 meter, permisah lajur berupa marka garis lurus terputus-putus, kondisi perkerasan jalan baik, dan memiliki kereb sebesar 4 meter. b. Data ruas jalan Tanjung Duren Raya terdiri dari 4 lajur 2 arah dengan lebar masingmasing jalur sebesar 3 meter, pemisah arah dibatasi oleh median, permisah lajur berupa marka garis lurus terputus-putus, kondisi perkerasan baik, dan lebar kereb sebesar 2 meter. 3.2 Alur Penelitian Berikut alur penelitian yang dilakukan di kompleks Ukrida, Jl. Letjen S. Parman dan Jl. Tanjung Duren Raya. MULAI Tujuan Penelitian Survei Langsung Jl. Letjen S.Parman Jl. Tanjung Duren Raya Kompleks Ukrida-Penabur Pengumpulan Data : 1. Survei Kapasitas 2. Kendaraan pribadi antar jemput yang berhenti di depan kompleks Ukrida-Penabur Pengumpulan Data : 1. Jumlah kendaraan yang masuk 2. Jumlah kendaraan yang keluar Analisis Hasil Ya Kesimpulan dan Rekomendasi Tidak SELESAI Gambar 1. Alur penelitian kapasitas jalan 260

Studi Analisis Kontribusi Penelitian dilakukan di Kompleks Ukrida-Penabur, ruas Jl. Letjen S. Parman dan ruas Jl. Tanjung Duren Raya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kontribusi kegiatan kompleks Ukrida-Penabur terhadap kapasitas ruas jalan Tanjung Duren dan ruas jalan Letjen S. Parman. Survei yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan data dari berbagai tipe kendaraan, yaitu Sepeda Motor, Kendaraan Ringan, dan kendaraan Berat yang melewati Jl. S. Parman dan Jl. Tanjung Duren raya, pemberhentian mobil antar-jemput di depan kompleks terpadu, dan pengambilan data kendaraan yang masuk dan keluar pada Kompleks Ukrida-Penabur. Survei dilakukan saat aktifitas belajar mengajar berlangsung di Kompleks Ukrida-Penabur dan meningkatnya volume lalu lintas terjadi di Jl. Tanjung Duren Raya dan Jl. Letjen S. Parman pada hari senin sampai sabtu pada waktu 06.00-09.00 dan 14.00-17.00 saat Ukrida dan Penabur melakukan aktifitas belajar-mengajar. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai bulan November dengan masa kerja 6 hari. 3.3 Lokasi Penelitian Berikut merupakan lokasi dimana penelitian dilakukan. Gambar 2. Peta lokasi penelitian Keterangan: a. Gerbang A = Pengamatan volume lalu lintas di Jl. Letjen S. Parman. b. Gerbang B = Pengamatan volume lalu lintas di Jl. Tanjung Duren Raya. 3.4 Penentuan Waktu Penelitian Arus lalu lintas selalu berubah setiap hari, jumlah kendaraan yang lewat pada pagi, siang, sore, dan malam hari akan berbeda-beda. Perbedaan arus lalu lintas ini disebut fluktuasi arus lalu lintas. Pengambilan data arus lalu lintas dilakukan saat jam puncak di pagi hari dan sore hari. Dari hasil pencatatan dikelompokan pola arus lalu lintas yang terjadi. Lalu lintas harian rata-rata (LHR) tercatat untuk perhitungan pendekatan kendaraan rata-rata wilayah sesaat. Waktu penelitian dilalukan pada saat jam sibuk dikarenakan terdapat volume lalu lintas padat atau maksimum, yaitu di pagi hari Pukul 06.00 08.00 WIB dan sore hari Pukul 16.00 18.00 WIB. 261

