BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN III.1. Gambaran Umum Perbankan Nasional Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelambagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Fungsi perbankan dalam sistem perekonomian adalah sebagai lembaga intermediary antara masyarakat yang memiliki dana dengan masyarakat yang membutuhkan dana. Di samping itu, perbankan juga menyediakan jasa lalu lintas pembayaran. Perbankan nasional merupakan asset pemerintah dalam pembangunan nasional pada saat sekarang dan yang akan datang. Perbankan nasional yang sehat akan mampu menopang kekuatan perekonomian nasional apalagi di negara yang sedang berkembang seperti halnya Indonesia. Tapi dalam kenyataannya perbankan nasional mengalami masalah cukup berat, bukan saja akibat langsung dari krisis moneter tetapi juga imbas dari kebijakan yang diterapkan oleh BI untuk menyiasati krisis tersebut. Krisis ekonomi yang pada awalnya hanya dipandang sebagai krisis moneter ini banyak menyebabkan perubahan dalam kondisi perbankan di Indonesia, seperti semakin merosotnya tingkat kepercayaan masyarakat baik dalam maupun luar negeri terhadap perbankan di Indonesia. Khususnya sejak pencabutan izin usaha 16 bank oleh pemerintah pada tanggal 1 November 1997 dari jumlah bank yang mencapai 239, pemerintah membekukan kegiatan operasi dari 7 bank yang dianggap tidak memiliki kinerja yang baik, kemudian pada tanggal 13 Maret 1999 terdapat 38 bank yang dilikuidasi, dan meningkatnya 23
jumlah pengangguran. Selain itu pemerintah juga menetapkan untuk menempatkan 7 bank lain di bawah pengawasan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dimana mereka masih tetap dapat beroperasi namun pengelolaannya berada di bawah otoritas BPPN. Hal ini dikarenakan tidak sedikit bank yang memang kurang hati-hati pengelolaannya, mengingkatnya kredit bermasalah, pelanggaran BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit), tidak terpenuhinya ratio LDR, CAR, kecukupan PPAD (Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif) dan lain-lain merupakan persoalan klasik yang mewarnai banyak bank di Indonesia. Selain itu, penurunan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan tersebut terlihat dari pemindahan dana oleh penabung ke bank yang lebih aman baik di dalam maupun di luar negeri. Upaya penyehatan dan pemberdayaan sektor perbankan telah menyita perhatian yang sangat besar, tidak hanya dari segi waktu dan tenaga yang dicurahkan tetapi juga dari segi biaya yang dikeluarkan. Hal ini dikarenakan pentingnya peranan perbankan dalam proses kebangkitan ekonomi secara keseluruhan. Namun demikian, kinerja perbankan menunjukkan kondisi masa peralihan atau awal masa pemulihan dari krisis ekonomi ke arah kondisi perbankan yang lebih sesuai dengan praktik-praktik perbankan yang lebih baik dapat dilakukan antara lain rekapitalisasi bank-bank, restrukturisasi kredit perbankan, pengembangan infrastruktur perbankan, dan penyempurnaan pelaksanaan fungsi pengawasan bank. III.2. Sumber Data, Populasi, dan Sampel III.2.1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung. Sumber data yang digunakan 24
dalam penelitian ini berasal dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia tahun 2004-2008. Sumber penunjang lainnya adalah jurnal-jurnal ilmiah lainnya, berbagai media massa, dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Informasi dan data yang diperoleh dalam penelitian ini dilakukan melalui riset kepustakaan. III.2.2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah kumpulan subyek/obyek yang mempunyai karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang menjadi obyek penelitian. Dalam penelitian ini, populasi yang akan menjadi pengamatan dalam penelitian ini adalah bank umum yang terdapat dalam Bank Indonesia dari tahun 2004-2008. Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dimana populasi harus memenuhi kriteria: Bank-bank tersebut mempunyai laporan keuangan yang lengkap periode pengamatan. Perusahaan tidak mengalami kerugian (dalam posisi laba) selama periode penelitian. Bank-bank tersebut memiliki rasio loan to deposit rasio tidak lebih dari 110% Berdasarkan kriteria-kriteria diatas maka bank yang terpilih sebagai sample adalah: 25
