Studi Keandalan Sistem Distribusi yang Terhubung ke Photovoltaic Menggunakan Metode Monte Carlo di PT. PLN (Persero) Distribusi Nusa Penida - Bali

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Keandalan Jaringan Distribusi Wilayah Surabaya Menggunakan Metode Monte Carlo Agung Arief Prabowo

Studi Keandalan Sistem Kelistrikan Hingga Level Beban Tegangan Menengah di PT.Pupuk Kalimantan Timur Nama : Prita Lukitasari NRP :

Analisis Pengaruh Kegagalan Proteksi dan Koordinasi Rele Terhadap Indeks Keandalan Subsistem Transmisi 150kV Di Surabaya Selatan

Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling

Seminar TUGAS AKHIR. Fariz Mus abil Hakim LOGO.

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis)

Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique

Studi Dampak Pemeliharaan Sistem Pembangkit Terhadap Keandalan Sistem Tenaga Listrik di PT. Petrokimia Gresik

ANALISIS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR KEDIRI DENGAN METODE SIMULASI SECTION TECHNIQUE

BAB I PENDAHULUAN. adanya daya listrik, hampir semua peralatan kebutuhan sehari-hari membutuhkan

Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi standar. Sistem distribusi yang dikelola oleh PT. PLN (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hal ini akan menyebabkan permintaan energi listrik akan mengalami

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO YANG DIMODIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan energi, salah satunya energi listrik yang sudah menjadi

Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli - Desember

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique

ada, apakah bisa dikatakan nilai yang didapat sudah baik atau tidak, serta mengetahui indeks keandalan ditinjau dari sisi pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan industri

PROCEEDING SEMINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS (2012) 1

Agung Yanuar W Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto.MT, I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda,ST.,MT.

STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN

ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG

BAB IV PEMBAHASAN. Secara geografis Gardu Induk Kentungan letaknya berada di Jl. Kaliurang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Reliability Index Assessment). Adapun hasil dari metode ini adalah nilai indeks

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke

ANALISIS KEANDALAN PADA PENYULANG BATU BELIG

Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kv Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach (RNEA) di PT. PLN Rayon Mojokerto

BAB III PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA

Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jaringan Distribusi 20 kv menggunakan Metode RIA

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

EVALUASI KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN INDEKS SAIDI DAN SAIFI PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK

STUDI ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI PT

Studi Keandalan Ketersediaan Daya Pembangkit Listrik pada Jaringan Daerah X

Peningkatan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Pada PT. PLN (Persero) Cabang Padang

STUDI KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION

Politeknik Negeri Sriwijaya

Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR)

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

Laju Kegagalan Metode FMEA Single Line Diagram Yang di Evaluasi Indeks Kegagalan Peralatan Sistem Distribusi

Evaluasi Tingkat Keandalan Jaringan Distribusi 20 kv Pada Gardu Induk Bangkinang Dengan Menggunakan Metode FMEA (Failure Mode Effect Analysis)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga penyaluran energi listrik ke konsumen berjalan lancar dengan kualitas

Dosen Pembimbing Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc., Ph.D I.G.N. Satriyadi Hernanda, ST., MT

ANALISIS PENYELAMATAN ENERGI DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN ADANYA PDKB-TM DI PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN. Waktu pengerjaan tugas akhir ini dimulai pada bulan Januari 2015, tempat

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar fosil sebagai bahan bakar pembangkitannya. meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus-menerus meningkat

UKURAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI DAN TRANSMISI

BAB IV PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT.PLN (Persero) P3B JB APP salatiga, Gardu Induk

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah kehidupan. Energi listrik merupakan energi yang sangat

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN INDEKS KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK INTERKONEKSI SUMATERA BAGIAN SELATAN

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG

OPTIMISASI PENEMPATAN RECLOSER UNTUK MEMINIMALISIR NILAI SAIFI DAN SAIDI PADA PENYULANG PDP 04 MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

#12 SIMULASI MONTE CARLO

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Jaringan Spindel GI Nusa Dua PT. PLN (Persero) Distribusi Bali UJ Kuta. I Wayan Suardiawan

MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT. Mujiburrahman

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. 4.1 Jumlah Pelanggan Per-Penyulang di Gardu Induk Gejayan

Kata kunci Kabel Laut; Aliran Daya; Susut Energi; Tingkat Keamanan Suplai. ISBN: Universitas Udayana

BAB IV PEMBAHASAN Daftar Penyulang di Gardu Induk Kebasen dan Gardu Induk

Yulius S. Pirade ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON

: Distributed Generation, Voltage Profile, Power Losses, Load Flow Analysis, EDSA 2000

PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG

PERBAIKAN KEANDALAN SISTEM MELALUI PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat di butuhkan pada zaman modern ini, karena saat ini kebutuhan manusia akan teknologi

Latar Belakang dan Permasalahan!