Vol. 05 No. 19, Jul Sep 2016 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Volume Perhitungan volume yang diambil masing-masing ruas jalan dapat dikelompokkan menjadi total kendaran per periode waktu 3 jam pagi dan sore untuk mendapatkan hari dan jam puncak atau peak hour yang paling padat dilakukan 6 hari yang berbeda dari tabel sebagai berikut: Tabel 1. Total kendaraan Hari Jam Lokasi Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu 06.00-09.00 14.00-17.00 Jl.S.Parman 16741 17072 15143 15874 21900 21220 Jl.Tj.Duren ke S.Parman 8033 6465 6041 5657 8113 5341 Jl.S.Parman ke Tj.Duren 4168 3887 3867 4299 4328 3256 Jl.S.Parman 17593 13846 15176 18856 17907 17907 Jl.Tj.Duren ke S.Parman 4904 5318 6040 5306 5663 5933 Jl.S.Parman ke Tj.Duren 4502 3934 5261 5900 4118 4867 Dari data pada tabel 1, total kendaraan pada ruas Jl. Letjen S. Parman dan kedua ruas Jl. Tanjung Duren Raya pada hari Senin sampai Sabtu dapat di-input ke grafik total kendaraan pada waktu 06.00-09.00 dan 14.00-17.00 WIB sebagai berikut: Gambar 3. Total kendaraan pada pukul 06.00-09.00 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa jalan dengan tingkat kepadatan kendaraan paling tinggi, yaitu Jl. Letjen S. Parman dengan kendaraan sebanyak 21.900 pada hari Jumat dengan interval waktu 06.00-09.00 WIB. Untuk arah Jl. Tanjung Duren Raya menuju Jl. Letjen S. Parman hari terpadat adalah hari Jumat pada interval waktu 06.00-09.00 WIB dengan kendaraan sebanyak 8.113 kendaraan. Hari terpadat untuk arah Jl. Letjen S. Parman menuju Jl. Tanjung Duren Raya adalah hari Kamis dengan kendaran yang melintas sebanyak 5.900 kendaraan. 262

Studi Analisis Kontribusi Gambar 4. Total kendaraan pada pukul 14.00-17.00 Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa jalan yang paling padat adalah Jalan S. Parman terjadi pada hari Kamis untuk jam puncak 14.00-17.00, dimana kendaraan yang melintas sebanyak 18.856 kendaraan. Untuk arah dari Jl. Tanjung Duren Raya menuju Jl. Letjen S. Parman, hari terpadat adalah hari Rabu pada jam puncak 14.00-17.00, dimana kendaraan yang melintas sebanyak 6.040 kendaraan. Hari terpadat untuk arah Jl. S. Parman menuju Jl. Tanjung Duren Raya adalah hari Kamis dengan kendaraan yang melintas sebanyak 5.900 kendaraan. Jenis kendaraan terbagi menjadi tiga tipe, yaitu Kendaraan Ringan, Kendaraan Berat, dan Sepeda Motor. Perbandingan dilakukan terhadap total kendaraan dari periode waktu 06.00-09.00 WIB dan 14.00-17.00 pada setiap hari yang berbeda. Berikut hasil perbandingan tiga tipe jenis kendaraan tersebut. Gambar 5. Perbandingan jenis kendaraan Berdasarkan Gambar 5 dapat diketahui perbandingan jumlah Kendaraan Ringan (LV), Kendaraan Berat (HV), dan Sepeda Motor (MC). Jenis kendaraan yang paling banyak adalah Sepeda Motor (MC) pada hari Jumat sebanyak ± 36.500 kendaraan per periode waktu 06.00-09.00 WIB dan 14.00-17.00 WIB. 4.2 Kapasitas Perkotaan Hasil perhitungan kapasitas, derajat kejenuhan dari Jl. Letjen S. Parman dan Jl. Tanjung Duren Raya digunakan untuk menentukan tingkat pelayanan Jl. Letjen S. Parman dan Jl. Tanjung Duren Raya. Berikut hasil perhitungan faktor-faktor penentuan kapasitas jalan, hasil kapasitas jalan, volume, dan derajat kejenuhan. 263