Tabel 3.1 Daftar sampel bank umum No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Nama Bank Bank Victoria Internasional Bank Swadesi Bank Rakyat Indonesia Bank Permata Bank Pan Indonesia Bank OCBC NISP Bank CIMB Niaga Bank Negara Indonesia Bank Mega Bank Mayapada Internasional Bank Mandiri Bank Kesawan Bank Internasional Indonesia Bank Himpunan Saudara 1906 Bank Ekonomi Raharja Bank Danamon Indonesia Bank Central Asia Bank Bumiputera Indonesia Bank Bumi Arta Bank Bukopin Bank Artha Graha Internasional BPD Jambi BPD Jawa Timur BPD Kalimantan Timur Anz Panin Bank Bank ICBC Indonesia Bank Yudha Bhakti BPD Sumatera Selatan Centratama Nasional Bank Bank Lampung BPD Kalimantan Barat Bank Hana Bank Mestika Dharma Bank Sinar harapan Bali III.3. Variabel Penelitian Setelah semua data yang didapat terkumpul, langkah selanjutnya yaitu pengolahan data yang diawali dengan menghitung rasio-rasio yang digunakan. Namun rasio yang digunakan dalam penelitian ini tidak dapat diterapkan sepenuhnya sesuai 26
dengan ketentuan BI karena keterbatasan data yang tersedia. Oleh karena itu, rasio-rasio yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rasio CAMELS yang telah disesuaikan. Rasio-rasio tersebut meliputi Capital Adequacy Ratio (mewakili rasio permodalan), Non Performing Loan (mewakili rasio kualitas aktiva produktif), Return on Asset, Net Interest Margin dan Rasio beban operasi terhadap pendapatan bersih operasi (mewakili rasio rentabilitas) dan Loan to Deposit Rasio (mewakili likuiditas) sedangkan untuk rasio manajemen dan rasio sensitivitas terhadap resiko pasar tidak dilakukan karena adanya keterbatasan data dan dinggap tidak dipublikasikan oleh pihak Bank Indonesia dan bank itu sendiri. Data yang berhubungan dengan aspek tersebut tidak dapat diperoleh hanya dengan mengandalkan dari data publikasi bank, tetapi harus melalui survey kuisioner dan wawancara. Rasio tersebut merupakan variabel independen dan pertumbuhan laba (mewakili kinerja perbankan) merupakan variabel dependen. III.3.1. Variabel Independen Variabel Independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah 1. Capital Adequacy Ratio (CAR) atau kewajiban pemenuhan modal minimum (KPMM) yaitu kewajiban bank umum untuk memenuhi modal minimum sebagaimana yang telah ditetapkan oleh bank Indonesia. Rumus perhitungan CAR yaitu: CAR = Modal Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) 2. NPL (Non Performing Loan), merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kredit yang bermasalah dari total kredit yang disalurkan bank kepada masyarakat. Rumus perhitungan NPL (non performing loan) yaitu: 27
NPL = Total kredit bermasalah Total seluruh kredit 3. ROA (Return on Asset) atau pengembalian atas aktiva. Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba dan melakukan efisiensi secara keseluruhan. Rumus perhitungan ROA (Return on Asset) yaitu: ROA = Laba sebelum pajak Rata-rata total aset 4. NIM (Net Interest Margin), merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih dengan aktiva produktif bank. Rumus perhitungan NIM (Net Interest Margin) yaitu: NIM = Pendapatan bunga bersih Total aktiva produktif 5. BOPO (Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi), merupakan perbandingan antara beban operasional atau biaya intermediasi dengan pendapatan operasional yang diperoleh oleh bank. Rumus perhitungan BOPO yaitu: BOPO = Total beban operasional Total pendapatan operasional 6. LDR (Loan to Deposit Ratio), merupakan perbandingan antara kredit yang disalurkan dengan dana simpanan masyarakat berupa giro, tabungan maupun deposito berjangka. LDR memberikan indikasi mengenai jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Rumus perhitungan LDR yaitu: LDR = Total kredit Dana pihak ketiga 28
III.3.2. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perbankan (dalam penelitian ini diukur dengan pertumbuhan laba). Indikator pertumbuhan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba setelah pajak. Rumus perhitungan pertumbuhan laba adalah : Pertumbuhan laba = Laba tahun ini Laba tahun sebelumnya Laba tahun sebelumnya III.4. Uji Asumsi Klasik Sebelum malakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Hasil asumsi yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar uji asumsi klasik. III.4.1. Pengujian Normalitas data Menurut Dwi Priyatno (2008), pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Model distribusi yang baik harus memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Metode yang digunakan untuk melihat normalitas data adalah analisis grafik, yaitu dengan melihat apakah dalam grafik normal plot, menyebar di sekitar diagonalnya atau menyebar menjauhi garis diagonalnya. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal berarti pola distribusi dinyatakan normal. III.4.2. Pengujian Multikolinearitas Menurut Dwi Priyatno (2008), uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan 29
linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan mengestimasi Variance Inflation Factor (VIF), pada model regresi dari hasil perhitungan SPSS Ver 12.0. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan mendasarkan pada nilai VIF. Jika VIF untuk semua variabel bebas lebih besar dari 5 atau angka tolerance kurang dari 0,2 maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. (h.39) III.4.3. Pengujian Heteroskedastisitas Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedasisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Model yang baik adalah tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Model regresi linear berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian, jika output Scatterplot menunjukkan penyebarn titik-titik data sebagai berikut: Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka nol. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. 30
III.5. Analisis Data Dalam menganalisis pengaruh metode CAMELS terhadap kinerja keuangan, serta untuk menguji hipotesis, akan dilakukan dengan regresi dilakukan secara linear. Penelitian ini menggunakan model analisis koefisien regresi berganda untuk menganalisis pengaruh CAR, NPL, ROA, BOPO, dan LDR terhadap kinerja keuangan (Y) dalam hal ini pertumbuhan laba yang disusun dalam bentuk persamaan berikut : γ= α + β 1 χ 1 + β 2 χ 2 + β 3 χ 3 + β 4 χ 4 + β 5 χ 5 + β 6 χ 6 Keterangan : γ = Kinerja perbankan (Pertumbuhan Laba) α = Koefisien konstanta β 1-6 = Koefisien regresi variable independent χ 1 = CAR (Capital Adequacy Ratios) χ 2 = NPL (Non Performing Loans) χ 3 = ROA ((Return on Asset) χ 4 = NIM (Net Interest Margin) χ 5 = BO/PO (Biaya Operasional/Pendapatan) x 6 = LDR (Loan to Deposit Rasio) Secara terperinci langkah menguji statistik yaitu; 1. Analisis determinasi (R 2 ) Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. R 2 sama dengan 0, maka tidak ada pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya R 2 sama dengan 1, maka ada 31
pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna. 2. Uji Koefisien Regresi secara bersama-sama (Uji F) Pada uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel independen (Y). Tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesis H 0 : H a = 0 (hipotesis nihil) Yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antar variabel bebas (Xi) secara bersama-sama, dengan variabel terikat (Y). H 0 : H a 0 (hipotesis alternatif) Yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (Xi) secara simultan, dengan variabel terikat (Y). b. Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi menggunakan α = 5% (signifikansi 5% atau 0,05) adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian) c. Menentukan F hitung F hitung = R 2 /k (1-R 2 )/ (n-k-1) keterangan : R 2 = Koefisien determinasi n = Jumlah data atau kasus k = jumlah variabel independen 32
Kemudian F hitung dibandingkan dengan F tabel, dengan α = 5% dan degree of freedom (n-1) dan (n-k) d. Kriteria pengujian H 0 diterima bila F hitung < F tabel atau Sig/ probabilitas > 0.05 H 0 ditolak bila F hitung > F tabel atau Sig/ probabilitas < 0.05 3. Uji Koefisien regresi secara parsial (Uji t) Digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Langkahlangkahnya sebagai berikut: a. Membuat formula hipotesis H 0 : H a = 0 (hipotesis nihil) Yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antar variabel bebas (Xi) secara parsial, dengan variabel terikat (Y). H 0 :H a 0 (hipotesis alternatif) Yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (Xi) secara parsial, dengan variabel terikat (Y). b. Menentukan nilai t-tabel yang menggunakan tingkat signifikansi yaitu sebesar 5 %. c. Menentukan t hitung bi t hitung = Sbi keterangan : bi = koefisien regresi variabel i Sbi = Standar error variabel i 33
Setelah nilai t hitung diketahui, langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan antara thitung dengan t tabel dengan α = 5% dan degree of freedom (n-k-1) d. Kriteria pengujian H 0 diterima jika t hitung < t tabel, atau Sig/ probabilitas > 0.05 H 0 ditolak t hitung > t table atau Sig/ probabilitas < 0.05 34
III.6. Langkah-langkah Penelitian Perbankan Laporan Keuangan CAMELS CAR NPL ROA NIM BOPO LDR Kinerja Keuangan Uji Asumsi Klasik Metode Analisis Regresi Uji F Uji T Fhitung < Ftabel Ho diterima Fhitung > Ftabel Ho ditolak Thitung < Ttabel Ho diterima Thitung > Ttabel Ho ditolak Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian pengaruh metode CAMELS terhadap kinerja keuangan perbankan Indonesia 35