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20KV Menggunakan Metode Section Technique dan Ria Section Technique pada Penyulang Adi Sucipto Pekanbaru

ANALISA ASPEK EKONOMI PADA KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV PT.PLN(PERSERO) APJ MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. melakukan pengambilan data yang berupa daya yang dihasilkan dari PLTH dan

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

Keandalan dan kualitas listrik

ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK HIBRIDA (PLH), DIESEL DAN ENERGI TERBARUKAN DI PULAU MANDANGIN, SAMPANG, MADURA MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan juga dapat berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia.

PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL

KETERSEDIAAN TENAGA LISTRIK SISTEM TRANSMISI 500 KV BALI PADA TAHUN 2030

ANALISIS PENGARUH INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION (PLTSA SUWUNG) TERHADAP RUGI-RUGI DAYA DAN KEANDALAN PADA PENYULANG SERANGAN

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Pelanggan pada setiap Penyulang di Gardu Induk Batang. No Penyulang Jumlah Pelanggan 1 BTG BTG

BAB IV ANALISA DATA. distribusi 20 KV di PT.ADM ini menggunakan software ETAP7, kemudian nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penambahan unit pembangkit. (Zein dkk, 2008), (Subekti dkk, 2008) meneliti

ANALISA KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK JAKARTA DAN BANTEN PERIODE TAHUN

Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli Desember

Transkripsi:

PROCEEDIG SEMIAR TUGAS AKHIR (2014) 1-6 1 Studi Keandalan Sistem Distribusi yang Terhubung ke Photovoltaic Menggunakan Metode Monte Carlo di PT. PL (Persero) Distribusi usa Penida - Bali Philipus Sampeliling Setyo ugroho 1), I Made Yulistya egara 2), I.G. Satriyadi Hernanda 3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh opember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: sampeliling09@mhs.ee.its.ac.id 1), yulistya@ee.its.ac.id 2), didit@ee.its.ac.id 3) Abstrak Pada saat ini, kebutuhan terhadap energi listrik semakin tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan dalam hal penyediaan energi listrik, kontinuitas penyaluran energi listrik dan keandalan sistem tenaga listrik. Photovoltaic (PV) dapat berperan sebagai pembangkit energi listrik dengan sumber energi matahari. Dengan terhubungnya Photovoltaic (PV) ke sistem distribusi, maka energi listrik yang tersedia akan meningkat dan tingkat keandalan sistem juga akan meningkat. Pada Tugas Akhir ini, dapat dilihat tingkat keandalan sistem pembangkit dan sistem jaringan distribusi ketika sistem tersebut terhubung dengan Photovoltaic (PV) dan juga ketika tidak terhubung dengan Photovoltaic (PV). Tingkat keandalan sistem dinyatakan dengan indeks keandalan, yang mana indeks keandalan tersebut diperoleh melalui perhitungan menggunakan metode Monte Carlo. Metode ini merupakan suatu prosedur simulasi untuk memperoleh indeks keandalan dengan menggunakan pembangkitan bilangan acak dan disimulasikan melalui program yang disusun di Matlab. Hasil yang diperoleh dari simulasi Monte Carlo, yaitu tingkat keandalan sistem pembangkit yang terhubung dengan Photovoltaic (PV) mengalami peningkatan. amun di sisi lain, tingkat keandalan sistem jaringan distribusi yang terhubung dengan Photovoltaic (PV) mengalami penurunan. Kata Kunci Indeks Keandalan, Monte Carlo, Photovoltaic, Sistem Jaringan Distribusi, Sistem Pembangkit. S I. PEDAHULUA eiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi dan taraf hidup masyarakat pada saat ini, maka kebutuhan akan energi listrik menjadi hal yang sangat penting. Dalam hal ini, peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam meningkatkan pasokan energi listrik agar dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat dapat terjamin. Dalam upaya meningkatkan pasokan listrik oleh pemerintah, perlu ada penambahan pusat pusat pembangkit listrik yang baru. Pada saat ini, pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil (non renewable energy) sebagai sumber utamanya, masih sangat diandalkan dalam menghasilkan energi listrik. amun perlu diingat, bahwa pembangkit tersebut memiliki dampak yang buruk terhadap lingkungan. Pemanfaatan energi sinar matahari, angin dan lain lain menjadi energi listrik dapat dijadikan solusi dalam permasalahan tersebut. Pembangkit energi listrik yang bersumber dari energi yang dapat diperbaharui (renewable energy) seperti PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) atau Photovoltaic dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan pasokan energi listrik. Tidak hanya pada pasokan energi listrik saja, melainkan mutu, kontinuitas dan ketersedian pelayanan energi listrik harus juga ditingkatkan. Hal hal tersebut merupakan faktor yang sangat vital dalam proses penyaluran energi listrik dari suatu pembangkit ke konsumen. Dalam proses penyaluran energi listrik dari suatu pembangkit ke konsumen, terdapat banyak sekali permasalahan seperti tidak handalnya sistem tersebut sehingga berpengaruh pada proses penyaluran itu sendiri. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi keandalan sistem pada jaringan penyaluran energi listrik. Melalui evaluasi keandalan suatu sistem, penanganan secara benar terhadap permasalahan mendasar dalam penyaluran energi listrik dapat terjamin sehingga gangguan gangguan yang ada dapat diantisipasi. Dengan itu, usaha dalam meningkatkan keandalan sistem dapat capai dan penyaluran energi listrik dapat tersalurkan dengan baik. Untuk mengetahui tingkat keandalan suatu sistem, diperlukan indeks indeks keandalan seperti SAIDI (System Average Interruption Duration Index), SAIFI (System Average Interruption Frequency Index), CAIDI (Costumer Average Interruption Duration Index) dan ASAI (Average Service Availability Index). II. KEADALA SISTEM JARIGA DISTRIBUSI DA PEMBAGKIT LISTRIK TEAGA SURYA (PHOTOVOLTAIC) A. Keandalan Sistem Tenaga Listrik Keandalan sistem tenga listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah proses penyaluran energi listrik dari suatu pusat pembangkit ke konsumen. Dalam proses tersebut, suatu sistem dapat dikatakan handal apabila sistem tersebut mampu berkerja sesuai dengan fungsinya. Keandalan suatu sistem secara keseluruhan ditentukan oleh keandalan dari masing masing komponen yang berkerja di dalamnya [1]. Untuk mengetahui tingkat keandalan suatu sistem diperlukan evaluasi terhadap sistem tersebut. Untuk melakukan penilaian keandalan suatu komponen atau sistem, diperlukan analisa karakteristik kerja dari komponen atau sistem yang termasuk didalamnya terdapat pola operasi, pola perawatan, pola kegagalan dan pengaruh kondisi operasi terhadap sistem.