Vol. 05 No. 19, Jul Sep 2016 Tabel 2. Perbandingan Jl. Letjen S. Parman dan Jl. Tanjung Duren Raya Ket Jl. Letjen S.Parman Jl. Tanjung Duren Raya C O empat lajur berpembatas median atau jalan satu arah dengan kapasitas dasar sebesar 1650 smp/jam per lajur, memiliki tiga lajur empat lajur berpembatas median atau jalan satu arah dengan kapasitas dasar sebesar 1650 smp/jam per lajur, memiliki dua lajur per arahnya empat lajur dengan pembatas median atau jalan satu arah yang empat lajur dengan pembatas median atau jalan satu arah yang FC W mempunyai lebar jalan efektif per mempunyai lebar jalan efektif per lajur sebesar tiga meter. Faktor lajur sebesar tiga meter. Faktor Ket penyesuaian lebar jalur arus lalu Jl. lintas Letjen sebesar S.Parman 0,92 penyesuaian lebar jalur arus lalu Jl. Tanjung lintas sebesar Duren 0,92 Raya FC SP FC SF satu arah, maka angka penentuan faktor penyesuaian pemisah arah akibat pembagian arah dapat diasumsikan sebesar satu. gangguan samping rendah dimana jalan ini hanya mempunyai gangguan adanya transportasi umum. Dua lajur dua arah tanpa pembatas median (2/2 UD) atau jalan satu arah dengan lebar bahu jalan sebesar dua meter. Faktor penyesuaian akibat gangguan samping jalan ini adalah sebesar 0,97 mempunyai pembatas median, maka angka penentuan faktor penyesuaian pemisah arah akibat pembagian arah dapat diasumsikan sebesar satu gangguan samping sangat tinggi dimana jalan ini hanya mempunyai gangguan aktivitas perbelanjaan di pinggir jalan dan penghuni. Empat lajur dua arah berpembatas median (4/2 UD) dengan lebar bahu jalan sebesar dua meter. Faktor penyesuaian akibat gangguan samping jalan ini adalah sebesar 0,92 meter FC CS Jl. Letjen S. Parman dipengaruhi oleh kepadatan penduduk Jakarta Timur. Jakarta Timur mempunyai penduduk sebanyak ±2,7 juta penduduk, maka faktor penyesuaian ukuran kota adalah sebesar 1,04 Jl. Tanjung Duren Raya dipengaruhi oleh kepadatan penduduk Jakarta Barat. Jakarta Barat mempunyai penduduk sebanyak ±2,4 juta penduduk, maka faktor penyesuaian ukuran kota adalah sebesar 1,04 C (1650)(3)(0,92)(1)(0,97)(1,04)=4594 (1650)(2)(0,92)(1)(0,92)(1,04)=2904 Q 8394 kendaraan 2861 kendaraan 8394 / 4594.07 = 1,827. Untuk 2861 / 2904,84 = 0,987. Untuk DS derajat kejenuhan sebesar itu, derajat kejenuhan sebesar itu, tingkat pelayanan dari jalan ini tingkat pelayanan dari jalan ini adalah F adalah E. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama enam hari yang berbeda pada hari senin sampai sabtu pukul 06.00-09.00 dan 14.00-17.00 dikonversikan ke dalam satuan mobil penumpang (SMP) per jam. Dari pengambilan data kapasitas di ruas Jl. Letjen S. Parman dan kedua ruas Jl. Tanjung Duren Raya diperoleh hasil sebagai berikut: 264

Studi Analisis Kontribusi Gambar 6. Kapasitas Jl Letjen S. Parman Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa kapasitas kendaraan yang paling padat untuk Jl. Letjen S. Parman adalah pada hari Sabtu, terdapat pada interval 08.00-09.00 dengan jumlah kendaraan yang lewat adalah 8.394 smp/jam. Gambar 7. Kapasitas Jl. Tanjung Duren Raya menuju Jl. Letjen S. Parman Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa kapasitas kendaraan yang paling padat untuk Jl. Tanjung Duren Raya menuju Jl. Letjen S. Parman adalah pada hari Kamis, terdapat pada interval 15:00-16:00 dengan jumlah kendaraan yang lewat adalah 2.020 smp/jam. Gambar 8. Kapasitas Jl Letjen S. Parman menuju Jl. Tanjung Duren Raya Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwa kapasitas kendaraan yang paling padat untuk Jl. Letjen S.Parman menuju Jl. Tanjung Duren Raya adalah pada hari Senin, terdapat pada interval 07:00-08:00 dengan jumlah kendaraan yang lewat adalah 2.861 smp/jam. 265