PROCEEDIG SEMIAR TUGAS AKHIR (2014) 1-6 2 B. Parameter dan Indeks Keandalan Parameter - parameter keandalan yang digunakan dalam mengevaluasi keandalan suatu sistem, yaitu : - = Frekuensi rata rata kegagalan pada setiap tahun (Kali/Tahun). - = Durasi waktu rata rata kegagalan (Hari/Tahun). - t = Durasi waktu rata rata antar kegagalan. - MTTF (Mean Time To Failure) MTTF adalah waktu rata rata kegagalan yang terjadi selama beroperasinya suatu sistem. Persamaan matematisnya dapat ditulis, dengan T (waktu operasi) dan n (jumlah kegagalan) : T T T.. Tn MTTF = n - MTTR (Mean Time To Repair) MTTR adalah waktu rata rata kegagalan yang terjadi selama beroperasinya suatu sistem. Persamaan matematisnya dapat ditulis dengan L (waktu perbaikan) dan n (jumlah perbaikan) : L L L.. Ln MTTR = n - LOLP (Loss Of Load Probability) LOLP adalah probabilitas (kemungkinan) yang menyatakan kapasitas pembangkit yang tersedia lebih kecil dari tingkat beban sehingga terjadi kehilangan beban. Berdasarkan indeks keandalan mendasar di atas, diperoleh beberapa indeks keandalan untuk keseluruhan sistem yang dapat dievaluasi dan didapatkan mengenai kinerja sistem. Indeks keandalan untuk keseluruhan sistem, yaitu : a) SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) SAIFI adalah indeks frekuensi gangguan sistem rata rata setiap tahun (Kali/Tahun). Persamaan matematisnya dapat ditulis, sebagai berikut : SAIFI= umlah Total Frekuensi Gangguan pada Konsumen umlah Total Konsumen yang Terlayani b) SAIDI (System Average Interruption Duration Index) SAIDI adalah indeks durasi gangguan sistem rata rata setiap tahun. Persamaan matematisnya dapat ditulis, sebagai berikut : SAIDI = umlah Total Durasi Gangguan pada Konsumen umlah Total Konsumen yang Terlayani c) CAIDI (Costumer Average Interruption Duration Index) CAIDI adalah indeks durasi gangguan konsumen rata rata setiap tahun. Persamaan matematisnya dapat ditulis, sebagai berikut : CAIDI = umlah Total Durasi Gangguan pada Konsumen umlah Total Konsumen yang Terganggu d) ASAI (Average Service Availability Index) ASAI adalah jumlah pelayanan yang tersedia selama periode waktu tertentu yang dapat diberikan ke sistem (pu). (1) (2) (3) (4) (5) Persamaan matematisnya dapat ditulis, sebagai berikut : ASAI = 1 S D C. Metode Monte Carlo dan Simulasinya Metode Monte Carlo adalah algoritma komputasi untuk mensimulasikan berbagai perilaku sistem fisika dan matematika. Penggunaan metode Monte Carlo memerlukan sejumlah besar bilangan dan hal tersebut semakin mudah dengan perkembangan pembangkit bilangan pseudoacak. Simulasi Monte Carlo terdiri dari sebuah model matematis yang diset di dalam program computer dan menggunakan random sampling dari distribusi kegagalan dan distribusi perbaikan dari masing masing komponen dalam sistem [4]. Random sampling ini digunakan untuk melakukan penilaian reliability atau availability atau parameter lainnya yang dikehendaki. D. Pembangkit Listik Tenaga Surya (Photovoltaic) Photovoltaic ditemukan oleh Henri Becquerel pada tahun 1839. Photovoltaic dapat menjadi alternatif dalam menghasilkan energi listrik dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi utamanya. Proses konversi energi pada sel surya, yaitu ketika suatu bahan semikonduktor seperti bahan silikon diletakkan dibawah penyinaran sinar matahari, maka bahan silikon tersebut akan melepaskan sejumlah kecil energi listrik yang disebut efek fotolistrik Sistem operasi Photovoltaic dibagi menjadi dua macam, yaitu sistem stand alone dan sistem grid connected [2]. Pada sistem stand alone, ketika radiasi sinar matahari sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali, sistem ini harus terintegrasi dengan baterai agar energi listrik tetap tersuplai dengan baik. amun ketika radiasi sinar matahari cukup, maka baterai tidak teralu dibutuhkan sehingga suplai energi listrik langsung diperoleh dari energi listrik yang dibangkitkan dari Photovoltaic. Pada sistem grid connected, ketika radiasi sinar matahari cukup, maka energi listrik yang dibangkitkan oleh Photovoltaic dapat disalurkan ke beban. amun, ketika radiasi sinar matahari tidak cukup bahkan tidak ada, maka Photovoltaic tidak dapat membangkitkan energi listrik sehingga suplai energi listrik diperoleh dari grid. Dalam pengoperasiannya, Photovoltaic menggunakan inverter untuk mengkonversikan energi listrik dari dari DC (Direct Current) ke AC (Alternating Current). III. SISTEM KELISTRIKA A. Gambaran Sistem Kelistrikan di usa Penida Bali Sistem kelistrikan wilayah usa Penida Bali dalam penyaluran energi listrik dari pembangkit energi listrik ke konsumen, menggunakan jaringan distribusi konfigurasi jenis radial dengan tegangan 20 kv. Dalam memasok energi listrik ke konsumen, PT. PL (Persero) Distribusi usa Penida, Bali sangat mengandalkan PLTD (Pusat Listrik Tenaga Diesel) sebagai sumber pembangkit energi listrik utamanya. Di pulau usa Penida, Bali dikenal sebagai Wisata Energi Mandiri, maka dari itu terdapat beberapa pembangkit energi listrik yang memanfaatkan renewable energy sebagai sumber utamanya, yaitu PLTB (6)

PROCEEDIG SEMIAR TUGAS AKHIR (2014) 1-6 3 (Pusat Listrik Tenaga Bayu) yang memanfaatkan angin dan PLTS (Pusat Listrik Tenaga Surya) yang memanfaatkan sinar matahari. Pembangkit energi listrik yang terdapat di pulau usa Penida Bali, terdiri dari 11 unit PLTD, 9 unit PLTB dan 2 unit PLTS. B. Data Pembangkit Energi Listrik di usa Penida Bali Berdasarkan pada tabel 1, pembangkit energi listrik yang beroperasi secara normal hanya dapat menghasilkan daya listrik, yaitu sebesar 3.380 kw atau 3,38 MW. Hal ini dikarenakan PLTD unit 4, PLTD unit 7, PLTD unit 10, PLTB unit 1, PLTB unit 2, PLTB unit 3, PLTB unit 4, PLTB unit 5, PLTB unit 6, PLTB unit 7 mengalami kerusakan sehingga tidak dapat beroperasi. Tabel 1 Data Pembangkit Energi Listrik yang Beroperasi di Pulau usa Penida Bali ama Pembangkit Merek Daya Terpasang Daya Mampu Keterangan PLTD Unit 1 Komatsu 500 380 PL PLTD Unit 2 Komatsu 720 560 PL PLTD Unit 3 Komatsu 720 560 PL PLTD Unit 5 Volvo Penta 100 60 PL PLTD Unit 6 Marcedez 200 130 PL PLTD Unit 8 Deutz 170 120 PL PLTD Unit 9 Deutz 120 100 PL PLTD Unit Mesin Mitsubishi 1.560 1.248 11 Sewa PLTB Unit 8 WES 100 80 PLTB Unit 9 WES 100 80 PLTS Unit 1 BP Solar 32 32 PLTS Unit 2 BP Solar 30 30 Daya Total 4.352 3.380 C. Data Beban Listrik di usa Penida Bali Berdasarkan data terakhir yang diperoleh mengenai besarnya beban listrik di pulau usa Penida Bali pada bulan Oktober, 2013, diketahui bahwa beban puncak yang terjadi, yaitu sebesar 3.500 kw atau 3,5 MW. Pada bulan Mei, 2012, diketahui bahwa beban puncak yang terjadi, yaitu sebesar 2.494 kw atau 2,494 MW. Hal ini menandakan bahwa beban listrik di usa Penida Bali mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Peningkatan beban listrik ini terjadi karena semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan energi listrik dan semakin banyaknya pembangunan tempat penginapan, seperti hotel di pulau usa Penida Bali. Data perubahan beban listrik pada setiap jam dalam satu hari, pada 10 Oktober 2013 dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan grafik pada tabel 2, diperoleh bahwa beban listrik di pulau usa Penida Bali pada tanggal 10 Oktober 2013 mengalami beban puncak pada waktu malam hari, yaitu pada jam 19:30 WITA sebesar 3,5 MW. Sedangkan, beban listrik rata rata pada hari tersebut, yaitu sebesar 2321,37 kw atau 2,321 MW. Karakteristik beban listrik pada hari tersebut cenderung meningkat saat menjelang malam hari, sedangkan pada siang hari perubahan beban listrik tidak begitu besar dan cenderung stabil. Tabel 2 Data Beban Listrik di usa Penida Bali per 10 Oktober 2013 Jam Beban Keterangan 00:00 2.090 01:00 2.008 02:00 1.977 03:00 1.918 04:00 1.927 05:00 2.035 06:00 2.415 07:00 2.063 08:00 1.846 09:00 1.920 10:00 1.966 11:00 1.966 12:00 1.973 13:00 1.970 14:00 1.930 15:00 2.016 16:00 1.932 17:00 1.902 18:00 2.252 19:00 3.236 19:30 3.500 Beban Puncak 20:00 3.466 20:30 3.394 21:00 3.329 22:00 2.852 23:00 2.491 00:00 2.294 Beban Rata Rata 2.321,37 IV. EVALUASI KEADALA Evaluasi keandalan yang dilakukan pada Tugas Akhir ini, dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Evaluasi keandalan sistem pembangkit yang beroperasi pada jaringan distribusi di pulau usa Penida Bali. a) Sistem pembangkit yang terhubung dengan Photovoltaic (PLTS). b) Sistem pembangkit yang tidak terhubung dengan Photovoltaic (PLTS). 2. Evaluasi keandalan sistem jaringan distribusi di pulau usa Penida Bali. a) Sistem jaringan distribusi yang terhubung dengan Photovoltaic (PLTS). b) Sistem jaringan distribusi yang tidak terhubung dengan Photovoltaic (PLTS). A. Parameter Keandalan pada Sistem Pembangkit dan Sistem Jaringan Distribusi. Berdasarkan pada tabel 4, dapat dilihat besar nilai parameter keandalan dari setiap pembangkit energi listrik yang beroperasi. Parameter keandalan PLTS dapat ditinjau dari keandalan pada setiap inverter yang berkerja pada PLTS tersebut dan setiap inverter memiliki besar nilai parameter keandalan yang berbeda beda. amun pada PLTS Unit 1, inverter 5 mengalami kerusakan sehingga inverter tersebut tidak dapat beroperasi. Berdasarkan pada tabel 3, dapat dilihat parameter keandalan dari setiap komponen pada sistem distribusi. Parameter keandalan tersebut diperoleh dari referensi standar komponen keandalan pada sistem distribusi 20 kv sesuai dengan SPL 59/1985 [3].