Vol. 05 No. 19, Jul Sep 2016 4.3 Kontribusi Kendaraan Kompleks Terpadu Ukrida-Penabur terhadap Jl. Tanjung Duren Raya Dari data yang diperoleh untuk volume dan kapasitas kendaraan yang masuk di Kompleks Ukrida-Penabur, dapat diketahui persentase kontribusi Kompleks Ukrida- Penabur dalam menambah kemacetan atau tundaan dalam Jl. Tanjung Duren Raya. Berikut adalah persentase kontribusi Kendaraan Ringan dan Sepeda Motor. Gambar 9. Presentase kontribusi Kendaraan Ringan Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa persentase kontribusi kendaraan ringan terbanyak atau terbesar terdapat pada hari jumat, pada pukul 14.00-15.00 dengan persentase sebesar 25,97%. Kepadatan atau kontribusi terbesar pada hari Jumat, dikarenakan oleh adanya kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah Penabur dimana rata-rata siswa menggunakan mobil sebagai sarana antar-jemput. Gambar 10. Presentase Kontribusi Motor Gambar 10 menunjukkan bahwa kontribusi Sepeda Motor terbesar terdapat pada hari selasa pukul 16.00-17.00, dengan persentase sebesar 22,57%; tetapi jumlah sepeda motor yang masuk ke dalam kompleks terpadu Ukrida-Penabur terbanyak terdapat pada hari jumat. 266

Studi Analisis Kontribusi Gambar 11. Persentase Kontribusi Total Kendaraan Dapat dilihat pada Gambar 11 bahwa kontribusi terbesar total kendaraan dari Kendaraan Ringan dan Sepeda Motor terdapat pada hari jumat pukul 14.00-15.00, yaitu sebesar 20,27%. Hal ini membuktikan bahwa ketika terdapat kegiatan maka kendaraan yang datang ke kompleks terpadu Ukrida-Penabur akan cenderung lebih banyak. 5. KESIMPULAN Dari hasil analisis kontribusi yang dilakukan pada ruas Jl. Letjen S. Parman, ruas Jl. Tanjung Duren Raya, dan analisis volume keluar-masuk yang terjadi di Kompleks Ukrida-Penabur dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Volume terbanyak atau jam puncak (peak hour) di Jl. Letjen S. Parman terjadi pada hari Sabtu pukul 08.00-09.00. Volume terbanyak atau jam puncak (peak hour) Jl. Tanjung Duren Raya menuju Jl. Letjen S. Parman terjadi pada hari Senin pukul 07.00-08.00. Volume terbanyak atau jam puncak (peak hour) di Jl. Letjen S.Parman menuju Jl. Tanjung Duren Raya terjadi pada hari Kamis pukul 15.00-16.00. b. Total Kendaraan terbanyak yang melewati ketiga ruas jalan adalah kendaraan sepeda motor dimana puncak terbesar terjadi pada hari Jumat sebanyak 36.375 sepeda motor dengan periode waktu 06.00-09.00 WIB dan 14.00-17.00 WIB. c. Derajat Kejenuhan Jl. Letjen S. Parman, yaitu 1,827 atau dapat dikatakan sudah melebihi 82,7% dari kapasitas yang seharusnya dan tingkat pelayanan dari Jl. Letjen S. Parman adalah F dimana arus tidak stabil, kecepatan rendah, volume padat atau mendekati kapasitas. Derajat Kejenuhan Jl. Tanjung Duren Raya adalah 0,987 dan tingkat pelayanan Jl. Tanjung Duren Raya adalah E dimana arus terhambat, kecepatan rendah, volume di atas kapasitas, banyak berhenti. Derajat Kejenuhan pada dua ruas jalan ini dapat dikatakan sudah melebihi batas SNI (<0,85), sehingga diperlukan perlakuan khusus. d. Persentase total kontribusi kendaraan terbesar terjadi pada hari Jumat sebesar 20,27%. Hal ini dikarenakan adanya kegiatan yang diselenggarakan Sekolah Penabur dan saat tidak ada kegiatan di kompleks terpadu Ukrida-Penabur, kontribusi total kendaraan terbesar terjadi pada hari Selasa sebesar 15,46%. 267

Vol. 05 No. 19, Jul Sep 2016 REFERENSI [1]. Azhari. Karakteristik Lalu Lintas. https://www.academia.edu/9521825/karakter istik_lalu_lintas [2]. BPS. Jumlah Penduduk Jakarta Timur. (2013). http://regionalinvestment.bkpm. go.id/newsipid/demografipendudukjkel.php?ia=31&is=37 [3]. Ditjen Bina Marga. 1990. Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan Di Wilayah Perkotaan. Jakarta. [4]. Ditjen Bina Marga. 1997. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota. Jakarta. [5]. Ditjen Bina Marga. Highway Capacity Manual Project (HCM). (23 Juni 2014). https://rifariff.wordpress.com/2014/06/23/manual-kapasitas-jalan-indonesia-mkji- 1997/ (diakses 25 Februari 2015). 268