PROCEEDIG SEMIAR TUGAS AKHIR (2014) 1-6 4 Tabel 3 Data Parameter Keandalan Komponen Sistem Distribusi ama Komponen Faktor Keandalan MTTR (Jam) Line 0,2 Kali/km/Tahun 3 Transformator 0,005 Kali/Tahun 10 Switch 0,004 Kali/Tahun 10 Tabel 4 Data Parameter Keandalan Sistem Pembangkit Parameter Keandalan ama Inverter Pembangkit (Kali/Tahun) t PLTD Unit 1-16 4,1342 22.8125 PLTD Unit 2-16 4,1342 22.8125 PLTD Unit 3-16 4,1342 22.8125 PLTD Unit 4-16 4,1342 22.8125 PLTD Unit 5-16 4,1342 22.8125 PLTD Unit 6-16 4,1342 22.8125 PLTD Unit 7-16 4,1342 22.8125 PLTD Unit 8-16 4,1342 22.8125 PLTB Unit 8-107 3,3880 3,1311 PLTB Unit 9-107 3,3880 3,1311 1 23 0,9214 15,8696 2 55 1,5951 6,6364 PLTS Unit 1 3 90 1,9372 4,0556 4 156 0,9277 2,3398 5 365 0 0 6 34 1,0137 10,7353 1 62 5,3677 5,8871 2 29 6,1529 12,5862 PLTS Unit 2 3 57 5,0094 6,4035 4 27 4,5938 13,5185 5 27 4,5938 13,5185 6 29 4,3056 12,5862 D. Evaluasi Keandalan Sistem Pembangkit Menggunakan Simulasi Monte Carlo Langkah langkah perhitungan dalam memperoleh indeks keandalan sistem pembangkit yang beroperasi di pulau usa Penida Bali, yaitu : 1. Mengumpulkan dan mengolah data data dari setiap pembangkit yang beroperasi seperti daya mampu, laju kegagalan dan MTTR. 2. Membuat simulasi perhitungan harian selama 1 tahun (365 hari), yaitu membangkitkan bilangan acak dan memeriksa apakah bilangan acak yang terbangkitkan dalam peluang kegagalan pembangkit. 3. Bila terjadi kegagalan pada pembangkit, maka hitung waktu perbaikan (MTTR) yang dilakukan. Bila tidak terjadi kegagalan pada pembangkit, maka hitung total daya yang disuplai oleh pembangkit. 4. Bila daya yang tersuplai oleh pembangkit kurang dari daya beban, maka hitung besar LOLP. 5. Langkah (2), (3) dan (4) dilakukan sebanyak jumlah iterasi yang diinginkan. Berdasarkan hasil simulasi pada tabel 5, semakin banyak jumlah iterasi () dalam tahun yang dilakukan, maka nilai LOLP yang didapatkan cenderung mencapai konvergensi dan stabil. Hal ini ditunjukan dari besar nilai LOLP pada iterasi 25 tahun, yaitu sekitar 0,09260 hari. Hal ini juga dikarenakan oleh hasil simulasi Monte Carlo dari nilai laju kegagalan setiap pembangkit semakin akurat dan mendekati nilai laju kegagalan sebenarnya. Berdasarkan hasil simulasi pada tabel 6, semakin banyak jumlah iterasi () dalam tahun yang dilakukan, maka nilai LOLP yang didapatkan cenderung mencapai konvergensi dan stabil. Hal ini ditunjukan dari besar nilai LOLP pada iterasi 25 tahun, yaitu sekitar 0,10279 hari. Hal ini juga dikarenakan oleh hasil simulasi Monte Carlo dari nilai laju kegagalan setiap pembangkit semakin akurat dan mendekati nilai laju kegagalan sebenarnya. Berdasarkan grafik pada gambar 1, dapat dilihat bahwa nilai LOLP dari sistem pembangkit dengan PLTS selalu lebih rendah dibandingkan dengan nilai LOLP dari sistem pembangkit tanpa PLTS pada banyak jumlah iterasi () dari 1 sampai 25 tahun. Hal ini dikarenakan dengan terhubungnya PLTS ke sistem distribusi, maka jumlah pembangkit yang beroperasi bertambah dan kemampuan daya pembangkit dalam memenuhi permintaan beban akan meningkat. Sedangkan dengan tidak terhubungnya PLTS ke sistem distribusi, maka jumlah pembangkit yang beroperasi lebih sedikit dan kemampuan daya pembangkit dalam memenuhi permintaan beban akan menurun. Sistem pembangkit dengan PLTS memiliki tingkat keandalan yang lebih baik dibandingkan dengan sistem pembangkit tanpa PLTS karena semakin rendah nilai LOLP, maka semakin tinggi tingkat keandalan sistem tersebut. Tabel 5 Hasil Simulasi dari Perhitungan Keandalan Sistem Pembangkit yang Terhubung ke PLTS Gen (Unit) Mean St. Dev Max Min LOLP 1 22 3197,25 286,453 3372,8 1139,6 0,09315 5 22 3173,22 322,215 3372,8 1469,6 0,08932 10 22 3176,40 324,298 3372,8 1259,6 0,09479 15 22 3176,46 322,606 3372,8 914,8 0,09187 20 22 3176,85 323,116 3372,8 909,6 0,09219 25 22 3180,58 321,899 3372,8 1000 0,09260 Tabel 6 Hasil Simulasi dari Perhitungan Keandalan Sistem Pembangkit yang tidak Terhubung ke PLTS Gen (Unit) Mean St. Dev Max Min LOLP 1 10 3127,06 321,739 3318 1430 0,12329 5 10 3134,59 304,303 3318 1350 0,09863 10 10 3132,19 322,383 3318 820 0,10411 15 10 3141,09 306,439 3318 1350 0,09918 20 10 3131,53 323,534 3318 1250 0,10233 25 10 3128,03 322,779 3318 790 0,10279 LOLP 0.13 0.12 0.11 0.1 0.09 0.08 0.07 0.12329 0.09315 0.09863 0.08932 0.10411 0.09479 0.09918 Gambar 1 Grafik Perbandingan ilai LOLP 0.10233 0.10279 0.09187 0.09219 0.0926 0 5 10 15 20 25 Tanpa PLTS Dengan PLTS Waktu

PROCEEDIG SEMIAR TUGAS AKHIR (2014) 1-6 5 E. Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi Menggunakan Simulasi Monte Carlo Flow chart dari perhitungan untuk memperoleh indeks keandalan sistem jaringan distribusi dapat dilihat di gambar 3. Berdasarkan flow chart tersebut, perhitungan indeks keandalan pada sistem jaringan distribusi didasarkan pada laju kegagalan dan MTTR dari transformator, line dan switch. Dari hasil simulasi pada tabel 7, nilai dari indeks keandalan (SAIFI, SAIDI, CAIDI dan ASAI) berbeda beda setiap iterasinya (). Dari iterasi yang dilakukan, yaitu dari 1 tahun sampai dengan 25 tahun, nilai dari SAIFI, SAIDI, CAIDI dan ASAI menunjukan kecenderungan untuk mencapai konvergensi. Hal ini dikarenakan semakin banyak iterasi yang dilakukan, maka hasil perhitungan akan menjadi lebih akurat dan cenderung mencapai konvergensi. Pada iterasi 25 tahun, nilai SAIFI yang diperoleh, yaitu 36,3605 kali/tahun, nilai SAIDI yang diperoleh, yaitu 4,5679 jam/tahun, nilai CAIDI yang diperoleh, yaitu 0,1256 jam/tahun dan nilai ASAI yang diperoleh, yaitu 0,9995 pu. Dari hasil simulasi pada tabel 8, pada iteasi 25 tahun, nilai SAIFI yang diperoleh, yaitu 35,3906 kali/tahun, nilai SAIDI yang diperoleh, yaitu 4,4642 jam/tahun, nilai CAIDI yang diperoleh, yaitu 0,1261 jam/tahun dan nilai ASAI yang diperoleh, yaitu 0,9995 pu. Berdasarkan grafik pada gambar 2, nilai SAIFI dari sistem jaringan distribusi tanpa PLTS lebih rendah dibandingkan dengan nilai SAIFI dari sistem distribusi dengan PLTS, nilai SAIDI dari sistem jaringan distribusi tanpa PLTS lebih rendah dibandingkan dengan nilai SAIDI dari sistem distribusi dengan PLTS, nilai CAIDI dari sistem jaringan distribusi tanpa PLTS lebih tinggi dibandingkan dengan nilai CAIDI dari sistem distribusi dengan PLTS, nilai ASAI dari sistem jaringan distribusi tanpa PLTS sama dengan nilai ASAI dari sistem distribusi dengan PLTS. ilai SAIFI, SAIDI, CAIDI, ASAI 40 36 32 28 24 20 16 12 8 4 0 36.3605 35.3906 4.5679 4.4642 Gambar 2 Grafik Perbandingan ilai SAIFI, SAIDI, CAIDI, ASAI Start Pengambilan Data Laju Kegagalan dan MTTR dari Transformator, Line dan Switch Iterasi Sebanyak Tahun For = 1 : Tahun Bangkitkan Bilangan Acak 0.1256 0.1261 0.9995 0.9995 SAIFI Dengan PV SAIFI Tanpa PV SAIDI Dengan PV SAIDI Tanpa PV CAIDI Dengan PV CAIDI Tanpa PV ASAI Dengan PV ASAI Tanpa PV 25 Waktu Tabel 7 Hasil Simulasi dari Perhitungan Indeks Keandalan Sistem Jaringan Distribusi dengan Photovoltaic (PLTS) SAIFI (Kali/Tahun) SAIDI CAIDI ASAI (pu) 1 32,6543 3,8272 0,1172 0,9996 5 40,5086 5,0617 0,1250 0,9994 10 34,6272 4,4074 0,1273 0,9995 15 38,9248 4,8477 0,1245 0,9994 20 36,4438 4,6235 0,1269 0,9995 25 36,3605 4,5679 0,1256 0,9995 Tabel 8 Hasil Simulasi dari Perhitungan Indeks Keandalan Sistem Jaringan Distribusi tanpa Photovoltaic (PLTS) SAIFI (Kali/Tahun) SAIDI CAIDI ASAI (pu) Periksa Apakah Ada Trafo yang Gagal? T Periksa Apakah Ada Line yang Gagal? T Periksa Apakah Ada Switch yang Gagal? T Y Catat Jumlah Kegagalan dan Durasi Kegagalan Y Catat Jumlah Kegagalan dan Durasi Kegagalan Y Catat Jumlah Kegagalan dan Durasi Kegagalan 1 39,6790 5,3086 0,1338 0,9994 5 31,2741 3,9012 0,1247 0,9996 10 37,7827 4,7531 0,1258 0,9995 15 33,9687 4,3292 0,1274 0,9995 20 35,3821 4,4198 0,1249 0,9995 25 35,3906 4,4642 0,1261 0,9995 Hitung Indeks Keandalan SAIFI, SAIDI, CAIDI dan ASAI Tampilkan Hasil Stop Gambar 3 Flow Chart Perhitungan Indeks Keandalan

PROCEEDIG SEMIAR TUGAS AKHIR (2014) 1-6 6 F. Upaya dalam Meningkatkan Tingkat Keandalan Upaya dalam meningkatkan tingkat keandalan, yaitu mengurangi frekuensi terjadinya gangguan pada PLTS (Photovoltaic), maka laju kegagalan PLTS (Photovoltaic) juga akan berkurang serta kinerja PLTS (Photovoltaic) menjadi optimal. Dengan mengurangi frekuensi terjadinya kegagalan (laju kegagalan) sampai dengan 12 kali/tahun pada setiap inverter yang berkerja di setiap unit PLTS, maka akan sangat berpengaruh terhadap tingkat keandalan sistem pembangkit. Khusus pada inveter 5 di PLTS unit 1 yang sebelumnya mengalami kerusakan, dianggap sudah beroperasi kembali dengan laju kegagalan yang sudah dikurangi. Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan yang ditunjukan pada tabel 9, diperoleh nilai LOLP, yaitu 0,08723 hari. Dibandingkan dengan nilai LOLP sebelum dilakukan pengurangan terhadap laju kegagalan, nilai LOLP dari hasil simulasi mengalami penurunan sebesar 0,00537 (5,79%) dari nilai LOLP sebelumnya, yaitu 0,09260 hari. Selain itu, daya maksimal (Max) yang dapat dibangkitkan oleh semua pembangkit mengalami peningkatan menjadi 3.378 kw dari sebelumnya sebesar 3372,8 kw. Hal ini menunjukan terjadi peningkatan tingkat keandalan dari sisi sistem pembangkit. Grafik yang menyatakan perbandingan nilai LOLP sebelum dilakukan pengurangan laju kegagalan dan sesudah pengurangan laju kegagalan pada setiap inverter yang ada di setiap PLTS dapat dilihat pada gambar 4. Tabel 9 Hasil Simulasi dari Evaluasi Keandalan Sistem Pembangkit yang Terhubung ke PLTS dengan Laju Kegagalan pada Setiap Inverter Sudah Dikurangi Gen (Unit) Mean St. Dev Max Min LOLP 25 22 3191,07 320,554 3378 854,8 0,08723 ilai LOLP 0.095 0.0925 0.09 0.0875 0.085 Sebelum Sesudah 0.0926 Gambar 4 Grafik Perbandingan LOLP 0.08723 IV. KESIMPULA Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Sistem pembangkit yang terhubung ke PLTS (Photovoltaic) memiliki tingkat keandalan yang lebih baik dari sistem pembangkit yang tidak terhubung ke PLTS (Photovoltaic). 25 Waktu 2. Dengan mengurangi laju kegagalan dari PLTS (Photovoltaic) menjadi 12 kali/tahun untuk setiap inverter, maka terjadi penurunan nilai LOLP sebesar 5,79 % dari nilai LOLP sebelumnya pada sistem pembangkit yang terhubung ke PLTS (Photovoltaic). Hal ini menunjukan bahwa tingkat keandalan dari sistem pembangkit yang terhubung ke PLTS (Photovoltaic) mengalami peningkatan. 3. Sistem jaringan distribusi yang tidak terhubung ke PLTS (Photovoltaic) memiliki tingkat keandalan yang lebih baik dari sistem jaringan distribusi yang terhubung ke PLTS (Photovoltaic). 4. Berdasarkan indikator WCS (World Class Services) yang telah ditetapkan oleh PL dalam memberikan pelayanan kelas dunia kepada pelanggan, yaitu SAIFI 1,65 kali/pelanggan/tahun dan SAIDI 61,43 menit / pelanggan /tahun, tingkat keandalan sistem jaringan distribusi di pulau usa Penida Bali masih belum mencapai indikator tersebut dan perlu adanya upaya dalam meningkatkan tingkat keandalan. DAFTAR PUSTAKA [1] Billinton, Roy. dan Allan, Ronald. 1994. Reliability Evaluation of Power Systems. ew York: Plenum Press. [2] Goetzberger, Adolf. dan Hoffman, Volker. 2005. Photovoltaic Solar Energy Generation. Freiburg: Springer. [3] SPL 59 : 1985. 1985. Keandalan pada Sistem Distribusi 20 kv dan 6 kv. Jakarta: Perusahaan Umum Listrik egara. [4] Billinton, Roy. dan Li, Wenyuan. 1994. Reliability Assessment of Electric Power Systems Using Monte Carlo Methods. ew York: Plenum Press. [5] Kadir, Abdul. 2000. Distribusi dan Utilitas Tenaga Listrik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). [6] Guo-hua, Yang. dan Li Yi. 2011. Study of Reliability of Grid Connected Photovoltaic Power Based on Monte Carlo Method. IEEE Press. [7] Suswanto, Daman. 2009. Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Padang: Penerbit Universitas egeri Padang. [8] Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). 2010. Desain Sistem Pendukung Operasi Jaringan Pembangkit Energi Terbarukan Skala Kecil Tersebar dengan Teknologi Microgrid. Jakarta: BPPT. BIODATA PEULIS Penulis bernama lengkap Philipus Sampeliling Setyo ugroho. Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 24 September 1991. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang terlahir dari pasangan Yulianus Rundu Allo dan Wati ingsih. Penulis ini mengawali pendidikannya di TK Bentara Indonesia Jakarta pada tahun 1996-1997, kemudian melanjutkan ke SD egeri Cipinang Muara 06 Pagi Jakarta pada tahun 1997-2003, kemudian melanjutkan ke SMP egeri 115 Jakarta pada tahun 2003-2006, kemudian melanjutkan ke SMA egeri 54 Jakarta pada tahun 2006-2009. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikannya di Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh opember Surabaya melalui jalur SM-PT dan penulis mengambil bidang studi Teknik Sistem Tenaga. Semasa kuliah, penulis aktif mengikuti berbagai seminar dan pelatihan. Penulis dapat dihubungi melalui email sampeliling09@mhs.ee.its.ac.id.